Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MEDIKA BEDAH

Sistem Kardiovaskuler

(Kardiomiopati)

Nama : Putri Wahyuningsihs

Nim : 1490121051

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMANUEL

BANDUNG TAHUN 2021/2022


A. PENDAHULUAN

Jantung merupakan organ paling penting dalam tubuh, jantung berfungsi

untuk memompa darah ke seluruh tubuh, oleh karena itu kita harus

senantiasamemperhatikan kesehatan jantung kita, selain itu penyakit jantung

merupakan penyakt maut yang mematikan dieluruh dunia. Salah satunya yaituk

ardiomiopati, yang akhir-akhir ini semakin meningkat frekuensinya.dibeberapa

negara, kardiomiopati merupakan penyebab kematian sampaisebesar 30%.

Kardiomiopati merupakan suatu kelompok penyakit yang langsung

mengenai otot jantung miokardi yang menyebabkan otot jantung menjadi

lemah. Penyakit ini tergolong khusus Krena kelainan-kelaian yang ditimbulkan

bukan terjadi akibat penyakit perikardium,hipertensi,koroner,kelainan kongenil

atau kelainan katub.walaupun sampai saat ini penyebab kardiomiopati masih

belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi kardiomiopati diduga kuat

mempengaruhi oleh faktor genetik. Kardiomiopati dapat diklasifikasikan

menjadi 3 macam yaitu:

1. Kardiomiopati dilatasi, adalah kardiomiopati yang paling umum,

terdapat pada 100 orang dan manakala otot jantung melemah dan 

tak mampu memompa darah secara efektif otot jantung yang

melemah kendur dan rongga jantung membengkak. Kebanyakan

disebabkan oleh penyakit arterikoroner, tetapi sekitar 30%

disebabkan faktor genetis

2. Kardiomiopati hipertrofik,terjadi mana kalah di dinding jantung

menebal,sehingga dapat mencegah darah lewat jantung.


Kelainan ini cukup jarang dijumpai pada sekitar 0,2% penduduk

amerika serikat(USA) atau terdapat pada 2 dolar 100 orang dan

dapat mengenai laiki-laki maupun perempuan semua umur.

3. Kardiomiopati restriktif, merupakan kardiomiopati jarang terjadi

& dalam&000 orang terjadi manakala dinding jantung menjadi

kaku dan tidak cukup lentur untuk terisi darah,akibat jantung

tidak terisi darah.maka kemampuanya untuk memopa darah ke

seluruh tubuh menjadi tidak efektif.

B. PENGERTIAN

Kardiomiopati adalah kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab

yang tidak di ketahui dan bukan di akibatkan oleh penyakit arteri

koroner,kelainan jantung bawaan (congenital), hipertensi atau penyakit

katup. Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit miorkadium, atau

otot jantung di tandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk

memompa darah dan berdenyut secara normal.

C. ANATOMI FISIOLOGI

1. Jantung

Jantung merupakan organ muscular berongga yang bentuknya mrip

pyramid dan terletak di dalam pericardium di mediastinum. Jantung

memiliki tiga permukaan : facies sternocostalis, diaphragmatica, dan

basiscordis. Jantung di bagi oleh septa vertical menjadi empat ruang :

atriumdextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus

sinister.
 Artrium Dextra

Atrium dextra terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong

kecil, auriculla. Bagian atrium dianterior berdinding kasar atau

trabekulasi oleh karena tersusun atau berkas serabut, muscullipectinati

yang berjalan melalui cristal terminalis ke auriculla dextra.Pada atrium

dextrum bermuara vena cava superior dan vena cavainferior, sinus

coronaries, dan vena cordis minimae. Ostiumatrioventriculare dextrum

terletak antreor terhadap muara vena cavainferior dan di lindungi valva

tricuspidalis. Pada dextrum jugaterdapat septum interatriale yang

memisahkan ke dua atrium. Padaseptum inilah terdapat fossa ovalis

yang merupakan obliterasi dariforamen ovale saat masih janin. (Snell,

2006)

 Ventrikel Dextra

Ventriculus dextra berhubungan dengan atrium dextrum

melaluiostium atrioventriculare dextrum dan dengan truncus

pulmonalismelalui ostium truncus pulmonalis. Sewaktu mendekati

truncuspulmonalis rongga berubah seperti corong yang di

namakaninfundibulum. Dinding ventrikel dextra jauh lebih tebal di

bandingatrium karena trabecula carnae. Trabecula ini terdiri atas tiga

jenis :mm. papillares, trabecula septomarginalis (berisi bundle hiss),

danrigi yang menonjol. mm. papillares dengan valve tripidalis

dihubungkan oleh tali fibrosa yang di sebut chordatendinea.

(Snell,2006)
 Atrium Sinistra

Atrium sinistra memiliki dinding yang paling tipis

diantaraseluruh jantung. Empat vena pulmonales, dua dari masing-

masingparu bermuara pada dinding posterior dan tidak memiliki

katup.Postium atrioventricularis sinestrum di lindungi oleh valva

mitralis.(Snell, 2006)

 Ventricel Sinistrayy

Ventriculus sinistra berhubungan dengan atrium sinetrummelalui

ostium atrio-ventricularis yang di lindungi valve nitralis danaorta

melalui osteum aorta yang di lindungi valva aorta dindingnyapaling

tebal diantara seluruh jantung. Terdapat trabecula carnae

yangberkembang dengan baik, dua buah mm. papillares yang besar,

tapitidak terdapat trabecula septomarginalis. Snell, 2006)

2. Pembuluh Darah

Ada tiga macam pembuluh darah : arteri, vena, dan kapiler,

arterimembawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh

jaringan tubuh melalui cabang - cabang . Arteri yang kecil di

sebutarteriola, persatuan cabang-cabang di sebut anastomosis. Vena

adalahpembuluh yang membawa darah kembali ke jantung ; banyak

diantaranya mempunyai katup. Vena yang terkecil di sebut venula, vena

yang lebihbesar atau muara-muaranya, bergabung membentuk vena

lebih besar lagi, yang biasanya membentuk suatu hubungan dengan


yang lain menjadiplexus venosus. Vena yang keluar dari gastrointestinal

tidak langsungmenuju ke jantung tetapi bersatu membentuk vena porta.

Kapiler adalahpembuluh yang sangat kecil dan menghubungkan

arteriola dengan venula.(Snell, 2006)

D. ETIOLOGI

Tidak ada etiologi ada etiologi yang pasti dari kardiomiopati, tetapi

kemungkinan ada hubungan dengan beberapa hal, yaitu :

1. Primer yaitu penyakit otot jantung tanpa di ketahui penyebabnya.

2. Sekunder yaitu penyakit otot dengan adanya penyebab atau

kemungkinan penyebab seperti :

 Kelainan autoimun

 Hipertensi sistemik

 Proses infeksi

 Gangguan metabolic

 Kehamilan atau post partum

 Alkohol dan kemoterapi

E. PATOFISILOGI (narasi dan pathway)

Miopati merupakan penyakit otot. Sedangkan kardiomiopati

merupakan sekelompok penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi

miokardium.Kardiomiopati di golongkan berdasarkan patologi, fisiologi

dan tanda klinisnya. Penyakit ini di kelompok menjadi tiga macam yaitu :
(1.) Kardiomiopati dilatasi atau kardiomiopati kongestif

(2.) Kardiomiopati hipertropik

(3.) Kardiomiopati restritif.

Kardiomiopati yang sering terjadi adalah kardiomiopati

kongestif.Penyakit ini tandai dengan adanya dilatasi atau pembesar

rongga ventrikelbersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran

atrium kiri, dan statisdarah dalam ventrikel, pada pemeriksaan

microskopis otot memperlihatkanberkurangnya jumlah element

konraktil serat otot. Penyebab kardiomiopati jenis ini adalah konsumsi

alcohol yang berlebihanKardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada

kardiomiopati ini, masa oto jantung bertambah berat ,terutama sepang

septum . terjadi peningkatan ukuran septum yang dapat mengahambat

aliran darah dari artrium keventrikel. Kategori ini dapat menjadi jenis

obstruktif dan monobstruktif. Kardiomiopati restruktif adalah jenis

terakhir dan kategori yang paling jarang. Bentuk di tandai dengan

regangan ventrikel dan volumenya. Kelainan ini dapat di hubungkan

dengan amilodiosis (amiloid adalah suatu protein yang tertimbun dalam

sel) dan penyakit infiltrative lain. Tanpa memperhatikan perbedaannya

masing-masing, fisiologi kardiomiopati merupakan urutan kejadian

yang progresif yang di akhiri dengan terjadinya gangguan pemompaan

ventrikel kiri. Karena volume sekuncup makin lamamakin berkurang,

maka terjadi stimulasi saraf simpatis yang mengakibatan peningkatan

tahanan vascular sistemik seperti patofisiologi pada gagal jantung


dengan berbagai penyebabnya, ventrikel kiri akan membesar untuk

mengakomodasi kebutuhan yang kemudian juga akan mengalami

kegagalan.Biasanya yang menyertai proses ini adalah kegagalan

ventrikel kiri.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Radiologi.

Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali,

terutamavenrikel kiri. Juga di temukan adanya bendungan paru dan efusi

pleura.

2. Elektrokardiografi

Pada pemeriksaan elektrokardiografi di temukan sinus

takikardia,aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan

gelombang T dangangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang

di temukan voltase QRS yang mudah atau gelombang patologis akibat

fibrosis miokard.

3. Ekokardiografi

Pada pemeriksaan ekokardiografi terlihat ventrikel kiri, dan

kelainan pergerakan katub mitral waktu diastolic akibat compliance dan

tekananpengisian yang abnormal.

4. Pemeriksaan Radiouklear

Pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri di sertai

fungsinya yang berkurang.

G. PANTALAKSANAAN

Penatalaksanaan medis di tunjukkan untuk mengoreksi gagal

jantung.Apabila volume jantung telah berkembang sampai titik di mana

penatalaksanaan medis sudah tidak efektif lagi, maka satu-satunya


harapanagar pasien bisa bertahan hanyalah transpalantasi jantung. Pada

beberapakasus alat bantu ventrikel mungkin di perlukan untuk membantu

kegagalan jantung sampai di temukan donor yang sesuai.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

 PENGKAJIAN

a. Identitas Identitas klien dan penanggung jawab dapat dilakukan dengan

melihat medical record dan mengklarifikasi kepada klien dan/atau

keluarga klien mengenai nama, umur, jenis kelamin, agama, tempat

tinggal, pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa klien, serta menanyakan

pada klien dan/atau keluarga klien mengenai siapa yang mendampingi

dan menjadi penanggung jawab klien selama dirawat di rumah sakit.

b. Riwayat Kesehatan saat ini

C. Riwayat keehatatan sekarang.

D . Riwayat kesehatan masa lalu.

2. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan fisik yang dilakukan terlebih dahulu yakni

mengukur tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan,

suhu tubuh, dan skala nyeri.


b. Mengkaji bagian kepala dan leher yang terdiri dari adanya

keluhan sakit kepala (berputar, ditusuk, ditekan, beban berat), inspeksi

konjungtiva (anemis/ananemis), warna sklera (ikterik/anikterik), adanya

penggunaan kacamata atau masalah penglihatan (diplopia/penglihatan

kabur/nyeri/peradangan/pernah operasi mata), kaji adanya gangguan

pendengaran, masalah pada bagian hidung, dan kaji juga tenggorokan

dan mulut.

c. Kaji pernapasan klien yang terdiri dari perkusi adanya cairan,

massa, ataupun udara. Jika ditemukan adanya penimbunan cairan perlu

untuk diperhatikan lobus kanan atau kiri dan lobus atas atau bawah yang

diperkusi ada kelainan. Selanjutnya, lakukan auskultasi inspirasi dan

ekspirasi pernapasan klien kemudian dengarkan apakah suara paru-paru

klien ditemukan adaya suara ronkhi, wheezing, atau krepitasi. Hal

penting yang juga perlu diperhatikan dengan melihat apakah klien

ditemukan clubbing finger.

d. Kaji pencernaan dengan menginspeksi elastisitas turgor kulit,

keadaan bibir, keadaan rongga mulut, tanda-tanda radang, keadaan gusi,

keadaan abdomen, dan keadaan rektal klien. Setelah dilakukan inspeksi,

pemeriksaan fisik dilanjutkan dengan mengaus kultasi bising usus per

menit. Pengkajian palpasi khusus untuk pencernaan dilakukan paling

akhir untuk mengetahui apakah ada keluhan nyeri dan massa. Pada

pasien kolelitiasis, biasanya terdapat massa pada abdomen kuadran


kadran atas serta nyeri abdomen. Selain itu, kaji pola eliminasi seperti

warna urin, warna feses, perut kembung, ada hambatan dalam BAK atau

BAB, serta tanyakan frekuensi BAK dan BAB sehari.

e. Pengkajian cardiovascular dengan menginspeksi bentuk dada,

warna bibir, kuku mengalami sianosis atau tidak, capillary refill < 3

detik, adanya kelainan tangan/kaki/sendi, ada/tidaknya ictus cordis.

Palpasi ictus cordis/apical pulse teraba kuat atau lemah, lakukan perkusi

untuk mengetahui ada/tidak ada pembesaran jantung, kemudian

auskultasi BJ I & BJ II serta ada atau tidaknya bunyi tambahan seperti

murmur/gallop.

f. Pengkajian neurologis yang terdiri dari kaji tingkat kesadaran

klien, nilai GCS, riwayat kejang, jenis kelumpuhan, koordinasi gerak,

g. Pengkajian muskuloskeletal yang perlu untuk dikaji ada/tidak

nyeri otot, refleks sendi, atropi/hyperthropi, dan range of motion klien

(ROM).

h. Pengkajian kulit/integument yang dilakukan dengan melihat

ada edema, perubahan warna kulit, rash/lesi/petechie/hematom, kaji

elastisitas turgor kulit, kelembaban, dan kelainan di bagian kulit.

3. Data Fokus
Data fokus dapat ditemukan melalui data objektif dan data

subjektif yang didapatkan pada saat pengkajian klien. Data subjektif didapatkan

dari penuturan klien / keluarga mengenai gejala, atau keluhan yang dirasakan

klien seperti aphasia, hemiplagia dan lain-lain. Data objektif didapat dengan

melihat gejala yang timbul pada klien.

 ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DS : Mengeluh pernapasa,nafas Gagal jantung Intoleransi
pendek ,lemah,perubahan irama. kongestif aktivitas.

DO : Tampak
kelelahan,lemas,pucat,kacau Curah jantung

mental,vertigo. menurun

Penurunan suplai
oksigen

Intoleransi aktivitas

DS: mengeluh napas sesak. Gagal jantung Pola nafas


kongestif tidak efktif
DO: tampak ortpnea,takipnea,irama
pernapasan,tidak teratur,pernafasan
yang berat. -peningkatan
beban volumeatrium
kiri
-kongesti paru
-edema paru
-sesak napas

Pola nafas tidak


efektif

DS: mengatakan nyeri saat Gagal jantung Perubahan


istrhat ,denyut nadi tidak terasa.suhu kongestif pada perfusi
tubuh meningkat/menurun. jaringan.

DO: tampak kuku Curah jantung

keras,kehilangan,rambut,luka menurun

Penurunan suplai
oksigen

Perubahan pada
perfusi jaringan.

 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola napas tidak efektif b.d gagal jantung kongestif.

2. Intoleran aktivitas b.d gagal jantung kongestif.


3. Perubahan pada perfusi jaringan perifer b.d gagal jantung.

 PERENCANAAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Keperawatan


No Keperawata Intervensi Rasional
n
1 Pola napas Observasi: 1. Untuk mengetahui pola
1. Monitor pola napas pasien
tidak efektif napas 2. Untuk mengetahui bunyi
2. Monitor bunyi napas tambahan
b.d gagal
napas tambahan 3. Untuk memberikan
jantung Terapeutik: kenyamanan bagi pasien
3. Posisikan semi- dalam menghirup udara
kongestif. fowler 4. Untuk membantu
4. Berika oksigen mengoptomalkan
Edukasi: pernapasan pasien dalam
5. Ajarkan teknik pemenuhan oksigen
batuk efektif. 5. Untuk pembersian saluran
Kolaborasi: napas.
6. Pemberian 6. Untuk membantu
brongkodilator, memudahkan pasien dalam
ekspetoran, menghirup oksigen atau
mukolitik. bernapas

2 Intoleran Observasi: 1. untuk mengentahui fungsih


1. Idenfikasi tubuh yang mengakibatkan
aktivitas b.d gangguan fungsih
tubuh yang kelelahan..
gagal jantung
mengakibatkan 2. Untukmengentahui
kongestif. kelelahan. kelelahan fisik yang ter jadi
2. Monitor
kelelahan fisik pada asein..
3. Monitor lokasi 3. Untuk mengentahui lokasi
dan kelelahan yang pasein
ketidaknyamanan
selama rasakan dan kenymanan
melakukan aktivitas.
aktivitas. 4. Untuk mengahlikan rasa
nyeri yang pasein rasaka..
Terapeutik:
5. Untuk melatihkan fisik
4. Berikan aktivitas
distraksi yang pasei agar tetap beraktivitas
menenagkan dengan nyaman.
Edukasi :
6. Untuk pasein tetap merasa
5. Anjurkan
melakukan nyaman.
aktivitas secara 7. Untuk pasein bisa
bertahap
menkonsumsi makan yang
kolaborai:
6. Kolaborasi tetap dan sehat untuk
dengan ahli gizi menujang kesehatan pasein.
temtamg cara
meningkatkan
asupan makan.

3. Perubahan Observasi: 1. Untuk mengentahui warna


1. Periksa sirkulasi
pada perfusi kulit,dan suhu tubuh.dll
perifer.
jaringan 2. Untuk mengentahui apakah ada
2. Identifikasi faktor
perifer b.d resiko gangguan perokok,menderita penyakit
sirkulasi.
gagal jantung. keturunan.
Terapeutik:
3. Untuk tidak adanya infeksi .
3. Lakukan
pencegahan infeksi. 4. Untuk kuku bisa menjadi sehat
4. Lakukan perawatan
lagi.
kaki dan kuku.
5. Untuk beraktifitas sehari-hari
Edukasi:
5. Anjurkan berolaraga dengan baik.
rutin.
6. Untuk pasein mengentahui
6. Ajarkan program
diet untuk makan apa saja yang dapat di

memperbaiki konsumsi dan dapat kembali


sirkulasi sehat lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol.2.

EGC, Jakarta.

Doenges Marilyn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.EGC, Jakarta.

Dorland. 2000. Kamus Kedokteran Dorland. EGC, Jakarta.Syafruddin. 1997.

Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai