KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
”Pembidaian Dan Pembalutan Pada Kegawatdaruratan“.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kegawatdaruratan I. penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen penanggung
jawab mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini dan penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Maka dari
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar
membantu penulis dalam proses pembelajaran pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Kelompok IV
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui teknik pembalutan dan pembidaian pada kegawatdaruratan
1.2.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi pembalutan dan pembidaian
b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembalutan dan pembidaian
c. Untuk mengetahui syarat-syarat pembalutan dan pembidaian
d. Untuk mengetahui metode metode pembalutan dan pembidaian
e. Untuk mengetahui prosedur pembalutan dan pembidaian
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pembidaian
2.1.1 Pengertian
Memasang bidai adalah memasang alat untuk immobilisasi atau mempertahankan kedudukan
tulang yang patah (Krisanty, 2009).
2.1.2 Tujuan
1. Memobilisasi fraktur dan dislokasi
2. Mengistirahatkan anggota badan yang cedera
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan
2.1.3 Indikasi
1. Adanya fraktur terbuka dan tertutup
2. Adanya kecurigaan terjadinya fraktur. Tanda adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada
salah satu bagian tubuh ditemukan:
a. Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat,
b. Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera
c. Bengkak
d. Perubahan bentuk / deformitas
e. Nyeri sumbu
f. Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera
g. Kram otot di sekitar lokasi
3. Dislokasi persendian
2.2 Pembalutan
2.2.1 Pengertian
Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dengan
tujuan tertentu
2. Pembalutan gulung / pita (verban, elastis perban). Terdiri atas beberapa ukuran sesuai
tempat luka. Pembalutan pita dapat terbuat dari kain katun, kain planel, kain kasa (verban),
bahan elastic (elastic verban). Ukuran pembalutan pita bermacam-macam meliputi 2,5 cm
(untuk membalut jari-jari), 5 cm (untuk membalut pergelangan tangan dan kaki), 7,5 cm
(untuk membalut kepala, lengan, betis), 10 cm (untuk membalut paha dan pinggul) dan 15 cm
(untuk membalut dada, punggung dan perut). Cara Melakukan Pembalutan Dengan Pita :
a. Pembalutan kepala dengan pembalut pita
b. Pembalutan jari tangan dengan pembalut pita
c. Pembalutan telapak tangan dengan pembalut pita
d. Pembalutan pergelangan tangan dengan pembalut pita
e. Pembalutan lengan bawah dengan pembalut pita
f. Pembalutan siku dengan pembalut pita
g. Pembalutan lengan atas dengan pembalut pita
h. Pembalutan paha dengan pembalut pita
i. Pembalutan lutut dengan pembalut pita
j. Pembalutan betis dengan pembalut pita
k. Pembalutan pergelangan kaki dengan pembalut pita
l. Pembalutan tumit dengan pembalut pita
m. Pembalutan kaki seluruhnya dengan pembalut pita
3. Pembalutan cepat, yaitu kassa steril dan pembalut gulung. Pembalut dapat dipasang secepat
mungkin pada luka untuk menghindari infeksi (Ramsi, 2013).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan gawat darurat (emergency nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang
komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam
kehidupan. Kegiatan pelayanan keperawatan menunjukkan keahlian dalam pengkajian pasien,
setting prioritas, intervensi krisis dan pendidikan kesehatan masyarakat. Fraktur merupakan
salah satu contoh dari kegawatdaruratan.
Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang yang biasanya disebabkan adanya
kekerasan yang timbul secara mendadak. Fraktur dapat terjadi dengan patahan tulang dimana
tulang tetap berada di dalam atau disebut fraktur tertutup atau di luar dari kulit yang disebut
fraktur terbuka. Pada kegawatdaruratan, fraktur terbuka dan tertutup dapat ditangani dengan
pertolongan pertama yaitu pembidaian dan pembalutan. Pembidaian adalah memasang alat
untuk imobilisasi dengan mempertahankan kedudukan tulang yang patah
Pembidaian atau pembalutan merupakan salah satu proses penting dalam penatalaksanaan
awal korban patah tulang. Memasang bidai / balut adalah memasang alat untuk immobilisasi
atau mempertahankan kedudukan tulang yang patah. Adapun tujuan dari
pembalutan/pembidaian adalah memobilisasi fraktur dan dislokasi, mengistirahatkan anggota
badan yang cedera, mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk dapat mengaplikasikan ilmu kegawatdaruratan
pada cedera muskuloskeletal dengan melakukan tindakan pembidaian dan pembalutan.
DAFTAR PUSTAKA