Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PERILAKU SELF INJURY DAN RISIKO BUNUH DIRI

PADA MAHASISWA
Rina Suprayanti¹, Fathra Annis Nauli²*, Ganis Indriati³
1,2,3
Fakultas Keperawatan, Universitas Riau
*Email: fathranauli@yahoo.com
Diterima : Desember 2021, Diterbitkan : Desember 2021

Abstrak

Pendahuluan: Self injury dan risiko bunuh diri merupakan perilaku maladaptif yang dapat
merugikan diri seseorang, perilaku ini biasanya terjadi akibat adanya permasalahan yang tidak bisa
diselesaikan dengan cara yang adaptif sehingga seseorang menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan perilaku maladaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku self
injury dan risiko bunuh diri pada mahasiswa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa dengan jumlah 392 orang dan direkrut
dengan metode quota random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner Self-
harm Inventory (SHI) dan Assessment of Suicidal Intention. Hasil: Usia responden terbanyak
dewasa awal (86,7%), dengan jenis kelamin terbanyak perempuan (77,3%), dan agama responden
terbanyak islam (92,1%). Gambaran perilaku self injury pada mahasiswa bahwa yang pernah
sebanyak (31,9%) dan yang tidak pernah sebanyak (68,1%), sedangkan pada risiko bunuh diri
yang pernah sebanyak (26,8%) dan yang tidak pernah sebanyak (73,2%). Hasil yang pernah self
injury dengan kategori ringan (30,9%) dan berat (1,0%) sedangkan untuk risiko bunuh diri dengan
kategori rendah (24,5%) dan tinggi (2,3%). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sedikit mahasiswa yang pernah melakukan self injury dengan kategori yang berat dan sedikit juga
mahasiswa yang pernah memiliki risiko bunuh diri dengan kategori yang rendah. Peneliti berharap
agar peneliti selanjutnya bisa meneliti lebih lanjut mengenai terapi yang dapat mengurangi
perilaku self injury dan risiko bunuh diri.
Kata kunci: Mahasiswa, Risiko Bunuh Diri, Self Injury

Abstract
Introduction: Self injury and the risk of suicide are maladaptive behaviors that can harm a person,
this behavior usually occurs due to problems that cannot be solved in an adaptive way so that
someone solves the problem with maladaptive behavior. This study aims to determine the
description of self injury behavior and the risk of suicide in students. Methodology: This research
is descriptive research. The sample in this research came from college students with a total of 392
people and were recruited by the quota random sampling method. The data collection method used
a Self-harm Inventory (SHI) questionnaire and an Assessment of Suicidal Intention. Results: This
research shows the majority of early adulthood respondent (86.7%), with the most female (77.3%),
and the religion of the respondents is Moslem (92.1%). The descriptions of self injury behavior in
students is that those who have ever been (31.9%) and those who have never were (68.1%), while
the risk of suicide was as many as (26.8%) and never (73.2%). The results for self injury were in
the mild (30.9%) and severe (1.0%) categories, while the risk of suicide was in the low (24.5%)
and high (2.3%) categories. Conclution: The results for this research shows there’s a few students
have ever done self injury with low category and there’s a few students have ever done suicide risk
with low category. The researcher hopes the next researcher can do further research on the
therapy that can minimalize self injury behavior and the risk of suicide.

Keywords : Student, Suicide Risk, Self Injury

305
Health Care : Jurnal Kesehatan 10(2) Desember 2021 (305-312)

PENDAHULUAN mereka (Martin, 2010). Data yang


dilansir oleh BBC Inggris (2010)
Setiap orang pada umumnya pasti diinformasikan bahwa dalam 5 tahun
memiliki permasalahan dalam hidupnya. terakhir jumlah orang muda di Inggris
Permasalahan yang dialami dikarenakan yang masuk ke rumah sakit setelah
adanya ketidaksesuaian dalam situasi melakukan perilaku self injury, naik
atau kondisi tertentu. Pada saat individu lebih dari 50%.
dihadapkan dengan permasalahan Risiko bunuh diri adalah risiko
biasanya akan menimbulkan respon untuk mencederai diri sendiri yang dapat
emosi pada dirinya. Respon emosi mengancam kehidupan seseorang.
individu dalam menghadapi masalah Terdapat beberapa faktor penyebab
dapat berbentuk positif maupun negatif. risiko bunuh diri diantaranya adalah
Ketika individu mampu merespon faktor psikologis, faktor lingkungan dan
masalah dengan perilaku yang adaptif faktor keluarga. Kejadian bunuh diri
dan tidak merugikan diri sendiri maupun semakin meningkat diseluruh dunia,
orang lain maka ini disebut dengan tidak terkecuali di Indonesia. WHO
respon positif, tetapi jika individu (2016) menyatakan hampir 800.000 jiwa
merespon masalah dengan cara meninggal setiap tahunnya karena bunuh
menyakiti diri sendiri dan meyakini diri dan Indonesia berada ditingkat ke
bahwa cara ini mampu mengatasi emosi empat pelaku bunuh diri. Bunuh diri
atau rasa sakit secara psikologis maka ini merupakan penyebab kedua utama
disebut dengan respon negatif (Faried et kematian pada orang-orang dengan
al., 2018). Perilaku menyakiti atau rentang usia 15-24 tahun, termasuk pada
melukai diri sendiri ini disebut dengan mahasiswa (CDC, 2015).
perilaku self injury. Mahasiswa pada umumnya dapat
Self injury merupakan perilaku melakukan penyelesaian masalah dengan
melukai diri sendiri yang dilakukan cara yang adaptif karena mahasiswa telah
dengan sengaja tanpa ada tujuan untuk dinilai mampu berpikir dengan baik
bunuh diri. Shabrina (2011) menyatakan dalam menghadapi permasalahan. Tetapi
bahwa perilaku self injury meliputi terdapat beberapa mahasiswa yang masih
menyayat bagian kulit tubuh, tidak mampu dalam menyelesaikan
membenturkan kepala dengan sengaja, masalah dengan cara yang adaptif
membakar bagian tubuh, memotong sehingga melakukan penyelesaian
bagian tubuh, dan menjambak rambut masalah dengan cara maladaptif yaitu
dengan keras, tanpa adanya maksud perilaku self injury dan dapat terjadinya
untuk bunuh diri. Tindakan ini dilakukan risiko bunuh diri (Maidah, 2013).
untuk melampiaskan emosi yang dirasa Permasalahan yang dihadapi oleh
menyakitkan oleh individu dikarenakan mahasiswa tersebut dapat disebabkan
tidak mampu mengungkapkan emosi karena adanya masalah didalam
tersebut dengan kata-kata (Romas, keluarga, stress pendidikan yang sedang
2012). Prevalensi perilaku self injury dijalani, dan faktor lingkungan. Data
pada anak-anak dan remaja tahun 2014 yang didapatkan oleh peneliti bahwa
diperoleh antara 1,5-5,6% dan pada sebanyak 87 teman mahasiswa yang
dewasa awal di tahun 2015 diperoleh berada di Universitas Riau ada yang
prevalensinya sebanyak 37%. Secara sudah melakukan self injury dan berisiko
umum pelaku perilaku self injury ini untuk melakukan percobaan bunuh diri
berada di usia remaja dan dewasa awal dan umumnya
dengan tingkat prevalensi 36,9-50%
(Glenn & Klonsky, 2013). 20% dari
populasi di Australia berusia 18-24 tahun
mengaku pernah melukai dirinya sendiri
paling tidak sekali dalam kehidupan
306
Gambaran Perilaku Self Injury…

perilaku tersebut muncul Fakultas UNRI, didapatkan dari 260


disebabkan adanya masalah didalam orang terdapat 35 orang yang pernah
keluarga dan lingkungan mahasiswa. melakukan self injury dan 225 orang
Beberapa penelitian terkait tidak pernah melakukan self injury.
sebelumnya meneliti tentang self injury Faktor penyebab dari self injury yang
secara umum. Penelitian yang dilakukan pernah dilakukan berbeda-beda,
oleh Maidah (2013) di salah satu diantaranya 8 orang mengatakan adanya
perguruan tinggi di Semarang yang komunikasi yang kurang baik didalam
meneliti tentang self injury pada keluarga, 17 orang mengekspresikan
mahasiswa, dalam penelitian tersebut pengalaman dan perasaan namun tidak
dikatakan bahwa ada beberapa bentuk ditanggapi, 4 orang kurang kasih sayang
perilaku self injury dengan intensitas atau perhatian, 2 orang pernah
subjek dalam melakukan self injury mengalami kekerasan dalam keluarga, 4
minimal satu kali episode dalam sebulan orang tumbuh didalam keluarga yang
untuk menyayat permukaan kulit kacau balau, adanya stress, putus asa,
pergelangan tangan dan sering depresi, dan marah atau emosi yang tidak
mencabuti rambut ketika cemas. tersampaikan. Kemudian untuk bentuk
Penelitian lain yang dilakukan oleh perilaku self injury yang dilakukan yang
Soesilo (2018) di SMK Balikpapan, telah diidentifikasi didapatkan hasil yaitu
Kalimantan Timur yang meneliti tentang 7 orang memiliki keinginan bunuh diri, 1
self injury pada remaja kesepian dan orang overdosis, 1 orang
keinginan melukai diri sendiri, dalam menyalahgunakan alkohol, 6 orang
penelitian tersebut dikatakan bahwa menyiksa diri dengan pikiran yang
faktor kesepian terhadap keinginan merusak diri, 8 orang membenturkan
melukai diri sendiri pada remaja adalah kepala dengan sengaja, 2 orang
sebesar 7.5% dan 92.5% sisanya membiarkan dirinya kelaparan untuk
mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor menyakiti diri sendiri, 10 orang
lain. Penelitian sebelumnya terkait risiko mencederai diri dengan sengaja,
bunuh diri yang dilakukan oleh Karin menjauhkan diri dari Tuhan, dan
(2017) di Fakultas Kedokteran menyalahgunakan resep pengobatan
Universitas Udayana yang meneliti untuk menyakiti dirinya. Peneliti juga
gambaran risiko bunuh diri pada sudah melakukan studi pendahuluan
mahasiswa baru, dalam penelitian terkait risiko bunuh diri pada mahasiswa
tersebut didapatkan hasil risiko bunuh UNRI, didapatkan dari 260 orang
diri dengan kategori tinggi sebanyak terdapat 52 orang yang pernah memiliki
1,67% dan risiko bunuh diri dengan keinginan bunuh diri dan 208 orang tidak
kategori rendah sebanyak 98,3%. Dalam memiliki keinginan bunuh diri, dari
penelitian lain yang dilakukan oleh jumlah mahasiswa yang pernah memiliki
Ayudanto (2018) Universitas Sanata keinginan bunuh diri didapatkan 42
Dharma Yogyakarta, didapatkan hasil orang memiliki harapan yang sedang
perhitungan mean teoritis skala ide sampai kuat untuk hidup dan 10 orang
bunuh diri 60 dan mean empiris 37,18, memiliki harapan yang lemah untuk
ini menunjukkan nilai mean teoritis lebih hidup.
tinggi dibandingkan nilai mean empiris, Berdasarkan fenomena yang
hasil tersebut menunjukkan bahwa telah diuraikan diatas dan didukung oleh
subjek penelitian ini memiliki ide bunuh data penelitian terkait serta studi
diri yang tergolong rendah. pendahuluan yang telah dilakukan
Hasil studi pendahuluan yang sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk
dilakukan peneliti pada tanggal 25-27 melakukan penelitian tentang
Februari 2021 pada mahasiswa di 10 “Gambaran Perilaku Self Injury Dan

307
Health Care : Jurnal Kesehatan 10(2) Desember 2021 (305-312)

Risiko Bunuh Diri Pada kuesioner. Kuesioner yang digunakan


Mahasiswa UNRI”. dalam penelitian ini adalah kuesioner
baku yang terdiri dari kuesioner Self
METODE PENELITIAN Harm Inventory (SHI) oleh Sansone
Desain dalam penelitian ini (1998) dan Scale of Suicidal Ideation
menggunakan metode penelitian oleh Beck,et al (1979). Kuesioner dalam
kuantitatif dengan desain deskriptif. penelitian ini terdiri dari 2 kuesioner
Metode kuantitatif ini digunakan untuk yaitu kuesioner self injury yang terdiri
mendeskripsikan karakteristik tertentu, dari 18 item pernyataan dan kuesioner
menggunakan angka dengan analisis risiko bunuh diri yang terdiri dari 19
univariat. Penelitian ini bertujuan untuk item pernyataan. Kedua kuesioner ini
mengetahui gambaran perilaku self sudah dilakukan uji validitas dan
injury dan risiko bunuh diri pada reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha
mahasiswa. Lokasi penelitian ini 0,916 dan 0,930. Sehingga dapat
dilakukan di Universitas Riau. Kegiatan disimpulkan bahwa kedua kuesioner ini
penelitian ini dimulai dari persiapan valid dan reliabel. Penelitian ini juga
yaitu pengajuan proposal pada bulan sudah melewati uji etik.
Maret hingga seminar hasil pada bulan
Agustus 2021. Teknik pengambilan HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel pada penelitian ini menggunakan Hasil dan pembahasan penelitian
Teknik Quota sampling. Quota sampling tentang gambaran perilaku self injury dan
yaitu teknik pengambilan sampel dengan risiko bunuh diri pada mahasiswa UNRI
cara menetapkan jumlah tertentu sebagai pada tanggal 22 Juni 2021 sampai dengan
target yang harus dipenuhi dalam 07 Juli 2021 dengan responden sebanyak
pengambilan sampel dari populasi 392 orang adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2019). Jumlah sampel dari A. Karakteristik Responden
penelitian ini dapat diambil dengan Karakteristik responden yang
menggunakan rumus Slovin. dilihat dari hasil penelitian ini adalah
Alat ukur atau alat pengumpul data usia, jenis kelamin, dan agama dari
pada penelitian ini mengggunakan responden

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden.
Karakteristik Frekuensi (F) Presentase (%)
Usia
Remaja (18-19) 52 13,3
Dewasa Awal (20-24) 340 86,7
Total 392 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 89 22,7
Perempuan 303 77,3
Total 392 100
Agama
Islam 361 92,1
Kristen 26 6,6
Katolik 3 0,8
Buddha 1 0,3
Konghucu 1 0,3
Total 392 100

308
Gambaran Perilaku Self Injury…

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari Karakteristik jenis kelamin


392 responden yang diteliti, distribusi responden dalam penelitian ini
responden berdasarkan usia didapatkan didapatkan sebagian besar adalah
sebagian besar responden berada pada usia perempuan sebanyak 303 responden
dewasa awal yaitu sebanyak 340 (77,3%). Hasil penelitian ini sejalan
responden (86,7%), distribusi jenis dengan penelitian yang dilakukan oleh
kelamin responden didapatkan sebagian Maidah (2013) yang menemukan bahwa
besar adalah perempuan sebanyak 303 perempuan memiliki tingkat emosional
responden (77,3%), distribusi agama yang lebih tinggi dibandingkan dengan
responden sebagian besar adalah islam laki-laki, dikarenakan laki-laki
yaitu sebanyak 361 responden (92,1%). menggunakan logikanya sehingga lebih
1. Usia santai dalam menghadapi masalah
Sebagian besar usia responden berada sedangkan perempuan menggunakan
pada rentang dewasa awal yaitu sebanyak perasaan dan lebih emosional sehingga
340 responden (86,7%). Responden pada rentan melakukan perilaku maladaptif
penelitian ini merupakan mahasiswa seperti perilaku self injury dan berisiko
dengan rentang usia yaitu 18 sampai melakukan tindakan bunuh diri.
dengan 24 tahun. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Notoatmodjo (2010) mengatakan Ronka (2013) menyatakan bahwa
bahwa bertambahnya usia seseorang akan melukai diri sendiri merupakan bentuk
dapat mempengaruhi perubahan fisik dan komunikasi sehingga beberapa
psikologisnya, hal ini dapat terjadi akibat perempuan bisa berpikir bahwa apabila
pematangan fungsi organ sehingga mereka mengancam atau benar-benar
tingkat psikologis taraf berfikir seseorang melukai dirinya maka orang-orang
semakin matang dan dewasa. Hasil disekitar mereka akan memahami bahwa
penelitian ini sejalan dengan penelitian mereka sedang memiliki suatu masalah
yang dilakukan oleh Aulia (2014) di yang membuat mereka stress.
Malaysia yang menyatakan bahwa ide 3. Agama
bunuh diri, rencana bunuh diri dan upaya Karakteristik agama responden
bunuh diri masing-masing adalah 1,7%, dalam penelitian ini didapatkan sebagian
0,9%, dan 0,5%. Rentang usia 16-24 besar responden adalah beragama islam
tahun memiliki risiko yang lebih tinggi yaitu sebanyak 361 responden (92,1%).
untuk melakukan tindakan bunuh diri. Woelandarie (2017) menyatakan bahwa
Penelitian lain yang dilakukan oleh agama atau religiusitas berperan penting
Kurniawaty (2012) di Universitas Negeri dalam pembentukan perilaku dan
Jakarta menyatakan bahwa kematangan kepercayaan diri seseorang. Mulyadi
usia responden juga menjadi alasan (2016) dalam penelitiannya mengatakan
responden dalam penerimaan diri bahwa agama merupakan sesuatu yang
terhadap masalah yang datang memiliki nilai-nilai dalam kehidupan
kepadanya. Responden saat menghadapi manusia dan secara psikologis agama
sebuah permasalahan ia akan berusaha dapat berfungsi sebagai motif dalam diri
untuk menyelesaikan permasalahan yang berguna sebagai terapi mental dan
tersebut sesegera mungkin. Namun motif luar diri sebagai penangkis perilaku
terdapat tekanan-tekanan dari luar diri negatif yang dapat muncul dari diri
responden yang menjadikan responden seseorang.
terkadang tidak dapat mengontrol emosi- Penelitian lain yang dilakukan oleh
emosi yang ada didalam dirinya. Kralovec (2017) di Eropa menyatakan
bahwa perilaku bunuh diri lebih sering
dilakukan oleh seseorang yang tidak
2. Jenis kelamin

309
Health Care : Jurnal Kesehatan 10(2) Desember 2021 (305-312)

memiliki afiliasi agama agama atau religiusitas merupakan faktor


dibandingkan dengan seseorang yang penyebab bagi tindakan bunuh diri tetapi
memiliki afiliasi agama. Tidak semua sebagian besar hasil menunjukkan hal
hasil penelitian menunjukkan bahwa tersebut
B. Gambaran Self Injury
Table 2
Distribusi Frekuensi Self Injury
Perilaku Self Injury Frekuensi(F) Persentase(%)
Tidak Pernah 267 68,1
Ringan 121 30,9
Berat 4 1,0
Total 392 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa adalah angkatan 2017 dan 2018 atau usia
perilaku self injury dapat diketahui 21-22 tahun bahkan pada tingkatan berat
dengan menggunakan kuesioner Self terjadi pada rentang usia tersebut, hal ini
Harm Inventory (SHI). Hasil penelitian disebabkan karna adanya faktor tekanan
diperoleh bahwa sebagian besar dari keluarga dan pendidikan yang
responden dengan tingkatan ringan yaitu membuat mahasiswa memiliki tingkat
sebanyak 121 (30,9%). Cutter (2011) stress yang lebih tinggi. Hasil penelitian
menyatakan bahwa self injury merupakan ini juga sejalan dengan penelitian yang
perilaku maladaptif yang dapat dilakukan oleh Klonsky (2013) yang
merugikan dan berakibat buruk pada diri menyatakan bahwa perilaku self injury
seseorang. Hal ini sering dikaitkan dengan kategori ringan harus tetap
dengan penyakit mental, riwayat trauma, diwaspadai sebagai bentuk awal
dan pelecehan termasuk pelecehan percobaan bunuh diri dikarenakan adanya
emosional, seksual, gangguan makan, penghayatan yang dimiliki oleh
atau seperti ciri-ciri mental seperti rendah seseorang sehingga dapat menimbulkan
diri, tetapi analisis statistiknya sangat tekanan yang mendorong seseorang
sulit karena kebanyakan pelaku self untuk memiliki keinginan mengakhiri
injury menyembunyikan luka mereka. hidup.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa
mahasiswa Universitas Riau yang
terbanyak pernah melakukan self injury

C. Gambaran Risiko Bunuh Diri


Tabel 3
Distribusi Frekuensi Risiko Bunuh Diri
Perilaku Risiko Bunuh Diri Frekuensi(F) Persentase(%)
Tidak Pernah 287 73,2
Rendah 96 24,5
Tinggi 9 2,3
Total 392 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan tingkatan rendah yaitu


risiko bunuh diri dapat diketahui dengan sebanyak 96 (24,5%). Kartono (2017)
menggunakan kuesioner Assessment of menyatakan bahwa bunuh diri
Suicidal Intention. Hasil penelitian merupakan tindakan pembunuhan secara
diperoleh bahwa sebagian besar simbolis terhadap seseorang yang

310
Gambaran Perilaku Self Injury…

dibenci dengan cara Hasil penelitian ini sejalan


membunuh dirinya sendiri, dan bunuh dengan penelitian sebelumnya yang
diri juga diungkapkan sebagai suatu dilakukan oleh Riyadi (2014) yang
jalan untuk mengatasi bermacam- menyatakan bahwa terdapat 38
macam kesulitan pribadi seperti rasa mahasiswa dari 365 subjek penelitian
kesepian, dendam, sakit fisik, takut, yang memiliki kecenderungan untuk
dosa dan lain-lain. Data yang didapat melakukan tindakan bunuh diri.
dari hasil penelitian ini menyatakan Penelitian ini juga sejalan dengan
bahwa mahasiswa jika memiliki penelitian yang dilakukan oleh Karin
keinginan atau ide untuk bunuh diri, (2017) yang menyatakan bahwa
mahasiswa akan cenderung untuk gambaran risiko bunuh diri pada
merahasiakan ide tersebut mahasiswa dikategorikan pada risiko
dibandingkan dengan rendah meskipun pada rentan usia 17-
mengungkapkan perasaan tersebut 20 remaja kurang memiliki
kepada orang lain. Keinginan bunuh kemampuan berfikir yang baik terkait
diri yang dirasakan oleh mahasiswa memperkirakan konsekuensi atau
cenderung jarang atau tidak ada dan akibat yang ditimbulkan dari tindakan
mahasiwa masih memiliki rasa yang berisiko
kontrol diri yang baik sehingga dapat
menahan diri dari tindakan berisiko
yang ingin dilakukan.
SIMPULAN melakukan perilaku self injury sebanyak
Hasil penelitian yang dilakukan 31,9%. Dari hasil yang didapatkan bahwa
kepada 392 orang responden mahasiswa di yang pernah melakukan self injury dengan
Universitas Riau dapat disimpulkan bahwa kategori ringan sebanyak 30,9% dan
sebagian besar usia responden berada pada kategori berat sebanyak 1,0%. Sedangkan
usia dewasa awal sebanyak 86,7%, hasil penelitian untuk risiko bunuh diri
sebagian besar responden berjenis kelamin didapatkan bahwa yang tidak pernah
perempuan sebanyak 77,3%, dan sebagian memiliki risiko bunuh diri sebanyak
besar responden beragama islam yaitu 73,2%, dan yang pernah memiliki risiko
sebanyak 92,1%. bunuh diri sebanyak 26,8%. Dari hasil
Hasil penelitian menunjukkan yang didapatkan bahwa yang pernah
bahwa mahasiswa di Universitas Riau memiliki risiko bunuh diri dengan kategori
yang tidak pernah melakukan perilaku self rendah sebanyak 24,5% dan kategori
injury sebanyak 68,1% dan yang pernah tinggi sebanyak 2,3%.
untuk melakukan penelitian di lokasi
UCAPAN TERIMAKASIH tersebut sehingga saya dapat
Terima kasih kepada Universitas Riau menyelesaikan skripsi ini.
yang sudah memberikan kesempatan

DAFTAR PUSTAKA Ayudanto, K. C. (2018). Hubungan stress


akademis dan ide bunuh diri pada
Aulia. (2014). Analisis hubuungan faktor mahasiswa. Jurnal Psikologi, 1(2),
risiko bunuh diri dengan ide 40–55.
bunuh diri pada remaja di kota BBC Indonesia. Di akses pada tanggal 25
rengat kabupaten indragiri hulu. oktober 2013. “kasus lukai diri
Jurnal Psikologi, 1(1), 24-27. sendiri naik 50 persen.”
http://scholar.unand.ac.id. http://www.bbc.co.uk/indonesia/m

311
Health Care : Jurnal Kesehatan 10(2) Desember 2021 (305-312)

ajalah/2010/03/100312_lukaidirii Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi


nggris.shtml. penelitian kesehatan. Jakarta:
Faried, L., Noviekayati, I., & Saragih, S. Rineka Cipta.
(2018). Efektivitas pemberian Riyadi. (2014). Hubungan antara self-
ekspresif writing therapy esteem dengan kecenderungan
terhadap kecenderungan self bunuh diri pada remaja. Jurnal
injury ditinjau dari tipe Psikologi, 1(1), 43–45.
kepribadian introvert. Jurnal Ronka. (2013). Associations of deliberate
Fakultas Psikologi Universitas self-harm with loneliness, self-
Wisnuwardha Malang, 22(2), rated health and life satisfaction in
114–125. adolescence: northern Finland
Klonsky, E. D., May, A. M., & Glenn, C. birth cohort 1986 study.
R. (2013). The relationship International Journal of
between nonsuicidal self-injury Circumpolar Health, 1(1), 1–7.
and attempted suicide: Sugiyono. (2019). Metode penelitian
converging evidence from four kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
samples. Journal of Abnormal Bandung: Alfabeta, CV.
Psychology, 122(1), 231. Soesilo, D. A. (2018). Self injury pada
Kurniawaty, R. (2012). Dinamika remaja kesepian dan keinginan
psikologis pelaku self injury melukai diri sendiri. Jurnal
(Studi kasus pada wanita dewasa Psikologi, 1(2), 11–21.
awal). Jurnal Penelitian Dan Woelandarie, A. M. (2017). Faktor yang
Pengukuran Psikologi, 1(1), 13– mempengaruhi percobaan bunuh
22. diri pada santri di pesantren x,
Maidah, D. (2013). Self injury pada Bogor. Journal Kedokteran, 1(1),
mahasiswa. Jurnal Psikologi 29–31.
Universitas Negeri Semarang
Indonesia, 2(1), 6–13.

312

Anda mungkin juga menyukai