Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN INJEKSI

INTRAVENA PADA PASIEN GASTRITIS

Disusun Oleh :

Erika Fifin Setyaningsih

1.16.027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

2020
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
1 Tindakan Keperawatan yang Injeksi intravena (bolus) adalah pemberian obat
dilakukan dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh
darah vena atau melalui karet selang infuse dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena
adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke
jantung. Injeksi intravena bertujuan untuk memperoleh
reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
injeksi perenteral lain, menghindari terjadinya
kerusakan jaringan serta memasukkan obat dalam
jumlah yang lebih besar (Ambarawati, 2010)

Nama Pasien: Ny.E

Diagnosa Medis: Gastritis

Tanggal tindakan: Kamis, 01 Oktober 2020

2 Diagnosa Keperawatan (D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen


Pencidera Fisiologis d.d Mengeluh nyeri (P :
gastritis, Q: tertusuk-tusuk, R: perut kiri atas, S: 5, T:
hilang timbul ± 3- 5 menit), tampak meringis ,bersifat
protektif (misalnya waspada, posisi menghindari
nyeri) ,gelisah.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
3 Tujuan Tindakan 1) memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi
daripada dengan injeksi parenteral lain.
2) Menurunkan tingkat nyeri dengan cepat
4 Prinsip-prinsip tindakan 1. Saling percaya dan klien kooperatif
2. Persiapan diri (perawat) dan persiapan
pasien
3. Tindakan sesuai prosedur atau SOP :
a. Persiapkan alat (jarum dan spuit
harus baru tidak boleh bekas dari
pasien lain, bengkok, handscoon
bersih, perlak dan pengalas, bak
instrument)
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur
c. Prinsip 6 benar (benar pasien, benar
waktu, benar obat, benar cara, benar
dosis, dokumentasi)
5 Analisa Tindakan 1. Persiapan alat
a. Remopain 3ml
b. Jarum ukuran 28
c. Sarung tangan satu pasang
d. Bak instrument
e. Perlak dan alasnya
f. Bengkok
g. Kapas alkohol
h. Daftar pemberian obat
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik dan memperkenalkan
diri
b. Mengidentifikasi pasien (cek nama pada
gelang, papan identitas, yakinkan pada staff
anggota lain) dan obat (prinsip 6 benar)
c. Menjelaskan tujuan
d. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
e. Menanyakan kesiapan pasien
f. Menjaga privacy dan keamanan
g. Mencuci tangan
3. Fase Kerja
a. Mengatur posisi pasien terlentang
Rasional: Memberikan kenyamanan &
keamanan pasien, dan memudahkan
tindakan baik medik ataupun keperawatan.
b. Memasang perlak dan pengalas di tangan
kanan/kiri pasien
Rasional: sebagai alas dan Menghindari
cairan mengotori kasur pasien
c. Meletakkan bengkok di dekat pasien
Rasional: untuk memudahkan
membuang sisa sampah
medis
d. Memakai sarung tangan bersih
Rasional: Menurut Depkes RI (2010,
hh.17-26) dan Potter & Perry
(2011, hh.32-33) penggunaan
sarung tangan ada tiga :
Pertama, sarung tangan
melindungi tangan jika terdapat
kemungkinan perawat kontak
dengan cairan tubuh, misalnya
darah, urine, feses, sputum,
membran mukosa dan kulit
yang tidak utuh. Kedua, sarung
tangan mengurangi
kemungkinan perawat
menyebarkan mikroorganisme
endogen mereka kepada
individu yang menerima
asuhan. Perawat yang memiliki
luka terbuka atau goresan pada
tangan harus menggunakan
perlindungan diri sebagai
perlindungan diri. Ketiga,
sarung tangan mengurangi
kemungkinan tangan perawat
menyebarkan mikroorganisme
dari satu klien atau dari benda
tercemar kepada klien lain.
Sarung tangan harus selalu
dipakai oleh setiap petugas
sebelum kontak dengan darah
atau semua jenis cairan tubuh
sekret, ekskreta dan benda yang
terkontaminasi.

e. Menyambungkan jarum no.23 obat


(Remopain)
Rasional : untuk mempermudah saat
memasukkan obat
f. Mengklem cairan infuse
Rasional: Agar obat yang diinjeksikan
segera masuk ke dalam intravena dan
mencegah terjadinya obat refluk/naik keatas

g. Melakukan swab atau mendesinfeksi karet


selang infus dengan kapas alkohol, secara
sirkular dengan diameter +5cm
Rasional: Menghilangkan
mikroorganisme pada
area yang akan dilakukan
penyuntikan/ mencegah
terjadinya infeksi
h. Membuka spuit berisi obat remopain
dengan ujung jarum menghadap keatas
Rasional: Jarum yang menghadap
keatas untuk memudahkan penusukan
i. Setelah jarum masuk tarik plunger
untuk mengetahui apakah jarum sudah
masuk selang infus, jika ada darah maka
obat bisa dimasukan.
Rasional:
Bila darah yang mengalir masuk ke dalam
spuit berwarna merah gelap, tidak berbuih
dan tidak memiliki tekanan, berarti infus
masih berada di dalam vena.
j. Memasukan obat secara perlahan dengan
kecepatan maksimal 5 cc/menit
Rasional: Agar obat yang diinjeksikan
segera masuk kedalam vena dan
mencegah terjadinya emboli
k. Setelah obat masuk cabut jarum dan
bersihkan dengan kapas alkohol
Rasional: Menjaga area suntikan agar
terbebas dari mikroorganisme
l. Kemudian alirkan kembali cairan infus
yang diklem dengan kecepatan
20tetes/menit
Rasional: Bila infus tidak berjalan lama,
maka tekanan dari pembuluh
darah akan membuat darah naik
ke selang infus

4. Fase Terminasi
a. Merapikan klien
b. Melakukan evaluasi tindakan
c. Membereskan alat
d. Berpamitan
e. Mencuci tangan
f. Dokumentasi (Respon pasien terhadap
prosedur, tanggal, jam dan nama terang)
6 Bahaya yang mungkin terjadi 1. Bahaya
akibat tindakan tersebut dan dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
cara pencegahan koloid darah dengan reaksi hebat, karena
dengan cara ini “benda asing” langsung
dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya
tekanan darah mendadak turun dan timbulnya
shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi
dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat
setempat dalam darah meningkat terlalu pesat.
Oleh karena itu, setiap injeksi intravena
sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-
70 detik lamanya. ( Potter, Perry, 2009).

2. Pencegahan
Melakukan Tindakan sesuai SOP dengzn
Prinsip 6 benar pemberian obat:
a. Benar pasien
Sebelum memberikan obat cek kembali
identitas pasien.
b. Benar obat
Sebelum memberikan obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasan harus di
periksa minimal 3 kali.
c. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus
memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan
teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi
dengan dokter atau apoteker sebelum di
lanjutkan ke pasien.
d. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan
obat, perawat harus teliti dan berhati-hati
agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
e. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat pentingkhususnya
bagi obat yang efektivitas tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan darah yang
memadai, ada beberapa obat yang diminum
sesudah atau sebelum makan, juga dalam
pemberian antibiotik tidak oleh di berikan
bersamaan dengan susu, karna susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu,sebelum
dapat di serap tubuh.
f. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus
mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu di berikan, dan jika
pasien menolak pemberian obat maka harus
di dokumentasikan juga alasan pasien
menolak pemberian obat.
(Hidayat, 2010)

7 Hasil yang didapat dan makna Tingkat nyeri klien yang mengganggu diharapkan
menurun dan membuat klien lebih rileks
8 Identifikasi tindakan (I.08235) Kompres Panas
keperawatan lainnya yang Kompres Panas adalah melakukan stimulus kulit
dapat dilakukan untuk dan jaringan dengan panas untuk mengurangi
mengatasi masalah/diagnose nyeri, spasme otot dan mendapatkan efek
tersebut terapeutik lainnya melalui paparan panas.
O:
1. Identifikasi kontraindikai kompred panas
2. Identifikasi kondisi kulit yang akan
dilakukan kompres panas
3. Periksa suhu alat kompres
4. Monitor iritasi kulit atau kerusakan
jaringan selama 5 menit pertama
T:
1. Pilih metode kompres yang nyaman dan
mudah didapat
2. Pilih lokasi kompres
3. Balutv alat kompres panas dengan kain
pelindung
4. Lakukan kompres panas pada daerah yang
cidera
5. Hindari penggunakaan kompres pada
jaringan yang terpapar terapi radiasi
E:
1. Jelaskan prosedur penggunaan kompres
panas
2. Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan
suhu secara mandiritanpa pemberitahuan
sebelumnya
3. Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas

(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)


9 Evaluasi diri tentang Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan
pelaksanaan tindakan tersebut prinsip dengan benar.
10 Kontra indikasi Injeksi IV dan Kontra Indikasi Injeksi IV    
Remopain 3ml  - Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di
lokasi injeksi intravena.
- Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal,
kerana lokasi ini akan  digunakan untuk
pemasangan  fistula arteri – vena (A – V shunt)
pada tindakan hemodaliasis (cuci darah).
- Obat – obatan yang berpotensi iritan terhadap
pembuluh darah vena kecil yang aliran darahnya
lambat (misalnya pembulah vena di tungkai dan
kaki) contoh Ranitidin (Mengurangi keasaman
lambung pada persalinan beresiko tinggi)

Kontra Indikasi Remopain 3mg


Tukak peptik aktif atau perdarahan atau perforasi GI
yg blm lama tjd, riwayat tukak peptik atau perdarahan
GI, ggn fungsi ginjal berat atau berisiko tinggi gagal
ginjal, peny serebrovaskular, diatesis hemoragik, op
dg risiko tinggi perdarahan atau hemostasis inkomplit,
perdarahan serebrovaskular yg diketahui atau diduga;
ggn fungsi ginjal sedang atau berat; hipovolemia atau
dehidrasi

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Nurma. (2015).Pengaruh Praktik Injeksi Intravena Oleh Perawat Terhadap Kejadian
Plebitis Di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso Tahun 2012. Diperoleh dari
http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/jurnal/JURNAL-1519702187.pdf
Hidayat, A. Azis Alimul. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia. EGC. Jakarta.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta. Dewan
Pengurus PPNI.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta. Dewan
Pengurus PPNI.
Risnah. (2019). Terapi Non Farmakologi Dalam Penanganan Diagnosis Nyeri Akut Pada
Fraktur:systematic Review. Vol. 4 No. 2 Desember 2019. Jurnal Islamic Nursing.

Anda mungkin juga menyukai