Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS MANDIRI (MERANGKUM TM 3)

KEPERAWATAN JIWA
Dosen Pengampu : Dr. Heni Dwi Windarwati, M.Kep., S.Kep.J

Oleh
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019

1
RANGKUMAN RESIKO BUNUH DIRI (RBD)
A. FAKTA MENGENAI RESIKO BUNUH DIRI
1. Salah satu penyebab risiko bunuh diri ialah depresi, dimana depresi ini cenderung terjadi
pada anak remaja. Prevalensi depresi menurut kemenkes 2018 ialah lebih sering pada
wanita (10-25%) dibanding pada pria (5-12%), hal ini menunjukkan kecenderungan risiko
bunuh diri banyak terjadi pada wanita (Marchetti, 2019).
2. Keinginan untuk bunuh diri terjadi pada saat penurunan hormon serotonin dan dopamin.
Hipotalamus -> pusat pengaturan neuroendokrin -> terima input neuron (mengandung
neurotransmitter amin biogenic). Pada kondisi pasien dengan depresi tidak terdapat
regulasi neuroendokrin, akibat dari kelainan fungsi neuron yang mengandung amin
biogenic.
3. Risiko bunuh diri -> merupakan salah satu kegawatdaruratan psikiatri (Kemenkes, 2010).
B. DEFINISI
Resiko Bunuh Diri (RBD) adalah :
Resiko mencederai diri sendiri yang dapat mengancam kehidupan. Stres yang tinggi dan
berkepanjangan dimana individu gagal dalam mekanisme koping yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah.
Adapun alasan-alasan individu mengakhiri kehidupannya yaitu mengalami kegagalan
dalam beradaptasi, tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi karena kehilangan
hubungan interpersonal, rasa marah dan bermusuhan, hukuman pada diri sendiri, cara untuk
akhiri keputusan (Azizah, L.M., Zainuri,Imam & Akbar, 2016). Perilaku bunuh diri dapat
bermula dari adanya ide bunuh diri, rencana bunuh diri, selesainya perilaku bunuh diri
(Maniam et al, 2014).
C. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA RESIKO BUNUH DIRI
1. Penyebab terjadinya bunuh diri
Risiko bunuh diri dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan
2. Faktor predisposisi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan:
1 Sifat kepribadian
Adapun tiga tipe kepribadian yang menyebabkan resiko bunuh diri, seperti : antipati,
impulsif dan depresi.
2 Lingkungan Psikososial
Pengalaman kehilangan, perpisahan, perceraian, kejadian negatif dalam hidup.
3 Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga merupakan faktor terpenting yang menyebabkan orang mengalami
resiko bunuh diri.

2
4 Faktor Biokimia
Pada klien dengan resiko bunuh diri dapat mengalami beberapa peningkatkan pada
zat-zat kimia seperti serotonin, adrenalin dan dopamine.
3. Faktor Resiko Terjadinya Resiko Bunuh Diri Menurut Nanda-I :
Adapun faktor resiko bunuh diri ialah perilaku, demografik, fisik, psikologis, situasional,
sosial, verbal (Keliat, Suzana, & Tahlil, 2017).
D. TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda gejala pada orang yang mengalami resiko bunuh diri, yaitu :
1. Mengalami keputusasaan
2. Mencela terhadap diri sendiri
3. Perasaan gagal dan tidak berguna
4. Alam perasaan depresi
5. Agitasi dan gelisah
6. Insomnia yang menetap
7. Penurunan BB
8. Berbicara lamban
9. Keletihan
10. Menarik diri dari lingkungan sosial
E. TINGKATAN PERILAKU BUNUH DIRI
Adapun tingkatan bunuh diri, pada klien dengan resiko bunuh diri secara garis besar melalui
beberapa tingkatan berikut :
a. Ide Bunuh Diri (Suicidal Ideation)
Ide bunuh diri pikiran membunuh diri sendiri/orang lain tanpa melakukan
aksi/tindakan (Fortinash & Worret, 2012).
b. Ancaman Bunuh Diri
Ungkapan secara langsung/tulisan sebagai ekspresi/niat melakukan bunuh diri.
c. Isyarat Bunuh Diri (Suicide Gesture)
Pada fase ini, seseorang telah melakukan percobaan bunuh diri, namun percobaan tersebut
tidak mematikan. Adapun beberapa hal yang dilakukan pada fase ini adalah : melakukan
sayatan pada pembuluh darah, minum pil (Davidson, Neale & Kring, 2004).
Fase ini juga disebut “Crying for help” berjuang dengan stress yang tidak mampu
diselesaikan (Muhith, 2015)
d. Percobaan Bunuh Diri (Suicide Attemps)
e. Bunuh Diri Selesai (Completed Suicide)

3
F. POHON MASALAH RESIKO BUNUH DIRI
Adapun salah satu pohon masalah resiko bunuh diri disebabkan oleh harga diri kronis yang
dialami oleh klien sehingga mengalami hilang kontrol/koping yang tidak efektif pada dirinya
(Damayanti dan Iskandar, 2012).
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO BUNUH DIRI
1 Pengkajian
Pengkajiand berdasarkan tanda gejala seperti klien mengalami keputusasaan, menyalahkan
diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna.
2 Alasan masuk
Alasan masuk dari klien dengan resiko bunuh diri dapat dilihat dari definisi resiko bunuh
diri yaitu -> berusaha mencederai diri sendiri.
3 Faktor predisposisi lain resiko bunuh diri menurut Stuart (2013) sebagai berikut : (dari
sumber lain)
1 Diagnostik psikiatrik -> lebih dari 90% orang mengakhiri hidup dengan bunuh diri ->
gangguan jiwa.
2 Sifat kepribadian -> 3 aspek : bermusuhan, impulsif dan depresi.
3 Lingkungan psikososial -> seseorang dengan pengalaman kehilangan, kehilangan
dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis,
perpisahan/perceraian dan kehilangan dini serta dukungan sosial yang kurang.
4 Riwayah keluarga pernah mengalami bunuh diri -> menimbulkan perilaku destruktif.
E DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada prilaku percobaan bunuh diri :
a. Resiko bunuh diri.

4
b. Harga diri rendah
c. Koping yang tak efektif
F SP RESIKO BUNUH DIRI
Strategi pelaksanaan resiko bunuh diri
1 SP 1 : Percakapan untuk melindungi klien dengan resiko bunuh diri
2 SP 2 : Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri
3 SP 3 : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
4 SP 4 : Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalammenyelesaikan masalah
pada pasien isyarat bunuh diri
5 SP Kleuarga : SP pada keluarga yaitu dengan melakukan percakapan dengan keluarga untuk
melindungi klien dengan resiko bunuh diri
G APLIKASI YANG TERKAIT DALAM MENURUNKAN RESIKO BUNUH DIRI
Beberapa aplikasi di bawah ini dapat membantu menurunkan resiko bunuh diri pada remaja :
1 Jason Foundation: A Friend Asks (Android, iOS)
2 MY3 (Android, iOS)
3 ASK & Prevent Suicide (Android, iOS)
4 Suicide Crisis Support(Android)
5 Ulster County SPEAK (Android, iOS) Ulster County SPEAK (Suicide Prevention,
Education, & Awareness Kit)
6 HELP Prevent Suicide (Android, iOS)
7 Stay Alive (Android, iOS)
8 Operation Reach Out (iOS) (Sari, 2018)
H. INOVASI TERAPI PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
Terapi Kognitif -> terapi modalitas jiwa
Terapi tersebut dapat mengurangi pikiran negatif yang dialami oleh klien dengan gejala/resiko
bunuh diri . Dari terapi tersebut dapat dievaluasi perubahan pemikiran negatif pada klien
dengan resiko bunuh diri (Cahyani, 2017).

5
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M., Zainuri,Imam & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan
Aplikasi Praktik Klinik. Indomedia Pustaka. https://doi.org/ISBN 978-xxx-xxx-xx-x
Cahyani, E. (2017). ANALISIS PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN RESIKO
BUNUH DIRI DENGAN INTERVENSI TERAPI KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN
GEJALA BUNUH DIRI DI RUANG TIUNG RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ATMA HUSADA
MAHAKAM SAMARINDA.
Davison, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. (2004). Abnormal Psychology. United States Of America :
John Wiley & Sons. (Ninth Edition)
Fortinash, K.M, Worret P.A. (2012). Psychiatric Mental Health Nursing: 5th Edition.Canada: Elsevier.

Keliat, P. D. B., Suzana, H. M., & Tahlil, T. (Eds.). (2017). NANDA-I Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 (Edisi 11). Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.
Kemenkes RI, 2010. Buku Pedoman Kesehatan Jiwa (Pegangan Bagi Kader Kesehatan), Direktorat
Kesehatan Jiwa, Kemenkes : Jakarta.
Marchetti, A. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEPRESI DAN RESIKO BUNUH
DIRI (Vol. 4). https://doi.org/.1037//0033-2909.I26.1.78
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi.

Sari, M. (2018). Analisis Kejadian Depresi Dan Risiko Bunuh Diri Menggunakan Buddy App Pada
Remaja Di Wilayah Kota Makassar.
Stuart, G.W., and Sundenen, S.J. (2013).Buku saku keperawatan jiwa.6 thediton. St. Louis: Mosby
Yeart Book.
Yusuf, Ahmad Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai