Anda di halaman 1dari 113

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP


YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Elista Tri Winahyujati
101114069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP


YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)

Oleh:
Elista Tri Winahyujati
101114069

Telahdisetujuioleh:

Pembimbing

Juster Donal Sinaga, M.Pd Tanggal 19 Desember 2014

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI
TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP
YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta GejayanTahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)

Dipersiapkandanditulisoleh:
Elista Tri Winahyujati
NIM: 101114069
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 19 Desember 2014
Dan dinyatakan telahmemenuhi syarat

SusunanPanitiaPenguji

NamaLengkap TandaTangan

Ketua Dr. Gendon Barus, M.Si ………………


Sekretaris Juster Donal Sinaga, M.Pd ………………
Anggota Dr.M.M. Sri Hastuti, M.Si ………………
Anggota Dr. Gendon Barus, M.Si ………………
Anggota Dra. M.J Retno Priyani, M.Si ………………

Yogyakarta, 19 Desember 2014


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Rohandi, Ph.D

iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Persembahan
Skripsi ini penulis persembahkan
untuk:
KeduaOrangtuaku
MbaIta& Mas Disa
Teman-teman Seperjuangan BK’10
B
Almamaterku Program Studi
Bimbingan danKonseling
FakultasKeguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

Cogito ergo sum


Aku berfikir maka aku ada
Lakukan yang terbaik sekarang, karena akan
lebih buruk bila menyesali yang sudah berlalu
dan mengkhawatirkan yang akan datang.
Teruslah berbuat baik dan selalu berfikir positif
pada orang lain, singkirkan iri dengki terhadap
sesamamu, karna iri dengkimu itu akan
menghancurkanmu dimasa yang akan datang.

-Eugenia Elista-

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.

Yogyakarta, 19 Desember 2014


Penulis

Elista Tri Winahyujati

vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Elista Tri Winahyujati


NomorMahasiswa :101114069

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP YANG MEMPERSIAPKAN


UJIAN NASIONAL (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti
Bimbingan Belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
Gejayan Tahun 2014 dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik
Bimbingan Belajar) beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya
memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk ain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal: 19 Desember 2014

Yang menyatakan

Elista Tri Winahyujati

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

TINGKAT STRES BELAJAR SISWA SMP


YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL
(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di
Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014
dan Implikasinya pada Penyusunan Topik-topik Bimbingan Belajar)

Elista Tri Winahyujati


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat stres belajar
siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta dalam
mempersiapkan Ujian Nasional serta implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan
belajar. Subyek penelitian ini berjumlah 64 siswa kelas IX yang mengikuti
bimbingan belajar di Neutron Gejayan tahun 2013-2014.

Alatukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan Skala
Likert untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat stres belajar pada siswa. Alat ukur
ini di susun oleh Elista Tri Winahyujati berdasarkan aspek-aspek stres belajar
menurut Hardjana (1994) yang terdiridari 30 item pernyataan. Nilai reliabilitas
intrumen 0,9327 dengan kulifikasi SangatTinggi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik kategorisasi berdasarkan distribusi norma.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tingkat stres belajar berada pada


kategori rendah, yang berarti siswa yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron
Gejayan tidak terserang stres yang begitu berarti.Usulan topic bimbingan lebih pada
pemberian bimbingan yang menyegarkan pikiran siswa agar semakin siap dan mantap
menghadapi Ujian Nasional.

Kata Kunci : Stres Belajar, Bimbingan Belajar, Usulan topik-topik bimbingan


belajar

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

THE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS STRESS LEVEL IN PREPARING


FOR THE NATIONAL EXAMINATION
(A Descriptive Study In The Ninth Grade Students Attending Test Preparation
Tutorials In Neutron Tutoring Institute and Its implication On The Tutorial
Topic Preparation)

Elista Tri Winahyujati


Sanata Dharma University Yogyakarta
2014
This study aims to determine the ninth grade students stress levels in
attending a test preparation program in Neutron Tutoring Institute to prepare for the
National Examination and to examine the implications on the proposed tutorial topic.
The subject of the study were 64 ninth grade students attending test preparation
tutorial in Neutron Gejayan from 2013-2014.
The instrument employed in this study was a questionnaire with Likert
Scale to determine the students level of stress during tutorial program. This
instrument was collated by Elista Tri Winahyujati based on aspects of learning stress
according to Hardjana (1994). This questionnaire consisted of 30 statements. The
reliability value of the test instrument was 0.9327 and the qualification was
considered Very High. The data analysis technique in this research was the
categorization technique based on the normal distribution.
The results showed that the average level stress of learning was at the low
level category, which means that students who took the test preparation tutorial in
Neutron Gejayan did not suffer from stress. The proposed tutorial topics should focus
more on the provision of guidance wich refreshed the minds of the students to get
ready to take the Final Examination.

Keywords : Stress Learning , Tutoring , Proposed topics tutoring

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat pernyertaan dan

rahmat yang telah diberikanNya selama ini sehingga penulis mampu menyelesaikan

tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini telah banyak

mendapat bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan hormat dan terima kasih yang

tiada terkira kepada :

1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan

kelancaran kepada penulisd alam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakaprodi dan pembimbing yang saba

rmembimbing penulis dalam penulisan skripsi dari awal hingga akhir

penulisan ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma yang telah mencurahkan waktu dan tenaga untuk berbagi ilmu

dengan penuh ketulusan.

4. Mas A. Priyatmoko selaku sekretariat Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang selalu membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Candra Puspita Sari, S.Sos selaku Kepala Cabang Lembaga Bimbingan

Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan.

6. Teman-teman Neutron Gejayan yang sudah membantu penuli untuk

menyebarkan kuesioner kepada siswa.

7. Seluruh siswa Neutron Yogyakarta Gejayan yang bersedia meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner penelitian.

8. Bapak dan ibuku yang telah memberikan doa untuk kemudahan penulis

menyelesaikan tugas akhir dan dukungan baik moril maupun materil.

9. Mba Ita dan mas Disa serta kelurga besarku yang selalu memberi motivasi

dan doa kepada penulis

10. Stefanus Jonathan Nainggolan yang tak pernah lelah untuk memotivasi dan

mendampingi penulis selama penyusunan sampai skripsi ini selesai.

11. Teman-teman BK angkatan 2010 B Sanata Dharma Yogyakarta

12. Sahabat yang selalu berbagi suka duka, saling memberikan masukan untuk

penyelesain tugas akhir ini: Yusika, Tuta, Ristin, Vitri, Melani, Sandi, Fabian,

Iput.

13. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tak dapat

penulis ucapkan satu persatu. Terima kasih atas bantuannya.

Akhirnya dengan segala keterbatasan waktu penulis sadar dengan

sepenuh hati karya sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak

demi kesempurnaan penelitian ini. Sekiranya jika ada sesuatu yang tidak

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

berkenan sehubungan dengan karya ilmiah ini penulis memohon maaf yang

sebesar-besarnya.

Peneliti

Elista Tri Winahyujati

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... ......................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................ v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. ................................. vii
ABSTRAK. ............................................................................................ viii
ABSTRACT ........................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI. ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL. ................................................................................. xvii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian.................................... ............................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 8
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................. 9
BAB II. KAJIAN TEORI
A. HakikatStres Belajar............................................................. 10
1. PengertianStres Belajar .................................................. 10
2. Sumber Stres Belajar ...................................................... 12

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Belajar ........... 15


4. Aspek-aspek Stres Belajar.............................................. 17
5. Respon Stres Belajar ...................................................... 21
6. Tahapan Stres Belajar. ................................................... 24
7. Dampak Stres dalam Belajar. ......................................... 28
B. Lembaga Bimbingan Belajar ............................................... 30
1. PengertianLembaga Bimbingan Belajar ........................ 30
2. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta ........ 31
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa maupun
Orangtua dalam mengikuti Bimbingan Belajar.............. 33
4. Dampak dari Lembaga Bimbingan Belajar .................... 35
C. Layanan Bimbingan Belajar ................................................. 38
1. Pengertian Bimbingan Belajar ....................................... 38
2. Tujuan Bimbingan Belajar ............................................. 40
3. Fungsi Bimbingan Belajar.............................................. 43
4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan................. ............. 45
D. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................... 48
E. Kerangka Pikir ..................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian ...................................................................... 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 54
C. Subjek Penelitian.................................................................. 54
D. Variabel Penelitian ............................................................... 56
E. Instrumen Penelitian............................................................. 56
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 60
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 64
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian. .................................................................... 69
1. Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan


tahun 2014 ....................................................................... 69
2. PenggolonganS kor Item Tingkat Stres belajar Siswa
Kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Yogyakarta Gejayant ahun 2014 ................... 73
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 75
C. UsulanTopik-topik Bimbingan Belajar………..…………….. 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 84
B. Saran .................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 87
LAMPIRAN .......................................................................................... 91

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Cabang Lembaga Bimbinga Belajar Neutron di Yogyakarta 3
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian .................................................... 56
Tabel 3.2 Norma Skoring Tingkat Stres Belajar .................................... 59
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner ................................................................ 59
Tabel 3.4 HasilUji Validitas Angket Stres Belajar ................................ 63
Tabel 3.5 Kriteria Koefisian Reliabitas .................................................. 65
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Stres Belajar ....................... 65
Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Tingkat Stres Belajar............................. 67
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Tingkat Stres Belajar Siswa kelas IX.... 68
Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen............................. 69
Tabel 4.1 Kategori Tingkat Stres Belajar ............................................... 71
Tabel 4.2 Penggolongan Skor Item Tingkat Stres Belajar ..................... 75
Tabel 4.3Item-item Kuesioner Teridentifikasi Sedang .......................... 80
Tabel 4.4 Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar ................................. 82

xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat Stres Belajar ............................................................ 74
Grafik 4.2 Penggolongan Skor Item Tingkat Stres ................................ 76

xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 :Surat Ijin Penelitian
Lampiran2 :Surat Keterangan Penelitian
Lampiran3 :Kuesioner Penelitian
Lampiran4 : Data Hasil Penelitian
Lampiran5 :Hasil Hitung SPSS
Lampiran6 :Validitas Instrumen Penelitian

xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan definisi oprasional.

A. Latar Belakang Masalah

Mentri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh (Haryo, 2010) menjelaskan bahwa

Ujian Nasional sudah ada sejak Indonesia merdeka. Pada tahun 1971 telah

dilaksankan ujian Negara dimana hanya sedikit yang dapat melaluinya. Kemudian

pada tahun 1972-1992 mulai diberlakukan ujian sekolah. Setiap sekolah dipersilakan

untuk menentukan kelulusan siswanya. Namun setelah 20 tahun dilaksankan dan

dikaji ulang, didapati hasil 100% kelulusan. Sehingga mulai tahun 1992-2002

diberlakukan Ujian Nasional atau Ebtanas. Kelulusan dalam EBTANAS berdasarkan

nilai Ujian Nasional dan ujian sekolah yang akan dihitung berdasarkan rumus

tertentu. Sejak 2003-2010, Ujian Nasioanal menjadi penentu mutlak kelulusan siswa

yang mendapat penolakan dari berbagai pihak. Tahun 2011 peraturan berubah

kembali, kelulusan siswa berdasarkan nilai sekolah dan Ujian Nasional dengan

rumus ( Nilai Ujian Nasional x 0,6) + (Nilai sekolah x 0,4) < 5,5.

Bagi sebagian siswa, Ujian Nasional dapat menjadi “monster” yang sangat

membebani mereka namun wajib untuk mereka lalui untuk dapat mencapai jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Syarat lulusnya siswa dari SMP adalah lulus Ujian

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Nasional (UN). Ujian Nasional ini dapat dikatakan sebagai tes beresiko tinggi (high-

stakes-testing), karena penentuan lulus tidaknya menggunakan tes pilihan ganda. Tes

beresiko merupakan tes dengan cara memilih jawaban yang paling benar sehingga

mengandung konsekuensi penting bagi siswa, mempengaruhi keputusan seperti

apakah siswa itu akan naik kelas atau lulus (Santrock, 2003:307).

Untuk membantu siswa dalam mempersiapkan Ujian Nasional, mucul lembaga

bimbingan belajar yang siap membantu untuk mengatasi kesulitan belajar dalam

mempersiapkan Ujian Nasional. Dewasa ini pertumbuhan lembaga-lembaga

bimbingan belajar makin marak. Hal ini sejalan dengan keinginan siswa maupun

orang tua siswa untuk mengikuti bimbingan belajar dengan tujuan agar meraih

prestasi belajar di sekolah. Keberadaan bimbingan belajar di kota-kota besar makin

tahun makin bertambah jumlahnya. Ini menunjukkan bahwa keberadaan bimbingan

belajar makin diminati oleh masyarakat. Berdasarkan data Direktorat Pembinaan

Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun 2012 tercatat, lembaga bimbingan

belajar sebanyak 13.446. Sebanyak 11.207 lembaga atau sekitar 83,35% diantaranya

telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan Belajar mencapai

1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi. Siswa pada

jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45,51%, kemudian diikuti

tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD 17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%.

Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta merupakan salah satu lembaga

penyelenggara jasa bimbingan belajar yang berdiri di seluruh kota besar di Pulau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Jawa dan Bali. Di Kota Yogyakarta saja, Lembaga Bimbingan Belajar ini,

mempunyai 13 Cabang, seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1
Cabang Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta
yang belokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta

No Cabang Alamat

1 Neutron Yogyakarta-1 Jln. Taman Siswa 96

2 Neutron Yogyakarta-2 Jln. C. Simanjuntak, gg Poncowolo GK V/80

3 Neutron Yogyakarta-3 Jln. HOS. Cokroaminoto 31A

4 Neutron Yogyakarta-5 Jln. KHA. Wachid Hasyim No. 3 (GOSE)

5 Neutron Yogyakarta-6 Jln. Sabirin No. 12 Kota Baru

6 Neutron Yogyakarta-7 Jln. Godean Km 8 Klajoran

7 Neutron Yogyakarta-8 Jln. Kaliurang Km 5 No 36

8 Neutron Yogyakarta-9 Jln.Gejayan CT X No 15b

9 Neutron Yogyakarta-10 Jln. Kaliurang Km 13 No. E 09 Besi Sleman

10 Neutron Yogyakarta-11 Jln. Kartini No.1 Sagan

11 Neutron Yogyakarta-12 Jln. Ringroad Utara Condong Catur

12 Neutron Yogyakarta-13 Jln. Seturan Raya C8

13 Neutron Yogyakarta-14 Jln. Wonosari Km 7

Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta hadir untuk membantu

siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan prestasi. Program


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

unggulan yang dibawa Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta untuk

siswa kelas IX ialah Program Siap Lebih Dini. Program ini memfokuskan siswa

untuk siap lebih awal dalam menghadapi Ujian Nasioanl. Sistem belajar dirancang

sedemikian rupa agar siswa tidak bosan dalam mengikuti bimbingan belajar. Dalam

satu minggu siswa masuk 3 kali, dengan pilihan hari Senin-Rabu-Jum‟at atau Selasa-

Kamis-Sabtu dan dengan pilihan jam yang berbeda.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, banyaknya siswa yang

mengikuti bimbingan belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta

Gejayan, karena ingin memperoleh nilai yang tinggi saat ujian nasional dan dapat

lolos masuk ke SMA favorit di kota Yogyakarta. Selain itu, menurut salah seorang

siswa, Neutron Yogyakarta mempunyai metode belajar yang menyenangkan,

sehingga siswa mudah menyerap materi yang diajarkan tentor. Tes-tes yang

diberikan juga sangat membantu siswa untuk memahami soal-soal Ujian Nasional.

Takut gagal dalam ujian nasional menjadi ancaman bagi siswa. Apalagi bagi

siswa kelas IX SMP. Untuk masuk ke SMA Negeri favorit mereka harus lulus Ujian

Nasional dengan nilai yang tinggi. Oleh karena itu, tidak sedikit siswa yang stres

dan selalu dihinggapi kecemasan karena khawatir tidak lulus atau lolos ke SMA

Negeri favorit. Ujian Nasional dapat dikatakan sebagai penyebab stres bagi siswa

kelas IX SMP yang akan menghadapinya. Hasil penelitian yang didukung oleh

Needlman (2004) dalam Jurnal Penelitian Ilmu Keluarga dan Konseling

menyatakan bahwa tekanan dalam masalah akademik, keinginan untuk mendapatkan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

nilai tinggi, atau selalu berusaha agar tidak gagal, merupakan seumber stres yang

dialami remaja di sekolah. Secara psikologis, stres dapat menimbulkan kecemasan.

Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang

berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek

ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas wajar dapat dianggap

memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya tinggi dan

bersifat negatif dapat menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu keadaan fisik

dan psikis individu yang bersangkutan (Sudrajat, 2008).

Dalam mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional, berbagai gejala

sindrom semakin tampak dalam keseharian siswa-siswi di sekolah maupun di tempat

bimbingan belajar. Dari hasil sharing dari 8 siswa yang mengikuti bimbingan belajar

di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan peneliti mendapatkan

informasi bahwa gejala sindrom tersebut adalah masalah pencernaan, perubahan

pola tidur, munculnya jerawat, kelelahan karena aktifitas yang padat, dan sakit

kepala. Tidak sedikit yang bertingkah laku di luar kebiasaan, seperti menjadi mudah

marah dan menjadi orang yang tidak menepati janji. Stres, tegang, gelisah, panik,

khawatir, dan takut menghadapi ujian merupakan gejala psikologis yang kerap

mendominasi hati dan pikiran siswa. Tidak sedikit pula yang bersikap

sebaliknya,rileks, santai, dan ceria.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

Gejala-gejala sindromatik menjelang Ujian Nasional, tentu perlu dicermati

dan diatasi secara tepat, baik oleh siswa sendiri, orang tua, guru, maupun tentor yang

ada dilembaga bimbingan belajar. Dalam kondisi tertentu, sindrom Ujian Nasional

tersebut kerap mengganggu kesehatan, ada yang menjadi mudah sakit, terlihat lesu

dan sulit berkonsentrasi ketika belajar. “Takut tidak lulus”, mungkin hal yang paling

membebani para siswa, sehingga mengatasi sindrom Ujian Nasional yang

menggejala tersebut diperlukan upaya persiapan dan dukungan.

Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan memiliki jumlah

siswa kelas IX SMP sebanyak 85, dari jumlah tersebut siswa yang masih aktif

mengikuti bimbingan sampai bulan April 2014 tercatat 77% atau sekitar 64 siswa,

sedangkan 23% atau 21 siswa sudah tidak aktif mengikuti bimbingan. Atas paparan

di atas penulis melakukan penelitian dengan judul : “TINGKAT STRES BELAJAR

SISWA SMP YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL DAN

IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas IX yang Mengikuti Bimbingan Belajar di

Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta GejayanTahun 2014)”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas tampak beberapa masalah yang muncul pada siswa

kelas IX yang mempersiapkan Ujian Nasional. Adapun masalahnya adalah sebagai

berikut: 1), Adanya ketakutan akan gagal dalam Ujian Nasional, 2), Adanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

keinginan memperoleh nilai yang tinggi agar dapat masuk SMA Negri Favorit, 3),

Adanya perubahan pencernaan dan pola tidur, 4), Emosi yang tidak stabil, seperti

mudah marah, 5), Berkurangnya waktu untuk bermain, sedangkan waktu untuk

belajar bertambah banyak, 6), Mendapat tekanan dari orangtua.

C. Batasan Masalah

Dari sejumlah masalah di atas, dalam penelitian ini, penulis hanya akan

membahas mengenai tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan

belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014,

serta topik-topik bimbingan apa saja yang relevan diusulkan berdasarkan item-item

yang teridentifikasi rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan dijawab

adalah sebagai berikut.

1. Seberapa tinggikah tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti

Bimbingan Belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun 2014 dalam

mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional?

2. Item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi intensitasnya

tinggi sebagai dasar penyusunan usulan topic-topik bimbingan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

1. Mengetahui seberapa tinggi tingkat stress belajar siswa kelas IX

dalam memperiapkan diri menghadapi Ujian Nasional yang

mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan

2. Mengetahui topik-topik bimbingan belajar apa saja yang yang

relevan untuk diusulkan berdasarkan item-item instrument yang

teridentifikasi tinggi.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Bimbingan Belajar

Sebagai informasi bagaimana tingkat stres belajar yang dialami siswa

kelas IX dalam menghadapi Ujian Nasional

b. Bagi Orang tua Siswa

Sebagai informasi mengenai keadaan anak dalam menghadapi Ujian

Nasional.

c. Bagi Tentor

Sebagai sumber informasi mengenai keadaan siswa yang sedang

mempersiapkan Ujian Nasional, sehingga para tentor dapat memvariasi

cara mengajar agar siswa lebih bersemanagat dan lupa sejenak akan

keadaan dirinya.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah memberikan informasi

bagi pengembangan pengetahuan di bidang BK, mengenai tingkat stres belajar


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

pada siswa kelas IX yang mengikuti tambahan bimbingan belajar di luar

sekolah dalm menghadapi Ujian Nasional, sehingga dapat diberikan

penyegaran/layanan bimbingan yang sesuai saat siswa akan menghadapi

Ujian Nasional.

G. Definisi Operasional

1. Tingkat Stres Belajar

Tingkat stres belajar adalah dampak-dampak yang muncul dari respon

siswa berdasarkan kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menghadapi

stressor yang mengacu pada skor alat ukur.

2. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta

Lembaga Bimbingan belajar adalah sebuah lemabaga bimbingan

belajar yang bergerak di bidang pendidikan non formal yang memfasilitasi

siswa dalam mempersiapkan ujian.

3. Ujian Nasional

Ujian Nasional (UN) adalah kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka

menilai pencapaian standar nasional pendidikan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI

Dalam bab ini dipaparkan mengenai hakikat stres belajar, hakikat lembaga

bimbingan belajar, layanan bimbingan belajar, kajian penelitian yang relevan, dan

kerangka berfikir.

A. Hakikat Stres Belajar

1. Pengertian Stres Belajar

Stres merupakan suatu fenomena yang pernah atau akan dialami oleh

seseorang dalam kehidupannya dan tidak seorang pun dapat terhindar dari

padanya. Berdasarkan terminologinya stres berasal dari bahasa Latin

“singere” yang berarti terasa atau sempit (strictus). Istilah ini mengalami

perubahan seiring dengan perkembangan penelaahan yang berkanjut dari

waktu ke waktu dari straise, strest, stresce, dan stress (Yosep, 2007)

Menurut Santrok (2003), stres merupakan respon individu terhadap

keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor) yang mengancam dan

mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya.Stres adalah suatu

kondisi dimana transaksi antara individu dan lingkungannya mrngarahkan

individu mempersepsikan adanya kesenjangan anatara tuntutan fisik atau

psikologis dari suatu situasi tertentu dengan sumber daya biologis, psikologis,

dan sosial yang dimiliki individu (Lazarus dkk, dalam Sarafino, 2002).

Sekolah merupakan pengalaman yang penuh dengan tekanan. Stres

belajar muncul ketika harapan utuk mencapai prestasi belajar meningkat, baik

10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

dari orang tua, guru, atau teman sebaya dan stres meningkat setiap tahunnya

seiring dengan tuntutan terhadap anak yang berbakat dan berprestasi yang

tidak pernah berhenti . Baumel dalam Wulandari (2011) menyatakan bahwa

stres belajar merupakan stres yang disebabkan oleh stressor, yaitu yang

bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan

kegiatan belajar yang meliputi lama belajar, banyak tugas, serta kecemasan

ujian dan manajeman waktu.Hal ini juga didukung dengan pendapat

Alvin(2007:10) bahwa stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh

seseorang ketika ada tekanan tekanan terhadapnya. Tekanan-tekanan yang

dimaksud adalah berhubungan dengan belajar, kegiatan sekolah, misalnya saja

tugas yang menumpuk, saat-saat menjelang ujian, dan lain sebagainya.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres

belajar adalah suatu respon psikologis, fisik, pikiran , dan perilaku yang

dialami oleh seseorang ketika ada tekanan-tekanan dan ketidaknyaman saat

belajar. Tekanan-tekanan yang dimaksud adalah berhubungan dengan belajar

dan kegiatan sekolah, misalnya saya deadline tugas atau PR, memforsir

belajar mempersiapkan ujian, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan

belajar.

2. Sumber Stres Belajar

Sumber stres pada umumnya meliputi 2 sumber yaitu sumber-

sumber stres internal dan sumber-sumber stres eksternal. Berikut akan

dijelaskan beberapa sumber stres ditinjau dari para ahli.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

a. Sumber Stres Belajar Internal

Menurut Yusuf (2006:135) sumber-sumber stres secara internal

berasal dari dalam diri sendiri, diantaranya ketika kondisi tubuh

kurang sehat, sedang sakit atau sedang ada konflik pribadi yang

menyita atau mengganggu pikiran .

Selaras dengan pendapat Yusuf mengenai sumber stres

internal pada umumnya,Alvin (2007:11) menjelaskan, sumber-

sumber stres belajar internal juga berasal dari diri sendiri berupa

pikiran-pikiran negatif, keyakinan dalam diri, dan kepribadian

yang dimiliki. Contohnya, ketika siswa menghadapi ujian, siswa

tersebut memiliki kepribadian pesimis, karena kepribadian pesimis

siswa tersebut berfikiran bahwa dia tidak dapat menghadapi ujian

dan tidak yakin akan dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan

kemampuan yang dia miliki. Akibatnya siswa tersebut mengalami

stres dan tidak dapat berkonsentrasi mengerjakan soal.

Hal ini juga didukung oleh pendapat Ahmadi (1991) bahwa

sumber stres belajar secara internal anatara lain adalah yang

berasal dari karakteristik individu, hal ini berhubungan dengan

aspek kepribadian tertentu. Misalnya: adanya kecemasan yang

terus menerus, ketakutan, dan lain-lain. Selain itu juga faktor

sistem perilaku, hal ini sangat tergantung pada kemampuan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

individu untuk membaca situasi serta memanfaatkan fasilitas-

fasilitas yang ada.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa sumber stres belajar yang berasal dari dalam

yaitu bersumber dari diri sendiri terdiri dari kepribadian individu,

keyakinan individu, dan pikiran-pikiran negatif dalam diri

individu.

b. Sumber Stres Belajar Eksternal

Sumber stres belajar eksternal ditinjau dari pendapat

Iswarandana (Yudha 2007: 33) diantaranya ruangan panas, suasana

yang ribut, ancaman dari teman, kompetisi, tuntutan tugas yang

dibebankan pada siswa, hubungan sosial di sekolah (baik dengan

sesama teman atau bahkan dengan guru), ulangan mendadak,

menghadapi soal-soal sulit dan mendapatkan nilai jelek saat

ulangan.

Menurut Yusuf (2006:136) sumber-sumber stres eksternal

antara lain: (1)Keluarga, contohnya ketika hubungan di dalam

keluarga yang kurang harmonis, orang tua yang otoriter, masalah

ekonomi atau keuangan misalnya ketika uang sekolah terlambat

dibayar, atau anggota keluarga yang dicintai jatuh sakit atau

meninggal. (2) Lingkungan dan masyarakat sekitar. Misalnya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

suara-suara bising dari teteangga ketika sedang sibuk mengahadapi

ujian, atau suara musik yang keras ketika sedang beristirahat.

Selaras dengan sumber stres internal pada umumnya dan

telah dijelaskan sebelumnya, menurut Alvin (2007:11), sumber-

sumber stres dalam belajar yang berasal dari eksternal yaitu: (1)

Lingkungan, tempat tinggal atau lingkungan belajar juga bisa

menjadi sumber stress belajar. Contohnya, keluarga yang

mengalami kesulitan keuangan, pertengkaran orangtua, dan rumah

yang tidak nyaman, atau tidak tersedianya fasilitas belajar yang di

butuhkan oleh anak. (2) Berbagai peristiwa kehidupan yang

dihadapi anak seperti hari pertama masuk sekolah, ujian akhir,

tugas yang menumpuk, kemarahan dan tututan dari orangtua, dapat

terakumulasi dan menyebabkan stres. (3) Faktor-faktor fisik,

seperti suhu udara, warna, dan bau juga dapat menjadi sumber

stres.

Sejalan dengan pendapat Alvin, Ahmadi (1991)

menambahkan, bahwa sumber-sumber stres eksternal dari stres

belajar adalah; tugas-tugas sekolah, lingkungan sosial, faktor ini

meliputi hubungan interpersonal guru, guru dan siswa, siswa dan

orang tua, serta lingkungan fisik di sekitar siswa seperti keadaan

ruangan kelas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber stres

belajar eksternal yaitu berasal dari lingkungan sekitar individu,

yaitu berupa tugas-tugas sekolah, hubungan interpersonal guru,

guru dan siswa, siswa dan orang tua, serta lingkungan fisik

disekitar siswa.

3. Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Stres Belajar

Menurut Alvin (2007) stres belajar diakibatkan oleh dua faktor, yaitu :

a. Faktor Internal

1) Pola Pikir

Siswa yang berfikir mereka tidak dapat mengendalikan situasi

mereka cenderung mengalami stres lebih besar. Semakain besar

kendali yang siswa pikir dapat ia lakukan, semakin kecil

kemungkinan stres yang dialami siswa.

2) Kepribadian

Kepribadian seorang siwa dapat menentukan tingkat toleransinya

terhadap stres. Tingkat stres siswa yang optimis biasanya lebih

kecil dibandingkan siswa yang sifatnya pesimis.

3) Keyakinan

Penyebab internal selanjutnya yang turut menentukan tingkat stres

siswa adalah keyakinan atau pemikiran terhadap diri sendiri.

Keyakinan terhdap diri sendiri memainkan peran penting dalam

mengintepretasikan situasi-situasi disekitar individu. Penilaian


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

yang diyakini siswa, dapat mengubah cara berfikirnya terhadap

suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres

secara psikologis.

b. Faktor Eksternal

1) Pelajaran lebih padat

Kurikulum dalam sistem pendidikan telah ditambah bobotnya

dengan standar lebih tinggi. Akibatnya persaingan semakin ketat,

waktu belajar bertambah dan beban pelajaran semakin berlipat.

Walaupun beberapa alasan tersebut penting bagi perkembangan

pendidikan dalam Negara, tetapi tidak dapat menutup mata bahwa

hal tersebut menjadikan tingkat stres yang dihadapi siswa

meningkat pula.

2) Tekanan untuk berprestasi tinggi

Para siswa sangat ditekan untuk berprestasi dengan baik dalam

ujian-ujian mereka. Tekanan ini terutama datang dari orang tua,

keluarga, guru, tetangg, teman sebaya, dan diri sendiri.

3) Dorongan status sosial

Pendidikan selalu menjadi symbol status sosial. Orang-orang

dengan kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan

yang tidak berpendidikan tinggi akan dipandang rendah. Siswa

yang berhasil secara akademik sangat disukai , dikenal, dan dipuji

oleh masyarakat. Sebaliknya, siswa yang tidak berprestasi di


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

sekolah disebut lamban, malas, atau sulit . Mereka dianggap

sebagai pembuat masalah dan cenderung ditolak oleh guru,

dimarahi orang tua, dan diabaikan teman-teman sebayanya.

4) Orang tua yang saling berlomba

Dikalangan orang tua yang lebih terdidik dan kaya informasi,

persaingan untuk menghasilkan anak-anak yang memiliki

kemampuan dalam berbagai aspek juga lebih keras. Seiring dengan

menjamurnya pusat-pusat pendidika informal , berbagai macam

program tambahan, kelas seni rupa, musik, balet, dan drama yang

juga menimbulkan pesaingan siswa terpandai , terpintar, dan serba

bisa.

4. Aspek-aspek Stres Belajar

Menurut Sarafino (1994) aspek-aspek stres belajar ada 2 yaitu:

a. Aspek Biologis

Aspek biologis dari stres berupa gejala fisik. Gejala fisik dari stres

yang dialami individu antara lain: sakit kepala, gangguan tidur,

gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguang kulit, dan

produksi keringat yang berlebihan.

b. Aspek Psikologis

Aspek psikologis stres berupa gejala psikis. Gejala psikis dari stres

antara lain:

1) Gejala Kognisi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Kondisi stres dapat mengganggu proses pikir individu.

Individu yang mengalami stres cenderung mengalami

gangguan daya ingat, perhatian, dan konsentrasi.

2) Gejala Emosi

Kondisi stres dapat mengganggu kestabilan emosi individu.

Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala

mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala

sesuatu, merasa sedih, dan depresi.

3) Gejala Tingkah Laku

Kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari

yang cenderung negatife sehingga menimbulkan masalah

dalam hubungan interpersonal.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek stres

meliputi aspek biologis dan aspek psikologis. Menurut peneliti, penjelasan

mengenai aspek-aspek belum lengkap, sehingga peneliti menmbahkan gejala-

gejala stres. Gejala stres adalah penampakan dari suatu sikap perasaan.

Menurut para ahli (Hariandja,2002) gejala stres dikelompokkan

menjadi 3 kategori yaitu:

a. Gejala Fisik

Perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti

denyut jantung yang meningkat, tekanan darah yang meningkat, sakit

kepala, dan sakit perut yang bisa dialami serta harus diwaspadai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

b. Gejala Psikologi

Perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti ketegangan, kegelisahan,

ketidaktenangan, kebosanan, cepat marah, dan lain-lain.

c. Gejala Perilaku

Perubahan-perubahan atau situasi yang ditandai dengan produktivitas

seseorang menurun, absensi meningkat, kebiasaan makan berubah,

merokok bertambah, banyak minum-minuman keras, tidak bisa tidur,

berbicara tidak tenang, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahawa gejala-gejala

stres meliputi gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala perilaku. Menurut

peneliti, penjelasan mengenai gejala-gejala belum lengkap dan merinci,

sehingga peneliti menambahkan gejala-gejala stres lainnya.

Menurut Hardjana(1994) mengenai gejala-gejala stres digolongkan

menjadi beberapa kelompok menjadi sebagai berikut:

a. Gejala fisik: sakit kepala, pusing, pening, tidur tidak teratur, susah tidur,

bangun terlalu awal, sakit pinggang, diare, radang usus besar, sulit buang

air besar, sembelit, gatal-gatal pada kulit, urat tegang terutama pada leher

dan bahu, pencernaan terganggu, tekanan darah tinggi, serangan jantung,

keringan berlebihan, berubah selera makan, lelah atau kehilangan daya

energi, dan bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan

dalam belajar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

b. Gejala emosional: gelisah, cemas, sedih, depresi, mudah menangis,

merana jiwa atau moody berubah-ubah, mudah marah, gugup, merasa

tidak aman atau rasa harga diri rendah, mudah tersinggung, gampang

menyerah, dan bermusuhan.

c. Gejala intelektual: susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan,

mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara

berlebihan, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, kehilangan rasa

humor yang sehat, prestasi menurun, mutu kerja rendah, dan dalam kerja

bertambah banyak jumlah kekeliruan yang dibuat.

d. Gejala interpersonal: Kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah

menyalahkan orang lain, mudah membatalkan janji, suka mencari-cari

kesalahan oranglain, menyerang orang dengan kata-kata, mengambil

sikap terlalu membetengi atau mempertahankan diri, dan mendiamkan

orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala-gejal

stres meliputi gejala fisik, gejala emosional, gejala intelektual, dan geja

interpersonal. Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka penulis

berkesimpulan bahwa gejala-gejala stres dapat pula disebut sebagai aspek-

aspek stres. Aspek-aspek stres menghadapi ujian nasional meliputi aspek

fisik, aspek emosional, aspek intelektual, dan aspek interpersonal. Aspek-

aspek tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan skala stres

menghadapi ujian nasional.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

5. Respon Stres Belajar

a. Respon Emosional

Respon emosional atau dapat disebut dengan respon secara

psikologis, menurut Woolfolk dan Richardson (Yusuf, 2004:97)

merupakan respon emosi yang timbul akibat stres yaitu: perasaan

kesal, marah, cemas, takut, sedih, dan duka cita. Pendapat di atas tidak

jauh berbeda dengan pendapat Alvin (2007: 14) yang menyatakan

bahwa respon emosional atau secara afeksi ditunjukkan dengan

perasaan cemas, marah, dan juga dapat ditunjukkan dengan perasaan

bersemangat.

b. Respon Fisiologis

Yusuf (2004: 97) respon fisiologis stress diantaranya adalah :

1) The Fight or Flight Response, Reaksi fisiologis terhadap ancaman

dengan memobilisasi organisme untuk melawan atau melarikan

diri, menghindar dari ancaman atau sesuatu yang membahayakan.

2) The General Adaption Syndrome, Respon tubuh terhadap stres

yang terdiri atas 3 tahap : alarm, resistance, dan exhaution.

3) Brain Body Pathway, yaitu dengan memobilisasi tubuh untuk

kegiatan-kegiatan seperti meningkatkan aliran darah, memompa

darah ke otak dan otot-otot, mempercepat konsumsi oksigen dan

penapasan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

Menurut Alvin (2007: 14), ada 4 tahap reaksi fisik yang

ditunjukkan tubuh seseorang ketika mengalami stres belajar yaitu :

(1) terancam, (2) bersiap untuk melawan atau lari, (3) melawan

atau lari, (4) kembali normal. Merasa terancam dan terpojok

otomatis akan mengakibatkan reaksi fisik seperti denyut jantung,

nafas dan ketegangan otot-otot tertentu meningkat. Ini merupakan

situasi bersiap lawan atau lari. Dalam situasi ini otot-otot

menegang, dan nafas lebih cepat agar mendapatkan lebih banyak

oksigen yang dibutuhkan otot untuk beraksi. Proses pencernaan

melambat dan produksi asam perut meningkat, akibatnya terasa

sakit atau tidak nyaman. Pada seseorang biasanya timbul serangan

sakit perut atau sakit kepala. Ketika tubuh berada dalam keadaan

siaga tersebut, selanjutnya adalah proses melawan atau lari dari

ancaman. Setelah proses tersebut, tubuh akan kembali.

c. Respon Kognitif

Menurut Semium (2006: 454) respon kognitif yang

ditunjukkan ketika seseorang mengalami stres yaitu berupa pikiran

menghindar, yakni mengalihkan pikiran dengan sengaja tentang

hal-hal yang membingungkan diri sendiri atau juga dengan cara

mendefinisikan situasi sehingga tidak lagi menjadi sumber

ketakutan.

d. Respon Behavioral
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

Menurut Yusuf (2004: 97) respon behavioral atau perilaku

yaitu berbagai upaya yang dilakukan untuk menuntaskan,

mengurangi, atau mentoleransi tuntutan-tuntutan yang

menyebabkan stres misalnya: ketika mendapatkan nilai jelek siswa

berupaya meningkatkan kedisiplinan dalam mempelajari buku-

buku atau membenci guru yang memberikan nilai tersebut. Alvin

(2007: 14) juga meyebutkan bahwa stres yang berkepanjangan

juga dapat menyebabkan seseorang menunjukkan masalah

perilaku, seperti: berbuat onar di kelas, berperilaku aneh, merusak

diri sendiri, berperilaku antisosial, menyendiri, mengkonsumsi

rokok, obat-obatan, dan alkohol, marah yang meledak-ledak,

menjadi agresif, mengamuk, dan tertawa-tawa.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa repon stres dalam belajar terdapat 4 macam

yaitu:

a. Respon psikologis yaitu dalam bentuk perasaan marah, cemas,

takut, dan juga perasaan bersemangat. Contohnya ketika akan

menghadapi ujian ada siswa yang merasa cemas dan takut, ada

juga yang mampu merespon stres yang dirasakan dengan cara

menciptakan perasaan positif dan semangat pada dirinya.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

b. Respon fisiologis seperti meningkatkan aliran darah,

memompa darah ke otak dan otot-otot, mempercepat konsumsi

oksigen dan penapasan.

c. Respon kognitif seperti mengalihkan pikiran dari kejadian

yang mengakibatkan stres, contohnya ketika siswa berfikir bahwa

ujian bukanlah sesuatu hal yang menakutkan, tetapi adalah suatu

tantangan yang harus dihadapi.

d. Respon behavioral seperti perilaku berbuat onar di dalam kelas

ketika pelajaran sedang berlangsung, menyendiri, mnegkonsumsi

rokok,obat-obatan, dan alkohol.

6. Tahapan Stres Belajar

Robert J. Van Amberg (Iyus Yosep, 2009:52) membagi stres

menjadi 5 tahapan yaitu sebagai berikut:

a. Stres tingkat I

Tahapan ini merupakan tingkat stres yang paling ringan dan

biasanya disertai dengan perasaan-perasaan seperti: semangat

yang tinggi, penglihatan tajam dan tidak seperti biasanya,

energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan

pekerjaan lebih dari biasanya. Tahapan ini biasanya

memnyenangkan dan orang lalu bertambah semangat, tetapi

tanpa disadari bahwa seberanya cadangan energi sedang

menipis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

b. Stres tingkat II

Dalam tahapan ini dampak stres yang menyenangkan mulai

menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan

energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang

sering dikemukakan diantaranya: merasa letih sewaktu bangun

pagi, merasa lelah sesudah makan siang, merasa lelah

menjelang sore hari, terkadang gangguan dalam sistem

pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang

pula jantung berdebar-debar, perasaan tegang pada otot-otot

punggung dan tengkuk (leher belakang), perasaan tidak bisa

santai.

c. Stres tingkat III

Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin nampak disertai

dengan gejala-gejala seperti: gangguan usus lebih terasa (sakit

perut, mulas, sering ingin ke belakang), otot-otot terasa lebih

tegang, perasaan tegang yang semakin meningkat, gangguan

tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur

kembali, atau bangun terlalu pagi),badan terasa oyong, rasa-

rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan).

d. Stres tingkat IV

Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk

yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: untuk bisa


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan

yang semula menyenangkan kini terasa sulit, kehilangan

kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial, dan

kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat, tidur semakin

sukar, mimpi-mimpi yang menegangkan, dan seringkali

terbangun dini hari, perasaan negativistik, kemampuan

berkonsentrasi menurun tajam, perasaan takut yang tidak dapat

dijelaskan, tidak mengerti mengapa.

e. Stres tingkat V

Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari

tahapan IV, yaitu: keletihan yang mendalam, untuk pekerjaan-

pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu, gangguan

sistem pencernaan lebih sering, sukar buang air besar atau

sebaliknya feses cair dan sering ke belakang, perasaan takut

yang semakin menjadi.

Tahapan stres juga diungkapkan oleh Alvin (2007: 100).

Alvinmembagi stres menjadi 4 tingkat utama, yaitu:

a. Stres reaktif

Pada tahapan ini stres yang timbul disebabkan oleh tekanan

dantuntutan terhadap seseorang yang melebihi

kemampuannya.Contohnya reaksi terhadap tes mendadak,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

terlambat menghadirikegiatan penting di sekolah, dimarahi di

depan kelas.

b. Stres kumulatif

Pada tingkat stres kumulatif, respon terhadap stres masih

berlangsungdan gejalanya meningkat dari waktu ke waktu.

Masalah-masalahtersebut sering menjadi penyebab seseorang

menjadi tidak produktif.Contohnya siswa tidak mampu mengerti

bahasa instruksi di sekolahatau terus-menerus diomeli atau

dimarahi.

c. Stres insiden kritis

Reaksi yang timbul pada tahapan ini adalah reaksi emosional

yangkuat. Stres pada tahap ini biasanya timbul karena tuntutan

yangmendadak, di luar dugaan, ancaman, dan insiden-insiden

khusus.Contohnya siswa yang diganggu secara fisik oleh kakak

kelas disekolah atau terlibat dalam kecemasan yang mengancam

jiwa

d. Stres postraumatis

Stres pada tahap ini timbul karena adanya peristiwa atau insiden

traumatis yang berhubungan dengan stres. Pada tahap ini

terjadidisfungsi kesadaran. Contohnya siswa yang diancam akan

dibunuholeh kakak kelasnya jika tidak menuruti kemauan kakak

kelas.Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

kesimpulanbahwa tahapan stres ada beberapa macam. Namun,

stres dalam belajarbiasanya hanya meliputi dua kategori stres yang

pertama, yaitu stres reaktif dan kumulatif.

7. Dampak Stres dalam Belajar

Pada dasarnya dampak stres dalam belajar tidak jauh beda

dengandampak stres. Pada umumnya untuk mengetahui dampak stres

dalam belajar pada siswaterlebih dahulu akan dikaji mengenai dampak

stres. Dampak stres berbagaimacam bentuknya. Stres dapat berdampak

pada tubuh seseorang maupunpsikologis seseorang. Beberapa dampak dari

stres diantaranya menurutpendapat Santrock (2003: 557) stres dapat

mengakibatkan hilangnya nafsumakan, otot menjadi lemah, dan

menurunnya minat terhadap dunia.

Stres juga berpengaruh pada kesehatan tubuh seseorang. Menurut

BobLosyk (2007: 15) stres berdampak pada kesehatan fisik

seseorang.Dampak yang diakibatkan stres diantaranya adalah: penyakit

jantung stroke akibat tekanan darah naik, otot-otot menegang yang

kemudianmenyebabkan rasa sakit, otot menjadi lemah dan letih,

menimbulkan sakitkepala, sakit punggung dan rasa sakit di berbagai

bagian tubuh, asamlambung meningkat menjadikan perut mual dan luka

pada lambung, ataumungkin diare, sistem kekebalan tubuh goyah dan

menyebabkan tubuhmenjadi rentan terhadap penyakit, asma akibat stres,

kanker, depresiditandai dengan perasaan tak bersemangat atau sedih terus-


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

menerus, danpenyakit psikosomatik yaitu penyakit dimana tubuh secara

langsungterpengaruh oleh proses-proses pemikiran-pemikiran negatif

yang akanmengurangi kemampuan seseorang untuk menangkal penyakit,

danakhirnya berhasil mencapai kedudukan yang kuat di dalam

tubuhseseorang.

Menurut Alvin (2007: 18) dampak stres dalam belajar adalah:

a. Menurunnya Daya Tahan Tubuh

Awalnya ditandai dengan beberapa keluhan sepeti mengeluh

sakitperut atau demam menjelang ujian. Bagi remaja yang sedang

sakit,dan juga mengalami stres nantinya akan memperparah

kondisisakitnya. Stres berkepanjangan yang tidak ditangani hingga

dewasadapat memicu penyakit-penyakit seperti tekanan darah

tinggi,kolesterol, dan serangan jantung.

b. Respon Pikiran

Stres dalam waktu jangka panjang juga akan mempengaruhi

mentalremaja. Remaja menderita kelelahan mental dan patah

semangat, sertamengalami masalah-masalah perilaku dan

psikologis. Ada yangmenderita depresi dan kecemasan. Salah satu

dampak psikologis laindari stres adalah fobia. Remaja yang terus

tertekan dalam suatu halakan mengembangkan rasa takut terhadap

hal tersebut. Contohnyaadalah fobia terhadap ujian. Remaja yang

selalu ditekan untukmendapatkan nilai tinggi dalam ujian merasa


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

ketakutan saat akanujian, bahkan terkadang pergi ke sekolah saja

sudah cukupmenimbulkan emosi negatif. Bagi remaja dengan

kemampuanmengatasi stres rendah akan merusak rasa percaya diri.

Selain itu, jugaakan menimbulkan masalah perilaku, seperti:

berbuat onar di kelas,memosi meledak-ledak, menyendiri,

mengkonsumsi rokok, obatobatan,alkohol.

Jadi dapat disimpulkan bahwa stres dalam belajar berdampak

padakesehatan tubuh dan juga psikologis siswa. Dampak kesehatan tubuh

dapatdilihat dari menurunnya daya tahan tubuh yang dapat menimbulkan

siswarentan terhadap penyakit, dan dampak secara psikologis yaitu

akibatpikiran-pikiran negatif yang ada pada siswa yang menyebabkan

kehilangankepercayaan diri dan kecemasan pada diri siswa.

B. Lembaga Bimbingan Belajar

1. Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)

Depdiknas (2009) menyatkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas

pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi

dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah , dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan mencakup

pendidikan umum, kejurusan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan

khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

pendidikan sepanjang masa. Satuan pendidkan nonformal terdiri atas

lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan

masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis. Kegiatan

pendidika informal dilakukan oleh keluarga lingkungan berbentuk

kegiatan belajar secara mandiri.

Dapat disimpulkan bahwa, Lembaga Bimbingan Belajar

adalah Lembaga Pendidikan Informal yang dibuat untuk membantu siswa

dalam menempuh pendidikan Formal melalui guru pembimbing yang

kompeten. Lembaga Bimbingan Belajar turut berperan dalam

mencerdaskan anak bangsa.

Lembaga Bimbingan Belajar cenderung sebagai tempat pelarian

siswa yang kurang di dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Selain

itu, Lembaga Bimbingan Belajar juga memiliki tanggung jawab besar

karena mengemban kepercayaan orang tua dan wali untuk meningkatkan

kemampuan anaknya dibidang akademik, moral, sosial, dan agama serta

pendidikan kemandirian.

2. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta

a. ProfilLembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta

Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta merupakan

salah satu lembaga penyelenggara jasa bimbingan belajar yang berdiri

di kota Yogyakarta. Letak Kantor Pusat dari Lembaga Bimbingan

Belajar Neutron Yogyakarta di Jl. Taman Siswa Gg. Thrusta Jumena


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

55151, Telephone/Fax (0274) 418934. PO BOX 1188 Yogyakarta

55011. Pada tahun 1999, Lembaga bimbingan belajar ini telah

mendapatkan ijin dari Departemen Pedidikan dan Kebudayaan dengan

nomor. 057 / IB / M5 / Kpts / 1999, sebagai Lembaga Bimbingan

Belajar dengan Klasifikasi A. Neutron Yogyakarta telah mempunyai

lebih dari 64 Kantor cabang di seluruh Indonesia.

Asal kata Neutron Yogyakarta berasal dari kata Neutron dan

Yogyakarta. Kata Neutron diambil dari nama tempat didirikannya

Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta, yaitu di Desa

Neytran. Kata Neutron sendiri dilihat dari konsep Fisika mempunyai

arti partikel pembentuk inti atom yang bermuatan, namun mempunyai

massa. Hal ini mengundang arti bahwa lembaga bimbingan belajar

Neutron Yogyakarta tidak mempunyai muatan apa-apa (muatan

politis, agama, atau yang lainnya)dalam penyelenggaraan jasa

bimbingan belaja, tapi lembaga ini mempunyai massa (pengikut) yang

banyak.

b. Sistem Bimbingan Lembaga Bimbingan Belajar Neutron

Yogyakarta

Setiap siswa yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron

Yogyakarta, siswa masuk dalam satu minggu sebanyak tiga kali

dengan durasi setiap kali masuk bimbingan selama 90 menit. Siswa


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

juga disediakan jadwal tambahan untuk mempersiapkan ulangan

harian, ulangan semester, dan persiapan Ujian Nasional.

c. Fasilitas Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta

Lembaga bimbingan belajar Neutron Yogyakarta, memberikan

fasilitas yang cukup lengkap dan nyaman bagi siswa, diantaranya

setiap siswa akan mendapatkan; modul buku terbaik dan terlengkap,

diberikan proset soal evaluasi, diberikan tes standar, diberikan tes

potensi akademik, diberikan tes simulasi dan gladi bersih Ujian

Nasional, serta tes detectioan(tes psikologi), selain itu fasilitas yang

akan didapat siswa ialah absen sidik jari/finger print, hot spot area,

konsultasi pelajaran atau PR.

Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta juga

memberikan tes persiapan masuk SMA Taruna Nusantara Magelang

khusus untuk kelas IX SMP. Selain itu, Neutron Yogyakarta juga

megadakan Parent meeting untuk mengakomodir tuntutan belajar dan

kebutuhan siswa, hal ini bertujuan untuk membantu perkembangan

siswa dan mengetahui siswa dalam menguasai materi dasar dan

termasuk aspek ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Setiap pertemuan

orang tua, akan diberikan laporan hasil-hasil evaluasi belajar secara

berkal, sehingga orang tua juga dapat memantau perkembangan putra-

putinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siswa maupun Orang Tua

mengikuti Bimbingan Belajar:

a. Faktor Internal

Yang menjadi faktor internal bimbingan belajar adalah siswa

menjadi kurang mendapat perhatian dari orang tua karena kesibukan

untuk mengikuti bimbingan belajar, di sisi lain siswa merasa terforsir

sehingga kurang mendapatkan waktu untuk istirahat dan jika siswa

sudah malas tidak ada kemauan lagi untuk belajar.

b. Faktor Eksternal

Yang menjadi faktor internal bimbingan belajar adalah siswa

menjadi kurang mendapat perhatian dari orang tua karena kesibukan

untuk mengikuti bimbingan belajar, di sisi lain siswa merasa terforsir

sehingga kurang mendapatkan waktu untuk istirahat dan jika siswa

sudah malas tidak ada kemauan lagi untuk belajar.

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa terlaksananya

sebuah lembaga bimbingan belajar berkat dukungan dari orangtua,

karena harapan orang tua supaya anak menjadi cerdas dan tercapai

cita-citanya, selain itu karena para orang tua kebanyakan memiliki

pengetahuan mengenai pendidikan yang terbaru sehingga mereka tidak

mampu membimbing anaknya secara maksimal untuk belajar.

Dengan mengikuti bimbingan belajar anak menjadi lebih

semangat dan percaya diri untuk meraih sebuah prestasi, anak menjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

berwawasan luas dan mempunyai banyak teman sehingga anak

menjadi giat dan fokus untuk belajar.Faktor eksternal bimbingan

belajar tidak cukup hanya dari orang tua tetapi juga guru/tentor,

guru/tentor merupakan faktor pendukung utama dalam pembelajaran,

hal ini di karenakan guru menjadi panutan bagi anak didiknya.

4. Dampak dari lembaga Bimbingan Belajar

a. Dampak Positif

1) Prestasi meningkat

Dengan mengikuti kegiatan bimbingan belajar banyak sekali

manfaat yang dapat diambil salah satunya yaitu meningkatkan

prestasi. Dari jelek menjadi mendapat nilai yang lebih baik, oleh

sebab itu bimbingan belajar sangat perlu untuk diikuti khususnya

oleh anak yang kurang mampu dalam pelajaran.

2) Lebih Percaya Diri

Mengikuti bimbingan belajar ini membuat siswa menjadi lebih

percaya diri. Jadi lebih semangat dan bisa mengetahui sampai

dimana kemampuan yang dimilikinya.

3) Mandiri

Mengikuti bimbingan belajar membuat siswa juga lebih mandiri

dan disiplin dalam mengatur waktu untuk belajar. Sehingga

mereka tidak tergantung pada orang lain, selagi siswa masih bisa

mengerjakan tugasnya sendiri ia akan mengerjakan sendiri sesuai


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

dengan pengetahuan dan bekal yang ia peroleh dari bimbingan

belajar.

4) Menumbuhkan Kemauan Belajar

Mengikuti bimbingan belajar tidak hanya mendapat ilmu ataupun

wawasan lebih luas tapi juga mendapat banyak teman baru, karena

mempunyai teman-teman yang baru membuat siswa memiliki

semangat untuk bersaing meraih prestasi disekolah.

5) Meminimalisir Waktu Bermain

Banyak kegiatan yang siswa lakukan sepulang sekolah, tambahan

jam pelajar di sekolah, kerja kelompok, atau mengikuti bimbingan

belajar, sehingga membuat waktu bermain siswa mulai berkurang

karena harus belajar.

6) Mempunyai Rasa Ranggungjawab

Mengikuti bimbingan belajar dapat menumbuhkan rasa tanggung

jawab pada diri siswa utuk terus belajar. Dengan adanya tanggung

jawab siswa dapat membagi waktunya kapan ia harus belajar dan

kapan ia harus bermain, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat

untuk belajar karena memiliki keinginan untuk bisa meraih cita-

cita yang diharapkannya ataupun orangtuanya.

b. Dampak Negatif

1) Siswa Menjadi Terfosir Pikirannya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37

Karena dengan belajar siswa menjadi terus ditekan pikirannya,

sehingga siswa kurang beristirahat yang dapat mempengaruhi

kesehatannya, bisa juga timbul rasa malas untuk belajar karena

kurangnya istirahat, belajar menjadi tidak fokus dan informasi baru

sulit untuk dipahami.

2) Kurang Kasih Sayang dari Orang tua

Mengikuti bimbingan bekajar membuat siswa, lebih lama bertemu

dengan guru di sekolah maupun tentor di tempat bimbingan

belajar, hal ini membuat kedekatan emosi antara siswa dengan

orang tua menjadi jauh, selain itu kurangnya kemampuan yang

dimiliki orang tua dalam mendapingi belajar siswa dengan sistem

pendidikan yang terus berkembang membuat orang tua lebih

mempercayakan bimbingan belajar dari pada harus mendapingi

sendiri.

3) Gaya Belajaryang Berbeda pada Setiap Siswa

Dalam mengikuti bimbingan belajar tidak semua siswa

mempunyai kemampuan daya tangkap yang sama, fokus setiap

siswa berbeda-beda, gaya belajar sitap siswapun juga berbeda-

beda. Ada siswa yang gaya belajarnya bertipe visual sehingga ia

harus fokus memperhatikan guru/tentor dalam memberi

penjelasan, namun siswa ini akan terganggu ketika ia menemukan

temennya yang usil dan mengganggunya berkonsentrasi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

memperhatikan guru/tentor yang menjelaskan. Dalam hal ini,

guru/tentor yang mempunyai peran yang besar dalam

mengkondisikan siwa sehingga, suasana kelas yang nyaman dapat

tercipta untuk siswa belajar.

Dari penjabaran hasil wawancara peneliti dengan siswa serta orang

tua, dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar sangat penting untuk

siswa yang kurang mampu dalam belajar, siswa yang ingin mengejar

prestasi di sekolah, dan bagi siswa yang orang tuanya sibuk bekerja atau

kurang mampu mendampingi dalam belajar. Dengan mengikuti

bimbingan belajar siswa memiliki rasa tanggung jawab sebagai siswa

untuk belajar dan berprestasi di sekolah, siswa memiliki motivasi untuk

merealisasikan cita-citanya, dan memenuhi harapan orang tua yang

dibebankan kepadanya.

C. Layanan Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bidang bimbingan, untuk

mengkaji pengertian bimbingan belajar terlebih dahuilu akan dibahas

mengenai hakikat bimbingan itu sendiri. Pengertian bimbingan menurut

Crow & Crow (Prayitno, 2004: 94) adalah bantuan yang diberikan oleh

seseorang, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan

baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur

kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39

membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri. Menurut

Crow & Crow tersebut layanan bimbingan yang diberikan pada

individuatau sekumpulan individu berguna untuk menghindari dan

mengatasimasalah dalam kehidupannya secara mandiri.

Sedangkan menurut Donald G. Mortenson (Marsudi, 2003: 31)

pengertian bimbingan adalah:

a. Bimbingan merupakan bagian dari program pendidikan

b. Bimbingan merupakan bantuan dan kesempatan setiap orang

c. Bimbingan diberikan oleh petugas yang memiliki keahlian

d. Dengan bimbingan individu diharapkan dapat berkembang sesuai

dengan kemampuannya

e. Dasar bimbingan ialah demokrasi

Menurut Donald G. Mortenson tersebut bimbingan merupakan

pemberian bantuan kepada setiap orang yang dilakukan oleh ahli dalam

bidang bimbingan, dan diharapkan dengan bimbingan tersebut orang yang

diberikan bimbingan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya.

Sementara menurut Bimo Walgito (2004: 5) bimbingan adalah bantuan

atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan

adalah salah satu bentuk proses pemberian bantuan kepada individu atau

sekumpulan individu dalam memecahkan masalahnya, sehingga masing-

masing individu akan mampu untuk mengoptimalkan potensi dan

keterampilan dalam mengatasi setiap permasalahan, serta mencapai

penyesuaian diri dalam kehidupannya.

Setelah memahami pengertian bimbingan, kajian selanjutnya yang

dipaparkan adalah salah satu bidang dari bimbingan yaitu bimbingan

belajar. Bimbingan belajar menurut Oemar Hamalik (2004: 195) adalah

bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan

yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan

membantu siswa untuk menentukan cara-cara yang efektif dan efisien

dalam mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada

siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa,

sehingga tercapai tujuan belajar yang diinginkan.

2. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 111) tujuan

pelayanan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid

agar mendapatkan penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar,

sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai kemampuan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41

yang dimilikinya, mencapai perkembangan yang optimal. Diperjelas oleh

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono bahwa bimbingan belajar memiliki

tujuan diantaranya adalah:

a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa.

b. Menunjukkan cara-cara belajar yang sesuai dan cara dan fungsi

menggunakan buku pelajaran.

c. Memberikan informasi berupa saran dan petunjuk bagi

yangmemanfaatkan perpustakaan.

d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan

danujian.

e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat,

kecerdasan,cita-cita, dan kondisi fisik atau kesehatan yang

dimiliki.

f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang

studitertentu.

g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.

h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan

pelajarandi sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan karier

di masadepan.

Selaras dengan pendapat Tim Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan

(Mulyadi, 2010: 107) tujuan bimbingan belajar adalah membantu murid-

murid agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42

Penyesuaian tersebut contohnya berupa penyesuaian diri dengan

lingkungan keadaan kelas, dengan suasana ketika mengikuti pelajaran di

sekolah, dan dengan teman kelompok belajar di sekolah.

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005: 15) tujuan

bimbingan belajar sendiri adalah:

a. Mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti

kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, dan

perhatianterhadap semua pelajaran, serta aktif mengikuti semua

kegiatanbelajar yang dipogramkan

b. Mempunyai motif yang tinggi untuk belajar

c. Mempunyai keterampilan atau teknik belajar yang efektif,

sepertiketerampilan membaca buku, mencatat pelajaran, dan

mempersiapkandiri menghadapi ujian

d. Mempunyai keterampilan untuk menetapkan tujuan dan

perencanaanpendidikan, contohnya membuat jadwal belajar,

mengerjakan tugastugassekolah, memantapkan diri dalam

memperdalam pelajarantertentu,dan berusaha memperoleh

informasi tentang berbagai haldalam rangka mengembangkan

wawasan yang lebih luasMemiliki kesiapan mental dan

kemampuan untuk menghadapi ujian

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

bimbinganbelajar secara umum yaitu membantu murid-murid agar


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43

mendapatkanpenyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga

setiap muriddapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya,dan mencapai perkembangan yang optimal.

3. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi bimbingan belajar bagi siswa menurut Oemar Hamalik (2004:

195) antara lain:

a. Membantu siswa agar memperoleh pandangan yang objektif dan

jelas tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaan yang

dimilikidirinya sendiri agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak

diinginkan.

b. Membantu siswa dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai

dengankebutuhan, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki dan

membantusiswa dalam menentukan cara yang efektif dan efisien

dalammenyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilih agar

tercapaihasil yang diharapkan.

c. Membantu siswa dalam memperoleh gambaran dan pandangan

yangjelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan

kecenderungankecenderungandalam lapangan pekerjaan agar ia

dapat menentukanpilihan yang tepat.

Sedangkan menurut Nana Syaodih (2003: 237) bimbingan

mempunyai beberapa fungsi yaitu:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44

a. Fungsi pemahaman individu, yaitu membantu para siswa di dalam

pemahaman individu, baik individu dirinya ataupun orang lain.

b. Fungsi pencegahan dan pengembangan, yaitu mencegah

siswaberkembang ke arah negatif-destruktif dan mendorong siswa

untukberkembang ke arah yang positif-konstruktif.

c. Fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri, yaitu

membantusiswa dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

di sekitarnya.

Sementara fungsi bimbingan menurut Syamsu Yusuf dan Juntika

Nurihsan (2005: 16) adalah:

a. Pemahaman, yaitu membantu siswa agar memiliki pemahaman

terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya.

b. Preventif, yaitu membantu siswa untuk senantiasa

mengantisipasiberbagai masalah yang terjadi dan berupaya

mencegahnya, supayamasalah tidak dialami oleh siswa.

c. Pengembangan, yaitu berupaya untuk menciptakan lingkungan

belajaryang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa

d. Perbaikan, yaitu berupaya memberikan bantuan kepada siswa

yangtelah mengalami masalah yaitu dalam segala aspek

e. Penyaluran, yaitu membantu individu memilih

kegiatanekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45

memantapkanpenguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan

minat, bakat,keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya

f. Adaptasi, yaitu membantu pelaksana pendidikan

untukmengadaptasikan program pendidikan terhadap latar

belakangpendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa.

g. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa

agardapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif

terhadapprogram pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama

Berdasarkan pendapat dari dua ahli mengenai fungsi bimbingan

belajar dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar berfungsi untuk

membantu siswa dalam pemahaman diri sesuai dengan kecakapan

bakat dan minat, bimbingan belajar bermanfaat untuk memperoleh

gambaran tentang bagaimana menentukan cara yang efektif dan efisien

dalam menyelesaikan pendidikan agar sesuai dengan apa yang

diharapkan, serta membantu individu untuk menentukan pilihan yang

tepat dalam lapangan pekerjaan sesuai dengan kemampuan siswa

setelah menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dijalani.

4. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan

Bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa

adalah layanan bimbingan yang disesuaikan dengan masalah belajar yang

dihadapi oleh siswa, maka guru pembimbing dapat merumuskan program

layanan bimbingan belajar kepada siswa.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46

Menurut Tohirin (2007: 131) beberapa bentuk layanan bimbingan

belajar dapat diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut:

a. Orientasi kepada siswa, khususnya siswa baru tentang tujuan sekolah,

isi kurukulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara

belajar ysng tepat , dan penyesuain diri dengan corak pendidikan di

sekolah.

b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat

selama mengikuti pembelajaran di sekolah maupun di rumah baik

secara individual maupun kelompok.

c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai,

memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha

belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidikan

yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup layanan informasi

tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.

d. Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan kemampuan

intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup terhadap program

studi atau jurusan tertentu, dan sebagainya.

e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang

mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap

dalam menghadapi ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang dapat

menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47

menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara

rutin, dan lain sebagainya.

f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan

mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara

efektif dan efisien

Pendapat di atas mengandung banyak arti bahwa bentuk

layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa adalah bentuk

pengenalan tentang sekolah dan kurikulum belajarnya, cara belajar

yang baik sehingga dapat memeilih jurusan sesuai dengan bakat, minat

dan kemampuannya, sehingga siswa dapat mengatasi permasalahan

belajarnya.

Menurut Winkel (2007:116) bentuk layanan bimbigan belajar

dapat dilakukan dengan program bimbingan belajar yang terencana

dan terorganisisr dengan baik, meliputi:

a. Pemberian informasi kepada siswa baru di sekolah mengenai tujuan

sekolah, isi kurikulum, penytesuaina diri di sekolah, cara-cara

belajar dan struktur organisasi sekolah. Semua ini diusahakan

dalam orientasi belajar siswa.

b. Memberikan informasi kepada siswa dan tutunan dalam hal belajar

di rumah dan membentuk kelompok belajar.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48

c. Memberikan informasi tentang kemungkinan dan kesempatan untuk

melanjutkan studi dan tuntutan-tuntutan apa yang harus dipenuhi

supaya berhasil.

d. Mengumpulkan data mengenai bakat-bakat dan hasil belajar

masing-masing siswa, agar dapat ditolong untuk mengenal dirinya

sendiri. Tanpa tersedianya data semacam ini, program bimbingan

belajar tidak dapat terlaksana dengan baik.

e. Melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan

kesukaran-kesukaran dalam belajar, untuk membicarakan pilihan

sekolah lanjutan, dan untuk membicarakan kegagalan yang

disebabkan karena salah memilih jurusan.

f. Memberikan bantuan dalam hal membentuk kelompok belajar dan

mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok agar berjalan efisien

dan efektif.

Jadi, bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada

siswa adalah segala informasi yang menunjang kegiatannya dalam

hal belajar mulai dari pengenalan tentang sekolah, pengenalan

bakat dan kemampuan diri dalam belajar samapai pada kesulitan

belajar yang akan dihadapinya nanti.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49

Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Septianing Arbianti pada tahun

2012, dengan judul “Perbedaan Tingkat Stres Belajar Siswa FullDay School

dan Siswa regular SMAN Se-kota Malang”, menunjukkan dari 364 responden

, 36 responden (9,89%) tingkat stres belajarnya tinggi, 256 responden

(70,33%) tingkat stres belajarnya sedang, dan 72 responden (19,78%) tingkat

stres belajarnya rendah. Selain itu hasil penelitian tersebut juga menunjukkan

terdapat perbedaan tingkat stres belajar antara siswa fullday school dengan

siswa regular di SMAN Se-Kota Malang. Namun hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan strss belajar antara siswa dan

siswi fullDay school dan sekolah regular di SMAN Se-Kota Malang.

Pada penelitian yang lain (Pranadji, 2010) menunjukkan gejala stres

yang sering kali dialamioleh hampir setengah contoh SMA Negeri 3adalah

merasa pegal-pegal padaleher/punggung/bahu (34,2%), merasa tidak

tenang/tegang/cemas/terancam/gelisah (31,6%), merasa sukar berkonsentrasi

dalam belajar (34,2%), dan merasa banyak beban yang menumpuk (42,1%).

Hal ini berbeda dengan gejala stres yang sering kali dialami oleh contoh di

SMA Insan Kamil yang hanya mengalami sukar berkonsentrasi dalam belajar

(34,2%). Sisanya persentase gejala stres tidak terlalu banyak.Berdasarkan

pernyataan yang diberikan contoh, lebih dari setengah contoh (59,2%) yang

merasa mengalami sukar berkonsentrasi belajar kemungkinan karena tidak

mempunyai jadwal belajar yang jela dan realistis. Padahal, jika melihat ada

atau tidaknya masalah dengan mata pelajaran, maka sebanyak 69,7% contoh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50

mengaku mempunyai masalah dengan mata pelajaran. Presentase terbesar

mata pelajaran yang dirasakan kurang mampu yang diujiankan pada Ujian

Nasional adalah Ilmu Pengetahuan Alam (73,7%). Sebanyak 75% contoh

merasa sistem pendidikan di Indonesia dengan mangadakan Ujian Nasional

(UN) tidak tepat. Namun, presentase terbesar contoh 47,9% menargetkan nilai

sebesar 9,5 untuk mencapai kelulusan tahun ini.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, lebih dari setengah contoh

(55,3%) menganggap Ujian Nasional merupakan hal yang menegangkan.

Sebanyak 25% contoh menganggap Ujian Nasional biasa saja. Selain itu,

sebanyak 17,1% contoh menganggap Ujian Nasional merupakan hal yang

membuat senang atau semangat. Kesan lainnya, sebanyak 2,6% contoh

merasa campur aduk antara cemas dan senang dalam menghadapi Ujian

Nasional. Berbagai cara dilakukan contoh untuk menghilangkan rasa cemas

dalam menghadapi Ujian Nasional yaitu dengan cara pergi ke rumah saudara

atau teman (6,6%), jalan-jalan ke tempat hiburan (17,1%), mendekatkan diri

dengan Tuhan(53,9%) dan lainnya(22,4%) seperti berinternet belajar,

mendengarkan musik, bermain game, tidur, bercerita kepada orang tua, dan

berdiam diri dikamar. Selain itu persiapan yang dilakukan dalam menghadapi

Ujian Nasional yaitu dengan mengikuti bimbingan belajar (63,2%), belajar

sendiri atau mandiri (919,7%), belajar kelompok(1,3%), dan lainnya (15,8%)

seperti belajar dengan guru yang menyenangkan, mengikuti bimbingan

belajar, belajar sendiri maupun kelompok, hingga tidak melakukan persiapan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51

apa-apa. Hal ini menggambarkan bahwa contoh dapat mengatur dirinya dan

member semangat saat menghadapi situasi yang sulit. Tingkat stres contoh

kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori, maka presentase terbesar

contoh (73,7% di SMA Negri 3 dan 76,3% di SMA Insan Kamil) berada

dalam kategori tingkat stress sedang. Tingkat stres sedang memberikan arti

bahwa gejala stres kadang-kadang dialami oleh contoh dalam 6 bulan terakhir.

Presentase contoh di SMA Negri 3 yang mengalami tingkat stres tinggi

(15,8%) lebih banyak dibandingkan presntase contoh di SMA Insan Kamil

(10,5%) dalam kategori tersebut.

E. Kerangka Pikir

Stres belajar sering terjadi pada siswa yang sedang mempersiapkan

diri dalam menghadapi Ujian Nasional. Stres belajar dapat bersumber dari

dalam diri siswa atau dari luar diri siswa.Sumber stres belajar yang berasal

dari dalam diri siswa dapat berupa kecemasan, rasa bersalah, kekhawatiran

yang berlebihan, marah, benci, cemburu dan lain sebagainya. Sedangkan

sumber stres belajar yang berasal dari luar diri siswadapat berupa tekanan dari

orangtua untuk mendapat nilai yang tinggi, persaingan nilai dengan teman,

aktivitas yang padat serta kurangnya waktu bermain karena aktivitas padat.

Tuntutan nilai tinggi serta keinginan dapat masuk ke SMA favorit

membuat banyak siswa menambah jam belajar dengan mengikuti bimbingan

belajar baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun mengikuti di lembaga

bimbingan belajar seperti Neutron Gejayan. Dengan mengikuti bimbingan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52

belajar di Neutron Gejayan, siswa dapat mengukur kemampuannya kelak

ketika menghadapi Ujian Nasional, siswa bersaing untuk mendapatkan nilai

yang tinggi. Dari banyaknya latihan soal yang diberikan siswa juga dapat

memenejemen waktu dalam mengerjakan soal Ujian Nasional, sehingga tidak

ada soal yang tidak di kerjakan karena waktu mengerjakan habis.

Aktivitas yang begitu padat hingga beban tuntutan orang tua bahkan

dirinya sendiri untuk mendapat nilai tinggi dan masuk SMA favorit membuat

siswa rentan terhadap stres. Hal ini menjadi tanggaung jawab bersama antara

pihak sekolah, orang tua maupun lembaga bimbingan belajar dimana siswa

lebih sering menghabiskan waktunya untuk belajar agar apa yang diharapkan

orang tua maupun dirinya sendiri dapat tercapai. Pihak sekolah hendaknya

dapat memberikan bimbingan yang menyegarkan siswa sehingga siswa tidak

stres, orang tua hendaknya tidak terlalu menuntut untuk terus belajar tetapi

diberikan waktu luang untuk bermain, sedangkan bimbingan belajar dapat

memberikan jam tambahan khusus untuk siswa yang masih kurang paham

mengenai materi Ujian Nasional. Ketika semua seimbang siswa akan jauh

terserang stres karena kekhawatiran yang rendah serta kesiapan untuk

mengikuti ujian nasional yang tinggi membuat siswa mantap melangkah

untuk mengikuti ujian nasional.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara

lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel

penelitian, instrument penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik

analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan

menggunakan survei. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa

adanya (Sukardi, 2003; 157). Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk memperoleh gambaran tentang tingkat stress belajar siswa kelas IX yang

mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun ajaran

2013/2014.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan untuk pengambilan data ialah Lembaga

Bimbingan Belajar Neutron Gejayan, Jln Affandi CT X No 15b. Waktu

pengambilan data dilakukan pada hari Rabu dan Kamis, 9-10 April 2014.

Pengambilan data dilakukan 15 menit terakhir sebelum siswa selesai bimbingan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar

di Neutron Yogyakarta Gejayan yang berjumlah 64 siswa, yang terdiri dari kelas

53
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54

3 SMP 1, 3 SMP 2, dan 3 SMP 3. Lembaga Bimbingan Belajar Neutron

Yogyakarta Gejayan dipilih sebagai tempat penelitian; pertama, peneliti ingin

mengetahui seberapa tinggi tinggat stres belajar siswa yang mengikuti bimbingan

belajar dalam menghadapi Ujian Nasional. Kedua, peneliti sudah mengobservasi

kegiatan siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih dari 6 bulan.

Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan Subyek

1 3 SMP 1 8 13 21

2 3 SMP 2 9 12 21

3 3 SMP 3 9 12 22

Total 64

Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas IX pada saat dilakukan

penyebaran kuesioner, semua siswa hadir berjumlah 64 siswa. Dalam

pengambilan data ini menggunakan populasi. Populasi merupakan suatu

komponen yang sangat penting dalam melakukan penelitian, karena sangat

berperan penting terlaksana atau tidaknya suatu penelitian. Ada beberapa

pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan populasi.

Menurut Sugiyono (2010:117), populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi

sasaran dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX

yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono2010:60). Dalam penelitian

ini terdapat satu variabel penelitian, yaitu variabel independent (variabel

bebas).Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah tingkat stres belajar siswa kelas IX yang

mempersiapkan Ujian Nasional.

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

alat pengumpul data atau instrumen berupa kuesioner. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Stres Belajar

Siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56

Gejayan tahun ajaran 2013/2014 dengan bentuk tertutup. Kuesioner

bentuk tertutup ini berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan

pilihan jawaban untuk pernyataan tersebut (Furchan, 2005:260).

Kuesioner yang disusun oleh peneliti memuat aspek-aspek stres belajar

menurut Hardjana(1994), yaitu : gejala/aspek fisik, gejala/aspek

emosional, gejala/aspek intelektual, dan gejala/aspek interpersonal.

Indikator-indikator yang terkandung dalam aspek-aspek tersebut

disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak, dalam hal ini

siswa kelas IX.

2. Format Pernyataan Skala

Format pernyataan yang disusun peneliti memuat 50 butir

pernyataan yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip Likert Sumating

Rating Scale atau Skala Sikap Model Likert. Pernyataan-pernyataan

dalam skala memuat item-item pernyataan yang bersifat positif

(favorable) dan yang bersifat negatif (unfavorable). Skala ini dilengkapi

dengan empat opsi atau alternatif jawaban yaitu “Sangat sering”,

“Sering”, “Jarang” dan “Tidak Pernah”. Pada skala ini opsi netral tidak

disertakan untuk mengurangi kecenderungan responden dalam

memberikan jawaban yang netral dan untuk meningkatkan variabilitas

responsi.

3. Penentuan skor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57

Penentuan skor dalam pengolahan data yang dihasilkan instrumen ini


adalah:

Tabel 3.2
Norma Skoring Tingkat Stres Belajar
Alternatif Jawaban Skor Skor
Favourable Unfovourable
Sangat Sering 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak Pernah 1 4
4. Kisi-kisi skala

Kisi-kisi skala Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang

mengikuti Bimbingan Belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun

Ajaran 2013/2014 sebelum penelitian digambarkan dalam tabel 3.3 di

bawah ini :

Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX
yang mengikuti bimbingan belajar
di NeutronYogyakarta Gejayan (Sebelum Penelitian)
No Item
No Aspek Indikator
Favo Unfav
1. Aspek Fisik 1. Pusing 1
Perubahan- 2. Pening 2
perubahan 3. Tidur tidak teratur 3 4
4. Susah tidur 5
yang terjadi
5. Bangun terlalu awal 6
pada 6. Sakit pinggang bagian 7
metabolisme bawah
organ tubuh. 7. Diare 8
8. Sulit buang air besar 9
9.Gatal-gatak pada kulit 10
10. Urat tegang terutama pada 11 15
leher dan bahu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58

11. Keringat berlebihan 12


12. Selera makan berubah 13
13. Lelah / kehilangan energy 14
14.Bertambah banyak 16
kesalahandalam belajar
No Item
No Aspek Indikator
Favo Unfav
2 Aspek 1. Gelisah 17
Emosional 2. Cemas 18
Perubahan- 3. Sedih 19 26
4. Mudah Marah 20
perubahan
5. Gugup 21
yang terjadi 6. Merasa tidak aman 22
pada 7. Mudah tersinggung 23
emosional 8. Moody 24
individu 9. Mudah menyerah 25
10. Bermusuhan 27
No Item
No Aspek Indikator
Favo Unfav
3 Aspek 1. Susah konsentrasi 28 29
Intelektual 2. Sulit membuat keputusan 30 31
Perubahan- 3. Mudah lupa 32
4. pikiran kacau 33
perubahan
5. Daya ingat menurun 34
pada cara 6. Melamun secara berlebihan 35 38
berfikir / cara 7. pikiran dipenuhi oleh satu 36 39
pandang pikiran saja
individu 8. Kehilangan rasa humor 37
yang sehat
9. Produktivitas atau prestasi 40
belajar menurun 42
10. Dalam belajar bertambahn 41
jumlah kekeliruan yang dibuat
No Item
No Aspek Indikator
Favo Unfav
4 Aspek 1.Kehilangan kepercayaan 43
Intrapersonal pada orang lain
Perubhan- 2. Mudah menyalahkan ornag 44
lain
perubahan
3. Mudah membatalkan janji 45
yang terjadi 4. Suka mencari-cari 46
pada relasi kesalahan orang lain
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59

individu 5. menyerang orang lain 47


dengan orang dengan kata-kata/ menyindir
lain 6. Mengambil sikap terlalu 48
membetengi atau
mempertahankan diri
7. Mendiamkan orang lain 49 50

Total 50 41 9

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Sebelum digunakan, alat ukur harus memenuhi validitas dan

reliabilitas. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas

berarti bahwa instrumen yang disusun dapat digunakan untuk mengukur

apa yang harus diukur (Sugiyono, 2010:173).

Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi

(content validity). Validitas isi adalah validitas yang menunjuk pada

sejauh mana intrumen yang disusun mencerminkan isi yang dikehendaki.

Dalam penelitian ini, penyusunan instrumen didasarkan pada kisi-kisi

yang sesuai dengan aspek tujuan, bahan/deskripsi bahan, indikator dan

jumlah pernyataan tiap indikator (Furchan, 2007:295). Pemeriksaan

keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan yang dilakukan

secara terpisah oleh sejumlah ahli (expert judgment). Dalam penelitian ini

validitas isi diperiksa oleh Retno P Ningrung, M.Psi. Beliau adalah dosen
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60

Psikologi Universitas Esa Unggul Jakarta. Retno P Ningrum M.Psi,

memberi koreksi dan masukan untuk memperhatikan bahasa pernyataan

item agar di perbaiki menyesuaikan bahasa siswa yang mudah di pahami.

Selain itu validitas isi ini juga di periksa oleh Juster Donal Sinaga

M.Pd. Beliau adalah dosen program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Juster Donal Sinaga M.Pd

memberi koreksi mengenai format kuesioner yang akan di gunakan

dilapangan, agar kuesioner tersebut dapat di pertanggungjawabkan dan

menarik siswa untuk diisi.

Pemeriksaan ini dilakukan guna menelaah kualitas konstruk secara

logis dari setiap butir item pernyataan tingkat stress belajar siswa kelas IX

yang disusun oleh peneliti. Pemeriksaan ini juga bertujuan agar setiap

item pernyataan yang dibuat secara logis tepat/sesuai dengan konstruk

kisi-kisinya (Nurgiyantoro, 2009:339).

Dari hasil konsultasi yang dilakukan oleh ahli menyatakan bahwa

aspek-aspek yang ada harus disesuaikan dengan item supaya mudah

menghitung dan menganalisisnya. Untuk penghitungan dilakukan dengan

pengujian empirik dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item

instrumen terhadap skor-skor total aspek dengan teknik korelasi

Spearman’s rho. Penghitungan nilai koefisien korelasi menggunakan

program komputer SPSS for Window. Rumus korelasi Spearman’s rho

adalah sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61

Keterangan :

Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas yang minimal

sama dengan 0,30 (Azwar, 2010;103). Apabila terdapat item yang memiliki

nilai koefisien di bawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan konsistensi

internalnya tidak kuat. Item yang konsistensinya tidak kuat tidak digunakan

sebagai item instrumen penelitian.

Pada tanggal 9 April 2014 dilakukan pengambilan data untuk siswa

kelas IX kelompok 1dan 2, sedangkan tanggal 10 April 2014 pengambilan

data dilakukan untuk kelas IX kelompok 3, total keseluruhan siswa 64. Dari

hasil pemeriksaan konsistensi butir terhadap total, diperoleh 13 butir item

stres belajar yang nilai koefisien validitasnya rendah. Sehingga terdapat 37

item yang dinyatakan valid. Rincian item yang nilai koefisien validitas rendah

dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4
Hasil Validitas Angket
Tingkat Stres Belajar(setelah penelitian)
No Aspek No Item Lolos Gugur
F UF F UF F UF
1 Aspek Fisik 1,2,3,5,6,7 4,15 4,5,7,8,9,1 - 1,2,3, 15
,8,9,10,11, 0,11,12,14 6,13
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62

12,13,14,1 ,16
6
2 Aspek 17,18,19,2 26 17,18,19,2 - - 26
Emosional 0,21,22,23 0,21,22,23
,24,25,27 ,24,25,27
3 Aspek 28,30,32,3 29,31 32,33,34,3 29,31, 28,30 39
Intelektual 3,34,35,36 ,38,3 5,36,40,41 38,42 ,37
,37,40,41 9,42
4 Aspek 43,44,45,4 50 43,44,45,4 - 48 50
Intrapersonal 6,47,48,49 6,47,49
Jumlah 41 9 33 4 9 4

Total 50 37 13

2. Reliabilitas kuesioner

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran

(Azwar, 2007). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel

(Azwar, 2007). Sukardi (2003) mengatakan bahwa pengukuran yang

menggunakan instrumen peneliti dikatakan mempunyai nilai reliabilitas

yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten

dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan pendekatan

koefisien Alpha Cronbach (α). Penggunaan teknik analisis Alpha

Cronbach ini didasarkan atas pertimbangan penghitungan reliabilitas


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63

skala diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya

sekali saja pada sekelompok responden atau single trial administration

(Azwar, 2010: 87). Rumus koefisien reliabilitas alpha adalah:

Sx 2 + Si 2
α = 2[1- Sx 2
]

Keterangan rumus :

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

Sx2 : varians skor skala

Untuk memperoleh hasil perhitungan koefisien reliabilitas alpha

yang akurat, peneliti menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.

Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas besarnya berkisar

antara 0,00-1,00. Sebuah skala dapat dikatakan reliabel bila rxx ' ≥

0,60. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati 1,00 menandakan

semakin reliabelnya alat ukur yang digunakan. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas dari alat ukur, maka semakin reliabel pula alat ukur itu.

Kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford (Rusefeffendi, 2005:160)

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Reliabilitas
No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 negatif – 0,20 Sangat rendah

Dari hasil empirik yang diberikan kepada siswa kelas IX yang

mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun

2013/2014, diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach stress

belajar sebesar 0.932. Berdasarkan peninjauan terhadap hasil perhitungan

koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat disimpulkan bahwa

koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat stres belajar siswa

kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan

Tahun Ajaran 2013/2014. Analisis data dilakukan setelah mengadakan

penelitian di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakaeta Gejayan pada

tanggal 9-10 April2014. Dari populasi subjek 64 siswa kelas IX. Langkah-

langkah yang ditempuh dalam melakukan tahap analisis data adalah sebagai

berikut:

1. Menentukan skor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65

Penentuan skor item dari masing-masing alternatif jawaban yang

terdapat pada skala. Pada item-item yang bersifat favorable, skor jawaban

“Sangat Sering” diberi skor 4; “Sering” diberi skor 3; “Jarang” diberi skor

2; dan “Tidak Pernah” diberi skor 1. Sedangkan untuk item-item yang

bersifat unfavorable, skor jawaban “Sangat Sering” diberi skor 1; “Sering”

diberi skor 2;”Jarang” diberi skor 3; dan “Tidak Pernah” diberi skor 4.

2. Menjumlahkan skor dari semua item yang telah dijawab oleh setiap

subjek penelitian dan menghitung rata-rata skor dari tiap subjek.

3. Menentukan kategori

a. Kategorisasi tingkat karakter subjek penelitian. Pengkategorisasian

ini disusun berdasarkan model distribusi normal dengan kategorisasi

jenjang (ordinal) berdasarkan Azwar (2010: 107). Kategorisasi

dilakukan dengan tujuan pengklasifikasian subjek penelitian ke

dalam kelompok tertentu secara kontinum dan berjenjang sesuai

dengan atribut yang diukur. Dalam penelitian ini, kategori

digolongkan ke dalam 5 kategori diagnosis tingkat stres belajar;

Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat tinggi dengan

norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3.6
Norma KatrgorisasTingkat Stres Belajar
Kriteria Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ Sangat Rendah


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66

µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Rendah

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang

µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Tinggi

µ +1,5 σ <X Sangat Tinggi

Keterangan:

Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek


penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek
penelitian menurut perhitungan skala
Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
µ (mea[n teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan
minimum
Kategori diatas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan

tingkat stres belajar subjek penelitian. Kategorisasi tingkat subjek

penelitian dengan jumlah item total 37 diperoleh dengan perhitungan

sebagai berikut:

X maksimum teoretik : 4* 37 = 148

X minimum teoretik : 1*37 = 37

Range : 148 - 37 = 111

σ (teoretik) : 111:6 = 18.5

µ (mean teoretik) : (148+37) : 2 = 92,5


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67

Penentuan kategorisasi siswa kelas IX yang mengikuti

bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan secara umum

dapat dilihat melalui tabel di bawah ini

Tabel 3.7
Kategorisasi Tingkat Stres Belajar
Siswa Kelas IX yang mengikuti
bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan
Tahun Ajaran 2013/2014
Perhitungan Rentang Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ ≤ 64,75 Sangat Rendah


µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 64,75-83,25 Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 83,25-101,75 Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 101,75-120,25 Tinggi
µ +1,5 σ <X ≥ 120,25 Sangat Tinggi

Berdasarkan norma kategori pada tabel 3.7, ditetapkan

pengelompokan tinggi rendah skor butir tingkat stres belajar dengan

jumlah subjek 64, diperoleh unsur perhitungan skor item sebgai berikut:

Skor maksimum teoritik : 4 x 64 = 256

Skor minimum teoritik : 1 x 64 = 64

Luas Jarak : 256 – 64 = 192

Standar deviasi (σ / sd) : 192 : 6 = 32

µ (mean teoritik) : (256+64) : 2 = 160


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68

Hasil perhitungan analisis data skor butir/item tingkat stres

belajar disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3.8
Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX
yang mengikuti bimbingan belajar
di Neutron Yogyakarta Gejayan
Tahun Ajaran 2013/2014
Perhitungan Rentang Skor Kategori

X≤ µ -1,5σ ≤112 Sangat Rendah


µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 112 - 144 Rendah
µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 144 – 176 Sedang
µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 176 – 208 Tinggi
µ +1,5 σ <X ≥208 Sangat Tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN
DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
Dalam bab ini menjawab masalah yang dikemukakan pada rumusan masalah

yaitu: (1) Seberapa tinggikah tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti

bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian

nasional tahun ajaran 2013-2014, dan (2) Topik-topik bimbingan apa saja yang

relevan diusulkan berdasarkan item-item yang teridentifikasi tinggi?

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti bimbingan

belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun 2014

Tingkat stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar

di Neutron Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian pada tahun

ajaran 2013-2014, ditentukan dengan menggunakan kategorisasi Azwar

(2010:107-108). Dalam proses kategorisasi tersebut peneliti menggunakan

data empiris dimana kategorisasi tersebut menggunkan data lapangan. Alasan

penggunaan data empiris adalah peniliti ingin melihat kategorisasi tingkat

stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron

Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian nasional.Berdasarkan data

yang terkumpul dan diolah dengan kategori Azwar dapatlah diketahui tingkat

stres belajar siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron

69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70

Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan ujian nasional, seperti yang

disajikan pada tabel 4.

Tabel 4.1
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun Ajaran 2013/2014

Frekuensi Presntase Kategori Tingkat


Kriteria Skor Rentang Skor
Responden Frekuensi Stres Belajar
X≤ µ -1,5σ ≤ 64,75 17 26.56% Sangat Rendah

µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ 64,75-83,25 31 48.44% Rendah

µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ 83,25-101,75 14 21.88% Sedang

µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ 101,75-120,25 1 1.56% Tinggi

µ +1,5 σ <X ≥ 120,25 1 1.56% Sangat Tinggi


Jumlah 64 100%

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ada lima ketegori tingkat stres belajar

siswa berdasarkan nilai rata-rata skor total, yaitu kategori Sangat Rendah,

Rendah, Sedang, tinggi, dan Sangat tinggi. Nilai capaian rata-rata skor tingkat

stress belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Ada 26.56% (17) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan

belajar di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori

tingkat stres belajar sangat rendah. Hal ini berarti siswa mengalami

tingkat stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan

perasaan-perasaan seperti: semangat yang tinggi, penglihatan tajam

dan tidak seperti biasanya, energi dan gugup berlebihan,

kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Tahapan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71

ini biasanya memnyenangkan dan orang lalu bertambah semangat,

tetapi tanpa disadari bahwa seberanya cadangan energi sedang

menipis.

b. Ada 48.44% (31) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan

belajar di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori

tingkat stres belajar rendah. Hal ini berarti dampak stres yang

menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan

dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari.

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan diantaranya: merasa

letih sewaktu bangun pagi, merasa lelah sesudah makan siang,

merasa lelah menjelang sore hari, terkadang gangguan dalam

sistem pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-

kadang pula jantung berdebar-debar, perasaan tegang pada otot-

otot punggung dan tengkuk (leher belakang), perasaan tidak bisa

santai.

c. Ada 21.88% (14) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan

belajar di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori

tingkat stres belajar sedang. Hal ini berarti keluhan keletihan

semakin nampak disertai dengan gejala-gejala seperti: gangguan

usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke belakang),

otot-otot terasa lebih tegang, perasaan tegang yang semakin

meningkat, gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72

dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi),badan terasa

oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan).

d. Ada 1.56% (1) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar

di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori tingkat stres

belajar tinggi. Hal ini berarti menunjukkan keadaan yang lebih

buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: untuk bisa

bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan yang

semula menyenangkan kini terasa sulit, kehilangan kemampuan

untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial, dan kegiatan-kegiatan

rutin lainnya terasa berat, tidur semakin sukar, mimpi-mimpi yang

menegangkan, dan seringkali terbangun dini hari, perasaan

negativistik, kemampuan berkonsentrasi menurun tajam, perasaan

takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.

e. Ada 1.56% (1) siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar

di Neutron Gejayan tahun 2014, berada pada kategori tingkat stres

belajar sangat tinggi. Hal ini berarti menunjukkan keadaaan yang

lebih mendalam dari tingkat stres tinggi, yaitu: keletihan, untuk

pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu, gangguan

sistem pencernaan lebih sering, sukar buang air besar atau

sebaliknya feses cair dan sering ke belakang, perasaan takut yang

semakin menjadi-jadi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73

Adapun secara visual presentase tingkat stres belajar siswa

kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta

Gejayan pada tahun 2014, dapat dilihat pada grafik 1:

Grafik 1
Tingkat Stres Belajar Siswa Kelas IX yang mengikuti bimbingan
belajardi Neutron Yogyakarta Gejayan Tahun Ajaran 2013/2014

Tingkat Stres Belajar


1.56% 1.56%

21.88% 26.56% Sangat Rendah


Rendah
Sedang

48.44% Tinggi
Sangat Tinggi

2. Penggolongan Skor Item Tingkat Stres Belajar Siswa kelas IX yang

mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun

2014.

Penggolongan skor item tingkat stres belajar siswa kelas IX yang

mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun 2014,

ditentukan dengan menggunakan kategori Azwar (2010:107-108). Dalam

proses kategorisasi peneliti menggunakan data empiris dimana kategoriasi

tersebut menggunakan data lapangan. Adapun hasil penggolongan skor

dapat dilihat pada tabel 4.2


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74

Tabel 4.2
Penggolongan Skor item Tingat Stres Belajar

Kategori
Rentang Frekuensi Presntase
Tingkat Stres No Item
Skor Responden Frekuensi
Belajar
9 24% 7,8,9,10,13,22,
≤112 Sangat Rendah
27,46,47
18 49% 5,11,14,21,23,25,29,3
112 - 144 Rendah 1,33,34,35,36,40,41,4
3,44, 45,49
10 27% 4,16,17,18,19,20,24,3
144 – 176 Sedang
2,38,42
176 – 208 Tinggi 0 0% -
≥208 Sangat Tinggi 0 0% -
Jumlah 37 100%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa:

a. Nomor item 7, 8, 9, 10, 13, 22, 27, 46, 47 termasuk kategori tingkat

stres belajar sangat rendah. Hal ini berarti item-item tersebut

menunjukkan kebiasaan siswa yang tidak mengalami gangguan yang

berarti baik secara fisik, emosional, intelektual, dan intrapersonal.

b. No item 5, 11, 14, 21, 23, 25, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 40, 41, 43, 44,

45, 49 termasuk pada kategori tingak stres belajar rendah. Hal ini

berarti item-item tersebut menunjukkan dalam hal intelektual dan

intrapersonal siswa tidak mengalami gangguan yang serius, para

siswa masih bisa menyeimbangkan mengatur pola belajar dan

relasinya dengan orang lain.

c. No item 4, 16, 17, 18, 19, 20, 24, 32, 38, 42 termasuk kategori tingkat

stres belajar sedang. Hal ini berarti item-item tersebut menunjukkan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75

perilaku siswa yang mulai terganggu denga emosinya, sehingga ia

mudah susah tidur, gelisah, cemas, moody, sedih mudah marah,

mudah lupa, dan menjadi sering melamun.

Adapun secara visual hasil presentase penggolongan skor item tingkat

stres belajar dapat dilihat pada grafik 2:

Grafik 2
Penggolongan Skor Item Tingkat Stres Belajar

Penggolongan Skor Item

27% 24%
Sangat Rendah
Rendah

49% Sedang

B. Pembahasan

1. Tingkat Stres Belajar pada Siswa kelas IX yang mengikuti bimbingan

belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan tahun 2014 dalam

mempersiapkan Ujian Nasional.

Setelah mengetahui hasil penelitian, sebanyak 48.44% siswa

kelas IX yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta

Gejayan tahun 2014 dalam mempersiapkan ujian nasional berada pada

kategori tingkat stres belajar rendah. Selain itu, hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa ada 1 orang siswa yang tingkat stres belajarnya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76

tinggi dan 1 siswa berada pada kategori sangat tinggi.Rendahnya tingkat

stres belajar siswa ini bisa disebabkan oleh bebrapa faktor internal dan

eksternal. Hasil penenlitian ini juga sejalan dengan pendapat Alvin (2007)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi stres belajar, adapun faktor

internal dan eksternal, sebagai berikut:

a. Faktor Internal yang mempengaruhi stres belajar

1) Faktor internal pertama yang mempengaruhi tingkat stres belajar

yang rendah adalah pola pikir yang positif, yang ditandai dengan

kesiapan dalam menghadapi Ujian Nasional, santai, percaya diri

dan selalu berdamai dengan keadaan. Ujian Nasional bagi siswa

kelas IX merupakan hal yang sangat penting untuk masa depannya,

sehingga para siswa berlomba-lomba untuk mendapat nilai yang

tinggi agar dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi. Ketika siswa memiliki pola pikir yang positif, siswa akan

menemukan rasa humor yang sehat, suka akan tantangan, dan

prestasinya selalu meningkat.

2) Faktor internal yang kedua yang mempengaruhi tingkat stres belajar

rendah adalah kepribadian yang matang. Kepribadian yang matang

seorang siswa ditandai dengan selalu menepati janji dengan orang

lain, terbuka pada informasi baru, selalu menanam kepercayaan

pada orang lain, dan mudah memaafkan orang lain. Kepribadian

yang matang dapat menentukan tingkat stres rendah karena siswa


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77

selalu optimis dengan apa yang akan siswa hadapi. Hal ini dapat

dilihat dari bebarapa siswa yang optimis dan tidak merasa cemas

atau gelisah dalam mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional.

3) Faktor internal selanjutnya yang turut menentukan tingkat stres

belajar rendah adalah keyakinan pada sendiri. Keyakinan terhadap

diri sendiri memainkan peran penting dalam mengintepretasikan

situasi-situasi disekitar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kesipan

siswa yang mudah berkonsentrasi, mudah membuat keputusan,

daya ingat tajam, dan prestasi selalu meningkat.Tidak banyak siswa

yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri, namun para siswa

optimis bahwa mereka dapat melewati Ujian Nasioanal dengan baik

dan dapat di terima di SMA Negeri favorit.

b.Faktor eksternal yang mempengaruhi stres belajar rendah

1) Hasil Tryout

Hasil tryout yang awal mula nilai masih jauh dari target namun

seiring berjalannya waktu dengan melihat hasil tryout teman yang

bagus membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih giat untuk

mewujudkan nilai impinnya. Persaingan nilai seperti ini dapat

terlihat dari kebiasaan siswa tidak pernah lelah untuk berjuang

mendapat nilai yang baik, dan menjadikan hasil trayout teman yang

bagus sebagai tolak ukur kemampuannya.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78

2) Teman sebaya yang selalu memotivasi

Menurut siswa teman sebaya adalah orang yang selalu bersamanya

dalam berbagai keadaan, teman seperjuangan mengahadapi Ujian

Nasional.Teman yang selalu memberi motivasi dan penguatan ketika

siswa sedang dalam keaadan yang tidak menyenangkan. Keberadaan

teman dapat membantu siswa untuk merasa nyaman, bahwa ia tidak

sendiri dalam mengahadapi Ujian Nasional.

3) Dorongan status sosial

Siswa yang berhasil secara akademik sangat disukai, dikenal, dan

dipuji oleh orang lain. Oleh sebab itu, siswa berusaha menjadi yang

terbaik dalam bidang akademik.Mendapat nilai yang tinggi dan

dapat di terima di SMA favorit merupakan tujuan utamnya untuk

dapat dipuji orang lain dan meraih kepusaan atau kebanggaan akan

dirinya sendiri yang dapat membuktikan kemampuannya.

4) Hadirnya lembaga bimbingan belajar Neutron Yogyakarta

Dengan adanya bimbingan belajar membuat siswa merasa yakin

bahwa mereka akan mendapat nilai yang tinggi saat Ujian Nasional.

Soal-soal prediksi yang akan keluar di Ujian Nasonal sudah mereka

kantongi sehingga menumbuhkan kesiapan, kepercayaan diri dalam

menghadapi Ujian Nasonal.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat juga siswa yang berdapa pada

kategori tingkat stres belajar tinggi sebanyak 1.56% dan sangat tinggi

sebanyak 1.56 %.Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan siswa

yang berada pada kategori tingkat stres belajar rendah.Siswa yang berada

pada kategori tinggi dan sangat tinggi memiliki kecemasan, kegelisahan

dan kekhawatiran yang berlebih.

Alasan lain yang mungkin membuat 1.56% siswa berada pada kategori

tinggi dan sangat tinggi adalah banyaknya tekanan yang siswa dapatkan

dari orang lain, kurang serius dalam belajar, mudah lupa, merasa terancam

dengan keberadaan orang lain, dan merasa paling bodoh ketika

mendapatkan nilai tryout yang jelek. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi kurang memiliki

kesiapan dalam menghadapi Ujian Nasional.

C. Usulan Topik-topik Bimbingan berdasarkan Item-item dalm Kuesioner

yang Teridentifikasi Sedang yang dapat digunakan Sebagai Program

Bimbingan Belajar

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kategori sedang

terdapat 27% item yang ada di dalamnya. Item-item inilah yang akan menjadi

usuan judul bimbingan. Adapun item-item tersebut tersaji dalam tabel 4.3.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80

Tabel 4.3
Item-item Kuesioner Stres Belajar yang Teridentifikasi Sedang
NO ASPEK INDIKATOR ITEM SKOR
1 Aspek Fisik a. Tidur tidak teratur 4. Pola tidur saya tidak teratur 160
(Perubahan-perubahan b. Bertambah banyak melakukan 16. Saya sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan 152
yang terjadi pada kekeliruan/kesalahan dalam belajar sesuatu hal.
metabolisme organ tubuh) dan hidup.
2 Aspek Emosinal a. Gelisah 17. Saya menjadi lebih mudah gelisah 149
(Perubahan-perubahan b. Cemas 18. Saat ini saya merasa cemas menghadapi Ujian Nasional 154
yang terjadi pada
emosional individu) c.Sedih 19. Saya sedih memikirkan hasil trayout saya 167

d. Mudah Marah 20. Saya menjadi lebih mudah marah 150

e. Moody 24. Saya menjadi moody 150

3 Aspek Intelektual a.Mudah Lupa 32. Saya mudah lupa dengan barbagai hal 151
(Perubahan-perubahan
pada cara b. Daya ingat menurun 38. Daya ingat saya tajam 169
berfikir/pandangan
c. Dalam belajar bertambah jumlah 42. Saat belajar saya selalu fokus 147
individu)
kekeliruan yang dibuat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81

Bedasarkan 10 butir item di atas disusunlah usulan program-

program bimbingan dengan topik “Learning Is Fun” untuk mengurangi

stres belajar siswa kelas ix yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron

Yogyakarta Gejayan yang sedangmempersiapkan diri menghadapi Ujian

Nasional. Usulan topik-topik bimbingan berdasarkan item-item dalam

kuesioner yang teridentifikasi sedang yang dapat digunakan sebagai

program bimbingan belajar dapat dilihat pada tabel 4.4.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82

Tabel 4.4
Usulan Topik-topik Bimbingan berdasarkan Item-item dalam Kuesioner yang Teridentifikasi
Sedang yang dapat digunakan sebagai Program Bimbingan Belajar untuk mengurangi stres belajar pada
siswa kelas ix yang mengikuti bimbingan belajar di Neutron Yogyakarta Gejayan dalam mempersiapkan
Ujian Nasional tahun 2014.
No No Pernyataan Judul Topik Tujuan Materi Kegiatan Referensi
Item
1 4 Pola Tidur Saya Tidak Time Menegement Siswa dapat mengatur Belajar Games (time Handoko, Martin
Teratur waktu untuk belajar, Mengatur menegement), ceramah dan Theo Riyanto.
mengikuti bimbingan Waktu singkat, diskusi, 2006. 100
belajar, bermain dan mengerjakan kuesioner Permainan
istirahat. dan lembar refleksi Penyegar
Pertemuan.
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
2 16 Saya sering melakukan Konsentrasi Siswa dapat lebih Aku Fokus Games (permainan Handoko, Martin
kesalahan dalam berkonsentrasi dalam konsentrasi), ceramah dan Theo Riyanto.
mengerjakan sesuatu melakukan sesuatu hal, singkat, refleksi diri 2006. 100
hal. sehingga terhindar dari Permainan
kesalahan yang Penyegar
seharusnya tidak terjadi, Pertemuan.
terutama kesalahan Yogyakarta:
dalam belajar. Penerbit Kanisius

3 17 Saya menjadi lebih Cemas Menghadapi Siswa mampu Ujian Games (permainan Suwarjo Dr, M.Pd
mudah gelisah Ujian Nasional dan menghadapai rasa cemas Nasional penyegar suasana), dan Eva Imania
18 Saat ini saya merasa Self Confidence saat akan menghadapi Come to video inspiratif, Eliasa, M.Pd.2011.
cemas menghadapi ujian nasional serta Mama ceramah singkat, rfleksi 55 Permainan
Ujian Nasional membangun diri. dalam Bimbingan
kepercayaan diriagar dan Konseling.
19 Saya sedih memikirkan semakin siap Bandung:
hasil trayout saya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83

menghadapi Ujian Paramitra


Nasional Publishing
4 20 Saya menjadi lebih Mengendalikan Siswa mampu Mengendalika Games(permainan Handoko, Martin
mudah marah Emosi memahami makna n Emosi penyegar susasana), dan Theo Riyanto.
24 Saya menjadi moody pengelolaan emosi, ceramah singkat, video 2006. 100
siswa dapat mengetahui inspiratif, refleksi diri. Permainan
manfaat emosi, siswa Penyegar
dapat mengetahui akibat Pertemuan.
dari tidak adanya Yogyakarta:
pengelolaan emosi, Penerbit Kanisius
siswa dapat mengolah
emosi.

5 32 Saya mudah lupa Meningkatkan Daya Siswa dapat Meningkatkan Games (permainan Handoko, Martin
dengan barbagai hal Ingat Dalam Belajar meningkatkan daya ingat Daya Ingat penyegar suasana), dan Theo Riyanto.
38 Daya ingat saya tajam dalam belajar, siswa Dalam Belajar ceramah singkat, 2006. 100
dapat mengaplikasikan permainan inti melatih Permainan
meningkatkan daya ingat daya ingat, refleksi diri. Penyegar
belajar dalam kehidupan Pertemuan.
sehari-hari. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
42 Saat belajar saya selalu Meningkatkan Siswa dapat lebih Meningkatkan Games (permainan Handoko, Martin
fokus Konsentrasi Belajar menjaga konsentrasi Konsentrasi konsentrasi), ceramah dan Theo Riyanto.
belajar sehingga tetap Belajar singkat, refleksi diri 2006. 100
fokus dalam belajar. Permainan
Penyegar
Pertemuan.
Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan dikemukakakn mengenai kesimpulan hasil penenlitian

dan saran-saran terhadap kegiatan bimbingan konseling.

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

hasil penelitian adalah:

1. Sebagian besar (48.44%) tingkat stres belajar siswa kelas IX yang

mengikuti bimbingan belajar di Neutron Gejayan Tahun 2014 masuk

pada kategori rendah.

2. Sebagian besar (48.44%) siswa yang masuk pada kategori rendah,

mengalami stres dalam aspek emosional.

3. Terdapat 10 butir stres belajar yang tergolong sedang karena nilai rata-

rata skor tiap butirnya termasuk dalam kategori sedang, dan sebagai

dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan belajar.

B. Saran

Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil

penelitian untuk berbagai pihak:

1. Pihak Lembaga Bimbingan Belajar Neutron Yogyakarta Gejayan

Kepala Cabang maupun staf yang berada di Neutron Gejayan

diharapkan bisa lebih mendampingi siswa yang teridentifikasi mempunyai

84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85

stres belajar tinggi, sehingga sebelum pelaksanaan ujian nasional siswa

dapat mengurangi kecemasan dan dapat mengikuti ujian nasional dengan

baik.

2. Siswa

Bagi siswa yang teridentifikasi stres belajarnya tinggi dan sangat

tinggi bisa mencoba merubah cara belajarnya, membuat jadwal sehari-hari

sehingga kegiatan sehari-hari tidak terasa berat dan dapat terhindar dari

stres belajar.

3. Orang Tua Siswa

Orangtua diharapkan mampu mendampingi siswa, menjaga susasana

hati siswa, tidak memberikan tekanan psikis yang terlalu berat seperti

target nilai yang harus diraih, sehingga siswa tidak bertambah beban

ketika akan menghadapi ujian nasional.

4. Guru BK di sekolah

Guru BK diharapkan dapat memberikan materi-materi bimbingan

yang dapat menyegarkan pikiran siswa, menghilangkan kejenuhan, dan

mengurasi rasa cemas melalui proses belajar mengajar di kelas maupun di

luar kelas.

5. Peneliti lain

a. Peneliti sebaiknya mengadakan penelitian yang lebih mendalam, tidak

hanya sekedar membagi angket, namun jika memang diijinkan oleh

lembaga yang bersangkutan dapat memberikan layanan bimbingan di


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86

kelas sehingga dapat terlihat ada atau tidak perubahan pada siswa yang

tergolong tinggi dan sangat tinggi stress belajarnya.

b. Peneliti lebih teliti dalam mengembangkan instrumen dan

memperhatikan dengan cermat keterkaitan antar item-item dengan

indikator dan aspek-aspek yang terkait.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Abrianti, Ririn Septianing. 2012. Perbedaan Tingkat Stres Belajar Siswa Full Day
School dan Siswa Reguler SMAN Se-Kota Malang. Skripsi. Jurusan
Administrasi. Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang.(tidak diterbitkan)

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Alvin NG. 2007. Handling Study Stress.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Azwar, S.(2010). Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bob Losyk.(2007).Kendalikan Stres Anda : Cara Mengatasi Stres dan Sukses Di


tempat Kerja. Jakarta: Gramedia

Depdiknas. (2009). http://www.depdiknas.com. Diakses pada tanggal 20 April 2014

Furchan, Arief.(2005). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha


Nasional

___________.(2007). Penelitian Dalam Pendidikan. Malang :Pustaka Pelajar

Handoko, Martin dan Theo Riyanto. 2006. 100 Permainan Penyegar Pertemuan.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Hardjana, A. M. 1994. Stres Tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta:


Kanisius.

Hariandja, M. T. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Marsudi, Saring. (2003). Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta:


Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan


Belajar Khusu. Jakarta: Nuha Litera

Needlman,R.(2004).AdolescentStress.
http:/www.drspock.com/article/0,1510.76961,00.html (online)

Nurgiyantoro, Burhan.(2009).Statistik Terapan untuk Penenlitian Ilmu-ilmu Sosial.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press

84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara

Pranadji, Diah Krisnatuti.(2010).Interaksi Antara Remaja, Ayah, dan Sekolah Serta


hubungannya dengan tingkat Stres Dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada
Siswa SMA. Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2010, p : 18-26 Vol. 3, No. 1
ISSN : 1907 – 603. Diakses pada tanggal 14 September 2014

Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan konseling : Rineka
Cipta. Jakarta.

Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta:


Erlangga

Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York:


John & Sons Inc.

___________. 2002. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction:Fifth Edition

Sudrajat, Akhmad. (2008).Upaya Mencegah Kecemasan Siswa Di Sekolah.


(http://wordpress,com) diakses pada tanggal 12 April 2014

Sugiyono,(2010).Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Suwarjo Dr, M.Pd dan Eva Imania Eliasa, M.Pd.2011. 55 Permainan dalam
Bimbingan dan Konseling. Bandung: Paramitra Publishing

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. (2004). Bimbingan dan konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:
ANDI

Winkel W.S dan Sri Hastuti M.M.(2007).Bimbingan Dan Konseling di Institusi


Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi

Wulandari, Lita Hadiati.(2011). Gambaran Stres Di Bidang Akademik Pada Pelajar


Sindrom Hurried Child Di Sekolah Candra Kusuma. Diakses pada tanggal 12
April 2014 dari http://repository.usu.ac.id
Yudha. (2007). Stres Akademik dan Strategi Pengelolaannya terhadap Siswa SMP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86

Program Akselerasi dan Kelas Reguler. Skripsi. Bandung: UPI.(tidak


diterbitkan)
Yusuf, Syamsu. 2004 Mental Hygiene, Perkembangan Kesehatan Mental dalam
Kajian Psikologi dan Agama. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Yosep, I.2007.Keperawatan Jiwa.Bandung:Refika Aditama


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No Pernyataan Sangat Sering Jarang Tidak 89
Sering Pernah
19 Saya merasa putus asa Kuesioner Penelitian
melihat hasil tryout
20 Muncul rasa bermusuhan TINGKAT STRES SISWA SMP KELAS IX YANG
kepada teman yang mendapat
nilai tryout lebih bagus . MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL DAN IMPLIKASINYA
21 Saya susah berkonsentrasi PADA PENYUSUNAN USULAN TOPIK BIMBINGAN
ketika belajar. BELAJAR
22 Saya bingung ketika harus
mengambil keputusan atara (Studi Deskriptif pada siswa kelas IX yang mengikuti
belajar atau bermain.
23 Saya mudah lupa dengan Bimbingan Belajar di Lembaga Bimbingan Belajar Neutron
berbagai hal. Yogyakarta Gejayan Tahun 2014)
24 Pikiran saya kacau saat
belajar.
25 Daya ingat saya menurun.

26 Saya mengahabiskan waktu


untuk melamun.
27 Dalam pikiran saya hanya
penuh dengan satu persoalan
saja.
28 Daya ingat saya tajam

29 Prestasi saya menurun.

30 Saya membuat kesalahan


dalam belajar.
31 Saat belajar saya selalu fokus.

32 Saya kehilangan rasa percaya


pada orang lain. Oleh:
33 Saya mudah meyalahkan
orang lain.
Elista Tri Winahyujati
34 Saya mudah membatalkan 101114069
janji dengan siapa saja.
35 Saya suka mencari kesalahan
orang lain. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
36 Ketika teman saya melakukan JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
kesalahan saya memaki-maki
teman saya . FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
37 Saat ini saya malas bebicara UNIVERSITAS SANATA DHARMA
dengan orang lain.
 Terimakasih   YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90

NO Pernyataan Sangat Sering Jarang Tidak


Sering Pernah
1 Pola tidur saya tidak teratur.
Yth Teman-teman , Saya Elista Tri Winahyujati, mahasiswi
tingkat akhir Jurusan Ilmu Pendidikan Prodi Bimbingan Konseling 2 Saya menjadi lebih susah
tidur.
Sanata Dharma Yogyakarta. Saat ini saya sedang dalam proses
3 Saya merasakan sakit pada
penyusunan skripsi tentang „‟TINGKAT STRES SISWA SMP bagian pinggang.
KELAS IX YANG MEMPERSIAPKAN UJIAN NASIONAL DAN 4 Saya terserang diare.
IMPLIKASINYA PADA PENYUSUNAN USULAN TOPIK
5 Saya merasa susah buang air
BIMBINGAN BELAJAR‟‟, saya mohon kesediaan teman-teman besar.
untuk membantu saya dengan mengisi kuesioner berikut . Silakan 6 Kulit saya menajadi gatal-
teman-teman mengisi secara lengkap dan sesuai dengan keadaan gatal.
teman-teman saat ini. Atas bantuan teman-teman, saya ucapkan 7 Saya merasakan pegal di
bagian bahu.
terimakasih. 8 Tubuh saya mengeluarkan
keringat yang berlebihan
Berikut diberikan beberapa pernyataan mengenai persiapan ketika belajar /mengerjakan
anda dalam menghadapi Ujian Nasional, anda di minta untuk soal tryout.
memeberikan tanda centang (√) pada kolom yang menurut anda sesuai 9 Saya mudah lelah saat
belajar.
dengan keadaan anda saat ini. 10 Saya sering melakukan
kesalahan dalam mengerjakan
Janis kelamin : P / L * sesuatu hal
11 Saya menjadi mudah gelisah.
Umur :
12 Saya saat ini merasa cemas
Asal Sekolah : menghadapi UN
13 Saya sedih memikirkan hasil
tryout saya.
*) Coret yang tidak perlu 14 Saya menjadi lebih mudah
marah.
15 Saya gugup saat akan
mengerjakan tryout.
16 Saya merasa terancam
dengan banyaknya tes
ujicoba.
17 Saya mudah tersinggung
dengan perkataan orang lain.
18 Saya menjadi moody.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91

Sebelum Penelitian Setelah Penelitian


Item-Total Statistics Item-Total Statistics

Corrected Item-Total Correlation Corrected Item-Total Correlation

Tidak
0.276002109 0.602323115
VAR00001 Valid VAR00001 Valid
Tidak
0.184900023 0.504387061
VAR00002 Valid VAR00002 Valid
Tidak
0.162128734 0.470460993
VAR00003 Valid VAR00003 Valid
VAR00004 0.5666225 Valid VAR00004 0.307512049 Valid
VAR00005 0.478744863 Valid VAR00005 0.461792407 Valid
- Tidak
0.435575855
VAR00006 0.079825598 Valid VAR00006 Valid
VAR00007 0.500682931 Valid VAR00007 0.484493207 Valid
VAR00008 0.302001058 Valid VAR00008 0.399874049 Valid
VAR00009 0.476367784 Valid VAR00009 0.430717974 Valid
VAR00010 0.436634287 Valid VAR00010 0.443419997 Valid
VAR00011 0.495229208 Valid VAR00011 0.633083007 Valid
VAR00012 0.405130716 Valid VAR00012 0.550174659 Valid
Tidak
0.13612869 0.387438389
VAR00013 Valid VAR00013 Valid
VAR00014 0.423696624 Valid VAR00014 0.629501435 Valid
Tidak
0.119678405 0.594572166
VAR00015 Valid VAR00015 Valid
VAR00016 0.468037808 Valid VAR00016 0.642456791 Valid
VAR00017 0.633351428 Valid VAR00017 0.539359673 Valid
VAR00018 0.529913987 Valid VAR00018 0.573760013 Valid
VAR00019 0.40565157 Valid VAR00019 0.59880573 Valid
VAR00020 0.634885552 Valid VAR00020 0.382607914 Valid
VAR00021 0.560959525 Valid VAR00021 0.440793963 Valid
VAR00022 0.609340508 Valid VAR00022 0.484347807 Valid
VAR00023 0.493631818 Valid VAR00023 0.55012639 Valid
VAR00024 0.596468573 Valid VAR00024 0.667193902 Valid
VAR00025 0.602515698 Valid VAR00025 0.739780674 Valid
Tidak
0.243548995 0.517309172
VAR00026 Valid VAR00026 Valid
VAR00027 0.361944142 Valid VAR00027 0.459392313 Valid
- Tidak
0.54788977
VAR00028 0.290349047 Valid VAR00028 Valid
VAR00029 0.40374131 Valid VAR00029 0.475574653 Valid
- Tidak
0.512539197
VAR00030 0.026816157 Valid VAR00030 Valid
VAR00031 0.468134828 Valid VAR00031 0.426785054 Valid
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92

VAR00032 0.521223129 Valid VAR00032 0.48667798 Valid


VAR00033 0.651983782 Valid VAR00033 0.530738109 Valid
VAR00034 0.730523534 Valid VAR00034 0.314209702 Valid
VAR00035 0.576822499 Valid VAR00035 0.441169536 Valid
VAR00036 0.459627626 Valid VAR00036 0.440958576 Valid
Tidak
0.293941253 0.443974454
VAR00037 Valid VAR00037 Valid
VAR00038 0.499255875 Valid
Tidak
0.025002518
VAR00039 Valid
VAR00040 0.483591018 Valid
VAR00041 0.505950579 Valid
VAR00042 0.384635942 Valid
VAR00043 0.507285915 Valid
VAR00044 0.520778192 Valid
VAR00045 0.329017753 Valid
VAR00046 0.428633966 Valid
VAR00047 0.438371656 Valid
- Tidak
VAR00048 0.046197963 Valid
VAR00049 0.46200037 Valid
- Tidak
VAR00050 0.089779366 Valid

Anda mungkin juga menyukai