ORIENTASI REALITAS
Anggota Kelompok :
Hanifah Anggraeni
Dwi Fitriani
Nur Hikmah
2018
KATA PENGANTAR
Penulis
PENDAHULUAN
A. Pengertian TAK
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009).
Sedangkan pengertian TAK orientasi realitas menurut Purwaningsih dan
Karlina (2009) adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap
situasi nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat
(2005), TAK orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan
keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau
tempat, dan waktu.
Berikut ini beberapa jenis terapi aktifitas yang bisa diterapkan sehari-hari
antara lain
1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif atau persepsi adalah suatu
terapi yang mempunyai tujuan untuk membantu pasien yang mempunyai
masalah kemrosotan orientasi dan memberikan stimulus persepsi demi
tujuan dalam menyebarkan Teori-Teori Motivasi proses berfikir serta
untuk memperkecil perilaku maladaptif. Pasien ini melakukan terapi ini
ketika ditandai dengan adanya gangguan yang berhubungan dengan
norma, selalu menarik diri dari relaitas, mempunyai ide negatif namun
dari segi fisik tampak sehat dan dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori adalah jenis terapi dalam
upaya untuk menstimulasi atau memberikan stimulus sensori pada
seorang pasien yang mengalami kemunduran dalam fungsi sensorisnya.
3. Terapiaktifitaskelompokorientasi realitas
Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah terapi dalam upaya
mengorientasikan pasien terhadap kenyataan.Terapi ini biasanya
dilakukan pada kelompok pasien yang mengalami masalah pada orientasi
oarang, waktu dan tempat.Pasien ini melakukan terapi ini ketika ditandai
dengan adanya dengan gangguan orientasi realita seperti halusinasi,
ilusi, waham, gangguan orientasi realita terhadap orang, waktu dan
tempat namun secara mental baik dan sehat serta dapat berkomunikasi
dengan baik.
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah terapi yang dilaksanakna
dengan tujuan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan
interaksi sosial dan juga berperan aktif dalam lingkunagn sosial. Pasien
yang melakukan terpai ini ditandai dengan adanya gangguan kurang
memiliki minat untuk mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di tempat
tidur, menarik diri, kontak sosial kurang, harga diri rendah, gelisah, curiga,
takut dan cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan namun secara
fisik mereka sehat dan menerima kenyataan.
C. Persiapan Lingkungan
1. Ventilasi baik
2. Penerangan cukup
3. Suasana tenang
D. Pembagian Tugas
1. Peran Leader
d. menjelaskan permainan
2. Peran Co – Leader
3. Peran Observer
4. Peran Fasilitator
b. Fase kerja
Sesi 1
1) Terapis memembagikan papan nama untuk masing-masing
klien
2) Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan dan asal
3) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama
panggilan di papan nama yang telah di bagikan
4) Terapis meminta masing- masing klien memperkenalkan diri
secara berurutan searah jarum jam dimulai dari terapis meliputi:
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
5) Terapis menjelaskan langkah berikutnya : type recorder akan
dinyalakan saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari
satu klien ke klien lainnya. Saat musik dihentikan klien yang
sedang memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan asal dan hobi dari klien yang lain (minimal
nama panggilan)
6) Terapis memutar type recorder dan menghentikan musik
berhenti klien yang sedang memegang bola tenis menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi klien yang lain
7) Ulangi langkah 6 sampai semua klien mendapat giliran
8) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan
Sesi ke 2 ( pengenalan tempat)
1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan, klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada
klien yang dapat menjawab klien dengan tepat.
2) Terapis menjelaskan dengan langkah sebagai berikut, type
recorder dinyalakan dengan menyetel lagu dangdut, sedangkan
bola tenis di edarkan dari satu klien ke klien lain searah jarum
jam. Pada saat lagu berhenti klien yang sedang memegang bola
tenis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama
ruangan tempat klien di rawat
3) Terapis menyalakan type recorder, menghentikan lagu dan
meminta klien yang memegang bola tenis untuk menyebutkan
nama rumah sakit dan ruangan tempat klien di rawat kegiatan ini
di ulangi sampai semua klien mendapat giliran
4) Terapis memberikan pujian saat klien menyebutkan dengan
benar
5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruanagan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi wc,
ruang istirahat, ruang TAK dan ruangan lainnya
Sesi ke 3 (pengenalan waktu)
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
2) Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder,
sedangkan bola tenis diedarkan dari satu klien ke klien lain.
Pada saat musik berhenti klien yang memegang bola
menjawab pertanyaan dari terapis.
3) Terapis meghidupkan musik dan mematikan musik. Klien
mengedarkan bola tenis bergantian searah jarum jam saat
musik berhenti klien yang memegang siap menjawab
pertanyaan terapis tentang tanggal, bulan, tahun, hari, dan jam
saat itu. Kegiatan ini diulangi sampai semua klien mendapat
giliran.
4) Terapis memberi pujian kepada klien setelah memberi jawaban
dengan tepat
c. Fase Terminasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien .
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) Menganjurkan klien melatih dan mendiskusikan pada orang lain
4) Membuat jadwal melihat gambar
5) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
6) Menyepakati waktu dan tempat
d. Dokumentasi
Dokumentasika kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada
catatan proses keperawatan.