Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi Ners
OLEH :
MEGAWATI
5.19.055
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi Ners
OLEH :
MEGAWATI
5.19.055
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Karya Tulis Ilmiah Ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Anak
Pembimbing,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Megawati
NIM : 519055
Judul Karya Ilmiah : Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Hipertermia Di SMC
RS Telogorejo
DEWAN PENGUJI
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
Nama : Megawati
NIM : 519055
Tanda Tangan :
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademik STIKES Telogorejo Semarang, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Megawati
NIM : 519055
Program Studi : Profesi Ners
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Megawati
v
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
HIPERTERMIA DI SMC RS TELOGOREJO
ABSTRAK
Hipertermia adalah keadaan meningkatnya suhu tubuh di atas rentang normal tubuh.
Hipertermi merupakan keadaan di mana individu mengalami atau berisiko
mengalami kenaikan suhu tubuh >37,80C (100 oF) per oral atau 38,80C (101 oF) per
rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal. Demam Berdarah Dengue
(DBD) atau Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk Aedes Eegypty. Asia Tenggara terdapat 100 juta kasus demam dengue (DD)
dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dan 90%
penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dan jumlah
kematian oleh penyakit DHF mencapai 5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap
tahunnya (WHO, 2018). Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Penyakit ini di
sebabkan oleh virus Dengue (Arbovirus) yang mengakibatkan demam selama 2-7
hari dengan di tandai nyeri kepala, mual muntah, tidak nafsu makan, diare, ruam
pada kulit, uji tourniquet positif, adanya petekie, penurunan kesadaran atau gelisah,
nadi cepat atau lemah, hipotensi, tekanan darah turun, perfusi perifer turun dan kulit
dingin atau lembab. Tujuannya untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan pada
anak dengan diagnosa DHF. Metodelogi menggunakan metode deskriptif dengan
pemaparan studi kasus melalui pendekatan asuhan keperawatan : pengkajian,
penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan. Pada kasus An. F mengalami DHF dan didapatkan diagnosa:
hipertemia, gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, resiko tinggi terjadinya perdarahan, resiko tinggi
syok hipovolemik. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan asuhan keperawatan
mendapatkan hasil yaitu dari semua diagnosa yang ditegakkan penulis, masalah
keperawatan teratasi sebagian untuk semua diagnosa.
vi
NURSING CARE TO CHILD WITH HYPERTHERMIA
AT SMC TELOGOREJO HOSPITAL
ABSTRACT
Hyperthermia is a state of having the increase of body temperature above its normal
range. Hyperthermia is a condition in which an individual experiences or is at risk of
experiencing an increase in body temperature > 37.80C (100o F) orally or 38.80 C
(101o F) per rectally which is persistent due to external factors. Dengue hemorrhagic
fever (DHF) is a disease caused by the Aedes Aegypti mosquito. Southeast Asia has
100 million cases of dengue fever (DD) and 500,000 cases of DHF that require
hospital treatment, and 90% of patients are children aged less than 15 years and the
number of deaths by DHF reaches 5% with an estimated 25,000 deaths each year
(WHO, 2018). Data from around the world shows that Asia ranks first in the number
of dengue patients each year. This disease is caused by the Dengue virus (Arbovirus)
which causes fever for 2-7 days with marked headaches, nausea, vomiting, lack of
appetite, diarrhea, rash on the skin, positive tourniquet test, presence of petechiae,
decreased consciousness or restlessness, pulse rapid or weak, hypotension, drop in
blood pressure, decreased peripheral perfusion and cold or clammy skin. The goal of
this research is to identify nursing care in children diagnosed with DHF. The
methodology applied in this research is a descriptive method with case study
exposure through the nursing care approach: assessment, nursing diagnosis,
planning, implementation, and evaluation of nursing. In An's case. F experienced
DHF and got a diagnosis: hyperthermia, impaired fulfillment of nutritional needs less
than body needs related to anorexia, high risk of bleeding, high risk of hypovolemic
shock. The results obtained after nursing care were carried out, namely that from all
the diagnoses that the author enforced, nursing problems were partially resolved for
all diagnoses.
vii
PRAKATA
Alhamdulillah, dengan mengucap rasa syukur kepada Allah S.W.T atas limpahan
nikmat dan karuniaNya, serta arahan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah “Asuhan Keperawatan Pada Anak
kerendahan hati dan tulus ikhlas penulis bermaksud menyampaikan rasa terimakasih
kepada:
Semarang.
Semarang.
3. Ns. Sri Puguh Kristiyawati, M.Kep., Sp.M.B., selaku Ketua Program Studi
Keperawatan.
6. Seluruh Dosen dan Staf STIKES Telogorejo Semarang yang selalu memberikan
7. Kedua orang tua (Juni & Idaroyani) yang dengan penuh kasih memberikan
dukungan dan doa tiada henti sehingga Karya Tulis Ilmiah Ners ini dapat selesai
8. Kedua adik- adikku yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam
viii
9. Sahabat - sahabat saya tercinta Ester, Karina, Venny, Tria, dan Vani, yang selalu
10. Teman - teman satu kelompok bimbingan Indah, Salma, Santi, Anitya yang
selalu menberikan motivasi dalam konsultasi dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
11. Serli Anjelita saudara dirumah yang memfasilitasi laptop untuk menyelesaikan
kebersamaan dan tiada lelah untuk saling member dukungan dalam penulisan
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa
penulis harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
B. Tujuan ......................................................................................... 4
C. Manfaat ...................................................................................... 5
1. Pengertian ............................................................................ 6
x
4. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak ........................................ 7
1. Pengertian ............................................................................. 11
2. Etiologi .................................................................................. 11
5. Komplikasi ............................................................................ 14
7. Pencegahan ........................................................................... 16
8. Penatalaksanaan .................................................................... 17
C. Hipertensi .................................................................................... 18
4. Pathway ................................................................................. 20
G. Perencanaan ................................................................................ 28
H. Pelaksanaan ................................................................................. 34
I. Evaluasi ....................................................................................... 35
xi
BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................... 36
E. Implementasi .............................................................................. 45
F. Evaluasi ....................................................................................... 45
A. Kesimpulan ................................................................................. 53
B. Saran ........................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR SKEMA
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Telogorejo
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Eegypty. Penyakit ini yang
ditandai dengan demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung
negara tropik dan subtropik baik secara endemik maupun epidemik dengan
Dalam 30 tahun terakhir, sebanyak >5 juta kasus demam berdarah terjadi di
Amerika (Branco, et al., 2014). Wabah hebat terjadi saat penyakit menyebar ke
daerah baru dengan angka serangan tinggi pada orang-orang yang rentan. Demam
yang sering terjadi pada turis dari negara non endemik. Penyakit ini ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegypty yang terutama memiliki habitat perkotaan dan
1
2
berisiko terhadap penyakit DBD mencapai 2,5-3 miliar terutama yang tinggal di
daerah perkotaan di Negara tropis dan subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada
50 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun. Diperkirakan
untuk Asia Tenggara terdapat 100 juta kasus demam dengue (DD) dan 500.000
kasus DHF yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dan 90% penderitanya
adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun dan jumlah kematian oleh
(WHO, 2018). Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan
Penyakit DBD di Indonesia pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968,
dan di Jakarta dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 2017 kejadian kasus DBD
kabupaten Sidoarjo yang mengalami peningkatan jumlah kasus DBD sejak bulan
Januari 2016. Kasus DBD di Indonesia sulit diberantas karena curah hujan yang
Kebanyakan orang yang menderita demam berdarah dengue pulih dalam waktu
dua minggu. Namun, untuk orang-orang tertentu dapat berlanjut selama beberapa
hemorrhagic fever) sering terjadi pada anak-anak, hal ini disebabkan selain
karena kondisi daya tahan anak-anak tidak sebagus orang dewasa, juga karena
fever) jika tidak mendapatkan perawatan yang memadai dan gejala klinis yang
semakin berat yang mengarahkan pada gangguan pembuluh darah dan gangguan
hati dapat mengalami perdarahan hebat, syok dan dapat menyebabkan kematian.
(Hanifah, 2011).
demam selama 2-7 hari dengan di tandai nyeri kepala, mual muntah, tidak nafsu
makan, diare, ruam pada kulit, uji tourniquet positif, adanya petekie, penurunan
kesadaran atau gelisah, nadi cepat atau lemah, hipotensi, tekanan darah turun,
perfusi perifer turun dan kulit dingin atau lembab. Menurut Widagdo (2012)
komplikasi DBD antara lain yaitu: Gagal ginjal, Efusi pleura, Hepatomegali,
Sebagian besar pasien yang terkena DBD/DHF yang telah mengalami demam
lebih dari 3 hari harus di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan perwatan yang
barang-barang yang sudah tidak di pakai lagi contohnya sampah kaleng atau
plastik), Menguras (menguras bak mandi atau tempat penyimpanan air yang ada
di rumah. Dalam 1 minggu tempat penyimpanan air dapat di kuras 2 kali atau
nyamuk Ades Aegypti dan bila menggunakan lotion (mengusir nyamuk), karena
4
nyamuk ini biasanya aktif di pagi atau siang hari terutama tempat yang gelap atau
kotor; menggunakan bubuk Abate pada selokan dan penampungan air agar tidak
menjadi tempat bersarangnya nyamuk; jaga agar kondisi tetap sehat dan badan
yang kuat untuk menangkal virus yang masuk sehingga walau terkena gigitan
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
melakukan kajian lebih lanjut dengan menyusun asuhan keperawatan pada anak
dengan diagnosa medis DHF dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hipertermia
dengan hipertermia
hipertermia
5
hipertermia
C. Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat :
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS agar dapat
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya,
yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada anak dengan
hipertermia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Anak
1. Pengertian
Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa
jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
tubuh).
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
SpAk, 2010).
6
7
a. Prenatal
2) Embrio : 2 – 8 minggu
3) Fetal : 8 – 40 minggu
b. Bayi
c. Anak-anak awal
1) Toddler : 1 – 3 tahun
e. Anak-anak akhir
2) Remaja : 13 – 19 tahun
terdapat berbagai ciri khas yang membedakan komponen satu dengan yang
lain.
pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa
berbeda.
Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan pengasuhan dan
mengembangkan asa (hope). Jika krisis ego ini tidak pernah terselesaikan,
Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas
keputusan karena takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri
dewasa. Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka
Penyelesaian yang sukses pada tahapan ini akan menciptakan anak yang
yang tidak mampu untuk menemukan solusi positif dan tidak mampu
Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis
dewasa. Tahap ini anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan
kegiatan. Peran orang tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama
membentuk ikatan social yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Bila
balasan dari apa yang telah dunia berikan untuk dirinya, juga melakukan
Bila individu berhasil mengatasi krisis pada masa ini maka ketrampilan
Pada tahap usia lanjut ini, mereka juga dapat mengingat kembali masa
lalu dan melihat makna, ketentraman dan integritas. Refleksi ke masa lalu
B. Konsep Penyakit
1. Pengertian
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi
2. Etiologi
Penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B yaitu
Athropad borne. Atau virus yang disebabkan oleh Arthropoda. Virus ini
biasanya terinfeksi virus dengue pada saat menghisap darah dari seseorang
yang sedang pada tahap demam akut. Setelah melalui periode inkubasi
12
ekstrinsik selama 8-10 hari. Kelenjar ludah Aides akan menjadi terinfeksi dan
ludahnya kedalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi
instrinsik selama 3-14 hari timbul gejala awal penyakit secara mendadak
yang ditandai dengan demam, pusing, nyeri otot, hilangnya nafsu makan dan
(ruam kulit) biasanya muncul pada saat atau persis sebelum gejala awal
2010). Tubuh yang terasa lelah demam yang sering naik turun, nyeri pada
perut secara berkelanjutan, sering mual dan muntah darah yang keluar
melalui hidung, dan muntah. Kebanyakan orang yang menderita DBD pulih
dalam waktu dua minggu Dengan gejala klinis yang semakin berat pada
gangguan pembuluh darah dan gangguan hati. Klien dapat terjadi komplikasi
terutama yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan orang. Shock, effusi
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan DHF yaitu:
Demam atau riwayat demam akut antar 2-7 hari. Keluhan pada saluran
yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi, nyeri ulu
yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara
13 – 15 hari, tetapi rata –rata 5-8 hari. Gejala klinis timbul secara mendadak
berupa suhu tinggi 2-7 hari, nyeri pada otot dan tulang, mual, kadang –
kadang muntah dan batuk ringan. Sakit kepala dapat menyeluruh atau
terutama di rasakan bila otot perut di tekan. Sekitar mata mungkin ditemukan
berikutnya mulai antara 3-6 hari, mula – mula terbentuk macula besar yang
pteki. Pada dasarnya hal ini terlihat pada lengan dan kaki, kemudian menjalar
ke seluruh tubuh. Pada saat suhu turun ke normal, ruam ini berkurang dan
cepat menghilang, bekas – bekasnya terasa gatal. Nadi klien mula – mula
cepat dan menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke 4 dan ke 5.
pada saat demam telah menurun antara hari ke 3 dan ke 7 dengan tanda; klien
menjadi makin lemah, ujung jari, telinga, hidung teraba dingin dan lembab,
denyut nadi terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan
a. Derajat I
b. DerajatII
c. Derajat III
manifestasi kegagalan sistem sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,
d. Derajat IV
manifetasi renjatan yang berat dengan ditandai tekanan darah dan nadi
(DSS).
kejang.
kebutuhan jaringan.
15
berlebihan.
produksi bikarbonat.
6. Pemerikaan Penunjang
d. Isolasi virus.
f. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali(setiap jam atau
7. Pencegahan
kasus DHF.
penularan tinggi.
1) Menggunakan insektisida.
Larvasida
17
2) Tanpa Insektisida
10 hari).
halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain
8. Penatalaksanaan
c. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu,teh manis, sirup
dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang
e. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
C. Hipertermi
1. Pengertian Hipertermia
(100 oF) per oral atau 38,80C (101 oF) per rektal yang sifatnya menetap
peningkatan suhu tubuh (suhu rektal > 38,80C (100,4 F)) yang berhubungan
AruW, dkk, 2010). Jadi hipertermia merupakan salah satu gejala klinis
2. Etiologi Hipertermi
Hipertermi terdiri dari gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor.
Adapun gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor, yaitu :
Suhu tubuh di atas nilai normal, Suhu tubuh di atas nilai normal yaitu >
37,80C (100 oF) per oral atau 38,80C (101 oF) per rektal.
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardia
denyut jantung yang lebih cepat dari pada denyut jantung normal.
4) Takipnea
2016).
20
4. Pathway
Virus Dengue
Mengeluarkan
zat mediator Vasodilatasi Mengeluarkan Mual Merangsang
pembuluh darah zat mediator saraf simpatis
otak
Peningkatan Nafsu makan
Merangsang
permeabilitas menurun Diteruskan ke
hipotalamus
dinding Sakit kepala ujung saraf
arterior
pembuluh darah bebas
Intake inadekuat
Suhu badan
Kebocoran Nyeri otot
plasma
Hipertermi Ketidak
seimbangan
nutrisi Nyeri akut
Darah
Hematokrit Trombositopenia
berpindah ke
ekstravaskuler
Hemokonsentrasi Resiko
perdarahan Kekurangan
volume cairan
Resiko syok
hipovolemik
Kematian Hospitalisasi
Cemas
Skema 2.1
Pathway
Arbovirus masuk melalui gigitan nyamuk aedes aegypti pada tubuh manusia
yang beredar dalam aliran darah sehingga terjadi infeksi virus dengue
anafilatoksin) yang membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a dan merangsang
perbedaan antara suhu seting point dengan suhu tubuh, dimana suhu seting
point lebih tinggi dari pada suhu tubuh. Untuk menyamakan perbedaan ini,
1. Pengkajian
a. Identitas
Pada pasien Dengue hemoragic fever, sebagian besar sering terjadi pada
anak-anak usia 1-4 tahun dan 5-10 tahun, tidak terdapat perbedaan jenis
b. Keluhan utama
ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dengan suhu hingga 40 0C dan anak
lemah.
mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot
dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal,
serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV),
4) Tumbuh kembang
5) Imunisasi
Yang perlu dikaji adalah jenis imunisasi dan umur pemberiannya. Apakah
e. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
bantu nafas tidak ada, pola nafas normal, RR dbn (-), pada derajat
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
sampai anuria), warna berubah pekat dan berwarna coklat tua pada
derajat 3 dan 4.
b) Palpasi, pada derajat 3 dan 4 ada nyeri tekan pada daerah simfisis.
5) B5 (Bowel)
dan 4.
25
massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani, pada
d) Palpasi, pada derajat 1 dan 2 nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak
6) B6 (Bone)
2011)
7) B7 (Pengindraan)
b) Palpasi dengan cara memegang telinga dengan ibu jari dan jari
c) Inspeksi hidung bagian luar dari sisi depan, samping, dan atas,
tekan.
8) B8 (Sistem endokrin)
E. Analisa Data
berfikir dan penalaran yang dipengaruhi latar belakang ilmu dan pengetahuan,
penyakit. Fungsi analisa data adalah perawat yang menginterprestasi data yang
diperoleh dari pasien atau dati sumber lain, sehingga data yang diperoleh
keperawatan dan kebutuhan klien. Dalam melakukan analisa data, perawat harus
2. Identifikasi kesenjangandata
klien
27
5. Buat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang yang timbul
serta penyebabnya.
virus dengue
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yangmenurun
darah (trombositopeni)
G. Perencanaan
Tabel 2.1
Intervensi keperawatan peningkatan suhu tubuh (hipertermia)
berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu
Tabel 2.2
Intervensi keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu
makan yang menurun.
Tabel 2.3
Intervensi keperawatan resiko perdarahan berhubungan dengan
penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopeni).
Tabel 2.4
Intervensi keperawatan kekurangan volume cairan berhubungan dengan
dehidrasi karena peningkatan suhu tubuh
trombosit agregasi
Tabel 2.5
Intervensi keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
kehilangan fungsi trombosit agregasi
Tabel 2.6
Intervensi keperawatan resiko syok (hipypovolemik) berhubungan
dengan perdarahan yang berlebih
Tujuan/Kriteria hasil
Intervensi (SIKI) Rasional
SILKI
Tujuan : Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada klien 1. Dengan melibatkan klien
tindakan keperawatan selama 2 dan keluarga tanda dan keluarga maka tanda-
x 24 jam diharapkan aliran perdarahan, dan segera tanda perdarahan dapat
darah kejaringan tubuh laporkan jika terjadi segera diketahui dan
kembali normal perdarahan tindakan yang cepat dan
Kriteria hasil: 2. Observasi vital sigh tepat dapat segera diberikan
1. Keluarga pasien setiap 3 jam atau lebih perawat perlu terus menerus
mengatakan mengetahui 3. Monitor keadaan mengobservasivital sign
tentang adanya umum pasien untuk memastikan tidak
tanda tanda tentang 4. Monitor status sirkulasi terjadi presyok/syok.
perdarahan. darah, warna kulit, 2. Untuk memonitor kondisi
2. Keluarga pasien suhu kulit, denyut pasien selama perawatan
mengatakan mau jantung, ritme nadi terutama saat terjadi
memberikan informasi perifer, dan kapiler perdarahan.perawat segera
kepada tim medis untuk refill mengetahui tanda-tanda
memastikan tidak terjadi 5. Kolaborasi pemberian presyok/syok
syok. intravena. 3. Mengidentifikasi dan
3. Keluarga pasien 6. Kolaborasi mengontrol keadaan
mengatakan mampu pemeriksaan HB, PCV. sirkulasi darah, warna kulit,
melaporkan segera jika Trombosit denyut jantung, ritme nadi
pasien terjadi perdarahan. serta kapiler refill
4. Nadi 80-100x/mnt dan RR 4. Cairan intravena diperlukan
20-30x/mnt dalam batas untuk mengatasi kehilangan
normal cairan tubuh secara hebat.
5. Tidak ada pernafasan 5. Untuk mengetahui tingkat
takipneu. kebocoran pembuluh darah
6. Akral hangat yang dialami pasien dan
7. Tidak ada tanda-tanda untuk acuan melakukan
perdarahan tindakan lebihlanjut
34
sumber informasi
Tabel 2.7
Intervensi keperawatan defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi
H. Pelaksanaan
dengan anggota tim perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan
I. Evaluasi
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
2012).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Keperawatan
Observasi DHF. Klien mengeluh demam, sakit kepela, mual, muntah, dan malas
makan, juga mengeluh susah tidur, dan jantungnya selalu berdebar-debar. Klien
tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya sakit. Klien merasa cemas dan tidak
ingin berlama-lama dirumah sakit. Karena klien merasa tidak enak maka klien
minta diantar sama keluarganya untuk dibawa kerumah sakit, saat ini klien
Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : An. F
Umur : 10 tahun
36
37
Nama : Tn. R S
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Swasta
b. Keperawatan/Kesehatan Riwayat:
Gejala sakit yang dirasakan klien dirasakan sejak 3 hari yang lalu
setelah klien pulang dari sekolah. Klien pada saat itu pingsan dan
diopname dan klien diberi cairan infus dan dianjurkan untuk banyak
minum.
Klien pernah mengalami gejala yang sama padsa 5 tahun yang lalu,
tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya dan sembuh dengan obat
dari dokter.
38
TTV: Suhu 37,5OC, Nadi 100 x/mnt frekuensi nadi 120 x/mnt,
a) Bagian kepala tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna kulit
b) Wajah
(1) Mata
(2) Telinga
cerumen
39
(3) Hidung
hidung simetris.
(4) Mulut
normal, bibir kering, tidak ada lesi pada bibir, dan tidak ada
4) Leher
Pergerakannya bebas, tidak ada lesi, dan tidak ada pembesaran getah
bening.
5) Dada
Mamae simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran pada organ
hepar
6) Paru Paru
20x/menit, dan tidak ada suara nafas tambahan, suara perkusi sonor
7) Jantung
8) Abdomen
Bentuk datar, suara bising usus 12x/menit, tidak ada lesi, bila ditekan
9) Ginjal
Pengeluaran urine normal, tidak ada lesi, dan tidak terdapat haematuri
10) Genetalia
11) Rektum
12) Ekskremitas
a) Ekskremitas Atas
disebelah kiri,
b) Ekstermitas bawah
13) Punggung
Tidak ada lesi, tidak ada bengkak, tidak ada kelainan bentuk
Tabel 3.1
Pola Nutrisi Metabolik
e. Pola Aktivitas
Tabel 3.2
Pola Aktivitas
2. Minum
a. JenisMinuman Air putih, susu, Klien mengeluh mual dan
minuman biasa tidak nafsu makan
Air putih, susu
b. Frekuensi 8 gelas /hari 4-5 gelas/hari
c. Kesulitan - Klien mengeluh mual
2. Eliminasi
1. BAB
a. Frekuensi 1-2 x/hari Belum BAB
b. Konsistensi Padat -
c. Kesulitan - -
2. BAK
a. Frekuensi Sering 5-7 x/hari
b. Warna Kuning Kuning
c. Kesulitan - -
3. Istirahat Tidur
1. Siang
a. Waktu 15.00 WIB - 17.00 WIB Selama dirumah sakit
b. Kesulitan - sering tidur
2. Malam
a. Waktu 22.00 WIB-06.00 WIB
b. Kesulitan -
4. Personal Hygine
1. Mandi
Frekuensi 2x/hari 1x/hari diseka
2. Cuci Rambut
Frekuensi 2x/seminggu Belum cuci rambut
3. Gosok Gigi
Frekuensi 2x/hari 1x/ hari
4. Gunting Kuku
Frekuensi 1x/minggu Belum gunting kuku
f. Data Spiritual
g. Data Sosial
sekitarnya.
42
h. Data Penunjang
Hasil Laboratorium
Tabel 3.3
Hasil Laboratorium
2. Therapy
b. parasetamol 3 x 500 mg
c. ranitidin 2 x 1 amp iv
d. ondansentro 3 x 1 amp iv
B. Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.5
Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
Tabel 3.6
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No SIKI Aktivitas
Perawatan
Fever Treatment :
1 Hipertermia Setelah dilakukan 1. Observasi tanda- 1. Tanda-tanda vital
berhubungan tindakan tanda vital tiap 3 merupakan acuan
dengan proses keperawatan jam. untuk mengetahui
penyakit. selama ... x 24 2. Beri kompres keadaan umum pasien.
ditandai dengan jam, pasien akan : hangat pada bagian 2. Kompres hangat dapat
DS : - Menunjukkan lipatan tubuh (Paha mengembalikan suhu
Pasien suhu tubuh dalam dan aksila). normal memperlancar
mengatakan rentang normal. 3. Monitor intake dan sirkulasi.
badannya panas- TTV normal. output 3. Untuk mengetahui
DO : 4. Berikan obat anti adanya
Suhu tubuh piretik. ketidakseimbangan
pasien cairan tubuh.
meningkat Temperature 4. Dapat menurunkan
37,80C Regulation demam
1. Beri banyak minum 5. Peningkatan suhu
(± 1-1,5 liter/hari) tubuh akan
sedikit tapi sering menyebabkan
2. Ganti pakaian klien penguapan tubuh
dengan bahan tipis meningkat sehingga
44
Diagnosa
No SIKI Aktivitas
Perawatan
menyerap keringat. perlu diimbangi
dengan asupan cairan
yang banyak.
6. Pakaian yang tipis
menyerap keringat dan
membantu mengurangi
penguapan tubuh
akibat dari
peningkatan suhu dan
dapat terjadi kondusi
Nutrition managemen 1. Memudahkan untuk
2. ketidakseimbang Setelah dilakukan 1. Kaji keadaan umum intervensi selanjutnya
an pemenuhan tindakan klien 2. Merangsang nafsu
kebutuhan nutrisi keperawatan 2. Beri makanan makan klien sehingga
kurang dari selama ... x 24 sesuai kebutuhan klien mau makan.
kebutuhan tubuh jam, pasien akan : tubuh klien. 3. Makanan dalam porsi
berhubungan - Menunjukkan 3. Anjurkan orang tua kecil tapi sering
dengan intake kebutuhan nutrisi klien untuk memudahkan organ
nutrisi yang terpenuhi. memberi makanan pencernaan dalam
tidak adekuat - Memperlihatkan sedikit tapi sering. metabolisme.
akibat mual dan adanya selera 4. Anjurkan klien 4. Makanan dengan
nafsu makan makan memberi makanan komposisi TKTP
yang menurun. TKTP dalam bentuk berfungsi membantu
lunak mempercepat proses
penyembuhan.
Nutrition Monitoring 5. Berat badan
1. Timbang berat merupakan salah satu
badan klien tiap indicator pemenuhan
hari. nutrisi berhasil.
2. Monitor mual dan
muntah pasien
E. Implementasi
Diagnosa 1 :
dilakukan:
Diagnosa 2 :
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun
yang dilakukan :
Diagnosa 3 :
tanda vital.
F. Evaluasi
Diagnosa Hipertermia
Data Subjektif = pasien mengatakan sepertinya panas sudah turun. Data Objektif
Data Subjektif = Klien mengeluh nafsu makan berkurang. Data Objektif = Klien
terlihat lesu dan lemah, Porsi makan tidak habis, Mual dan Muntah berkurang.
hipovolemik
berdebar. Data Objektif = Klien terlihat sudah banyak minum. Analisa = masalah
PEMBAHASAN
Pada tahap ini penulis akan membahas kesenjangan asuhan keperawatan Dengue
Haemoragic Fever.
akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Dalam melaksanakan
pengkajian ada dua tahap yaitu mengkaji data subyektif dan data obyektif. Data
subyektif didapatkan dari wawancara atau anamnesa yang sesuai dengan pernyataan
keadaan umum, tanda – tanda vital, dan pemeriksaan fisik secara head to toe. Pada
identitas, keluhan, riwayat kesehatan, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat
fisik. Hasil pemeriksaan fisik pada kasus An. F adalah pasien mengalami demam.
pendarahan di dalam kulit (ptekie), nyeri otot, dan nyeri ulu hati. (Suriadi, 2016 hlm.
59) Hal ini sesuai dengan teori karena saat melakukan pengkajian didapatkan ptekie
47
48
pada tubuh pasien. Pada teori pasien DHF akan muncul peningkatan suhu badan
namun pada pemeriksaanya pasien mengalami peningkatan suhu badan berarti hal ini
sesuai dengan teori. Sesuai teori pasien DHF akan muncul rasa nyeri ulu hati tetapi
pada pasien tidak ditemukan data nyeri ulu hati berarti tidak sesuai dengan teori. Di
teori pasien DHF akan muncul rasa nyerim otot dan sendi namun tidak ditemukan
data nyeri otot dan sendi berarti tidak sesuai dengan teori. Pengkajian pada pasien
dilakukan sesuai dengan teori sehingga penulis menemukan kesenjangan antara teori
dan praktek.
Diagnosa keperawatan
Dalam bab ini penulis akan membahas kasus tentang Dengue Haemoragic Fever
(DHF) diagnosa yang dimunculkan dan tidak dimunculkan pada asuhan keperawatan
keadaan ketika individu mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu
tubuh yang terus menerus lebih tinggi 37ºC per oral atau 38,8ºC per rectal karena
faktor eksternal. Batasan karakteristik mayor adalah suhu tubuh lebih tinggi dari
38ºC per oral atau38,8ºC, per rectal,kulit hangat, takikardia. Sedangakan batasan
menggigil atau merinding, perasaan hangat/dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau
dan berkeringat.
Rencana keperawatan yang diberikan kepada An. F adalah untuk diagnose pertama
normal. Dengan kriteria hasil suhu dalam batas normal 36 – 37ºC, nadi dan rr
normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing. Tindakan yang
dilakukan monitor suhu tubuh tiap 2 jam rasionalnya mengukur suhu untuk
tanda – tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien,
anjurkan untuk minum air putih 1000 – 2000 cc rasionalnya untuk mengganticairan
kompres akan membantu menurunkan suhu tubuh, lanjutkan pemberian terapi sanmol
25mg bila panas rasionalnya digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi
sentralnya padahipotalamus.
November 2014 tindakan yang dilakukan adalah wib memonitor tanda– tanda vital
pasien menganjurkan untuk minum 1000 – 2000 cc/hari. memberikan terapi sanmol
25 mg. menganjurkan untuk minum air putih. Memonitor tanda – tanda vital
pasien.mengukur tanda – tanda vital pasien. Menganjurkan pasien untuk minum air
keringat akrena pakaian yang tipis akan membantu mengurangi panas dalam tubuh.
Anak jangan ditutupi dengan selimut yang tebal agar penguapan suhu lebih lancar.
Evaluasi yang didapatkan dari implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 26
November 2014 yaitu pasien demam dengan suhu 37ºC, data yang berbeda
ditunjukkan pada hari kedua tanggal 27 November 2014 dengan menurunya suhu
menjadi 36,5ºC - 36ºC. Pada hari ketiga tanggal 28 November 2014 suhu stabil
menjadi 36ºC.sesuai dengan kriteria hasil penulis tetapkan suhu yaitu suhu tubuh
dalam batas normal 35,5 – 36,5˚C, berarti masalah pada diagnosa ini teratasi dan
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dab nafsu makan yang menurun.. Perubahan
nutrisi kurang adalah: kurang dari kenutuhan tubuh: suatu keadaan dimana individu
yang tidak puasa mengalami atau yang mengalami penurunan berat badan yang
tidak adekuat kurang dari yang dianjurkan dengan atau tanpa penurunan berat badan
atau kebutuhan – kebuuhan metabolic actual atau potensi dalam masukan yang
berlebihan.
lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh, lipatan kulit trisep,
lingkar lengan tengah, dan lingkar otot, pertengahan lengan kurang dari 60% standar
pengukuran kelemahan otot dan nyeri tekan peka rangsang mental dan kekacauan
51
kapasitas ikatanbesi (Carpenito, 2010 hlm. 259 - 260). Diagnosa tersebut menjadi
dapat mencerna makanan tapi asupanya tidak adekuat (Lynda, 2016, hlm. 300).
Diagnosa ini muncul karena didukung adanya penurunan berat badan pasien yang
sebelum sakit 12kg saat sakitnya menjadi 10kg, dirumah pasien jarang makan.
Dirumah sakit Ibu pasien mengatakan, makanan tidak pernah habis makanan hanya
habis setengah porsi saja. Penulis mengangkat diagnosa resiko nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat karena didapatkan
Intervensi yang dilakukan pada pasien adalah kaji riwayat nutrisi termasuk makanan
makanan yang disukai anak agar nafsu makan anak meningkat, anjurkan makan
sedikit demi sedikit tapi sering rasionalnya untuk menghindari mual dan muntah
serta rasa jenuh karena makanan dalam porsi banyak, monitor makan pasien
rasionalnya untuk meningkatkan pengetahan kliendan orang tua klien tentang nutrisi
dan makanan pedas, beri penjelasan pentingnya nutrisi untuk tubuh rasionalnya
Kekurangan volume cairan adalah keadaan dimana seorang individu yang tidak
masukan cairan per oral, tidak adanya keseimbangan antara masukan dan aluran,
membrane mucosa atau kulit kering, berat badan kurang. Sedangkan batasan
aluran urine, sering berkemih, turgor kulit menurun, mual, anorexia (Carpenito,
kekurangan volume cairan terkait dengan kebutuhan cairan dalam tubuh akan
penyimpangan dari keadaan normalnya. Kaji intake dan output rasionalnya untuk
volume cairan tubuh, beri terapi melalui parenteral aminofusin 500cc rasionalnya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa DHF adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat
Menurut klasifikasi pada DHF terdapat 4 derajat yaitu, derajat I : demam disertai
gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan
atau perdarahan lain. derajat III : kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah,
hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah. Derajat IV : Diagnosa yang muncul pada
pasien DHF yaitu Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah, Resiko tinggi syok hipovolemik
53
54
B. Saran
dapat merawat pasien jika terkena demam berdarah serta dapat mencegah
2. Bagi Perawat
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi bacaan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad. (2012). buku ajar divisi infeksi dan
penyakit tropis. Jakarta : Sagung Seto
Mandal, dkk. (2012). Lecture Notes: Penyakit Infeksi Edisi 6. Jakarta: Erlangga
NANDA. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic – Noc Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction
Jogja
Pramitasari, Okky Purnia. (2013). Faktor risiko kejadian penyakit demam tifoid pada
penderita yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.
Prasetyono, D.S. (2013). Daftar Tanda & Gejala Ragam Penyakit. Jogjakarta:
FlashBooks.
Rampengan, T.H. (2017). Infeksi Tropik Pada Anak Edisi 2. Jakarta: EGC.
Rekam medik RSUD dr. R.Goeteng Taroenadibrata. (2016). Jumlah pasien masuk
dan keluar. RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.
Soedarmo, et al. (2018). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi 2. Jakarta: Ilmu
Kesehatan Anak FKUI
Soemarmo. (2018). Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi 2. Jakarta: Penerbit
IDAI
Suhendro, et. al. (2017). Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Supartini, Yupi. (2014. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Suriadi, dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV Agung
Seto.
Susilaningrum Rekawati, Nursalam & Utami sri. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak: untuk Perawat dan Bidan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
56
Widagdo. (2011). Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:
CV Sagung Seto.
LAMPIRAN
Lampiran58
1
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi Ners
OLEH :
MEGAWATI
5.19.055
Asuhan Keperawatan
Seorang anak perempuan usia 10 tahun, dirawat di RS dengan Dx. Medik Observasi
DHF. Klien mengeluh demam, sakit kepela, mual, muntah, dan malas makan, juga
mengeluh susah tidur, dan jantungnya selalu berdebar-debar. Klien tidak tahu apa
yang menyebabkan dirinya sakit. Klien merasa cemas dan tidak ingin berlama-lama
dirumah sakit.Karena klien merasa tidak enak maka klien minta diantar sama
keluarganya untuk dibawa kerumah sakit, saat ini klien masih merasakan keluhan
yang sama.
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : An. F
Umur : 10 tahun
Nama : Tn. R S
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Swasta
b. Keperawatan/Kesehatan Riwayat
Gejala sakit yang dirasakan klien dirasakan sejak 3 hari yang lalu
setelah klien pulang dari sekolah. Klien pada saat itu pingsan dan
diopname dan klien diberi cairan infus dan dianjurkan untuk banyak
minum
Klien pernah mengalami gejala yang sama padsa 5 tahun yang lalu,
tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya dan sembuh dengan obat
dari dokter.
TTV: Suhu 37,5OC, Nadi 100 x/mnt frekuensi nadi 120 x/mnt,
61
a) Bagian kepala tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna kulit
b) Wajah
(1) Mata
(2) Telinga
cerumen
(3) Hidung
hidung simetris.
(4) Mulut
normal, bibir kering, tidak ada lesi pada bibir, dan tidak ada
c) Leher
getah bening.
d) Dada
Mamae simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran pada organ
hepar
e) Paru Paru
f) Jantung
g) Abdomen
Bentuk datar, suara bising usus 12x/menit, tidak ada lesi, bila
h) Ginjal
haematuri
i) Genetalia
j) Rektum
k) Ekskremitas
l) Punggung
Tidak ada lesi, tidak ada bengkak, tidak ada kelainan bentuk
d. Pola Aktivitas
1) Gambaran Diri
2) Identitas Diri
3) Peran
4) Ideal Diri
Keinginan klien untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit
sangat tinggi
5) Harga Diri
f. Data Spiritual
g. Data Sosial
sekitarnya.
h. Data Penunjang
1) Hasil Laboratorium
Jenis
No. Hasil Normal
Pemeriksaan
1. Hemoglobin 14,8 gr L/dl 12-18 gr L/dl
2. Leukosit 3.400/mm3 4.000-10.000/mm3
3. Hematokrit/PCV 45% 37%-48%
4. Trombosit 77.000/mm3 150.000-400.000/mm3
65
2) Therapy
b) parasetamol 3 x 500 mg
c) ranitidin 2 x 1 amp iv
d) ondansentro 3 x 1 amp iv
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
Diagnosa
No SIKI Aktivitas
Perawatan
1 HipertermiaSetelah Fever
berhubungandilakukan Treatment :
dengan tindakan 1. Observasi 1. Tanda-tanda vital
proses keperawatan tanda-tanda merupakan acuan
penyakit. selama ... x 24 vital untuk mengetahui
ditandai jam, pasien tiap 3 jam. keadaan umum
dengan akan : pasien.
DS : 1. Menunjuk 2. Beri 2. Kompres hangat
Pasien kan suhu kompres dapat
mengatakan tubuh hangatpada mengembalikan
badannya dalam bagian suhu normal
panas rentang lipatan tubuh memperlancar
normal. (Paha dan sirkulasi.
DO : 2. TTV aksila).
Suhu tubuh normal. 3. Monitor 3. Untuk mengetahui
pasien intake dan adanya ketidak
meningkat output seimbangan cairan
37,80C tubuh.
4. Berikan obat 4. Dapat
anti piretik. menurunkan
demam
Temperature
Regulation
1. Beri banyak 1. Peningkatan suhu
minum (± 1- tubuh akan
1,5 liter/ menyebabkan
hari) sedikit penguapan tubuh
tapi sering meningkat
sehingga perlu
diimbangi dengan
asupan cairan
yang banyak.
67
Diagnosa
No SIKI Aktivitas
Perawatan
2. Ganti 2. Pakaian yang tipis
pakaian menyerap keringat
klien dengan dan membantu
bahan tipis mengurangi
menyerap penguapan tubuh
keringat. akibat dari
peningkatan suhu
dan dapat terjadi
kondusif
Nutrition
Monitoring
1. Timbang 1. Berat badan
berat badan merupakan salah
klien tiap satu indicator
hari. pemenuhan nutrisi
berhasil.
2. Monitor 2. Untuk mengetahui
mual dan status nutrisi
muntah pasien.
pasien
68
Diagnosa
No SIKI Aktivitas
Perawatan
Syok
managemen
1. Cek 1. Untuk acuan
hemoglobin, melakukan tindak
hematokrit, lanjut terhadap
trombosit perdarahan.
2. Monitor gas 2. Untuk mengetahui
darah dan adanya asodosis
oksigenasi metabolik.
69
Diagnosa
Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Keperawatan
Hipertermi 1. Pantau suhu dan tanda- Data Subjektif = pasien
tanda vital lainnya mengatakan sepertinya
o
(38,2 c) panas sudah turun.
2. Monitor warna kulit Data Objektif = Suhu
(kemerahan) dan suhu 36,6 derajat Celcius,
3. Berikan obat atau cairan mukosa bibir kering,
IV (paracetamol 250 mg pasien masih lemah.
jam13.35) Analisa = masalah
4. Monitor penurunan tingkat Hipertermia sebagian.
kesadaran Planning = intervensi
5. Menganjurkan keluarga dilanjutkan
untuk membrikan pakaian
yang longgar
6. Dorong konsumsi cairan
setiap jam (air putih,
susu, dll) 1,5-2 liter/24
jam
7. Fasilitasi istirahat
8. Kompres hangat pasien
pada lipat paha dan aksila
menggunakan handuk
kecil
Kekurangan 1. Pertahankan catatan Data Subjektif = Klien
volume cairan intake dan output mengeluh nafsu makan
yangakurat berkurang.
2. Monitor status hidrasi Data Objektif = Klien
(misalnya membrane terlihat lesu dan lemah,
mukosa lembab, denyut Porsi makan tidak habis,
nadiadekuat, dan Mual dan Muntah
tekanandarah) berkurang.
3. Monitor vitalsign Analisa = masalah
4. Dorong pasien untuk teratasi sebagian.
menambah asupan oral Planning = intervensi
(menawarkan cairan dilanjutkan
diantara waktu makan)
5. Menganjurkan keluarga
memberikan makanan
ringan(misalnya
minuman ringan dan
buahan segar/ jusbuah)
6. Lembabkan bibir yang
kering dan pecah- pecah
7. Kolaborasi pemberian
cairan IV(IVFD RL
20tts/i)
8. Monitor hasil laboratorium
70
Diagnosa
Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf
Keperawatan
Ketidak 1. Kaji adanya alergi Data Subjektif = Klien
seimbangan makanan mengatakan mual dan
nutrsi kurang 2. Anjurkan keluarga muntah berkurang,
dari memberikan makan jantung berdebar.
kebutuhan sedikit tapisering Data Objektif = Klien
tubuh 3. Menganjurkan keluarga terlihat sudah banyak
untuk memberikan minum.
makanan yang disukai Analisa = masalah
pasien teratasi sebagian.
4. Monitor mualmuntah Planning = intervensi
dilanjutan
Lampiran71
2
Lampiran723
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Megawati
NIM : 519055
Judul Karya Ilmiah : Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Hipertermia Di SMC
RS Telogorejo
TTD
No Hari / Tanggal Materi / Revisi / Saran
Pembimbing
Sri Hartini
Sri Hartini
73
TTD
No Hari / Tanggal Materi / Revisi / Saran
Pembimbing
Sri Hartini
Sri Hartini
Penambahan Jurnal
10 Sabtu, ACC
24 Agustus
2020
Suci Amalia
74
TTD
No Hari / Tanggal Materi / Revisi / Saran
Pembimbing
14 September
2020
Sri Hartini