PEMBAHASAN
Bunuh diri adalah suatu upaya atau kesenggajaan untuk mengakhiri kehidupan secara sadar
berhasyart dan berupaya melakukan hasratnya yang ingin mati (Yosep, 2011). Bunuh diri
menurut Edwin Scheidmea dalam Kaplan (2010) adalah tindakan pembinasaan yang dilakukan
dengan sadar dan timbul keinginan dari diri sendiri, dipandang sebagai malaise multidimensional
pada kebutuhan individu yang akan menyebabkan masalah dimana tindakan tersebut dirasa
Etiologi pada pasien resiko bunuh diri menurut (Fitria, 2011) terdapat factor presdiposisi dan
factor presipitasi sebagai berikut : Faktor Presdiposisi terdiri dari diagnosis, jadi pasien memiliki
riwayat gangguan jiwa, sifat kepribadian (antipasti, impulsive dan depresi), lingkungan dan
social (pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan social, kejadian tidak baik dalam
kehidupannyam penyakit kronis, perpisahan atau perceraian), riwayat keluarga dan faktor
Biokimia adapun Faktor Presipitasi terdiri dari Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan karena
stress yang sangat berlebih dialami oleh pasien. Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah
melihat ataupun membaca melalui media social mengenai percobaan bunuh diri, bagi individu
Tanda gejala pada pasien bunuh diri ada 3 yaitu Isyarat, ancaman dan percobaan bunuh diri.
Isyarat : ditunjukkan dengan perilaku secara tidak langsung. Pada kondisi ini biasanya klien
sudah mempunyai ide atau cara untuk mengakhiri hidupnya. Ancaman : diucapkan oleh klien
yang berisi keinginan dirinya untuk mati dengan bunuh diri dan mempersiapkan alat untuk
melakukan bunuh diri. Percobaan : tindakan klien melukai diri atau mencederai dirinya dengan
Didapatkan pengkajian Keluarga mengatakan pasien dibawa ke RSJ karena berusaha gantung
diri, seminggu yang lalu pasien mengungkapkan ingin bunuh diri dan selalu mencari tali untuk
gantung diri di pohon. Keluarga mengatakan pasien sering marah-marah pada keluarga dan
mengancam ingin membakar rumah jika berusaha mencegahnya bunuh diri. Keluarga
mengatakan pasien mulai mudah marah semenjak 7 bulan yang lalu karena tidak dibelikan motor
ninja. Pasien mengatakan merasa malu tidak jadi dibelikan motor padahal sudah cerita ke teman-
temannya. Ibunya mengatakan dari kecil selalu menuruti apa yang diinginkan anaknya, pasien
memang terkenal manja dan harus dituruti apa yang diinginkan. Pasien jarang berminat
berkumpul dimasyarakat lebih sering dikamar untuk main games online, pasien bisa
menghabiskan lebih dari 10jam untuk main game online dikamar untuk makan dan minum
biasanya diambilkan ibunya. Pasien semenjak lulus SMA tidak bekerja dean pada malam hari
sering nongkrong dengan teman-temannya hingga dini hari. Klien kurang kooperatif. Klien saat
dikaji menjawab dengan membahas topik lain, setelah diarahkan perawat baru menjawab apa
yang ditanyakan. Klien saat menceritakan kesedihannya ekspresi datar. Klien selalu mengancam
ingin bunuh diri. Dari beberapa penjelasan teori yang ada, maka bisa disimpulkan hampir semua
yang ada diteori muncul pada kasus dengan dinamika yang lebih kompleks.
masalah risiko bunuh diri: isarat, ancaman, percobaan (jika percobaan segera rujuk), SP 2
untuk pasien), SP 3 Pasien : Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat
daftar aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki, SP 4
Didalam intervensi keperawatan pada pasien resiko bunuh diri terdapat terapi perilaku dialetik.
Terapi perilaku dialetik adalah terapi dengan pendekatan kognitif-perilaku uang menekankan
aspek psikososial, terapi ini bertujuan untuk memperbaiki keterampilan diri pada pasien seperti
pengaturan kontrol emosi dan kemarahan, kontrol impuls, serta mengurangi upaya bunuh diri
Dari jurnal yang berjudul Terapi perilaku dialetik untuk resiko bunuh diri yang tinggi pada
pasien dengan gangguan jiwa yang dilakukan oleh Marsha M Linehan (2014) pada 99 responden
dengan upaya bunuh diri dan tindakan melukai diri sendiri, hasilnya terapi perilaku dialaetik
terbukti secara signifikan meningkatkan harapan ingin hidup pada pasien bunuh diri. Dan
penelitian kedua dilakukan oleh Ahmad Karbalae (2012) Terapi perilaku dialetik untuk pasien
depresi pada 12 responden hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok dalam menurunkan tingkat depresi berat dan mengurangi kecenderungan bunuh diri.
Dengan demikian Terapi Perilaku Dialektik efektif untuk menurunkan resiko bunuh diri.
BAB V
PENUTUP
Simpulan
evaluasi keperawatan.
Bunuh diri dilakukan karena adanya kebutuhan yang dihalangi atau tidak
hidup dan tekanan dari masalah yang dirasakan, menyempitkan pilihan yang
dirasakan dan kebutuhan meloloskan diri; orang yang akan melakukan bunuh diri
RSJ karena berusaha gantung diri, seminggu yang lalu pasien mengungkapkan
ingin bunuh diri dan selalu mencari tali untuk gantung diri di pohon. Keluarga
pasien mulai mudah marah semenjak 7 bulan yang lalu karena tidak dibelikan
motor ninja. Pasien mengatakan merasa malu tidak jadi dibelikan motor padahal
apa yang diinginkan anaknya, pasien memang terkenal manja dan harus dituruti
apa yang diinginkan. Data Objektif : Klien kurang kooperatif. Klien saat dikaji
mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek positif diri sendiri,
latihan afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki, SP 4 Pasien : Mendiskusikan
harapan dan masa depan. Dan melakukan implementasi keperawatan pada pasien
Saran
Bagi Penulis
selanjutnya pada pasien dengan gangguan jiwa dengan resiko bunuh diri.
Bagi Mahasiswa
tentang asuhan keperawatan jiwa dengan resiko bunuh diri, sehingga dapat
kesehatan tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Captain, C. (2010). Assessing Suicide Risk, Nursing Mode Incredibly Easy,6 : p 46-53
Ernawati, dkk. (2011). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta :
Fitria, Nita. (2011). Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi
Kaplan, I, H., Sadock, J. B., & Grebb, A. J. (2010). Sinopsis Psikiatri. Tangerang :
BINAPURNA AKSARA
Keliat Budi Ana. (2012). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E., Daulima, N. H. C., dkk. (2019). Asuhan
Linehan, Marsha M. (2014). Dialectical Behavior Therapy for High Suicide Risk In