Anda di halaman 1dari 21

REVIEW

JURNAL
NASIONAL

KELOMPOK 3
Halaman 2

ANGGOTA KELOMPOK

Andhinia Putri Masayu Aqillia Nida Aulia Rahma Noviyanti Fitri Razita Shabrina Filza
Mahadika Salsabilah Armah
Halaman 1

EMOTIONAL INTELLIGENCE DAN STRES


PADA MAHASISWA YANG MENGALAMI
QUARTER-LIFE CRISIS
oleh: Aristawati, A.,Meiyuntariningsih, T.,Cahya, F., Putri, A.

nama jurnal : jurnal psikologi konseling


volume : Vol. 19 No. 2,
Halaman : hal. 1036-1046
tahun: 2001
Halaman 3

PERMASALAHAN
Adanya hubungan negatif antara tingkat emotional
intelligence dengan tingkat stres pada mahasiswa
yang mengalami quarter life crisis.
Halaman 4

TUJUAN PENELITIAN
mengetahui hubungan antara tingkat emotional
intelligence dengan tingkat stres pada
mahasiswa yang mengalami quarter life crisis
Halaman 5

SUMBER DATA
Skala Stress

Skala Emotional Intellegence


Halaman 6

METODE PENELITIAN
1. Metode kuantitatif korelasi
Subjek dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling sehingga
didapatkan subjek sebanyak 100 orang mahasiswa yang berusia antara 20 hingga 30
tahun dan belum menikah. Data dikumpulkan melalui 2 macam skala, yaitu skala stres
dan skala emotional intelligence.

2. Data Analisis
Menggunakan bantuan program Statistic Package for Social Science 25 for
Windows version dengan teknik korelasi product moment.
Halaman 7

HASIL PENELITIAN
Menunjukan tingginya tingkat emotional intelligence
pada mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis,
maka semakin rendah tingkat stresnya Sedangkan,
rendahnya tingkat emotional intelligence pada
mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis, maka
semakin tinggi tingkat stresnya.
Halaman 8

KELEBIHAN PENELITIAN
Subjek penelitian yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, sehingga
dapat memperoleh sampel yang representatif dan relevan dengan tujuan
penelitian. Hasil penelitian dapat memberikan saran dan rekomendasi yang
berguna bagi mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis, orang tua, dan
pendidik.
Halaman 9

KEKURANGAN PENELITIAN
Subjek penelitian hanya terbatas pada mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis
dan belum menikah, sehingga generalisasi hasil penelitian hanya dapat diterapkan pada
populasi yang sama, metode pengambilan sampel yang menggunakan teknik purposive
sampling memungkinkan terjadinya bias dalam pemilihan subjek penelitian dan
penelitian ini hanya menggunakan metode kuantitatif korelasi, sehingga tidak dapat
menentukan hubungan sebab-akibat antara emotional intelligence dan tingkat stres
pada mahasiswa.
Halaman 11

TERIMA KASIH!
Sekian presentasi dari kami,
apakah ada pertanyaan?
review jurnal
internasional
Kelompok 3
Internalizing Mental Health Disorders and
Emotion Regulation: A Comparative and
Mediational Study of Older Adults With and
Without a History of Complex Trauma
Exposure oleh: Pfluger, V., Rohner, L., Eising, C., Maercker, A.,Thoma, M.

Nama Jurnal: Frontiers in Psychology


Volume: Volume 13
Tahun: 2022
permasalahan
masalah dampak jangka panjang dari
paparan trauma kompleks pada masa kanak-
kanak dan remaja terhadap kesehatan mental
pada usia dewasa.
TUJUAN
membandingkan orang dewasa Swiss yang memiliki riwayat paparan
trauma kompleks (CTE) dengan yang tidak memiliki riwayat tersebut
terkait gangguan kesehatan mental internal saat ini dan seumur hidup
serta strategi regulasi emosi
mengeksplorasi peran mediasi potensial dari regulasi emosi dalam
disparitas kesehatan mental antara kedua kelompok tersebut.
menguji efek jangka panjang dari paparan trauma kompleks pada masa
kanak-kanak dan/atau remaja terhadap gangguan kesehatan mental
internal dan strategi regulasi emosi pada orang dewasa.
sumber data

Wawancara Kuesioner
Klinis
metode penelitian
cross-sectional study design; melakukan dua kali pengukuran pada
partisipan yang terdiri dari orang dewasa berusia 50 tahun ke atas yang
memiliki bahasa Swiss German sebagai bahasa ibu mereka
analisis data menggunakan analisis kovariat dan analisis mediasi untuk
mengevaluasi hubungan antara paparan trauma kompleks pada masa
kanak-kanak dan remaja dengan gangguan kesehatan mental internal pada
usia dewasa.
hasil
Individu yang memiliki riwayat paparan trauma kompleks pada masa kanak-
kanak dan remaja memiliki tingkat gangguan kesehatan mental internal yang
lebih tinggi, serta menggunakan strategi regulasi emosi yang kurang efektif
dibandingkan dengan individu yang tidak terkena trauma kompleks.

Regulasi emosi dapat menjadi faktor penting dalam memahami disparitas


kesehatan mental pada usia dewasa dan dalam menentukan strategi
pengobatan yang tepat.
kelebihan
metode cross-sectional study memberikan wawasan lebih tentang
design memberikan gambaran kelompok orang dewasa yang rentan
tentang hubungan antara paparan dan sering diabaikan dalam
trauma kompleks pada masa penelitian tentang paparan trauma
kanak-kanak dan remaja dengan kompleks dan kesehatan mental.
gangguan kesehatan mental
internal pada usia dewasa
kekurangan
tidak menganalisis adanya tidak mempertimbangkan faktor-
diagnosis komorbid pada faktor lain yang dapat
partisipan, yang dapat mempengaruhi regulasi emosi,
mempengaruhi hasil penelitian. seperti faktor lingkungan dan sosial.

hasil penelitian tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang faktor-


faktor yang mempengaruhi regulasi emosi pada individu dengan paparan
trauma kompleks pada masa kanak-kanak dan remaja.
erima Kasih
T

Anda mungkin juga menyukai