Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN

AMAN NYAMAN (MANAJEMEN NYERI : TEKNIK DISTRAKSI


DAN IMAJINASI)

Disusun Oleh :

Hana Oktariani

1.16.035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

2020
LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN
1 Tindakan Keperawatan yang (I.08238) Manajemen Nyeri: Teknik distraksi
dilakukan dan imajinasi

Manajemen Nyeri adalah salah satu bagian dari


disiplin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-
upaya menghilangkan nyeri, yang menggunakan
pendekatan farmakologikal, nonfarmakologikal
dan psikologikal. Manajemen nyeri
nonfarmakologi merupakan upaya-upaya
mengatasi atau menghilangkan nyeri dengan
menggunakan pendekatan nonfarmakologi.
Upaya-upaya tersebut antara lain relaksasi,
distraksi, dan sebagainya. (Tim Pokja, 2018)
Distraksi yaitu mengalihkan perhatian klien dengan
cara ke hal yang lain dan dengan demikian akan
menurunkan apa yang akan kita rasa misalnya
nyeri.Tujuannya yaitu alih fokus perhatian pada suatu
selain nyeri dapat menjadi strategi yang sangat
berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang
bertanggung jawab terhdap teknik kognitif efektif
lainnya.
Teknik imajinasi terbimbing yaitu, membentuk
imajinasi dengan menggunakan semua indera melalui
pemrosesan kognitif degan mengubah objek, tempat,
atau situasi untuk meningkatkan relaksasi,
meningkatkan kenyamanan dan meredakan nyeri.
Distraksi yaitu mengalihkan perhatian klien dengan
cara ke hal yang lain dan dengan demikian akan
menurunkan apa yang akan kita rasa misalnya
nyeri.Tujuannya yaitu alih fokus perhatian pada suatu
selain nyeri dapat menjadi strategi yang sangat
berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang
Nama Pasien: bertanggung jawab terhdap teknik kognitif efektif
Diagnosa Medis: lainnya (Fadli, 2017).
Tanggal tindakan: Ny W
Colic Abdomen
Jumat, 4 September 2020

2 Diagnosa Keperawatan (D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen


Pencidera Fisiologis dd Mengeluh nyeri (P: nyeri
muncul tiba-tiba ataupun saat aktifitas, Q: nyeri
tertusuk tusuk benda tajam, R: perut bagian kanan
bawah, S: 6 , T: Hilang Timbul ± 3- 5 menit) ,tampak
meringis ,bersifat protektif (misalnya waspada, posisi
menghindari nyeri) ,gelisah.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
3 Tujuan Tindakan 1. Distraksi akan menurunkan ansietas yang
berhubungan dengan nyeri atau stress
2. Menurunkan nyeri
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri
lainnya
5. Menurunkan perasaan tak berdaya dan
depresi yang timbul akibat nyeri
6. Meningkatkan rasa nyaman
(Fadli, 2017).
4 Prinsip-prinsip tindakan 1. Saling percaya dan klien kooperatif
2. Persiapan diri (perawat) dan persiapan
pasien
3. Tindakan sesuai prosedur atau SOP
5 Analisa Tindakan 1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik dan memperkenalkan
diri
b. Menjelaskan tujuan
c. Menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan
d. Menanyakan kesiapan pasien
e. Menjaga privacy
f. Mencuci tangan
2. Fase Kerja
a. Membantu klien untuk memfokuskan
pada tehnik distraksi untuk mengurangi
nyeri (Instruksi perawat)
Rasional: Menurut Fadli (2017)
mengalihkan focus perhatian klien yang
mengalami nyeri akan dapat menjadi
strategi yang sangat berhasil dan
mungkin merupakan mekanisme yang
bertanggung jawab terhadap teknik
kognitif efektif lainnya. Karena
keefektifan distrasi tergantung pada
kemampuan klien membangkitkan input
sensori.
b. Tanyakan kepada pasien tentang hal
yang paling disenangi
Rasional: Menurut Affan (2013)
dengan membayngkan hal-hal yang
menyenangkan maka akan terjadi
perubahan aktifitas motorik sehingga
otot-otot yang tegang menjadi relaks.
c. Minta klien untuk menutup mata atau
memfokuskan pada satu obyek
Rasional: Menurut Fadli (2017)
mengalihkan focus perhatian klien yang
mengalami nyeri akan dapat menjadi
strategi yang sangat berhasil dan
mungkin merupakan mekanisme yang
bertanggung jawab terhadap teknik
kognitif efektif lainnya. Karena
keefektifan distrasi tergantung pada
kemampuan klien membangkitkan input
sensori.
d. Menginstruksi klien untuk
berkonsentrasi secara perlahan &
bernapas secara teratur. Bombing klien
untuk mengontrol & konsentrasi dengan
hitungan 1, 2, 3, 4, dst. Metode yang
digunakan adalah:
1) Menggunakan musik untuk
membantu klien memilih:
menentukan irama, mengatur
volume dengan adanya peningkatan
atau penurunan nyeri, minta klien
secara langsung untuk memberikan
sejumlah pengalaman atau riwayat
secara detail
Rasional: Menurut Dina (2017)
music memiliki komponen yaitu
nada dan iramayang dapat memberi
pengaruh psikologis dan fiiologis
tubuh yang berhubungan dengan
emosi, perasaan, dan sensasi nyeri.
2) Menginstrusikan klien untuk
membayangkan bahwa dengan
menarik nafas dalam merupakan
salah satu cara untuk memberi
energi sehingga mengurangi nyeri
Rasional: Menurut Risnah (2019)
Relaksasi napas dalam dapat
memberikan perubahan yang
dirasakan pada tubuh secara
fisiologis yang bersifat emosional
dan sensorik yang memberikan efek
relaksasi yang dapat menurunkan
skala nyeri dengan merangsang
susunan saraf pusat yaitu otak dan
sumsum tulang belakang guna untuk
memproduksi pengeluaran hormone
endorphine yang menbantu untuk
menurunkan skala nyeri .
e. Sugestikan pada klien seolah-olah
sekarang ada ditempat yang indah
seperti pantai atau digunung
Rasional : menurut penelitian dari
Affan (2013) metode relaksasi untuk
mengkhayalkan tempat dan kejadian
berhubungan dengan rasa relaksasi yang
menyenangkan, khayalan tersebut
memungkinkan klien memasuki
keadaan atau pengalaman relaksasi.
f. Pimpin klien untuk menggunakan
pengalaman seluruh panca indera
terhadap obyek tersebut (pantai: angin
sepoi- sepoi, hangatnya pasir diantara
sela jari kaki, hangatnya sinar matahari,
suara desiran ombak, aroma garam
diudara, burung terbang melayang di
udara).
Rasional: Menurut Affan (2013)
rangsangan imajinasi berupa hal-hal
yang menyenangkan akan dijalankan
kebatang otak menuju korteks serebri
akan terjadi asosiasi pengindraan. Pada
hipokampus hal-hal yang
menyenangkan akan diproses menjadi
sebuah memori. Ketika terdapat
rangsangan berupa imajinasi yang
menyenangkan memori yang tersimpan
akan muncul kembali dan menimbulkan
suatu persepsi. Dari hipotalamus
rangsangan yang telah mempunyai
makna dikirim ke amigdala yang akan
membentuk pola respon yang sesuai
dengan makna rangsangan yang
diterima. Sehingga klien akan lebih
mudah untuk mengasosiasikan dirinya
dalam menurunkan sensasi nyeri yang
dialami.
g. Mengambil napas dalam dan pelan,
menghitung sampai hitungan ketiga,
napas dalam dan membuka mata
Rasional: Menurut Risnah (2019)
Relaksasi napas dalam dapat
memberikan perubahan yang dirasakan
pada tubuh secara fisiologis yang
bersifat emosional dan sensorik yang
memberikan efek relaksasi yang dapat
menurunkan skala nyeri dengan
merangsang susunan saraf pusat yaitu
otak dan sumsum tulang belakang guna
untuk memproduksi pengeluaran
hormone endorphine yang menbantu
untuk menurunkan skala nyeri .
h. Memberikan kesempatan kepada klien
untuk mempraktikkan latihan tanpa
adanya instruksi
Rasional: Agar pasien dapat
melakukannya sendiri saat nyeri timbul
kembali
3. Fase Terminasi
a. Merapikan klien
b. Melakukan evaluasi tindakan
c. Membereskan alat
d. Berpamitan
e. Mencuci tangan
f. Dokumentasi (Respon pasien terhadap
prosedur, tanggal, jam dan nama terang)
6 Bahaya yang mungkin terjadi 1. Bahaya
akibat tindakan tersebut dan Jika tidak saling percaya dan klien tidak
cara pencegahan kooperatif maka latihan napas dalam tidak
akan efektif dank lien akan merasa tambah
kesakitan.
2. Pencegahan
Jangan banyak menyinggung perasaan
klien, bina hubungan saling percaya dan
lakukan tindakan sesuai dengan prosedur.
7 Hasil yang didapat dan makna Nyeri klien yang mengganggu dapat teratasi dan
membuat klien lebih rileks
8 Identifikasi tindakan (I.08235) Kompres Panas
keperawatan lainnya yang Kompres Panas adalah melakukan stimulus kulit
dapat dilakukan untuk dan jaringan dengan panas untuk mengurangi
mengatasi masalah/diagnosa nyeri, spasme otot dan mendapatkan efek
tersebut terapeutik lainnya melalui paparan panas.
O:
1. Identifikasi kontraindikai kompred panas
2. Identifikasi kondisi kulit yang akan
dilakukan kompres panas
3. Periksa suhu alat kompres
4. Monitor iritasi kulit atau kerusakan
jaringan selama 5 menit pertama
T:
1. Pilih metode kompres yang nyaman dan
mudah didapat
2. Pilih lokasi kompres
3. Balutv alat kompres panas dengan kain
pelindung
4. Lakukan kompres panas pada daerah yang
cidera
5. Hindari penggunakaan kompres pada
jaringan yang terpapar terapi radiasi
E:
1. Jelaskan prosedur penggunaan kompres
panas
2. Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan
suhu secara mandiritanpa pemberitahuan
sebelumnya
3. Ajarkan cara menghindari kerusakan
jaringan akibat panas

(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)


9 Evaluasi diri tentang Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan
pelaksanaan tindakan tersebut prinsip dengan benar. Saya merasa puas
memberikan latihan teknik manajemen nyeri
(napas dalam) kepada klien.
10 Kontra indikasi 1. Pasien Tidak Sadar
2. Pasien nyeri dengan skala ≥7
3. Pasien Kritis
4. Pasien Mempunyai Gangguan Kejiwaan
5. Pasien Bayi dan neonatus

DAFTAR PUSTAKA

Fadli. (2017). Pengaruh Distraksi Pendengaran Terhadap Intensitas Nyeri Pada Klien Fraktur di
Rumah Sakit NENE MALLOMO Kabupaten Sidenreng Rappang. Volume 7, No. 1,
Februari 2011. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,

Mutiah, Dina. (2017). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Sebelum Bertanding
Pada Atliet Futsal Putri Tim Muara Enim Unyted.
Novarenta, Affan. (2013). Guide Imagery Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Saat Menstruasi.Vol. 1
No. 2 Agustus 2013. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. ISSN: 2301-8267

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indobesia. Jakarta. Dewan
Pengurus PPNI

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indobesia. Jakarta. Dewan
Pengurus PPNI

Risnah.(2019). Terapi Non Farmakologi Dalam Penanganan Diagnosis Nyeri Akut Pada
Fraktur:systematic Review. Vol. 4 No. 2 Desember 2019. Jurnal Islamic Nursing

Anda mungkin juga menyukai