POLYMYOSITIS
OLEH :
K1A1 11 026
SUPERVISOR
BAGIANNEUROLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
2
POLYMYOSITIS
Nur Azizah Noviyana, Happy Handaruwati
I. DEFINISI
penyebab nya tidak diketahui yang ditandai dengan kelemahan simetris dari
otot tungkai dan badan bagian proksimal. Penyakit ini memiliki onset
bertahap dan progresif selama periode beberapa minggu atau bulan. Penyakit
II. EPIDEMIOLOGI
insiden di Amerika Serikat sekitar 0,5 – 8,4 kasus per 1000.000 populasi.
rasio 2: 1, sedangkan inclusion body myositis dua kali lebih sering terjadi
3
orang dewasa, namun dapat di jumpai pada anak-anak usia 5-14 tahun.
tendon. Otot skelet terdiri dari sel-sel otot yang berbentuk serabut (fiber)
dan setiap serabut di dalam fasikula dipersarafi oleh neuron motor yang
yang terdiri dari lower motor neuron yang berasal dari kornu anterior
medulla spinalis dan serabut otot yang dipersarafinya. Semua serabut otot
Serabut otot tipe 2a (fast twitch oxidative glycilytic fiber) merupakan jenis
4
kuat, tetapi cepat lelah. Dalam serabut ini banyak terdapat miofosforilase
otot dapat dipengaruhi oleh reinervasi, latihan fisik dan proses penyakit.
Setiap serabut otot terdiri dari dari sel multinuclear yang dikelilingi oleh
protein kontraktil yang disebut miofilamen yang terdiri dari aktin, myosin,
besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot.
5
Potensial aksi akan berjalan disepanjang membrane serabut otot dengan
dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot.
dan miosin, yang menyebabkan kedua filament tersebut bergeser satu sama
lain dan menghasilkan proses kontraksi.Setelah kurang dari satu detik, ion
membrane Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam reticulum sampai
potensial aksi otot yang baru datang lagi, pengeluaran ion kalsium dari
jaringan ikat. Sampai saat ini, tidak ada penyebab pasti dari polymyositis
yang telah diisolasi oleh peneliti ilmiah. Sementara agen yang memicu
atau trauma otot. Ada banyak penyakit menular yang diduga memicu
6
penyakit, terutama Coxsackie virus B1, HIV, T-lymphotropic virus
adenovirus.1,4.
hubungan dengan tipe inflamasi miopati. Inflamasi otot yang berat dapat
(MHC) molekul kelas I dan lidan adhesi molekul pada sel otot. Keruskan
antigen bersama dengan MCH molekul kelas I pada sel otot. Makrofag
7
kemudian menyebabkan kerusakan otot, baik langsung maupun secara
V. MANIFESTASI KLINIS
mengenai sebagian atau semua otot skelet, timbul akut atau subakut.
Paling sering mengenai otot proksimal gelang bahu dan gelang panggul,
yang terkena semuanya nyeri, pegal, atau sengal. Otot-otot larings juga
dapat mengancam jiwa. Pada kasus berat semua otot skelet dapat terkena,
8
Gambar 1. Otot yang terkena pada polymyositis
malar, dahi, dan lipatan nasolabialis. Selain itu dapat ditemukan papul
jari. Di daerah dada dan leher dapat ditemukan ruam kemerahn yang
rheumatoid5.
9
Gambar 2. Manifestasi klinis polymyositis
enterovaskulitis 5.
10
VI. DIAGNOSIS
1. Kelemahan simetris otot gelang bahu dan panggul dan otot fleksor
inti sarkolema yang besar dengan anak inti yang prominen, atrofi
inflamatorik.
11
PIP (Gottron’s sign), dam keterlibatan lutut, siku, maleolus ,medial,
12
Electromy Myopati unit Myopati unit Myopati unit Myopati unit
ography (aktif dan (aktif dan kronis) (aktif ) (aktif dan
kronis) kronis)
13
dibedakan
atrofi dari
peradangan
kronik
myositis onset akut, dan inclusion body myositis onset kronik. Pola
kelemahan otot pada ke empat penyakit tersebut sama yaitu kelemahan pada
manifestasi dari kulit seperti ruam, dan pada inclusion body myositis selain
kelemahan otot proksimal disertai dengan otot distal, terdapat atrofi pada
Creatinin Kinase meningkat 50 kali dari nilai normal dan fase kronis sampai
pada 10 kali nilai normal. Pada necrotizing autoimun myositis kadar Creatinin
Kinase sangat tinggi bisa mencapai > 50 kali nilai normal. Pada inclusion
body myositis kadar Creatinin Kinase dapat normal atau sedikit meningkat
14
Pada pemeriksaan Electromyogram ke empat penyakit ini memberikan
gambaran yang sama yaitu miopati unit pada fase aktif dan kronis. 3
menyerang serabut otot yang sehat dan terdapat ekspresi MHC kelas 1,
ditemukan CD8+ dan vakuola, namun terdapat gambaran nekrosis dari serabut
otot dan deposit komplemen pada kapiler. Inclusion body myositis tampak
A. Laboratorium
15
menyebabkan sel otot untuk membuka dan menumpahkan isinya ke
dalam aliran darah. Karena sebagian besar CPK ada pada otot,
kerusakan otot telah terjadi. Selain CPK, kadar SGOT, SGPT dan
B. Electromyogram (EMG)
atau nyeri, dan kerusakan saraf atau cedera. EMG berguna dalam
gambaran otot yang homogen pada MRI. Pada inflamasi aktif terjadi
16
kronis, otot dapat diganti dengan jaringan lemak dan otot mengalami
atrofi1,10.
D. Biopsi Otot
untuk biopsi termasuk otot paha bagian depan, otot bisep, otot lengan,
17
tampak infiltrasi sel-sel radang kedaerah perivaskular, kadang-kadang
IX. PENATALAKSANAAN
A. Non Farmakologi
18
B. Farmakologi
bertahap dalam waktu 3-6 bulan. Evaluasi kekuatan otot dan kadar
otot dan kadar CPK kembali normal. Dosis tersebut masih harus
dosis sebelumnya5.
19
azatioprin, harus hati-hati terhadap kemungkinan efek samping
ketat. Bila tekanan darah dan kadar kreatinin meningkat 20% sejak
pada orang dewasa sekarang memiliki prognosis yang relatif baik dengan
untuk polymyositis dan respon terhadap terapi bervariasi dari sangat baik
20
sampai memuaskan. Kebanyakan pasien merespon baik terhadap
XI. KESIMPULAN
penyebab nya tidak diketahui yang ditandai dengan kelemahan simetris dari
insiden di Amerika Serikat sekitar 0,5 – 8,4 kasus per 1000.000 populasi.
21
Manifestasi klinis yang utama adalah kelemahan otot yang dapat
mengenai sebagian atau semua otot skelet, timbul akut atau subakut. Paling
sering mengenai otot proksimal gelang bahu dan gelang panggul, kadang-
fase akut bias dilakukan gerakan aktif dan fisioterapi. Farmakologi yang
22
DAFTAR PUSTAKA
Neurology.
Center.
Rehabilitation. USA
23