PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia tahun 2012, angka bunuh diri mencapai 4,3 per 100.000
populasi. Pada tahun 2012, Kepolisian Negara Republik Indonesia
mencatat ada 981 kasus meninggal karena bunuh diri. Jumlah ini sedikit
menurun jadi 921 kasus di tahun 2013 dengan rasio 0,4-0,5 kasus per
100.000 populasi (Kompas, 2015).
Dari data yang di peroleh pada 3 bulan terakhir yaitu bulan Maret,
April, dan Mei tahun 2019 tercatat jumlah kasus menduduki peringkat
kesatu yaitu halusinasi, pada bulan Maret sebanyak 63 orang dengan
persentase 34,2% lalu pada bulan April sebanyak 57 orang dengan
persentase 30,9% dan pada bulan Mei sebanyak 64 orang dengan
persentase 34,7% , kemudian peringkat kedua yaitu perilaku kekerasan
dengan persentase pada bulan Maret sebanyak 63 orang dengan persentase
33,8%, lalu pada bulan April sebanyak 58 orang dengan presentase 33,8%,
dan pada bulan Mei sebanyak 68 orang dengan persentase 36,5%. Dan
peringkat ketiga yaitu isolasi sosial dengan persentase pada bulan Maret
sebanyak 63 orang dengan presentase jumlah 35,1% lalu pada bulan April
sebanyak 58 orang dengan presentase jumlah 32,4%, dan bulan Mei
sebanyak 58 orang dengan persentase 32,4% dengan isolasi sosial.
Sedangkan untuk kasus resiko bunuh diri menempati peringkat ke 4 yaitu
pada bulan Maret sebanyak 4 orang dengan persentase 3,5% lalu pada
bulan April sebanyak 4 orang dengan persentase 3,1% dan pada bulan Mei
sebanyak 1 orang dengan persentase 1,2%
Penanganan depresi ringan dan berat menjadi salah satu target SDGs
(Sustainable Development Goals) dengan menjadikan target rencana aksi
kesehatan mental WHO di tahun 2013-2020. Selain itu, pencegahan bunuh
diri juga menjadi salah satu dari komponen rencana aksi kesehatan mental
dengan target mengurangi tingkat bunuh diri disemua kalangan usia
sebesar 10% di tahun 2020 (WHO, 2016).
B. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.W dengan
masalah resiko bunuh diri
2) Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
Memahami lebih dalam mengenai konsep yang mendasari resiko
bunuh diri
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan resiko bunuh
diri berdasarkan teori yang ada.
Dapat mendesiminasikan asuhan keperawatan dengan masalah
resiko bunuh diri
C. Pembuatan Masalah
Berdasarkan data pasien yang dirawat di ruang cempaka RS Jiwa Dr.
Soeharto Heerdjan yang di peroleh dari hasil observasi dan wawancara
pada tanggal 28 Juli 2019 didapatkan bahwa pada 3 bulan terakhir yaitu
bulan Maret, April, dan Mei tahun 2019 tercatat jumlah kasus menduduki
peringkat kesatu yaitu halusinasi, pada bulan Maret sebanyak 63 orang
dengan persentase 34,2% lalu pada bulan April sebanyak 57 orang dengan
persentase 30,9% dan pada bulan Mei sebanyak 64 orang dengan
persentase 34,7% , kemudian peringkat kedua yaitu perilaku kekerasan
dengan persentase pada bulan Maret sebanyak 63 orang dengan persentase
33,8%, lalu pada bulan April sebanyak 58 orang dengan presentase 33,8%,
dan pada bulan Mei sebanyak 68 orang dengan persentase 36,5%. Dan
peringkat ketiga yaitu isolasi sosial dengan persentase pada bulan Maret
sebanyak 63 orang dengan presentase jumlah 35,1% lalu pada bulan April
sebanyak 58 orang dengan presentase jumlah 32,4%, dan bulan Mei
sebanyak 58 orang dengan persentase 32,4% dengan isolasi sosial.
Dari data diatas didapatkan bahwa kasus terbanyak di ruangan
cempaka adalah Gangguan persepsi sensori: Halusinasi yaitu pada bulan
Maret sebanyak 63 orang dengan persentase 34,2% lalu pada bulan April
sebanyak 57 orang dengan persentase 30,9% dan pada bulan Mei sebanyak
64 orang dengan persentase 34,7%. Kemudian peringkat kedua yaitu
perilaku kekerasan dengan persentase pada bulan Maret sebanyak 63 orang
dengan persentase 33,8%, lalu pada bulan April sebanyak 58 orang dengan
presentase 33,8%, dan pada bulan Mei sebanyak 68 orang dengan
persentase 36,5%. Sedangkan untuk kasus resiko bunuh diri menempati
peringkat ke 4 yaitu pada bulan Maret sebanyak 4 orang dengan persentase
3,5% lalu pada bulan April sebanyak 4 orang dengan persentase 3,1% dan
pada bulan Mei sebanyak 1 orang dengan persentase 1,2%. Dari data di
atas kelompok mengambil kasus yang dibahas yaitu resiko bunuh diri,
walaupun resiko bunuh diri menduduki urutan ketiga tetapi kelompok
lebih memilih mengangkat kasus Ny.W dengan resiko bunuh diri karena
jika kasus tersebut tidak diperhatikan dan diberikan asuhan keperawatan
maka akan membahayakan orang lain karena dapat mencederai orang lain
dan diri sendiri.
Makalah ini dibuat dan didiskusikan dalam kelompok serta
dikonsultasikan kepada pembimbing sebelum makalah ini diseminarkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1) Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab langsung ke pasien, perawat dan dokter
serta tim kesehatan lainnya.
2) Observasi
Yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan secara langsung sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi dengan terganggunya pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
3) Studi Dokumentasi
Pengumpulan data dengan mempelajari catatan medis pasien dan hasil
pemeriksaan pasien.
4) Studi perpustakaan
Mempelajari literatur yang berhubungan dengan resiko bunuh diri.