Makalah PKGD Kelompok 2 (Fraktur Terbuka)
Makalah PKGD Kelompok 2 (Fraktur Terbuka)
OLEH :
KELOMPOK 2
1. Alfita Sari
2. Ayu Melani Putri
3. Fatihattir Rahmi
4. Maharani Lubis
5. Nabila Febriani Anantri
6. Priska Yulanda
7. Sela Febriani
8. Yova Aprilia
Dosen Pembimbing :
S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Praktek Keperawatan Gawat Darurat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Definisi.........................................................................................................................3
C. Etiologi Fraktur............................................................................................................8
D. Patofisiologi.................................................................................................................8
F. Penatalaksanaan.........................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................19
PENUTUP.............................................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf
ketidakteraturan arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat
Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut fraktur.
fraktur adalah fiksasi Interna melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001). Penanganan
oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan
1
Peran perawat pada kasus fraktur meliputi sebagai pemberi asuhan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah
adalah bagaimana penatalaksanaan pada fraktur terbuka yang baik dan benar.
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada fraktur terbuka yang baik
dan benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Fraktur terbuka adalah fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat
fraktur (Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa
Fraktur terbuka adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara
Pendapat lain menyatakan bahwa patah tulang terbuka adalah suatu fraktur
yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi
(Handerson, M. A, 1992).
Fraktur terbuka mengacu pada gangguan osseous di mana cedera di kulit dan
3
mengakibatkan hilangnya fungsi dari otot, tendon, saraf, vaskular, ligamen, atau
vascular, dan / atau skeletal adalah faktor-faktor yang secara historis telah
digunakan untuk mengidentifikasi pola fraktur terbuka dengan riwayat alam yang
ganda telah digunakan untuk fraktur terbuka. Dari jumlah tersebut, yang paling
Association, 2010).
Kontaminsi Lunak
I Panjang < 1 cm Bersih Minimal Sederhana,
kominitas/pemecahan
minial
II Panjang > 1 cm Sedang Sedang, beberapa Kominitas sedang
kerusakan otot
III Panjang Berat Parah, dapat Biasanya terjadi
A cm tulang memadai
(masih ditutupi
4
jaringan lunak)
B Panjang Berat Hilangnya cakupan Cakupan tulang
jaringan lunak
C Panjang Berat Hilangnya cakupan Cakupan tulang
membutuhkan
perbaikan,
memerlukan
operasi
rekonstruksi
jaringan lunak
Gambar
5
open fracture grade I
6
Open fracture grade III B
C. Etiologi Fraktur
1. Kekerasan Langsung
jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian
7
3. Kekerasan Akibat Tarikan Otot
D. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas
untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang
dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan
dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang
berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang
1. Faktor ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung
terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
2. Faktor intrinsic
8
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya
serta perubahan warna. Namun, tidak semua gejala ini ada pada setiap fraktur dan
kebanyakan justru tidak terdapat pada fraktur linear (fisur) atau fraktur impaksi
(permukaan patahan saling terdesak satu sama lain). Berikut adalah gejala fraktur
yaitu :
tulang.
9
3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat diatas daan bawah tempat fraktur. Fragmen
sering saling melengkapi satu sama lainnya sampai 2,5 – 5cm (1- 2 inci).
4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang
dinamakan krepitus yang teraba karena adanya gesekan antar fragmen satu
5. Edema dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan
tanda dan gejala yang terkait dengan fraktur adalah : 1) Nyeri, 2) Deformitas
ekstremitas.
F. Penatalaksanaan
1. Fraktur terbuka grade I dan II
10
a) Pemberianantibiotik profilaksis, luka harus ditutup sampai pasien
c) Penutupan luka definitif awal, luka kecil yang tidak terkontaminasi pada
fraktur tipe I atau II dapat dijahit (setelah debridemen), asalkan hal ini
lunak.
saving dan life limb dengan resusitasi sesuai dengan indikasi, pembersihan
11
fraktur dan fisioterapi. Prinsip penanganan fraktur terbuka derajat III secara
umum adalah :
dikerjakan dan efektif. Luka ditutup dengan material yang bersih dan
steril.
termasuk memeriksa adanya trauma pada daerah atau organ lain dan
12
Selanjutnya, perawatan luka dilakukan setiap hari dengan
memperhatikan sterilitas.
pada fraktur cruris atau humerus terbuka derajat III berhubungan dengan
dari benda asing dan jaringan mati, memberikan persediaan darah yang
yang luas maka dapat dilakukan soft tissue transplantation atau falap
h) Penutupan luka, pada luka kecil dan tidak banyak kontaminasi setelah
secara primer tanpa tegangan. Sementara, pada luka yang luas dengan
gips dianjurkan sampai dicapai penanganan luka yang adekuat, baru bisa
dengan plate and screw, atau fiksasi eksternal sebagai terapi stabilisasi
13
definitif. Pemasangan fiksasi internal dapat dipasang setelah luka
jaringan lunak baik dan diyakini tidak ada infeksi lagi, sedangkan
pemasangan fiksasi ekternal pada fraktur terbuka derajat III adalah salah
stetoskop, thermometer)
Meteran
Perban
Spalk
4. Prosedur petugas melakukan anamnesa kepada pasien :
trauma
Nyeri
Sulit digerakkan
Deformitas
14
Bengkak
Perubahan warna
Gangguan sensibilitas
Kelemahan otot
Inspeksi (look)
dunia luar.
Palpasi (feel)
Gerak (move)
diperlukan :
15
Pemeriksaan darah rutin dan golongan darah,
16
sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
golongan aminoglikosida.
penanganan awal.
5. Hal-hal yang perlu Nilai tanda vital dan kondisi umum pasien
diperhatikan
6. Unit kerja terkait Ruang rawat inap
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fraktur terbuka adalah fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat
fraktur (Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa
Fraktur terbuka adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara
II, fraktur terbuka derajat III A, fraktur terbuka derajat III B, fraktur terbuka
derajat III C.
kekerasan akibat tarikan otot. Faktor yang mempengaruhi fraktur ada 2 yaitu
18
B. Saran
Pada penderita fraktur tibia sangat dibutuhkan istirahat total dan minimalkan
pengeluaran energy, jadi hal yang paling utama yang dapat dilakukan pasien dan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1996). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 3.
Ns. Arif Muttaqin, S.Kep. (2005). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan
Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8.
19
20