Anda di halaman 1dari 14

EFEKTIFITAS MOBILISASI ALIH BARING DENGAN

MASSAGE PUNGGUNG (VCO) TERHADAP DEKUBITUS

PADA PASIEN STROKE BEDREST TOTAL DI RUANG ICU

(Morton, P.G., et al ¹ Saryono, & Widianti, A.T.,²Potter, P. A., & Perry,vA.G.,³)

¹Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


²Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
³Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Korepondensi Author :
Nama Penulis Intan Fiana Sari (Email Penulis: intan.sari9999@yahoo.com)
Abstrak

Latar Belakang:Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan
(stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Taanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan
nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak
yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.Tujuan:Literature review ini bertujuan untuk memperingkas junal yang sudah dicari
yang sesuai dengan judul penelitian. Metode: Metode yang digunakan dalam literature review yaitu Rancangan penelitian Pretest –
Post Test Design, merupakan penelitian yang memakai kelompok kontrol, kemudian dilakukan pre test pada kedua kelompok tersebut
diikuti dengan intervensi pada masing-masing kelompok dan diakhiri dengan melakuan post test pada masing- masing kelompok
setelah beberapa waktu. Penelusuran artikel dilakukan melalui Google,portal garuda dan scholar dengan menggunakan kata
kunciDekubitus, alih baring, masase punggung dan tirah baringSebanyak 42 artikel telah diekstraksiberdasarkan kriteria inklusi:
pasien stroke bedrest totalHasil: Berdasarkan hasil telaah pada artikel menunjukkan bahwa menunjukkan alih baring dikombinasikan
masase punggung lebih efektif dalam menurunkan resiko dekubitus pada pasien tirah baring dibandingkan dengan alih baring.
Kesimpulan:agar perawat menerapkan efektifitas untuk menurunkan resiko dekubitus pada pasien tirah baring stroke bedrest total.

Kata Kunci :
Dekubitus, alih baring, masase punggung dan tirah baring
EFEKTIFITAS MOBILISASI ALIH BARING DENGAN

MASSAGE PUNGGUNG (VCO) TERHADAP DEKUBITUS

PADA PASIEN STROKE BEDREST: LITERATURE REVIEW

PENDAHULUAN

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke

iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Taanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi,

sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang

rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pasien stroke dengan tirah baring lama akan mengalami perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan tekanan yang

berbahaya pada kulit sehingga berisiko terjadi dekubitus. Ulkus dekubitus biasa disebut dengan ulcus pressure merupakan suatu
cedera yang diakibatkan oleh kerusakan kulit dan jaringan di bawah kulit yang dipengaruhi beberapa faktor, dianataranya karena

imobilisasi ditempat tidur, pergesekan, perubahan posisi yang kurang dan mengakibatkan paraplegia atau penurunan fungsi sensorik

dari gerak tubuh dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan uraian tersebut, maka reviewer ingin mengidentifikasi bagaimanaefektifitas mobilisasi alih baring dengan massage

punggung (vco) terhadap dekubitus pada pasien stroke bedrest dan pengaruh yang ditimbulkannya dalam kehidupan pasien.

METODE

Literatur review ini dilakukan dengan menelaah hasil-hasil penelitian sebelumya pada artikel yang telah terpublikasi.

Penelusuran artikel dilakukan melalui google, portal garuda dan scholar dengan menggunakan kata kunciDekubitus, alih baring,

masase punggung dan tirah baring. Artikel yang ditelusuri berdasarkan kriteria inklusi: pasien stroke bedrest total.Penelusuran literatur

dibatasi pada terbitan bulan Januari 2010 – Desember 2016 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf.

HASIL
Karakteristik Studi

Berdasarkan hasil penelusuran, telah didapatkan sejumlah 42 artikel. Artikel-artikel tersebut, selanjutnya diidentifikasi

berdasarkan kriteria inklusi sehingga mendapatkan sebanyak 3 artikel. (Tabel 1)

Makna Efektifitas tirah baring dengan massage punggung (VCO)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil telaah pada artikel menunjukkan bahwa menunjukkan alih baring

dikombinasikan masase punggung lebih efektif dalam menurunkan resiko dekubitus pada pasien tirah baring dibandingkan dengan

alih baring.

Lima dari delapan penelitian tentang tirah baring menunjukkanpasien stroke yang mengalami hemiparesis yang dilakukan alih baring tidak

mengalami dekubitus sejumlah 15 orang (100,0%), kelompok kontrol terjadi dekubitus 8 orang (53,3%) dan tidak terjadi 7 orang

(46,7%). Sedangkan tiga penelitian lainnya, tidak memperlihatkan adanya perubahandalam mencegah terjadinya dekubitus pada pasien stroke

bedrest total. Dibawah ini adalah nilai tertinggi dalam dimensi tirah baring dalam artikel yang ditemukan:

Tabel 2 Nilai Tertinggi dalam Dimensi Illness Representation


Author Mean Tertinggi Dimensi
Morton, P.G., et al 9.3(5-14) Identity
(2012)
Potter, P. A., & 5.67(4.19) Identity
Perry,vA.G., (2010)
Saryono, & Widianti, 4.00(0.74) timeline-
A.T., (2010) acute/chronic
For Bedrest Impact

Tiga penelitian menunjukkan bahwa efektifitas tirah baring dan massage punggung (VCO)berkorelasi dengan faktoralih

baring. Faktor alih baring tersebut diantaranya berat badan.

Tabel 3 Nilai Tertinggi Korelasi massagepunggungterhadap for bedrest impact


Author Outcome Dimensi Nilai Korelasi
Saryono, & bedrest timeline: r=-0.27 p<0.01
Widianti, A.T., cyclic
(2010)
Potter, P. A., & perceptions of timeline: B(SE)=0.38(1.2) OR-
Perry,vA.G., stroke threat cyclic =1.48, p<.01
(2010) inrelatives
Morton, P.G., et Ansietas consequences r=0.43 p<0.001
al (2012)

Penelitian tentang pengaruh massage punggungolehSaryono, & Widianti, A.T., (2010), menunjukkan bahwa ada pengaruh

dalam pemberian massage punggung terhadap dekubitus pada pasien stroke. Pengaruh keyakinan (belief) yang tidak sesuai juga

berhubungan dengan faktor alih baring keluarga pasien.Hasil penelitian Kozier et.al, (2010) bahwa dalam melakukan massage

punggung terhadap pasin memerlukan waktu yang cukup lama dan mebuthkan bantuan dari perawat.Begitupula Asmadi, (2008) yang

menemukan intervensi alih baring dengan masase punggung tidak hanya memiringkan pasien saja tetapi melibatkan remasan dan

gosokan pada punggung sehingga lebih menurunkan resiko terjadinya dekubitus.


Self Adjustment (Penyesuain Diri)

Adanya efektifitas alih baring dengan massage punggung (vco)yang terbentuk selama pasien sakit, mempengaruhi penyesuain

diri pasien. Dua penelitian menunjukkan dimana masase punggung lebih efektif dalam menurunkan resiko dekubitus dibandingkan

dengan hanyadilakukan alih baring saja, karena masase punggung melibatkan remasan dan gosokan yang akan menghasilkan panas

pada permukaan kulit.

Adanya korelasi massage punggungterhadap penyesuain diri pasien diperlihatkan dalam penelitian di bawah ini :

Tabel 4 Nilai Tertinggi Korelasi Illness Representation terhadap penyesuain diri pasien
Author Outcome Dimensi Nilai Korelasi
Gede (2008) self care personal β=0.204 p=0.031
behaviour control
Kozier et.al, self manajement all p=0.003, p≤0.01
(2010)

Dampak Penyakit Pasien terhadap Efektifitas Alih Baring dengan Massage Punggung (VCO) Keluarga

Sebanyak 2 penelitian menunjukkan bahwa mengklaim bahwa teknik masase punggung sekali atau dua kali sehari lebih efektif

daripada mobilisasi setiap 2-3 jam dalam mencegah perkembangan luka tekan.Masase punggung mencegah terjadinya infeksi melalui

pengaktifan sistem kekebalan pada tekanan, seperti yang diamati pada pasien tirah baring di tempat tidur.
UntukPenelitian Kozier et.al, (2010), menjelaskan bahwaJaringan yang tertekan pada pasien istirahat di tempat tidur biasanya

otot- otot mengalami relaksasi, sehingga stimulasi berupa masase ini penting agar jaringan mendapatkan nutrisi dan oksigen.

Sedangkan alih baring hanya berupa tindakan untuk mengubah posisi pasien yang mengalami tirah baring .

Peran Perawat dalam Efektifitas Alih Baring dengan Massage Punggung (VCO)

Bentuk intervensi yang telah dilakukan oleh 2 peneliti, menunjukkan bahwa Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Setyawati (2012) mengklaim bahwa teknik masase punggung sekali atau dua kali sehari lebih efektif daripada

mobilisasi setiap 2-3 jam dalam mencegah perkembangan luka tekan. Masase punggung mencegah terjadinya infeksi melalui

pengaktifan sistem kekebalan pada tekanan, seperti yang diamati pada pasien tirah baring di tempat tidur.

Pembahasan

Hasil review tentang efektifitas alih baring dengan massage punggung (vco) menunjukkan bahwaPasien tirah baring beresiko

mengalami dekubitus dikarenakan penurunan aktivitas, gaya gaya gesek dan kelembaban kulit. Penurunan aktivitas dan gaya gesek

mengakibatkan tekanan terutama pada area penonjolan tulang. Tekanan tersebut menyebabkan iskemia dan hipoksemia pada jaringan

yang terkena karena aliran darah ke area tersebut berkurang (Kowalak, 2014, hlm.633).Selain itu, pasien yang terbaring sering kali

diposisikan semi fowler untuk memfasilitasi pernapasan atau makan.Posisi ini dapat meningkatkan resiko terjadinya dekubitus pada

sacrum dan tumit (Black & Hawks, 2014).


Pasien stroke dengan tirah baring lama akan mengalami perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan tekanan yang

berbahaya pada kulit sehingga berisiko terjadi dekubitus. Ulkus dekubitus biasa disebut dengan ulcus pressure merupakan suatu

cedera yang diakibatkan oleh kerusakan kulit dan jaringan di bawah kulit yang dipengaruhi beberapa faktor, dianataranya karena

imobilisasi ditempat tidur, pergesekan, perubahan posisi yang kurang dan mengakibatkan paraplegia atau penurunan fungsi sensorik

dari gerak tubuh dalam jangka waktu yang lama (Morton, et al., 2012)

Alih baring adalah tindakan yang dilakukan untuk mengubah posisi pasien yang mengalami tirah baring total untuk mencegah

kejadian luka tekan pada kulit pasien.Tujuan alih baring adalah untuk mendistribusikan tekanan baik dalam posisi duduk atau

berbaring serta memberikan kenyamanan pada pasien (Potter & Perry, 2010).

VCO adalah produk olahan kelapa yang aman dikonsumsi oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.Mutu VCO

ditentukan dari kandungan asam lemak rantai Medium Chain Fatty Acid (MCFA) dan asam laurat. Kandungan MCFA dan kandungan

asam laurat dipengaruhi oleh varietas kelapa, tinggi tempat tumbuh, teknologi proses VCO (Novarianto 2007 dalam Sari 2009).

VCO mengandung asam laurat yang tinggi (sampai 51%), sebuah lemak jenuh dengan

rantai karbon sedang (jumlah karbonnya 12) yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Didalam tubuh manusia asam

laurat akan diubah menjadi monolaurin, sebuah senyawa monokliserida yang bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa. MCFA

mudah diserap kedalam sel kemudian kedalam mitokondria, sehinggametabolisme meningkat. Adanya peningkatan metabolisma maka

sel-sel bekerja lebihefisien membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak lebih cepat .
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bujang et al. (2013), menyatakan pasien stroke yang mengalami hemiparesis yang

dilakukan alih baring tidak mengalami dekubitus sejumlah 15 orang (100,0%), kelompok kontrol terjadi dekubitus 8 orang (53,3%)

dan tidak terjadi 7 orang (46,7%). Menurut Huda (2015), pasien yang dilakukan posisi miring 30 derajat sejumlah 19 orang bebas dari

resiko luka tekan, sedangkan 1 orang terjadi luka tekan. Artinya ada pengaruh posisi miring untuk mengurangi luka tekan pada pasien

dengan gangguan persyarafan.

Penelitian tentang masase punggung oleh Setyawati (2012) dengan judul pengaruh mobilisasi terhadap ulkus dekubitus pada

gangguan motorik pasca stroke di RS Islam Sultan Agung Semarang. Kelompok intervensi dilakukan mobilisasi 2-3 jam sekali

sedangkan kelompok kontrol dilakukan mobilisasi lebih dari 2-3 jam sekali dan tidak diberikan VCO. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan grade dekubitus pada kelompok intervensi dan kontrol yang dilakukan mobilisasi dan diberikan VCO

dengan nilai p = 0,495.

Adapun implikasi penting dalam praktek keperawatan muncul dari literature review ini. Efektifitas alih baring dengan massage

punggung (vco)menjadi komponen penting dalam praktek keperawatan untuk melakukan intervensi yang sesuai dan lebihefektif dalam

mencegah terjadinya dekubitus pada pasien stroke bedrest total.

Kesimpulan

Literature review ini menunjukkan pentingnyaefektifitas alih baring dengan massage punggung terhadap dekubitus pada

pasien stroke. Efektifitas alih baring dan massage punggung (vco)yang dimiliki pasien juga memperlihatkan adanya pengaruh
terhadap faktor psikologis pasien dan penyesuaian diri pasien dalam menghadapi penyakitnya. Berat badan yang dialami pasien dapat

mempengaruhi alih baring ataupun dengan massage punggungkeluarga sehingga dibutuhkan peran perawat dalam menyelesaikan

masalah kesehatan yang ada. Perawat dapat membantu pasien dalam mengoptimalkan intervensi terkait dengan efektifitas alih baring

dengan massage punggung (vco) terhadap dekubitus pada passion stroke bedrest total sehingga dapat membantu pasien dan keluarga

dalam menentukan tindakan yang tepat bagi diri mereka sendiri.

Daftar Pustaka

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta:Salemba Medika
Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah, manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan. Indonesia : CV. Pentasada Media Edukasi
Gede, Niluh. (2008). Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta: EGC
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Synder S.J. (2010).Buku ajar praktik keperawatan klinis.
Edisi 5. Jakarta: EGC
Kowalak, J., Welsh, W., & Mayer, B. (2014). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, & dan praktik. Edisi 7. Jakarta: EGC
Morton, P.G., et al (2012). Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta.
EGC
Potter, P. A., & Perry,vA.G., (2010). Fundamental Keperawatan.Edisi 7. Jakarta. Salemba
Medika
Saryono, & Widianti, A.T., (2010). Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika
Setyawati. (2012). Pengaruh mobilisasi dan penggunaan VCO (Virgin Coconut Oil) terhadap
ulkus dekubitus pada gangguan motorik pasca stroke di RS Islam Sultan Agung
Semarang
Tabel 1 Karakteristik studi
Author Design Jumlah sampel Intervensi Pengukuran IR/IB dan Outcome

Asmadi. (2008) Exploratory study 21 pasien -  Semi-structure interview


Morton, P.G., et Exploratory study 21 pasien -  Semi-structure interview
al (2012)
Potter, P. A., & Exploratory study 9 pasien -  Focus group interview
Perry,vA.G.,
(2010)
Saryono, & Qualitative study 8 ibu dengan anak disabilitas -  Semi-structure interview
Widianti, A.T.,
(2010)
Kozier, B., Erb, Qualitative study 16 keluarga dengan pasien Family  Semi-structure interview
HIV/AIDS Caregiving
G., Berman, A., Model
& Synder S.J.
(2010)
Kowalak, J., Qualitative study 25 keluarga dengan anak Family  Semi-structure interview
penderita Thalasemia Empowerment
Welsh, W., & Program
Mayer, B. (2014)
Gede, Niluh. Cross-sectional 86 pasien DM tipe 2 -  IR : IPQ-R (Revised-Illness Perception Questionnaire)
study  Outcome : Depresion Scale (CES-D20), Summary of Diabetes Self-Care
(2008) Activities (SDSCA)
Setyawati. (2012) Cross-sectional 123 pasien DM tipe 1 dan 2 -  IR : Brief IPQ-R (Brief Illness Perception Questionnaire)
study  Outcome : Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA)
Black, J.M., & Cross-sectional 546 pasien DM tipe 2 -  IR : IPQ-R (Revised-Illness Perception Questionnaire)
study  Outcome : Perceptions of diabetes threat in relatives (kuesioner yang
Hawks, J.H. dikembangkan peneliti berdasarkan CSM framework)
(2014)
Qualitative study 17 pasien DM  Semi-structure interview

Cross-sectional 78 pasien DM tipe 2 dan 14 -  IR :Brief IPQ-R (Brief Illness Perception Questionnaire)
study dokter  Outcome : Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA)
Cross-sectional 55 caregive/keluarga pasien -  IR : DIRQ (Diabetes Illness Representation Questionnaire)
study DM  Outcome : Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA)
Prospective, 95 pasien DM tipe 1 -  IR : DIRQ (Diabetes Illness Representation Questionnaire) – dimensi treatment
Observational study effectiveness (control-prevent) dan consequences (Perceived impact-threath)
 Outcome : self adherence inventory (SCI)
Cross-sectional 84 pasien DM tipe 2  IR : IPQ-R (Revised-Illness Perception Questionnaire)
study  Outcome : Psychologycal wellbeing (The Hospital Anciety and Depression
Scale)
RCT 564 pasien Self  IR : IPQ-R (Revised-Illness Perception Questionnaire)
management  Outcome : metabolic control : BMI, HBA1C, kolestero, TD, depresi
education
programme
Keterangan : IR : Illness Representation, IB : Illness Belief

Anda mungkin juga menyukai