Oleh :
Aola Isnadiya
(114010)
A. Latar Belakang
Ruang Perawatan Intensif atau Intensive Care Unit (ICU) adalah bagian dari
bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan
instalasi gawat darurat. Pelayanan kesehatan kritis diberikan kepada pasien yang
sedang mengalami keadaan penyakit yang kritis selama masa kedaruratan medis
dan masa krisis (Depkes RI 2012).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan touring ruang ICU ini adalah:
1. Apakah pengertian ICU?
2. Apa pengertian ventilator mekanik?
3. Apa saja bagian dari ventilator mekanik?
4. Apa saja mode ventilator mekanik?
5. Bagaimana setting dari ventilator mekanik?
6. Bagaimana sirkuit ventilator mekanik?
7. Bagaimana cara monitoring ventilator mekanik?
8. Bagaimana cara melakukan weaning ventilator mekanik?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan dari disusunnya laporan touring ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang ruang ICU dan macam-macam alat yang terdapat di ruang
ICU di SMC RS Telogorejo semarang.
2. Tujuan khusus
Mengetahui dan memahami tentang:
a. Pengertian ICU?
b. Pengertian ventilator mekanik?
c. Bagian dari ventilator mekanik?
d. Mode ventilator mekanik?
e. Setting dari ventilator mekanik?
f. Sirkuit ventilator mekanik?
g. Cara monitoring ventilator mekanik?
h. Cara melakukan weaning ventilator mekanik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ICU
Ruang Perawatan Intensif atau Intensive Care Unit (ICU) adalah bagian dari
bangunan rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis, selain instalasi bedah dan
instalasi gawat darurat Pelayanan kesehatan kritis diberikan kepada pasien yang
sedang mengalami keadaan penyakit yang kritis selama masa kedaruratan medis
dan masa krisis (Depkes RI 2012). Salah satu peralatan dasar yang terdapat di
ruang ICU adalah ventilator mekanik.
D. Mode Ventilator
Pranggono (2011, ¶9) menyebutkan bahwa mode ventilator adalah sebagai
berikut:
1. Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi
dimana laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi. CMV digunakan
bila nafas spontan tidak ada atau minimal, misalnya pada penderita dengan
hipoksia yang berat.
2. Pressure Controlled Ventilation (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi. PCV digunakan
untuk melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians
yang rendah atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma.
Dengan demikian akan diperoleh volume tidal dan minute volume yang
bervariasi sesuai dengan perubahan komplians dan resistensi.
E. Setting Ventilator
Sundana, K. (2014, hlm. 73) menyebutkan bahwa hal yang paling penting dalam
setting ventilator yaitu memahami jenis ventilator yang digunakan karena ada
beberapa produk menggunakan setting yang berbeda.
Cara setting ventilator:
1. Frekuensi pernafasan permenit
2. Besarnya volume tidal (VCMV)/tekanan atau pressure (PCMV)
3. Perbandingan antara waktu inspirasi dan waktu ekspirasi
4. FiO2
Fraksi oksigen yang dihirup (FiO2) adalah persentase oksigen yang
dihantarkan dengan range antara 21%-100% untuk mengoptimalkan
pertukaran gas pada pasien. Fraksi dituliskan dalam bentuk decimal.
Efek FiO2 dapat ditingkatkan dengan manipulasi volume per menit dan PEEP.
5. PEEP (positive end expiratory pressure)
Adalah tekanan positif akhir ekspirasi yang digunakan untuk mempertahankan
tekanan paru positif pada akhir ekspirasi untuk mencegah terjadinya kolaps
paru dan meningkatkan pertukaran gas dalam alveoli. Nilai PEEP biasanya
antara 5-15 mmHg, maksimal 12 untuk anak.
6. I:E (Inspirasi : ekspirasi)
Merupakan ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi. Nilai
normalnya yaitu 1:2
7. Volume Tidal/ Tidal Volume
Merupakan jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas, atau
sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas.
Nilai normal 10 –15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk
anak
8. Minute Volume
Merupakan jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit, atau jumlah
udara yang diberikan ventilator dalam satu menit. Nilainya = volume tidal x
RR
9. Pressure atau Volume Limit
Batas atas tekanan atau volume yang diberikan pada pasien. Volume limit
yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru.
Pada klien dewasa, frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x / menit. Tidal
volume istirahat 7 ml / kg BB, dengan ventilasi mekanik tidal volume yang
digunakan adalah 10-15 ml / kg BB. Untuk mengkompensasi dead space dan
untuk meminimalkan atelektase. Jumlah oksigen ditentukan berdasarkan
perubahan persentasi oksigen dalam gas. Karena resiko keracunan oksigen dan
fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah. PO2 dan saturasi
oksigen arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen. PEEP digunakan
untuk mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler.
F. Sirkuit Ventilator
Dalam Sudana, K (2014, hlm. 157) Humidifier yang terletak pada bagian
inspiratory sirkuit dibutuhkan untuk dua alasan. Pertama, adanya artificial airway
memungkinkan udara memasuki paru-paru tanpa harus melalui proses
pelembaban udara pada jalan napas atas yang normal. Kedua, aliran gas yang
cepat dan volume yang besar yang diberikan melalui ventilator mekanik
memerlukan alat pelembab untuk menghindari kekeringan membrane dalam paru.
Tekanan dalam tubing circuit harus dipantau agar tidak terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Tekanan airway secara dinamik akan ditampilkan pada kontrol panel
ventilator.
Tubing circuit pada ventilator tradisional dilengkapi dengan cup pengumpul air
untuk mencegah penyumbatan oleh gas lembab yang mengalami kondensasi.
Akan tetapi sekarang ini pada umumnya digunakan kawat panas yang berjalan
pada bagian ekspirator dan bagian inspiratory sirkuit. Kawat-kawat tersebut akan
mempertahankan suhu gas agar agar sama dengan atau mendekati suhu tubuh
sehingga menurunkan kondensasi gas yang lembab dan mencegah terbentuknya
air. Obat-obatan tertentu misalnya bronkodilator atau steroid juga dapat dialirkan
ke paru-paru melalui alat pembentuk aerosol yang terletak pada bagian inspiratory
sirkuit. Tubing sirkuit pada ventilator dipertahankan agar rangkaiannya tetap
tertutup sehingga ventilasi dan oksigenasi pasien tidak terputus-putus dan juga
untuk mencegah pneumonia nosokomial.
G. Monitoring Ventilator
Menurut Sundana, K. (2014, hlm. 158) monitoring pasien yang menggunakan
ventilator meliputi:
1. Periksa analisa gas darah tiap 6 jam, kecuali ada perubahan seting, analisa gas
darah diperiksa 20 menit setelah ada perubahan seting.
Nilai standar : PCO2 = 35 – 45 mmHg
Saturasi O2 = 96 – 97 %
PaO2 = 80 – 100 mmHg
Bila PaO2 lebih dari 100 mmHg, maka FiO2 diturunkan bertahap 10 %.
Bila PCO2 lebih besar dari 45 mmHg, maka M.V dinaikkan.
Bila PCO2 lebih kecil dari 35 mmHg, maka M.V diturunkan.
2. Buat foto torax setiap hari untuk melihat perkembangan klinis, letak ETT dan
komplikasi yang terjadi akibat pemasangan Ventilator.
3. Observasi keadaan kardiovaskuler pasien : denyut jantung, tekanan darah,
sianosis, temperatur.
4. Auskultasi paru untuk mengetahui :
a. letak tube
b. perkembangan paru-paru yang simetris
c. panjang tube
5. Periksa keseimbangan cairan setiap hari
6. Periksa elektrolit setiap hari
7. “Air Way Pressure” tidak boleh lebih dari 40 mmHg
8. “Expired Minute Volume” diperiksa tiap 2 jam
9. Usahakan selang nasogastrik tetap berfungsi
10. Perhatikan ada tidaknya “tension pneumothorax” dengan melihat tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Gelisah, kesadaran menurun
b. Sianosis
c. Distensi vena leher
d. Trachea terdorong menjauh lokasi “tension pneumothorax”
e. Salah satu dinding torak jadi mengembang
f. Pada perkusi terdapat timpani.
H. Weaning Ventilator
Asih dan Effendy (2008, hlm. 153) menuliskan beberapa hal tentang penyapihan
ventilator. Penyapihan dari ventilator mekanik dapat didefinisikan sebagai proses
pelepasan ventilator baik secara langsung maupun bertahap. Tindakan ini
biasanya mengandung dua hal yang terpisah tapi memiliki hubungan erat yaitu
pemutusan ventilator dan pelepasan jalan nafas buatan.
A. Jadwal Kegiatan
Touring di ruang Intensive Care Unit (ICU) dilakukan pada hari Senin, tanggal 25
September 2017 pukul 08.00-10.00 WIB dengan rangkaian jadwal sebagai berikut:
Jam Kegiatan
08.00 WIB Datang ke Ruang ICU SMC RS Telogorejo Semarang
08.10 WIB Melihat keseluruhan ruangan intensive (ICU, PICU)
Dipandu dan dijelaskan masing-masing ruang intensive (ICU,
08.20 WIB
PICU) beserta alat yang terdapat didalamnya
Terdapat alarm Code Blue dan ada pasien yang mengalami gagal
08.45 WIB
nafas di ruang ICU
Memperhatikan proses persiapan alat intubasi dan melihat macam-
08.45 WIB
macam alat yang diperlukan untuk intubasi
Memperhatikan proses pemasangan ETT dan pemberian bantuan
09.00 WIB
nafas menggunakan ambu bag
Memperhatikan proses persiapan ventilator (pemasangan selang
09.15 WIB
inspirasi dan ekspirasi serta cara melakukan kalibrasi mesin)
Memperhatikan proses setting ventilator dan pemilihan mode
09.30 WIB
ventilator
09.40 WIB Dipersilahkan untuk dokumentasi ruangan dan alat di ruang ICU
09.50 WIB Ditunjukkan ruangan NICU beserta alat yang terdapat didalamnya
10.00 WIB Selesai touring ruang intensive (ICU, NICU, PICU)
Dokumentasi
Gambaran monitor
mesin ventilator
Selang ekspirasi
Selang inspirasi
Humidifier
Syringe pump yg
digunakan untuk
memberikan obat sesuai
dosis cc/jam
DAFTAR PUSTAKA