Anda di halaman 1dari 7

Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

a. Pengertian
Tindakan secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri hidupnya.
Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal
dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah.
Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk
beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat
terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan
yang berarti, perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman
pada diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).

b. Rentang respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Peningkatan pengambilan perilaku pencederaan Bunuh diri


diri resiko yang destruktif-diri diri
meningkatkan tidak langsung
pertumbuhan

c. Faktor Penyebab
1) Frustasi
2) Rasa bersalah
3) Sedih
4) Marah
5) Ketidakberdayaan

d. Klasifikasi Bunuh Diri


1) Isyarat bunuh diri
RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni
1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Ditunjukkan dengan perilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri


mengatakan “tolong jaga anak karena saya akan pergi jauh” atau “ segala
sesuatu akan lebih baik tanpa ada saya”
2) Ancaman bunuh diri
Diucapkan oleh pasien, berisi keingian untuk mati disertai dengan meyakini
kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut.
3) Percobaan bunuh diri
Tindakan pasien menciderai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupan
dengan cara : gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, manjatuhkan
diri dari tempat yang tinggi.
4) Bunuh diri

e. Mekanisme koping
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang
berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization,
regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada
seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan koping alternatif.

f. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro konvulsi, obat obat
terutama anti depresan dan psikoterapi.
2) Penatalaksanaan keperawatan
Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar
pertolongan darurat di RS, dibagian penyakit dalam atau bagian bedah.
Dilakukan pengobatan terhadap luka-luka atau keadaan keracunan, kesadaran
penderita tidak selalu menentukan urgensi suatu tindakan medis. Penentuan
perawatan tidak tergantung pada faktor sosial tetapi berhubungan erat dengan
kriteria yang mencerminkan besarnya kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan
keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan evaluasi
psikiatri. Tidak adanya hubungan beratnyagangguan fisik dengan gangguan
psikologik.

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

g. Prinsip tindakan keperawatan


1) Bina hubungan saling percaya
2) Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: Buat daftar aspek
positif diri sendiri, latihan afirmasi / berfikir aspek positif yang dimiliki
3) Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar aspek
positif keluarga, lingkungan, latih afirmasi/berfikir aspek positif keluarga,
lingkungan
4) Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan dan latih cara-cara
mencapai harapan dan masa depan secara bertahap

2. Asuhan Keperawatan Teoritis


a. Pengkajian
1) Identitas
Identitas meliputi ruangan rawat, inisial pasien, umur, pekerjaan, pendidikan,
tanggal rawat, tanggal pengkajian, nomer RM, status, dan informan.
2) Alasan masuk
Disesuaikan dengan kondisi pasien.Biasanya pasien yang mengalami resiko
bunuh diri masuk RSJ dengan alasan mengungkapkan perasaan sedih, marah,
putus asa, tidak berdaya dan memberikan isyarat verbal maupun non verbal
mengenai keinginannya untuk bunuh diri.
3) Faktor predisposisi
Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang
perilaku resiko bunuh diri meliputi:
- Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia.
- Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
- Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang
dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

- Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
resiko untuk perilaku resiko bunuh diri
- Faktor biokimia
Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat menimbulkan
perilaku resiko bunuh diri.

4) Fisik
Kaji TTV pasien, TB, keluhan fisik yang mungin terjadi seperti tidak nafsu
makan, merasa lemas
5) Psikososial
Gambarkan genogram keluarga pasien, kaji konsep diri pasien yang terdiri
dari citra tubuh, identitas, peran, ideal diri,dan harga diri, hubungan sosial
dengan orang terdekat/masyarakat serta kehidupan spiritual. Pada pasien
dengan resiko bunuh diri dengan penyebabnya harga diri rendah, pasien akan
memperlihatkan konsep diri yang buruk misalperasaan malu terhadap diri
sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat dengan
menyatakan saya tidak bisa/ saya tidak mampu/saya orang bodoh /tidak tahu
apa-apa, menarik diri, percaya diri kurang, dan mencederai diri akibat harga
diri yang rendah disertai harapan yang suram dan akhirnya mungkin klien
ingin mengakhiri kehidupannya
6) Hubungan sosial
Menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
7) Pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa/faktor presipitasi/koping/penyakit
fisik/obat-obatan
8) Spiritual
Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia dimasukkan ke RSJ kerena klien sering
marah-marah, namun klien tidak mengetahui bahwa klien mengalami
gangguan jiwa, klien meyakini dirinya sehat.
Kegiatan ibadah

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan ibadah


sholat lima waktu. Begitu juga saat masuk RSJ klien tidak pernah sholat
lima waktu.

9) Status mental
Perlu dikaji penampilan pasien, gaya bicara, aktivitas motorik, alam perasaan,
afek, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian,
dan daya tilik diri. Pada pasien dengan resiko bunuh diri mungkin akan
tampak penampilan tidak rapi, gaya bicara lambat, aktivitas motorik lesu, alam
perasaan sedih dan putus asa, interaksi selama wawancara kurang dan lebih
banyak membisu.
10) Kebutuhan persiapan pulang
- Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
- Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,
membersikan dan merapikan pakaian.
- Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
- Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan
diluar rumah
- Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.

11) Mekanisme koping


Pada pasien dengan resiko bunuh diri biasanya memiliki koping maladaktif
yakni dengan berusaha mencederai diri atau orang lain

12) Masalah psikososial


Kaji masalah pasien terhadap pelayanan kesehatan yang didapat, dukungan
kelompok, lingkungan, pendidikan, perumahan, dan ekonomi.Mungkin pada
pasien resiko bunuh diri akan tampak masalah dengan dukungan kelompok
serta lingkungan dimana pasien tidak percaya diri dalam berinteraksi dengan
orang lain karena selalu mengganggap dirinya tidak bisa, tidak mampu dan
lain sebagainya.

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

13) Aspek medis


Berisi diagnosa medik serta terapi medik yang didapatkan oleh pasien
b. Dafar masalah

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji


Resiko Bunuh Diri DS :
- memiliki riwayat penyakit mental
- menyatakan pikiran, harapan, dan
perencanaan bunuh diri
- menyatakan bahwa sering mengalami
kehilangan secara bertubi-tubi dan
bersamaan
- menderita penyakit yang prognosisnya
kurang baik
- menyalahkan diri sendiri, perasaan gagal
dan tidak berharga
- menyatakan perasaan tertekan
DO :
- mengalami depresi, cemas, dan perasaan
putus asa
- respon kurang dan gelisah
- menunjukkan sikap agresif
- tidak koperatif dalam menjalani
pengobatan
- berbicara lamban, keletihan, menarik diri
dari lingkungan sosial
- penurunan berat badan

c. Pohon masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan

HDR

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047
Praktek Pre-Klinik Keperawatan Jiwa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

d. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan


 Risiko bunuh diri
 Bunuh diri
 Perilaku kekerasan
 Harga diri rendah kronis.

e. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana
keperawatan dan strategi pelaksanaan yang telah disusun.

f. Evaluasi
Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Hasil yang diharapkan
setelah melakukan intervensi pada klien dengan resiko bunuh diri yaitu : Klien
dapat mengendalikan keinginan untuk bunuh diri, klien dapat mengatasi agar tidak
menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

REFERENSI

Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC

Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat.
Jakarta: Salemba Medika.
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

RS.J Prof H.B. Saanin Padang Septi Asri Syahni


1310038105047

Anda mungkin juga menyukai