Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 161 – 172, Mei 2020 e-ISSN 2621-2978

Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2685-9394

PERTOLONGAN PERTAMA KESEHATAN JIWA PADA SISWA DENGAN MASALAH


PSIKOSOSIAL YANG BERISIKO BUNUH DIRI
Candra Aprilia Kartika, Ahmad Guntur Alfianto*, Mizam Ari Kurniyanti
Program Studi Pendidikan Ners, STIKES Widyagama Husada Malang, Jl. Taman Borobudur Indah No.3a,
Mojolangu, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia 65142
*15589ahmadguntur@gmail.com

ABSTRAK
Masalah psikososial (depresi,ansietas dan stress) pada siswa menyebabkan risiko bunuh diri. Upaya yang
dapat di lakukan segara di sekolah dengan memberikan pertolongan pertama kesehatan jiwa/ mental
health first aid (MHFA) pada siswa yang mengalami masalah psikososial dnegan risiko bunuh diri
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisi pengaruh MHFA terhadap masalah psikososial
dengan risiko bunuh diri di salah satu SMAN Kota Malang. Desain penelitian menggunakan quasi
experimental- pretest-posttest with control group design dengan sampel berjumlah 30 siswa untuk
kelompok intervensi dan 30 siswa untuk kelompok kontrol. tenik pengambilan sampel secara purposive
sampling. instrumen untuk menilai tanda dan gejala psikososial pada remaja menggunakan kuesioner
DASS 42. Nilai Cronbach’ alpha instrumen tersebut adalah 0,942. Uji statistik yang digunakan adalah uji
chi square, uji wilcoxon dan uji mann whitney. Hasi terdapat penurunan masalah psikososial (0.000)
dengan risiko bunuh diri di salah satu SMAN kota Malang. Dan terdapat perbedaan antra kelompok
perlakukan (MHFA) dengan kelompok control terhadap penurunan masalah psikososial dengan risiko
bunuh diri di salah satu SMAN kota Malang.

Kata kunci : mental health first aid; psikososial; bunuh diri; siswa

Mental Health First Aid in Students with Psychosocial Problems Have Suicide’s Risk

ABSTRACT
Psychosocial problems (depression, anxiety and stress) in students causes to the risk of suicide. The effort
can be done in school by providing first aid mental health First aid (MHFA) in students who have
psychosocial problems with the risk of suicide. The purpose of this research is to analyze the influence of
MHFA on psychosocial problems with the risk of suicide in one of the Malang High School. The research
design uses an experimental-pretest-posttest with control group design with a sample totalling 30 students
for the intervention group and 30 students for the control group. The sampling technique is used a
purposive sampling . Instruments to assess psychosocial signs and symptoms in adolescents using the
DASS 42 questionnaire. The Cronbach ’alpha value of the instrument is 0,942. The statistical tests used
were Chi-square test, Wilcoxon test and Mann Whitney Test. The results is a decline in psychosocial
problems (0.000) with the risk of suicide in one of the Malang High School. And there is a difference
between the treatment group (MHFA) with the control group against the decline of psychosocial problems
with suicide risk in one of the Malang High School.

Keywords: mental health first aid; psychosocial; suicide; students

PENDAHULUAN dan depresi (Fathonah, Hernawaty, & Fitria,


Usia sekolah dan remaja (siswa) sering 2017). Surva tahun 2018 menyebutkan
mengalami perubahan psikososial seperti bahwa masalah psikososial remaja di
kognitif, psikologis, sosial, dan biologis. Indonesia 6,1% usia 15 tahun mengalami
Perkembangan psikososial tersebut depresi dan 9,8% mengalami gangguan
berdampak pada siswa seperti cemas, stres emosional. Penduduk Indonesia yang

161
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

menjalani pengobatan medis karena depersi jiwa/mental health first aid (MHFA) pada
adalah 9% sedangkan 91% tidak melakukan siswa yang memiliki masalah psikososial
pengobatan (Riskesdas, 2018). yang menyebabkan risiko bunuh diri (Ross,
Kelly, & Jorm, 2014).
Masalah psikososial pada siswa diakibatkan
seperti faktor korban bullying di sekolah Intervensi MHFA juga dapat dilakukan oleh
atau teman sebayanya, adaptasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk
lingkungan baru, tekanan psikologis dari meningkatkan pengetahuan tentang
orang lain, masalah ekonomi keluarga kesehatan jiwa, menurunkan sikap negatif
hingga masalah dalam keluarga atau teman pada diri seseorang hingga merubah perilaku
sebayanya (Rivas-Drake et al., 2014). seseorang untuk menjaga kesehatan jiwa di
Masalah-masalah psikososial tersebut masyarakat (Hadlaczky, Hökby, Mkrtchian,
berdampak buruk bagi siswa salah satunya Carli, & Wasserman, 2014). Berdasarkan
adalah risiko bunuh diri (Batty et al., 2018). masalah tersebut penelitian ini bertujuan
Peneliti melakukan screening menggunakan untuk menganalisis efektifitas MHFA
alat ukur (Horowitz et al., 2012)(ASQ) di sebagai pertolongan pertama siswa dengan
salah satu sekolah menengah atas negeri masalah psikososial dengan risiko bunuh diri
(SMAN) di kota Malang didapatkan hasil pada remaja di salah satu SMAN Kota
sebanyak 40% siswa mengalami acute Malang. Penelitian ini termasuk jenis
positive screen atau risiko bunuh diri dari penelitian eksperimen dengan menggunakan
150 (100%) siswa di SMAN tersebut. Selain metode Quasi Eksperimental.
itu 5 siswa yang di wawancarai oleh peneliti
menyebutkan bahwa dirinya sering di bully METODE
oleh teman sebayanya dan seniornya, Penelitian ini menggunakan desain
penyebabnya bervariasi seperti berebut penelitian quasi experimental dengan
pacar, persaingan prestasi, hingga pendekatan pretest-posttest with control
berkeinginan menjadi terkenal di lingkungan group design. Populasi dalam penelitian ini
sekolahnya. Selain itu siswa mengeluh adalah siswa-siswi yang memiliki masalah
terkadang susah tidur, sering menyendiri, psikososial dengan risiko bunuh diri di salah
nafsu makan menurun, stres, sering marah, satu SMAN kota Malang. Teknik sampling
memiliki pikiran negatif kepada orang lain yang digunakan adalah purposive sampling
hingga berkeinginan bunuh diri. dengan jumlah sampel sebanyak 60
responden. kriteria inklusi antara lain siswa-
Pendekatan sekolah sehat jiwa salah satunya siswi yang memiliki risiko bunuh diri yang
sebagai upaya menurunkan masalah sebelumnya di screening menggunakan ASQ
psikososial pada remaja di lingkungan (Horowitz et al., 2012), Siswa siswi yang
sekolah. Sekolah sehat jiwa tersebut dapat di memiliki masalah psikososial dan berisiko
bentuk melalui unit kesehatan sehat jiwa. bunuh diri seperti gangguan tidur, sering
(Guntur et al., 2019). Upaya yang dapat berfikir negatif, stress, cemas, marah-marah
dilakukan di sekolah sehat jiwa dengan tanpa sebab, menyendiri, sulit makan hingga
melakukan konseling perawat dengan siswa gejala depresi.
yang mengalami masalah psikososial yang
dapat menyebabkan risiko bunuh diri. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
SMAN di kota Malang tersebut tidak menggunakan kuesioner Depresion, Anxiety,
memiliki progam sekolah sehat jiwa, and Stress Scale 4)(DASS 42). DASS 42
sehingga upaya segara yang dapat dilakukan terdiri dari 42 pertanyaan yang terbagi dalam
berupa pertolongan pertama kesehatan 3 indikator status emosional. Status

162
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

emosional tersebut adalah depresi, cemas masalah dari siswa tersebut, tahap ketiga
dan stres. Masing-masing indikator terdiri memberikan dukungan dan informasi
dari 14 pertanyaan dengan menggunakan tentang masalah psikososial yang dapat
skala likert. Pilihan jawaban dari skala likert menyebabkan bunuh diri, tahap ke empat
tersebut adalah tidak pernah merasakan, membantu siswa-siswi yang memiliki
kadang-kadang, sering, sering sekali. masalah psikososial dengan upaya bunuh
diri. Diakhir kegiatan responden mengisi
Hasil dari Kuisioner DASS 42 memiliki skor kuesioner DASS 42. Pada kelompok kontrol
yang berbeda setiap item. Pada item depresi responden mengisi kuesioner DASS 42
dalam rentang normal memiliki skor 0-9, (pretest), kemudian responden mengisi
ringan 10-13, Sedang 14-20, Berat 21-27 kuesioner DASS 42 (posttest) dan akhir
dan Sangat berat memiliki skor yang lebih kegiatan diberikan MHFA sesuai tahapan
dari 28. Pada item Ansietas/cemas dalam pada kelompok perlakuan.
rentang normal memiliki skor 0-7, ringan 8-
9, Sedang 10-14, Berat 15-19 dan Sangat Analisia data menggunakan uji univariat dan
berat memiliki skor yang lebih dari 20. Dan bivariat. Analisis univariat mengunakan uji
Pada item Stres dalam rentang normal chi-square. Analisis Bivariat dilakukan uji
memiliki skor 0-14, ringan 15-18, Sedang beda pretest dan posttest pada masing-
19-25, Berat 26-33 dan Sangat berat masing kelompok dengan menggunakan uji
memiliki skor yang lebih dari 34. DASS 42 Wilcoxon test. Sedangkan untuk
memiliki Nilai Cronbach’s Alpha 0,85 membandingkan perbedaan pengaruh antara
dalam bahasa inggris (Basha & Kaya, 2016). kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
Sedangkan DASS 42 sudah diterjemahkan menggunkan uji mann-whitney. Persetujuan
kedalam bahasa Indonesia dengan nilai dan kelayakan etik penelitian ini
Cronbach’s Alpha 0,942. dilakasanakan di Health Research Ethics
Committee STIKES DR. Soebandi Jember.
Metode pengumpulan data dengan
melakukan screening menggunakan ASQ HASIL
kepada 150 siswa-siswi di salah satu SMAN Tabel 1 diketahui bahwa distribusi
Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan responden menurut usia pada kelompok
dari bulan Desember 2019 hingga Maret perlakuan dan kelompok kontrol sebagian
2020. Hasil yang di dapatkan 60 (40%) besar adalah pada usia remaja akhir (16-24
siswa-siswi memiliki risiko bunuh diri. 60 tahun), yaitu pada kelompok perlakuan
siswa-sisiwi tersebut terbagi menjadi 2 sebanyak 18 responden (60%) dan pada
kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebanyak 24 responden
kelompok kontrol. Prosedur pengumpulan (80%). Pada distribusi responden menurut
data dilakukan pada kelompok perlakuan jenis kelamin sebagian besar adalah
yaitu responden mengisi kuesioner DASS perempuan, yaitu pada kelompok perlakuan
42. 17 responden (56,7%) dan pada kelompok
kontrol 20 responden (66,7%).
MHFA diberikan kepada kelompok
perlakuan dengan 4 tahap. Tahap Gambaran penyebab masalah psikososial
pengambilan data pada penelitian ini responden sebagian besar adalah faktor
mendekati siswa yang memiliki masalah Adapatasi dengan lingkungan baru sebanyak
psikososial dengan risiko bunuh diri, menilai 13 responden pada kelompok perlakuan
dan membantu dalam kondisi krisis, tahap (43.3%) dan bullying sebanyak 13 responden
kedua mendegarkan tanpa menghakimi pada kelompok kontrol (43,3).

163
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 2 hasil analisis statistik Wilcoxon pada Tabel 3 hasil analisis statistik Wilcoxon pada
kelompok perlakuan menunjukkan nilai p kelompok perlakuan menunjukkan nilai p
value= 0.000 yang berarti <0,05. Artinya value= 0.000 yang berarti <0,05. Artinya
terdapat pengaruh MHFA terhadap masalah terdapat pengaruh MHFA terhadap masalah
psikososial depresi. Sedangkan pada psikososial ansietas/cemas. Sedangkan pada
kelompok kontrol mendapatkan nilai p value kelompok kontrol mendapatkan nilai p value
= 0.522 yang berarti >0.05, artinya tidak = 0.864 yang berarti >0.05, artinya tidak
terdapat pengaruh MHFA terhadap masalah terdapat pengaruh MHFA terhadap masalah
psikososial depresi. psikososial ansietas/cemas.

Tabel 1.
Analisis karakteristik responden yang memiliki masalah psikososial dengan risiko bunuh diri
(n=60)
Variabel kategori Kelompok perlakuan Kelompok kontrol
f % f % p
Usia Remaja awal 12 40 6 20 0.040
(12-15 tahun)
Remaja akhir 18 60 24 80
(16-24 tahun)
Jenis Laki-laki 13 33.3 10 33.3 0.565
Kelamin
Perempuan 17 56.7 20 66.7
Penyebab Perceraian orang tua 4 13.3 6 20
Adaptasi lingkungan 13 43.3 6 20 0.423
baru
Tekanan akademik 4 13.3 5 16.7
Bullying 9 30 13 43.3

Tabel 2.
Perbedaan MHFA terhadap masalah psikososial (depresi) pada siswa dengan risiko bunuh diri
(n=60)
Kelompok Indicator indikator N Variabel mean t p
Perlakuan Depresi Normal 23
Ringan 5 Pretest 12.60 5.07
Sedang 2 Posttest 4.87 4.40 0.000
Berat 0
Sangat Berat 0
Kontrol Depresi Normal 11
Ringan 2 Pretest 14.23 8.04
Sedang 6 Posttest 12.40 7.03 0.522
Berat 5
Sangat berat 1

164
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 3.
Perbedaan MHFA terhadap masalah psikososial (Ansietas/cemas) pada siswa dengan risiko
bunuh diri (n=60)
Kelompok indikator indikator n Variabel mean t p
Perlakuan Ansietas/cemas Normal 23
Ringan 1 pretest 12.00 6.00
Sedang 4 posttest 5.13 4.40 0.000
Berat 0
Sangat Berat 1
Kontrol Ansietas/cemas Normal 7
Ringan 9 pretest 10.70 5.52
Sedang 9 posttest 10.23 4.59 0.864
Berat 4
Sangat berat 1

Tabel 4.
Perbedaan MHFA terhadap masalah psikososial (Stres) pada siswa dengan risiko bunuh diri
(n=60)
Kelompok indikator indikator n Variabel mean t p
Perlakuan Stress Normal 27
Ringan 2 pretest 12.13 7.44
Sedang 0 posttest 7.40 6.45 0.000
Berat 1
Sangat Berat 0
Kontrol Stress Normal 6
Ringan 10 pretest 18.67 5.85
Sedang 8 posttest 18.57 7.18 0.793
Berat 4
Sangat berat 2

Tabel 5.
Perbedaan efektifitas MHFA (kelompok perlakuan) dengan kelompok kontrol pada siswa yang
memiliki masalah psikososial (Depresi) dengan risiko bunuh diri
Kelompok n median Min-max Mean±Std,Dev Uji Mann Whitney
U P
Perlakuan 30 4.00 0-15 20.50±4.400 150.00 0.000
Kontrol 30 11.50 4-30 40.50±7.030

Tabel 6.
Perbedaan efektifitas MHFA (kelompok perlakuan) dengan kelompok kontrol pada siswa yang
memiliki masalah psikososial (Ansietas/cemas) dengan risiko bunuh diri
Kelompok n median Min-max Mean±Std,Dev Uji Mann Whitney
U P
Perlakuan 30 4.00 0-22 21.08±4.710 167.500 0.000
Kontrol 30 9.00 2-22 39.92±4.591

165
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 7.
Perbedaan efektifitas MHFA (kelompok perlakuan) dengan kelompok kontrol pada siswa yang
memiliki masalah psikososial (Stres) dengan risiko bunuh diri disalah satu SMAN Kota Malang
Kelompok n median Min-max Mean±Std,D Uji Mann Whitney
ev U P

Perlakuan 30 5.50 0-32 18.38±6.452 86.500 0.000


Kontrol 30 18.00 5-35 42.62±7.176

Tabel 4 hasil analisis statistik Wilcoxon pada wilcoxon memiliki nilai pengaruh pada
kelompok perlakuan menunjukkan nilai p masalah psikososial dengan risiko bunuh diri
value= 0.000 yang berarti <0,05. Artinya di salah satu SMAN Kota Malang. Dan
terdapat pengaruh MHFA terhadap masalah sebaliknya pada kelompok kontrol di uji
psikososial stres. Sedangkan pada kelompok secara statatitik tidak memiliki pengaruh
kontrol mendapatkan nilai p value = 0.793 terhadap masalah psikososial dengan risiko
yang berarti >0.05, artinya tidak terdapat bunuh diri pada siswa di salah satu SMAN
pengaruh MHFA terhadap masalah kota Malang. Selain itu antara kelompok
psikososial stres. perlakuan dan kelompok kontrol memiliki
perbedaan setelah di uji secara statistik
Tabel 5 hasil analisis Uji statistik Mann- dengan uji mann-whitney.
Whitney didapatkan nilai p value= 0.000
yang berarti <0.05, artinya terdapat PEMBAHASAN
perbedaan pengaruh MHFA terhadap Masalah psikososial seperti depresi,
masalah psikososial depresi antara kelompok ansietas/cemas dan stres sering dialami oleh
perlakuan dan kelompok kontrol setelah seseorang di usia sekolah/remaja. Masalah
diberikan perlakuan. tersebut bersumber dari individu,
komunitas/teman sebayanya, keluarga.
Tabel 6 hasil analisis Uji statistik Mann- Penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja
Whitney didapatkan nilai p value= 0.000 (Zhang, 2015). Masalah psikososial tersebut
yang berarti <0.05, artinya terdapat dapat berdampak masalah risiko bunuh diri.
perbedaan pengaruh MHFA terhadap Risiko bunuh diri diakibatkan oleh stressor
masalah psikososial ansietas/cemas antara kehidupan, lingkungan dan psikologis, hal
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tersebut menyebabkan seseorang dengan
setelah diberikan perlakuan. adanya stressor dapat berkeinginan bunuh
diri (Nock et al., 2013). Faktor seseorang
Tabel 7 hasil analisis Uji statistik Mann- untuk melakukan bunuh diri tidak hanya dari
Whitney didapatkan nilai p value= 0.000 faktor psikososial saja namun beberapa
yang berarti <0.05, artinya terdapat faktor juga mempengaruhi penyabab bunuh
perbedaan pengaruh MHFA terhadap diri seperti faktor keluarga, lingkungan,
masalah psikososial stres antara kelompok fisik, riwayat bunuh diri sebelumnya dan
perlakuan dan kelompok kontrol setelah orientasi seksual (Stuart, 2013).
diberikan perlakuan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa karakteristik responden Menurut Asante dkk (2017) menyebutkan
tidak mempengaruhi variabel MHFA hal bahwa risiko bunuh diri akan semakin
tersebut sesuai dengan uji chi-square meningkat pada jenjang usia yang lebih
(p<0.005). Hasil pada kelompok perlakuan tinggi. Persentase ide bunuh diri, rencana
dengan menggunakan uji statistik uji bunuh diri dan percobaan bunuh diri

166
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

memiliki persentase tinggi di usia 17 tahun (49%). Kejadian depresi pada remaja sebesar
dan 18 tahun ke atas (Oppong Asante, 39% dan remaja yang tidak mengalami
Kugbey, Osafo, Quarshie, & Sarfo, 2017). depresi sebesar 61%. Penelitian ini
Pernyataan tersebut diperkuat dalam menemukan hubungan antara bullying
penelitian ini menunjukkan usia terbanyak dengan depresi pada remaja diperoleh nilai
yang terindikasi mengalami risiko bunuh diri RP 1,57 (95%CI 1,10-2,22) dan p=0,009.
dan menjadi responden penelitian adalah Remaja yang menjadi korban bullying
usia remaja akhir (16-24 tahun) sebanyak 18 berpeluang 1,5 kali lebih besar mengalami
responden (60%) dan pada kelompok kontrol depresi dibandingkan dengan remaja yang
sebanyak 24 responden (80%). tidak mengalami bullying. Berbagai bentuk
stresor dapat memicu terjadinya depresi,
Masalah psikososial pada remaja bisa ansietas, dan stres pada anak usia sekolah.
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, Hal ini dapat berupa stresor yang berasal
berhubungan dengan orangtua, akademik, dari keluarga, lingkungan sekolah, baik itu
dan teman sebaya. Masalah psikososial stresor dari kegiatan akademik, guru maupun
sering juga timbul karena merasa tidak aman teman-teman sekolahnya.
dalam berteman dan ketakutan akan di tolak
dalam pergaulan yang sering disebut dengan Upaya sebagai intervensi awal yang dapat
bullying. Pernyataan tersebut sesuai dengan dilakukan untuk mencegah masalah
penelitian (Khoirunnisa, Maula, & Arwen, psikososial di lingkungan sekolah atau di
2018) yang menguji Hubungan Tindakan usia sekolah dengan pendekatan spiritual
Bullying dengan Tingkat Kecemasan pada untuk mencegah bunuh diri (Sansone &
Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wiederman, 2015), Konseling kepada siswa
PGRI 1 Tangerang dengan jumlah responden jika memiliki masalah psikososial berupa
155 didapatkan hasil bahwa hasil uji statistik psikoedukasi dan cognitive behavior therapy
yaitu memperoleh nilai p=0,033 kurang dari (Wittouck, Van Autreve, Portzky, & van
nilai α=0,05, maka dapat disimpulkan ada Heeringen, 2014) dan sekolah dapat
hubungan tindakan bullying dengan tingkat menerpakan program sekolah sehat jiwa
kecemasan pada pelajar SMK PGRI 1 melalui pembentukan unit kesehatan sekolah
Tangerang. Diperoleh hasil bahwa korban sehat jiwa (UKSJ). Karena dengan
bullying yang mengalami ansietas atau terbentuknya UKSJ dapat meningkatkan
masalah psikosial sebanyak 56 responden pengetahuan siswa dalam mengenal tanda
(70%) yang mana kecemasan termasuk gejala psikosis awal (Alfianto & Safitri,
dalam masalah psikososial yang dapat 2019).
dialami oleh remaja.
MHFA merupakan intervensi masalah
Dalam penelitian ini penyebab masalah psikososial yang digunakan untuk orang
psikososial seperti depresi, ansietas, dan awam dalam menghadapi reaksi masalah
stres adalah Bullying yaitu sebanyak 13 kesehatan jiwa. MHFA mengajarkan orang
responden (43.3%) pada kelompok awam untuk mengenali dan mengidentifikasi
perlakuan dan kelompok kontrol memiliki awal masalah kesehatan jiwa dan
hasil yang sama yaitu 13 responden (43.3%). memotivasi seseorang untuk mencari sumber
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Marela, daya atau perawatan yang memadai (Jorm,
Wahab, & Marchira, 2017) yang 2012). MHFA juga bertujuan untuk
mendapatkan hasil bahwa Kejadian bullying meningkatkan literasi kesehatan jiwa,
pada remaja SMA sangat tinggi, sebagian mengurangi stigma terhadap individu
besar dari remaja mengalami bullying dengan masalah kesehatan jiwa (Hart,

167
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Mason, Kelly, Cvetkovski, & Jorm, 2016). Depresi, Ansietas, dan Stres pada remaja
Menurut penelitian (Hart, Cropper, Morgan, dengan responden sebanyak 50 responden.
Kelly, & Jorm, 2019) Mental Health First Penelitian ini mendapatkan hasil uji
Aid dapat meningkatkan kesehatan jiwa pada independent sample t test pada kelompok
remaja, dimana dengan MHFA diberikan perlakuan dan kelompok kontrol setelah
solusi dalam mengatasi gangguan mental diberikan intervensi Expressive Writing
yang dialami dan juga diberikan langkah- Therapy didapatkan p value 0,005 Artinya
langkah dalam mencari bantuan profesional terdapat perbedaan yang bermakna antara
sesuai tanda dan gejala yang dialami. Dalam skor rata-rata depresi pada kelompok
MHFA juga memberikan pendidikan perlakuan dan kelompok kontrol setelah
kesehatan terkait kesehatan jiwa sehingga diberikan intervensi expressive writing
MHFA dapat mencegah perilaku yang herapy. Sedangkan hasil uji mann-whitney
mengarah pada risiko bunuh diri pada pada kelompok perlakuan dan kelompok
remaja. kontrol setelah diberikan intervensi
expressive writing therapy di dapatkan p
Hasil penelitian didapatkan bahwa setelah value 0,001. Artinya terdapat perbedaan
diberikan intervensi MHFA terhadap tanda yang bermakna antara skor rata-rata cemas
dan gejala psikososial Depresi, pada kelompok perlakuan dan kelompok
ansietas/cemas, dan stres pada kelompok kontrol setelah diberikan intervensi
intervensi yang di analisis menggunakan uji expressive writing therapy. Pada variabel
statistik Wilcoxon masing-masing stress hasil uji mann-whitney pada kelompok
mendapatkan nilai p value= 0.000 yang perlakuan dan kelompok kontrol setelah
berarti <0.05, sehingga dapat disimpulkan diberikan intervensi expressive writing
bahwa terdapat Pengaruh terapi MHFA therapy didapatkan p value 0,001. Artinya
terhadap Tanda dan Gejala Psikososial. terdapat perbedaan yang bermakna antara
Sedangkan pada kelompok kontrol tanda dan skor rata-rata stres pada kelompok perlakuan
gejala depresi didapatkan nilai p value= dan kelompok kontrol setelah diberikan
0.522, ansietas didapatkan nilai p value= intervensi expressive writing therapy.
0.864, stres didapatkan nilai p value= 0.793
yang berarti >0.05, sehingga dapat Mental Health First Aid dapat meningkatkan
disimpulkan bahwa tidak terdapat Pengaruh kesehatan jiwa pada remaja, dimana dengan
terapi MHFA terhadap Tanda dan Gejala MHFA diberikan solusi dalam mengatasi
Psikososial. gangguan mental yang dialami dan juga
diberikan langkah-langkah dalam mencari
Berdasarkan pada uji statistik Mann- bantuan profesional sesuai tanda dan gejala
Whiteney, kedua kelompok untuk Perbedaan yang dialami. Dalam MHFA juga
efektifitas MHFA masalah psikososial memberikan pendidikan kesehatan terkait
depresi, ansietas/cemas, dan stres masing- kesehatan jiwa sehingga MHFA dapat
masing mendapatkan nilai p value= 0.000 mencegah perilaku yang mengarah pada
yang berarti <0.05, artinya dapat risiko bunuh diri pada remaja. (Hart et al.,
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan 2019).
efektifitas MHFA terhadap masalah
psikososial antara kelompok perlakuan dan MHFA sebagai intervensi awal yang dapat
kelompok kontrol. Penelitian ini sejalan diberikan secara langsung dan sebagai
dengan (Danarti & Sugiarto, Angga, 2018) intervensi yang tepat di gunakan oleh tenaga
studi ini menguji Pengaruh Expressive kesehatan yang terdapat di sekolah tersebut.
Writing Therapy terhadap Penurunan Sehingga progam MHFA ini dapat di

168
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

implementasikan kepada tenaga kesehatan R., Shipley, M., Whitley, E., &
atau Unit kesehatan sekolah (UKS) untuk Gunnell, D. (2018). Psychosocial
mengurangi masalah kesehatan jiwa pada characteristics as potential predictors
siswa. Tenaga kesehatan disekolah tersebut of suicide in adults: An overview of
sebelum mengimplementasikan harus di the evidence with new results from
lakukan pelatihan tentang MHFA tersebut, prospective cohort studies /692/699
sehingga tenaga kesehatan yang memiliki /631/477/2811 review-article. In
tanggung jawab dalam mencegah ataupun Translational Psychiatry.
mengobati siswa di sekolah mampu https://doi.org/10.1038/s41398-017-
memberikan pertolongan pertama psikologis 0072-8
dengan baik dan benar.
Danarti, N. K., & Sugiarto, Angga, S.
SIMPULAN (2018). Pengaruh Expressive Writing
Karakteristik siswa yang memiliki masalah Therapy Terhadap Penurunan Depresi,
psikososial dengan risiko bunuh diri di salah Ansietas dan stress pada remaja.
satu SMAN kota Malang pada umumnya Journal Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(1),
berada di usia remaja akhir, jenis kelamin 48–61.
pada umumnya perempuan dan penyebab http://dx.doi.org/10.32584/jikj.v1i1.27
masalah psikososial dengan risiko bunuh diri
adalah bullying. MHFA mampu mengurangi Fathonah, D. Y., Hernawaty, T., & Fitria, N.
masalah psikososial (Depresi, (2017). Respon Psikososial Siswa
Ansietas/cemas dan stres) dengan risiko Asrama Di Bina Siswa Sma Plus
bunuh diri pada siswa di salah satu SMAN Cisarua Jawa Barat. Jurnal Pendidikan
Kota Malang. Terdapat perbedaan antara Keperawatan Indonesia.
kelompok perlakuan (MHFA) dengan https://doi.org/10.17509/jpki.v3i1.748
kelompok kontrol dalam mengurangi 7
masalah psikososial dengan risiko bunuh diri
di salah satu SMAN kota Malang. G Alfianto, A., R.N, F., S Wati, L., & N
Size, J. M. (2019). Unit Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Sekolah Sehat Jiwa (Uks Haji)
Alfianto, A. G., & Safitri, A. (2019). Efikasi (Program Pengabdian
Diri Siswa dengan Tanda Gejala Masyarakat/Iptek Bagi Masyarakat).
Psikosis Awal dalam Mencari Bantuan https://doi.org/10.32528/psn.v0i0.1729
Melalui Usaha Kesehatan Sekolah
Hadlaczky, G., Hökby, S., Mkrtchian, A.,
Jiwa. JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan).
Carli, V., & Wasserman, D. (2014).
https://doi.org/10.33006/ji-
Mental health first aid is an effective
kes.v3i1.123
public health intervention for
Basha, E., & Kaya, M. (2016). Depression, improving knowledge, attitudes, and
Anxiety and Stress Scale (DASS): The behaviour: A meta-analysis.
Study of Validity and Reliability. International Review of Psychiatry.
Universal Journal of Educational https://doi.org/10.3109/09540261.2014
Research. .924910
https://doi.org/10.13189/ujer.2016.041
Hart, L. M., Cropper, P., Morgan, A. J.,
202
Kelly, C. M., & Jorm, A. F. (2019).
Batty, G. D., Kivimäki, M., Bell, S., Gale, C. teen Mental Health First Aid as a

169
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

school-based intervention for Schoenbaum, M., Stanley, B., &


improving peer support of adolescents Ursano, R. J. (2013). Suicide among
at risk of suicide: Outcomes from a soldiers: A review of psychosocial risk
cluster randomised crossover trial. and protective factors. Psychiatry
Australian and New Zealand Journal (New York).
of Psychiatry, 00(0). https://doi.org/10.1521/psyc.2013.76.2
https://doi.org/10.1177/000486741988 .97
5450
Marela, G., Wahab, A., & Marchira, C. R.
Hart, L. M., Mason, R. J., Kelly, C. M., (2017). Bullying verbal menyebabkan
Cvetkovski, S., & Jorm, A. F. (2016). depresi remaja SMA Kota Yogyakarta.
“teen Mental Health First Aid”: A Berita Kedokteran Masyarakat, 33(1),
description of the program and an 43. https://doi.org/10.22146/bkm.8183.
initial evaluation. International
Journal of Mental Health Systems. Oppong Asante, K., Kugbey, N., Osafo, J.,
https://doi.org/10.1186/s13033-016- Quarshie, E. N. B., & Sarfo, J. O.
0034-1 (2017). The prevalence and correlates
of suicidal behaviours (ideation, plan
Horowitz, L. M., Bridge, J. A., Teach, S. J., and attempt) among adolescents in
Ballard, E., Klima, J., Rosenstein, D. senior high schools in Ghana. SSM -
L., Wharff, E. A., Ginnis, K., Cannon, Population Health, 3(February), 427–
E., Joshi, P., & Pao, M. (2012). Ask 434.
Suicide-Screening Questions (ASQ). https://doi.org/10.1016/j.ssmph.2017.0
Archives of Pediatrics & Adolescent 5.005.
Medicine.
https://doi.org/10.1001/archpediatrics. Riskesdas 2018. (2018). Hasil Utama Riset
2012.1276 Kesehatan Dasar. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Jorm, A. F. (2012). Mental health literacy; https://doi.org/1 Desember 2013
empowering the community to take
action for better mental health. Rivas-Drake, D., Seaton, E. K., Markstrom,
American Psychologist. C., Quintana, S., Syed, M., Lee, R. M.,
https://doi.org/10.1037/a0025957. Schwartz, S. J., Umaña-Taylor, A. J.,
French, S., Yip, T., Cross, W. E.,
Khoirunnisa, M. L., Maula, L. H., & Arwen, Knight, G. P., & Sellers, R. M. (2014).
D. (2018). Hubungan Tindakan Ethnic and Racial Identity in
Bullying Dengan Tingkat Kecemasan Adolescence: Implications for
Pada Pelajar Sekolah Menengah Psychosocial, Academic, and Health
Kejuruan (Smk) Pgri 1 Tangerang. Outcomes. Child Development.
Jurnal JKFT, 3(2), 59. https://doi.org/10.1111/cdev.12200
https://doi.org/10.31000/jkft.v3i2.1286
. Ross, A. M., Kelly, C. M., & Jorm, A. F.
(2014). Re-development of mental
Nock, M. K., Deming, C. A., Fullerton, C. health first aid guidelines for suicidal
S., Gilman, S. E., Goldenberg, M., ideation and behaviour: A delphi
Kessler, R. C., McCarroll, J. E., study. BMC Psychiatry.
McLaughlin, K. A., Peterson, C., https://doi.org/10.1186/s12888-014-

170
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

0241-8

Sansone, R. A., & Wiederman, M. W.


(2015). Religiosity/spirituality:
Relationships with non-suicidal self-
harm behaviors and attempted suicide.
International Journal of Social
Psychiatry.
https://doi.org/10.1177/002076401557
9738

Stuart, G. W. (2013). Principle and practice


of Psychiatric nursing, 10th Edition. In
St. Louis.

Wittouck, C., Van Autreve, S., Portzky, G.,


& van Heeringen, K. (2014). A CBT-
based psychoeducational intervention
for suicide survivors: A cluster
randomized controlled study. Crisis.
https://doi.org/10.1027/0227-
5910/a000252

Zhang, L. fang. (2015). Erikson’s Theory of


Psychosocial Development. In
International Encyclopedia of the
Social & Behavioral Sciences: Second
Edition. https://doi.org/10.1016/B978-
0-08-097086-8.23200-5

171
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 2, Hal 160 – 172, Mei 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

172

Anda mungkin juga menyukai