OLEH:
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment) di
dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik,
perilaku, biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara
orang itu tetapi juga dengan masyarakat (Maslim & Maramis dalam Yusuf, 2015).
Bunuh diri merupakan tindakan sadar yang dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya (Keliat, 2011). Tipe skizofrenia yang terancam resiko
bunuh diri yaitu skizofrenia paranoid sebesar 40,5% (Fahrul, 2014). Data WHO
tahun 2010, angka bunuh diri di indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000
jiwa. Jika tidak ada upaya pencegahan bunuh diri, angka tersebut bisa tumbuh dari
tahun ke tahun. WHO meramalkan pada pada 2020 angka bunuh diri di indonesia
meningkat secara global menjadi 2,4 per 100.000 jiwa (Depkes, 2010).
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai pada penulisan adalah memperoleh gambaran
secara nyata tentang pelaksanaan dan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Resiko Bunuh Diri dengan Skizofrenia.
2. Tujuan Khusus
C. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
Hasil laporan kasus ini di gunakan untuk memperluas wawasan dan keilmuan
terutama perawatan pasien risiko bunuh diri dan merupakan implementasi dari
kuliah yang telah diajarkan selama proses pembelajaran.
2. Bagi Institusi
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai pada penulisan ini untuk :
1. Melaksanakan proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi pasien Resiko Bunuh Diri.
2. Menguraikan adanya kesenjangan antara teori dan penerapan Asuhan
Keperawatan pasien Resiko Bunuh Diri.
3. Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan proses
keperawatan pasien Resiko Bunuh Diri.
Metode penulisan yang digunakan dalam Laporan Makalah adalah metode deskriptif
yaitu memberi gambaran keadaan yang sedang berlangsung dan aktual pada kasus tertentu
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi langkah-langkah
pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,
adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis sebagai berikut:
1. Wawancara, penulis melakukan wawancara dengan keluarga klien serta pihak lain yang
dapat memberikan keterangan seperti perawat dan dokter yang merawat klien.
TINJAUAN TEORI
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri
disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal
dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah.
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari
individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4).
Risiko bunuh diri dapat diartikan sebagai resiko individu untuk menyakiti diri
sendiri, mencederai diri, serta mengancam jiwa. (Nanda, 2012).
Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap
membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak
kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya.
Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori (stuart, 2006 dalam
Prabowo, 2014)
1. Ancaman bunuh diri Peningkatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambevalensi
seseorang tentang kematian kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang
sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh
individu yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor
lingkungan yang penuh tekanan sehingga mendorong seseorang untuk bunuh
diri.
Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan
kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya.
Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang di libatkan dalam faktor diri
seseorang seperti putus cinta atau putus harapan.
4. Masalah sosial (mis. berduka, tidak berdaya, putus asa, kesepian, kehilangan
hubungan yang penting, isolasi sosial)
Faktor penyebab tambahan terjadinya bunuh diri antara lain sebagai berikut (Cook
dan Fontaine, 1987) dalam (Yusuf, A.H dan ,R & Nihayati, 2015).
4. Gagal sekolah.
6. Keadaan fisik.
8. Masalah seksual.
9. Depresi.
4. Impulsif.
9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi,
psikosis danmenyalahgunakan alcohol).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
14. Pekerjaan.
adatif maladatif
Keterangan:
1.Peningkatan diri yaitu seorang individu yang mempunyai pengharapan, yakin, dan
kesadaran diri meningkat.
3.Perilaku destruktif diri tak langsung, yaitu setiap aktivitas yang merusak
kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian, seperti perilaku
merusak, mengebut, berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam rekreasi yang berisiko
tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang menyimpang secara sosial, dan perilaku
yang menimbulkan stres.
4.Pencederaan diri, yaitu suatu tindakan yang membahayakan diri sendir yang
dilakukan dengan sengaja. Pencederaan dilakukan terhadap diri sendiri, tanpa
bantuan orang lain, dan cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuh. Bentuk
umum perilaku pencederaan diri termasuk melukai dan membakar kulit,
membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai tubuhnya sedikit demi sedikit,
dan menggigit jari.
5.Bunuh diri, yaitu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan
Bila keadaan keracunan atau terluka sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan
evaluasi psikiatri. Tidak adany hubungan berat nya gangguan badaniah dengan
gangguan psikologik. Penting sekali dalam pengobatannya untuk menangani juga
gangguan mentalnya. Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro
konvulsi, obat obat terutama anti depresan dan psikoterapi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Fitria (2009), data yang perlu dikaji dalam masalah risiko bunuh diri
meliputi:
a. Subjektif :
b. Objektif:
1) Implusif
Dalam pengkajian risiko bunuh diri terdapat kriteria ntuk menilai tingkat risiko bunuh
diri yang terjadi, yaitu SIRS (Suicidal Intention Rating Scale). ( Yusuf, 2015).
Skor Intensitas
0 Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang.
1 Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh diri.
2 Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri.
3 Mengancam bunuh diri, misalnya, “Tinggalkan saya sendirian atau saya bunun diri”.
4 Aktif mencoba bunuh diri.
Keterangan skor:
C. Perencanaan
Nama Klien :
Ruang :
No. CM :
Dx Medis :
6 Libatkan klien dan orang terdekat dalam Pemahaman dan peran serta dalam
6. Setelah ....X pertemuan, klien akan
perencanaan asuhan perencanaan pelayanan kesehatan
mampu menguraikan rencana
Jelaskan karakteristik dari kebutuhan meningkatkan kepatuhan.
pengobatan dan rasionalnya.
pelayanan yang telah diidentifikasi, diagnosa
Dengan kriteria: medik, dan rekomendasi tindakan dan
Klien dapat menggunakan obat dengan medikasi
benar baik jumlah, jenis, waktu dan Dapatkan respons terhadap rencana asuhan
dosis keperawatan
Modifikasi rencana berdasarkan umpan balik
pasien
D. Implementasi
E. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan
individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati.
Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan dan ancaman verbal yang akan
mengakibatkan kematian, atau luka yang menyakiti diri sendiri. Tejadinya bunuh diri
dapat diakibatkan oleh depresi maupun gangguan sensori seperti halusinasi.
B. Saran
Dengan disusunya makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui bagaimana cara
mengenali dan merawat orang-orang dengan resiko bunuh diri dengan baik. Karena
adanya manajemen yang baik, maka kejadian bunuh diri dapat ditekan dan hidup
masyarakat akan menjadi lebih baik.