DI SUSUN OLEH :
ERIKA FIFIN SETYANINGSIH
116042
A. LATAR BELAKANG
Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian. Fraktur didefinisikan sebagai patahan yang terjadi apabila
seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan
tulang. Fraktur jga dikenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik, kekuatan,sudut, tenaga, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar ulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap. Fraktur juga
melibatkan jaringan otot, saraf, dan pembuluh darah di sekitarnya karena tulang bersifat rapuh
namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan, tetapi apabila tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di serap tulang, maka terjadilah trauma pada
tulang yang berakibat pada rusaknya kontinuitas tulang.
Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja, kecelakaan
lalulintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses
degeneratif dan patologi. Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau tanpa
pembedahan, meliputi imobilisasi, reduksi dan rehabilitasi. Reduksi adalah prosedur yang
sering dilkukan untuk mengoreksi fraktur, salah satu cara dengan pemasangan fiksasi internal
maupun eksternal melalui proses operasi.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Fraktur
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah keperawatan pada klien
dengan Fraktur
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Fraktur
c. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Fraktur
d. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Fraktur
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Fraktur
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada klien dengan Fraktur
C. MANFAAT
1. Akademik
a. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan
b. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa selanjutnya.
2. Manfaat Bagi Klien
a. Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga dalam peningkatan kualitas asuhan
keperawatan, khususnya bagi klien yang mengalami Fraktur.
b. Sebagai bahan masukan bagi klien dalam meningkatkan pengetahuan yang berkaitan
dengan pencegahan, perawatan dan pengobatan Fraktur
3. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan pengetahuan penulis mengenai tata cara dan teknik penyusunan karya
tulis ilmiah
b. mningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan Fraktur
D. SISTEMTIKA PENULISAN
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam 5 BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Tujuan penulisan
c. Manfaat penulisan
d. Sistematika penulian
Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
BAB IV PEMBAHASAN
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.Definisi
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin
tidak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau primpilan korteks. Biasanya patahan
lengkap dan fragmen tulang bergeser, kalau kulit diatasnya masih utuh keadaan ini disebut
fraktur tertutup atau sederhana, kalau kulit atau salah satu rongga tubuh tertembus keadaan ini
disebut fraktur terbuka.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Biasanya disebabkan oleh trauma atau kekuatan tenaga fisik.
Fraktur Cruris merupakan suatu istilah untuk patah tulang tibia dan fibula yang biasa
terjadi pada proksimal (kondilus), diafisis, atau persendian pergelangan kaki.
(Syaifuddin, 2009, hlm. 119)
2. Etiologi
a. Complete fracture (Fraktur komplit) patah tulang pada seluruh garis tengah tulang, luas
dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
b. Closed fracture (Simple fraktur) tidak menyebabkan robeknya kulit atau integritas kulit
masih utuh
c. Open fracture (Compound fraktur/komplikata/kompleks) merupakan fraktur dengan luka
pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit)atau
membran mukosa sampai kepatahan tulang.
Fraktur terbuka digradasi menjadi :
- Grade I : luka bersih, kurang dari 1cm pnjangnya.
- Grade II : luka bersih luas, tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.
- Grade III : luka sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak
ekstensif.
d. Greenstick fraktur dimana salah satu tulang patah sedang lainnya membengkok.
e. Transversal fraktur sepanjang garis tengah tulang.
f. Oblik fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
g. Spiral fraktur memuntir seputar batang tulang.
h. Komunitif fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
i. Depresi fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang
terngkorak dan wajah)
j. Komprei fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
k. Patologik fratur terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis
tulang , tumor)
l. Impaksi fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
(Muttaqin, 2010, hlm.43)
4. Patofisiologi
Fraktur pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam
tubuh, yaitu stres, gangguan fisik, gangguan metabolik, dan patologik. Kemampuan otot
mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah
akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. Cop menurun maka terjadi
perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi
edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh, fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai
serabut saraf yang dapat menimbulkan nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat
terjadi neurovaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu. Di
samping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi
infeksi terkontaminasi dengan udara luar dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan
kerusakan integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan pleh trauma
gangguan metabolik patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Pada umumnya pada
pasien fraktur tertutup maupun terbuka akan dilakukan mobilitas yang bertujuan
mempertahankan fragmen yang telah dihubungkantetap pada tempatnya sampai sembuh.
Etiologi
Kehilangan integritas tulang perubahan fragmen tulang fraktur terbuka ujung tulang
Kerusakan pada jaringan dan menembus otot dan kulit
Pembuluh darah
Ketidakstabilan posisi fraktur, luka
Apabila Organ fraktur perdarahan lokal
digerakkan gangguan integritas kulit
hematoma pada daerah
Fragmen tulang yang patah fraktur kuman mudah masuk
Menusuk organ sekitar
Aliran darah ke daerah distal resiko tinggi infeksi
Gangguan rasa berkurang atau terhambat
nyaman nyeri
warna jaringan pucat, nadi lemas
sindroma kompartemen cianosis, kesemutan
keterbatasan aktifitas
kerusakan neuromuskuler
defisit perawatan diri
gangguan fungsi organ distal
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Sinar X untuk melihat gambaan fraktur deformitas
3. CT – Scan untuk mmperlihatkan fraktur atau mendeteksi struktur fraktur
4. Venogram untuk menggambarkan arus vaskularisasi
5. Radiograf, untuk menentukan integritas tulang
6. Antroskopi, untuk mendeteksi keterlibatan sendi
7. Angiografi, bila dikaitkan dengan cedera pembuluh darah
8. Konduksi saraf dan elektromiogram, untuk mendeteksi cedera saraf
(Corwin, 2009, hlm.319)
7. Komplikasi
1. Sindrom Kompartemen
2. Trombo Embolic Complication
3. Infeksi
4. Mal Union
5. Osteomyelitis
6. Cedera Vaskuler atau Saraf
7. Delayed Union – Non Union
( Irianto, 2012, hlm. 111)
8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. pemasangan traksi tulang selama 6-7 minggu yang dianjurkan dengan gips pinggul
selama 7 minggu
b. reduksi terbuka dan fiksasi interna merupakan pengobatan pilihan dengan
menggunakan plan
c. traksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum dilakukan terapi definitif
untuk mengurangi spasme otot
d. pemasangan plant dan screw fraktur proksimal / distal femur menggunakan cast
brocing yang dpasang setelah terjadi unian fraktur secara klinis
2. Penatalaksanaan Keperawatan
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dijumpai terdapat nyeri di tangan kanan bagian lengan,
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor psikogenik
3. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil :
NA :
Kriteria hasil :
NA :
4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dan dokter untuk meningkatkan mobilisasi pasif
Kriteria Hasil :
NA :
A. PENGKAJIAN
Sdr. F umur 21 tahun pendidikan terakhir SMA pekerjaan Service. Pasien masuk SMC RS
Telogorejo, rujukan dari RS tugurejo tanggal 17 januari 2019 jam 21.54 WIB dengan dx Trauma
vaskuler cruris sinistra open fr tibia fibula 1/3 tengah sin skin loose, terpasang infus 2 jalur
(loading 1000ml) Dc no.16. Pasien masuk Rumah sakit akibat KKL motor dengan truck kurang
lebih jam 12.00 di kompleks pabrik PT Sango Ceramiks Indonesia. Membawa hasil lab, foto
Cruris. Kaki kanan belakang lutut skin loose, punggung kaki kanan robek. Kaki kiri robek kurang
lebih 30cm bengkak dan kebiruan. Pasien dirawat di HDU 11 hari dari tanggal 17-27 januari siang
untuk pengawasan yang lebih intensif. Tanggal 27 januari jam 23.40 wib pasien dipindah ke ruang
Bougenvile 2 kamar 225.2 dengan KU composmentis, terpasang infus 2 jalur, terpasang DC, TD :
132/76 mmHg, N : 110x / menit, RR : 21x / menit, Suhu : 36,60C, SpO2 : 98% Skala nyeri 6 dan
mendapat terapi RL 15tpm dan NaCl 0,9% 15tpm.
DO : Kaki kanan belakang skin loose, punggung kaki kanan robek. Kaki kiri robek kurang
lebih 30cm bengkak post orif cruris sinistra open fraktur tibia dan fibula. Pasien tampak
meringis kesakitan dan wajah tampak pucat
TD : 140/80 mmHg
N : 100x / menit
RR : 21 x / menit
S : 36,40C
2. Diagnosa : Hambatan mobilitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal
DS : Pasien mengatakan belum mampu bergerak bebas(imobilitas). Mengakibatkan aktivitas
klien dibantu oleh keluarga maupun perawat karena fraktur dan nyeri yang dialaminya.
DO : pasien tampak terbaring lemah, aktivitas klien dibantu dengan perawat ataupun keluarga
Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Mandi
Toileting
Berpakaian
Makan dan minum
Berpindah
DS : Pasien mengatakan fraktur dibagian kiri dan yang kanan skin loose dan punggung kanan
robek
DO : Terpasang perban coklat , kemerahan sekitar luka, skin loose kanan belakang lutut, kulit
sekitar luka hangat, kaki bengkak sebelah kiri (fraktur), akral kaki dingin
C. INTERVENSI
1. Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
NA :
4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dan dokter untuk meningkatkan mobilisasi pasif
Kriteria Hasil :
NA :
D. IMPLEMENTASI
Berdasarkan pengkajian dan intervensi diatas dilakukan tindakan keperawatan sebagai
berikut :
1. Mengobservasi keadaan umum pasien
2. Mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
3. Memposisikan pasien senyaman mungkin
4. Memberikan obat dan terapi injeksi
E. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan evaluasi selama 3 hari adalah sebagai
berikut :
Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Data Subyektif : Pasien mengatakan nyeri pada kedua kakinya
(P : nyeri kedua kaki bik digerakan ataupun tidak (fraktur cruris sinistra, skin loose di belakang
lutut dan luka robek di punggung kaki kanan) , Q: nyeri seperti tertusuk benda tajam , R: kedua
kaki kanan dan kiri, S : skala nyeri 6. T: nyeri terus menerus terutama saat digerakan dan ganti
balut)
Data Obyekttif : Pasien tampak nyeri dan lemah
TD : 140/80mmHg, N : 100x / menit, RR : 21x / menit, S : 36,4 C, SpO2 : 98 %
Assesment : Masalah belum teratasi
Planing : Lanjutkan intervensi
1. Monitor skala nyeri
2. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi
3. kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgetik
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Mandi
Toileting
Berpakaian
Makan dan minum
Berpindah
DO : Terpasang perban coklat , kemerahan sekitar luka, skin loose kanan belakang lutut, kulit
sekitar luka hangat, kaki bengkak sebelah kiri (fraktur), akral kaki dingin
Assesment : Masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi
1. Monitor kulit/luka
2. kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian makanan tinggi protein
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengkajian dan Asuhan keperawatan pada Sdr. F dengan Fraktur Cruris di
ruang Bougenvile 2 kamar 219 SMC RS Telogorejo Semarang dari tangggal 28 Desember sampai 30
Desember 2018, terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Untuk mengetahui kesenjangan tersebut
maka penulis akan membahas sebagai berikut :
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA
Sedangkan yang di temukaan dalam kasus ada 3 diagnosa yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik dengan gangguan muskuloskeletal
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik
C. INTERVENSI
Saat dilakukannya pengkajian, analisa data dan menentukan diagnosa, didapatkan intervensi
sebagai berikut :
1. Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Kriteria Hasil :
Intervensi
1. Monitor skala nyeri
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
3. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Kriteria hasil :
Intervensi
1. Observasi sejauh mana pasien belum melakukan aktivitas
2. Lakukan pendekatan kepada pasien untuk melakukan aktivitas sebatas
kemampuan
3. Berikan motivasi pada pasien untuk melakukan aktivitas
4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi dan dokter untuk meningkatkan mobilisasi
pasif
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapka masalah teratasi.
Kriteria Hasil :
Intervensi
1. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik, warna cairan,
granulasi, jaringan nekrotik, tanda – tanda infeksi lokal, formasi traktus
2. berikan bantalan pada ujung dan sambungan traksi
3. Jika memungkinkan ubah posisi/alih baring 2-3 jam secara rutin
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk makanan tinggi protein
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan pada Sdr.Fdengan Fraktur Cruris Sinistra dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Hal yang harus diperhatikan pada Sdr. F kita harus mengenali tanda dan gejala Fraktur.
Menganalisa data sesuai pengkajian dan didapatkan diagnosa dari pengkajian tentang Fraktur
adalah Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, Hambatan mobilitas fisik
berhubungan gangguan muskuloskeletal, Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
faktor mekanik
B. SARAN
1. Akademik
Makalah ini diharapkan mampu memberikan wacana dan dapat digunakan referensi bagi
mahasiswa dalam pemberian asuhan keperawatan Fraktur
2. Klien
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan derajat pengetahuan dan kesehatan pada klien
dan keluarga melalui asuhan keperawatan yang diberikan, dijadikan bahan pertimbangan
bagi klien da keluarga dalam upaya berperilaku hidup sehat
3. Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapaat memberikaan informasi bagi seluruh praktisi kesehatan
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan dengan Fraktur.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M. Dkk. (2013). Nursing interventions Classification. Edisi bahasa indnesia. Jakarta
: Mocomedia
Herdman, T. Heather. (2018). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Jakarta : EGC
Irianto, Koes. (2012). Anatomi & Fisiologi untuk mahasiswa. Bandung : ALFABETA
Syaifuddin. (2009). Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan edisi : 3. Jakarta : EGC