Anda di halaman 1dari 4

Studi Kasus

“Isu Bunuh Diri Di Kalangan Mahasiswa.”


Ageta Nestri G, Alya Nisrina N.M, Atikah Rahmah, Nurhalizah Kusuma, Quina

Latar Belakang
Bunuh diri adalah penyebab kematian nomor 3 pada generasi muda. Di Indonesia bunuh
diri menempati urutan ke 8 diantara negara ASEAN sebagai negara dengan tingkat bunuh diri
yang tinggi (WHO, 2016). Salah satu populasi yang rentan terhadap percobaan dan ide bunuh
diri adalah populasi muda.
Mahasiswa yang mengalami transisi dari masa remaja ke dewasa awal termasuk ke
dalam populasi yang berisiko tersebut. Memasuki pendidikan tinggi sering membawa masalah
psikologikal, termasuk terpisah dari jaringan dukungan sosial yang sudah terbentuk
sebelumnya. Mahasiswa yang meninggalkan rumah mereka dapat merasa dukungan sosial dan
psikologi yang kurang dari orang lain yang mereka anggap dekat dengan mereka, dimana hal
ini dapat menjadi implikasi negatif pada kesehatan jiwa dan proses adaptasi mereka
(Gonçalves, Sequeira, Duarte, & Freitas, 2014).
Tujuan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang muncul ,tujuan nya untuk mengetahui
cara yang efektif untuk mencegah bunuh diri di kalangan mahasiswa.
Manfaat
Bagi mahasiswa atau mereka yang berada dalam tahap perkembangan remaja akhir
untuk dapat mencontoh langkah langkah yang didapat dan dilakukan secara pribadi untuk
mencegah mereka mengembangkan ide idenya dia yang harus berpikir dengan bunuh diri dan
ini juga di dapat bermanfaat bagi orang tua para remaja untuk mengetahui peran orang tua
dalam pembentukan ide ide bunuh diri sedangkan untuk yang berkomunitas ilmuwan dalam
psikologi dan kesehatan mental untuk menambah ilmu pengetahuan tentang faktor yang di
mempengaruhi ide bunuh diri khususnya remaja akhir yang ada di indonesia.
Metode Penulisan
Pada penulisan karya ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah kajian
pustaka, dimana pengumpulan informasi mengenai studi kasus yang dilakukan diperoleh
melalui berbagai sumber seperti jurnal-jurnal penelitian, makalah, karya ilmiah serta artikel
dari internet berupa rincian berita. Dari sumber-sumber tersebut, informasi yang didapatkan
kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam sebuah paragraf yang membahas isu tersebut
kemudian dianalisis dengan menyampaikan argumen-argumen yang sistematis dan logis.
Teori
Encyclopaedia Britannica mendefinisikan bunuh diri sebagai upaya seseorang untuk
bunuh diri atau dengan sengaja mengakhiri hidupnya. Kata bunuh diri berasal dari kata Latin
Sui yang berarti diri sendiri dan Kaedele yang berarti membunuh.
Harold (1998) menyatakan bahwa bunuh diri biasanya melibatkan krisis yang
menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, keputusasaan dan ketidakberdayaan, dan adanya
konflik antara kehidupan dan stres yang tidak dapat ditoleransi, penyempitan pikiran, pilihan
bagaimana pasien melihat dan ingin melarikan diri dari keinginan itu. Bunuh diri adalah
perilaku nyata yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang dalam keadaan yang disengaja
dan disadari (Darmaningtyas, 2002). Dorongan untuk bunuh diri bisa datang tidak hanya dari
dalam (self) tetapi juga dari luar (outside). Kartono (2000) mendefinisikan bunuh diri sebagai
tindakan sadar manusia yang bertujuan menyakiti diri sendiri dan mengakhiri hidup
seseorang. Pengertian menurut Kartono (2000) meliputi lima hal penting, yaitu:
● Merupakan perbuatan manusia.
● Adanya keinginan yang disadari untuk mati.
● Memiliki motivasi-motivasi tertentu.
● Bertujuan menggapai kematian.
● Adanya introspeksi penuh kesadaran mengenai satu konsep tentang kematian atau
penghentian kehidupan.
Seperti pada kasus bunuh diri seorang mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi yang
ada di Malang, mahasiswa tersebut diketahui mengalami depresi yang tinggi dikarenakan
dirinya dipaksa aborsi oleh sang pacar yang sekarang berstatus sebagai mantan anggota
Kepolisian tersebut. Diketahui bahwa wanita berinisial N tersebut menegak sebotol sianida
yang pada saat itu juga menewaskan dirinya di makam sang ayah. Dari kronologi kasus
mahasiswi berinisial N tersebut, terlihat bahwa keputusasaan serta depresi berat yang membuat
wanita tersebut rela menghabisi nyawanya sendiri. Akibat tekanan yang diterimanya dari sang
pacar membuat wanita tersebut perlahan-lahan mengalami depresi. Korban pun tidak
menceritakan tentang masalah pribadinya pada orang lain sehingga tak ada yang tahu bahwa
korban selama ini menderita.
Pada teori Psikologis Humanis-Eksistensialis dimana teori tersebut menghubungkan
antara bunuh diri dan pikiran putus asa atau tidak berarti tentang kehidupan, dan ekspresi
keputusasaan yang disebabkan oleh manajemen stres individu. Artinya, individu sudah tidak
dapat menemukan jalan keluar yang seharusnya bisa membantunya keluar dari masalah
tersebut, bahkan mungkin dukungan dari orang-orang sekitarnya juga tidak cukup sehingga ia
memilih jalan lain agar masalah tersebut bisa segera usai namun dengan cara yang salah.
Seseorang yang ingin bunuh diri seringkali merencanakannya secara diam-diam, oleh
karena itu penting untuk mengetahui tanda-tanda orang yang ingin melakukan bunuh diri agar
kita dapat melakukan pencegahan sesegera mungkin. Tanda-tanda yang mungkin ditunjukkan
oleh orang yang sedang merencanakan bunuh diri diantaranya:
1. Sering membicarakan permasalahan yang dialaminya
2. Sering membicarakan kematian
3. Merasa putus asa dan tidak memiliki gairah hidup
4. Kehilangan nafsu makan dan berat badan
5. Sulit tidur dan sering merasa sedih, cemas, dan stres
6. Menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan orang lain, termasuk keluarga.
Ketika seseorang menunjukkan beberapa tanda-tanda ingin melakukan bunuh diri, ada
beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal tersebut, seperti menjadi
pendengar yang baik saat dia menceritakan permasalahannya, jangan biarkan dia merasa
kesepian dan sendiri, membantu permasalahannya semampu kita, dan mengajak dia untuk
menemui psikolog atau psikiater.

Kesimpulan
Bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada generasi muda. Bunuh
diri menjadi permasalah yang sering terjadi dikalangan mahasiswa, hal ini bisa terjadi karena
adanya masalah psikologikal, terpisah dari orang tua, tidak adanya dukungan dari orang
terdekat, dan proses adaptasi yang buruk. Aksi bunuh diri dapat terjadi jika seseorang memiliki
pikiran putus asa dan tidak berarti tentang kehidupan serta ekspresi keputusasaan yang
disebabkan oleh manajemen stress orang tersebut. Seseorang yang sudah tidak bisa
menemukan jalan keluar dari permasalahannya dan tidak mendapatkan dukungan dari orang
terdekatnya akan memilih jalan yang salah untuk mengakhiri permasalahannya seperti bunuh
diri. Ada beberapa tanda orang yang sedang merencanakan bunuh diri, seperti sering
membicarakn permasalahannya, sering berbicara mengenai kematian, merasa putus asa dan
tidak memiliki gairah hidup, kehilangan nafsu makan dan berat badan, sulit tidur dan sering
merasa sedih cemas dan stress, serta menarik diri dari orang lain. Cara yang bisa kita lakukan
untuk mencegah orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri adalah dengan menjadi
pendengar yang baik saat dia bercerita, tidak membiarkan dia merasa kesepian dan sendiri,
membantu menyelesaikan permasalahannya semampu kita, serta mengajaknya untuk menemui
psikolog atau psikiater.
Daftar Pustaka

Mukarromah, L. (2014). Dinamika psikologis pada pelaku percobaan bunuh diri (tentament
suicide) (Doctoral dissertation, Universitas Islan Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Salsabila, Alifia dan Ria Utami Panjaitan. (2019). Dukungan Sosial dan Hubungannya dengan
Ide Bunuh Diri Pada Mahasiswa Rantau: Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(1), 107-114.

Anda mungkin juga menyukai