A. Definisi
Luka bakar ialah luka yg disebabkan oleh suhu tinggi, & disebabkan banyak
factor, yakni fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel listrik yg mengelupas, petir,
atau bahan kimia seperti asam atau basa kuat.
Luka bakar merupakan sebuah trauma yg disebabkan oleh panas, arus listrik bahan kimia
& petir yg mengenai bagian kulit, mukosa & jaringan yg lebih dalam
(Arif Muttaqin, 2011)
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
orang. Setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup untuk dapat berfungsi
secara optimal(Haryati,2013).Tidur adalah suatu proses yang sangat penting
bagimanusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat
mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang
tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali (Castro, 2012).
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas
maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat
memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering
terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali
(Potter, 2010). Untuk menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus dikenali
penyebabnya. Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya
maka penyakitnya yang harus disembuhkan terlebih dahulu (Aman, 2008).
B. ETIOLOGI
Beberapa factor yang merupakan penyebab Insomnia yaitu :
1. Faktor Psikologi :
Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis
kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab insomnia
transient.
Problem Psikiatri
Depresi paling sering ditemukan. Jika bangun lebih pagi dari biasanya yang tidak
diingininkan, adalah gejala paling umum dari awal depresi, Cemas, Neorosa, dan
gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.
Sakit Fisik
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang
tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama penyebab fisik atau
sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi dengan baik, gangguan tidur atau
sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta api,
pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.
Gaya Hidup
Alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur, juga
dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.
3. Kondisi Medis
Tiap kondisi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan,sindroma apnea tidur,
restless leggs syndrome,faktor diet, parasomnia, efek zat langsung (drugs/alcohol),
efek putus zat, penyakit endokrin/metabolik, penyakit infeksi, neoplastic,
nyeri/ketidaknyamanan,lesi batang otak/hipotalamus, akibat penuaan.
C. Patofisiologi
D. Pathways
E. Manifestasi Klinis
1. Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari
2. Sering terbangun pada malam hari
3. Bangun tidur terlalu awal
4. Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
5. Iritabilitas, depresi atau kecemasan
6. Konsentrasi dan perhatian berkurang
7. Mata merah, hingga timbul bayangan gelap di bawah mata
F. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau
tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
G. Komplikasi
1) Depresi
2) Kesulitan untuk berkonsentrasi
3) Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu
4) Prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan
5) Mengalami kelelahan di siang hari
6) Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk
7) Meningkatkan risiko kematian
8) Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan
9) Memunculkan berbagai penyakit fisik
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan klien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat klien dirawat
melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain mencakup
penanganan awal (di tempat kejadian), penanganan pertama di unit gawat darurat,
penanganan klien luka bakar di ruang perawatan intensif dan penanganan klien luka
1) Jauhkan korban dari sumber panas. Jika penyebabnya api, jangan biarkan korban
berlari, anjurkan korban untuk berguling-guling atau bungkus tubuh korban dengan
kain basah dan pindahkan segera korban ke ruangan yang cukup berventilasi jika
3) Kaji kelancaran jalan napas korban, beri bantuan pernapasan (life support) dan
(suhu air yang terlalu rendah akan menyebabkan hipotermia) selama 15-20 menit
segera setelah terjadinya luka bakar (jika tidak ada masalah pada jalan napas
korban).
5) Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram korban dengan air sebanyak-
6) Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman luka bakar dan cedera lain
7) Segera bawa penderita ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut (tutup tubuh
3) Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara (kemungkinan klien mengalami trauma
inhalasi).
4) Kaji adanya edema saluran pernapasan (mungkin klien perlu dilakukan intubasi
atau trakheostomi).
5) Kaji adanya faktor-faktor lain yang memperberat luka bakar seperti adanya fraktur,
riwayat penyakit sebelumnya (seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll) dan
penyebab luka bakar karena tegangan listrik (sulit diketahui secara akurat tingkat
kedalamannya).
6) Pasang infus (IV line). Jika luka bakar > 20% derajat II/III biasanya dipasang CVP
9) Beri terapi cairan intra vena (kolaborasi dengan dokter). Biasanya diberikan sesuai
formula Parkland yaitu 4 ml/kg BB/ % luka bakar pada 24 jam pertama. Pada 8
jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan dan pada 16 jam II diberikan sisanya
10) Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan . pada klien yang mengalami trauma
bronkodilator.
Pada kondisi klien yang makin memburuk, perlu adanya penanganan secara
intensif di unit perawatan intensif terutama klien yang membutuhkan alat bantu
pernapasan (ventilator). Hal yang harus diperhatikan selama klien dirawat di unit ini
meliputi:
2) Observasi tanda-tanda vital; tekanan darah, nadi dan pernapasan setiap jam dan suhu
setiap 4 jam.
4) Amati GCS.
10) Pengisapan lendir (suction) minimal setiap 2 jam dan jika perlu.
12) Perawatan mata dengan memberi salep atau tetes setiap 2 jam.
15) Perawatan daerah invasif seperti daerah pemasangan CVP, kateter, tube setiap hari.
19) Periksa lab darah: elektrtolit, ureum/creatinin, AGD, protein (albumin), gula darah
Klien luka bakar memerlukan waktu perawatan yang lama karena proses
penyembuhan luka yang lama terlebih pada klien dengan luka bakar yang luas dan
dalam.
Tindakan perawatan yang utama dalam merawat klien di unit luka bakar yaitu
Perawatan terbuka yaitu perawatan tanpa menggunakan balutan setelah diberi obat
diberikan obat topikal atau tulle yang mengandung chlorhexidine 0,05%, gaas
lembab (moist) dengan NaCl 0,9% dan gaas kering. Penggunaan obat topikal
menggunakan chlorampenicol zalf mata, sedangkan luka bakar grade II dalam dan