Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES PADA

MAHASISWATINGKAT AKHIR S1 ILMU KEPERAWATAN


DI STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

1)
Dwi Retnaningsih
2)
Khusnul Aini 3) Oki Triyantini
Program Studi Ners STIKES Widya Husada Semarang
Jl. Subali Raya No. 12 Krapyak, telp 024-7612988 - 7612944
Email : dwiretnaningsih81@yahoo.co.id

ABSTRAK
Latar Belakang : Pada tingkat akhir S1 Ilmu Keperawatan, banyak mahasiswa mengalami
stres. Faktor yang menyebabkan stres, seperti faktor pribadi, faktor keluarga dan faktor
akademik. Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 Desember 2016, didapatkan 80
% mahasiswa mengalami stres yang ditandai dengan nafsu makan menurun, sakit kepala,
insomnia dan mudah sakit. Metode Penelitian : 76 responden diambil dari mahasiswa
tingkat akhir S1 Ilmu Keperawatan dengan teknik Total Sampling serta memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Uji hubungan variabel menggunakan uji Rank Spearman. Hasil :
Terdapat 50% mahasiswa mengalami stres karena faktor pribadi, 6,6% mahasiswa mengalami
stres karena faktor keluarga, 73,7% mengalami stres karena faktor akademik dan 87,4%
mahasiswa mengalami stres dengan rentang ringan sampai sedang. Kesimpulan : Ada
hubungan antara faktor pribadi, faktor keluarga, faktor akademik dengan stres pada
mahasiswa tingkat akhir.

Kata Kunci : faktor-faktor stres, stres, mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu Keperawatan

ABSTRACT

Background: At the final-year bachelor degree of nursing science, many students have stress
experience. Factors that cause stress, such as personal factors, family factors and academic
factors. A preliminary study conducted in December 7, 2016, found 80% of students
experiencing stress is characterized by decreased appetite, headache, insomnia and nausea.
Methods: 76 respondents obtained from final-year bachelor degree of Nursing Science. Total
sampling techniques used to get sample with inclusion and exclusion criteria. Rank
Spearman test use to examine relationship of test variables. Results: There were 50% of
students experience stress due to personal factors, 6,6% of students experience stress due to
family factors, 73,7% experience stress due to academic factors and 87,4% of students
experience stress with mild to moderate range. Conclusion: There is a correlation between
personal factors, family factors, academic factors with stress of student in final-stage.

Keywords: factors stress, stress, final-year bachelor degree of nursing science

PENDAHULUAN menerapkan aturan yang berkaitan dengan


pembatasan batas masa studi pada
Beberapa perguruan tinggi di mahasiswanya, aturan tersebut berdasarkan
Indonesia sudah banyak yang telah pada keputusan Menteri Pendidikan

Oki Triyantini |1307044| Page 1


Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015 mahasiswa mengalami stres. Stres bisa
bagian 4 pasal 16 ayat 1 huruf d, tentang diartikan juga sebagai masalah yang
masa dan beban belajar program mengganggu atau tidak nyaman yang
pendidikan paling lama tujuh tahun berasal dari luar diri seseorang. Stres
akademik untuk program sarjana dengan berbeda dengan cemas dan depresi, karena
beban belajar mahasiswa paling sedikit stres adalah respon tubuh dan psikologis
144 Satuan kredit semester (SKS). Jika ada seseorang yang mengalami tekanan
mahasiswa yang tidak dapat pekerjaan yang berlebihan. Sedangkan
menyelesaikan studinya hingga waktu cemas adalah gangguan alam perasaan
yang telah ditetapkan, maka mahasiswa yang ditandai dengan perasaan ketakutan
tersebut akan mendapatkan sanksi yaitu atau kekhawatiran yang mendalam dan
DO (drop out) (Kemenriset Dikti, 2015). berkelanjutan, tidak mengalami gangguan
Kewajiban mahasiswa kesehatan dalam menilai realitas, perilaku dapat
khususnya Keperawatan bukan hanya terganggu tetapi masih dalam batas-batas
tentang perkuliahan saja, pada mahasiswa normal. Dan berbeda juga dengan depresi,
tingkat 4 atau tingkat akhir, masalah depresi adalah gangguan alam perasaan
akademik yang dihadapi adalah menulis yang ditandai dengan kemurungan dan
tugas akhir atau biasa disebut dengan kesedihan yang mendalam dan
skripsi. Masalah akademik yang dialami berkelanjutan sehingga hilangnya gairah
mahasiswa tingkat akhir selain tugas akhir hidup (Hawari, 2011).
atau skripsi adalah Praktik Klinik Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Keperawatan (PKK). Fan (dalam Gan, Hu dan Zhang, 2010),
Selain masalah akademik, sebanyak 87,8 % pelajar di Cina
mahasiswa juga memiliki masalah pribadi mengalami stres akademis, 55,3 % dalam
seperti membagi waktu belajar. Masalah kehidupan sosial, dan 32,5% dalam
pribadi yang dialami mahasiswa tingkat masalah keuangan. Dan penelitian yang
akhir selain membagi waktu belajar adalah dilakukan (Gadzella & Carvalho, 2006),
motivasi. Motivasi sangat dibutuhkan jumlah responden yang diambil sebanyak
dalam proses belajar mengajar, terutama 258 perempuan dari Universitas Texas.
saat menjadi mahasiswa tingkat akhir. Responden yang dipilih adalah dengan
Dan selain masalah pribadi, rentang usia 17-55 tahun. Sebanyak 33
mahasiswa juga memiliki masalah responden mengalami stres ringan, 176
keluarga seperti kurangnya dukungan responden mengalami stres sedang dan 49
keluarga. Dukungan keluarga adalah responden mengalami stres berat.
ketika mengalami suatu masalah, Menurut Saam (dalam Saam & Sri,
seseorang akan mencari dukungan dari 2013) mengemukakan faktor penyebab
orang disekitar untuk menolong dan stres adalah faktor pribadi, faktor keluarga
membangkitkan kembali semangat serta dan faktor akademik. Faktor pribadi
rasa percaya diri dalam menghadapi meliputi tidak bisa membagi waktu, faktor
kesulitan yang sedang dialami. Sehingga keluarga meliputi dukungan keluarga dan
mahasiswa merasa dihargai, dicintai dan faktor akademik meliputi tugas yang
tidak merasa sendiri dalam menghadapi terlalu banyak atau tugas menumpuk.
suatu masalah. Tetapi jika seseorang tidak Dari faktor faktor penyebab stres ada
mendapatkan dukungan keluarga, itu akan pula gejala yang biasa dihadapi mahasiswa
membuat mahasiswa menjadi putus asa tingkat akhir yaitu reaksi fisik, reaksi
(Koentjoro, 2011). emosi, reaksi kognitif, dan reaksi tingkah
Masalah - masalah yang dialami laku. Contoh gejala reaksi fisik adalah
mahasiswa sangat banyak, terutama pada insomnia atau sulit tidur, insomnia terjadi
mahasiswa tingkat akhir, dengan karena hormon serotonin dan malatonin
banyaknya masalah tersebut banyak terganggu saat tubuh sedang stres. Kedua

Oki Triyantini |1307044| Page 2


hormon ini memegang peran utama untuk pada mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
membantu tidur nyenyak (Wirawan, 2012). Keperawatan di STIKES Widya Husada
Contoh gejala reaksi emosi adalah mudah Semarang”. Tujuannya untuk mengetahui
marah, tidak punya inisiatif, menyendiri faktor faktor yang berhubungan dengan
atau antisosial dan mudah menangis. stres pada mahasiswa tingkat akhir S1
Contoh gejala reaksi kognitif stres adalah Ilmu Keperawatan di STIKES Widya
kurang kreatif, kurang konsentrasi atau Husada Semarang.
tidak fokus, pelupa, dan pengambilan
keputusan sering salah. Contoh gejala METODE PENELITIAN
reaksi tingkah laku adalah tidak senang
makan, banyak makan, pendirian tidak Jenis penelitian yang digunakan
tetap atau suka berubah-ubah, tidak adalah penelitian kuantitatif non
sabaran dan kekhawatiran berlebih eksperimental dengan menggunakan
(Mumpuni, 2010). metode pendekatan studi korelasi.
Hasil studi pendahuluan yang Pengambilan data dilakukan dengan
dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu rancangan penelitian cross sectional.
Kesehatan (STIKES) Widya Husada Populasi pada penelitian ini sebanyak
Semarang pada tanggal 7 Desember 2016, 76 orang S1 Ilmu Keperawatan di STIKES
pada 10 orang mahasiswa S1 Ilmu Widya Husada semarang. Penentuan
Keperawatan tingkat akhir, terdapat 8 sampel dalam penelitian ini menggunakan
orang mengeluh susahnya mencari teknik Total. Dengan demikian peneliti
referensi buku untuk skripsi, deadline mengambil seluruh sampel dari mahasiswa
tugas yang dirasakan sangat singkat, S1 Ilmu Keperawatan sebanyak 76.
banyaknya biaya yang harus dikeluarkan Instrumen yang digunakan dalam
pada semester ini, mengeluh susahnya penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
membagi waktu dalam belajar dan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
mengeluh banyaknya sahabat yang sibuk dari 9 pernyataan untuk faktor akademik,
dengan urusan masing-masing dan 14 pernyataan untuk faktor keluarga, 9
cenderung egois. Akibat stres itu pernyataan untuk faktor akademik dan 20
mahasiswa mengalami gejala seperti nafsu pernyataan untuk tingkat stres.
makan menurun yang disertai dengan Pada kuesioner telah dilakukan uji
penurunan berat badan, sakit kepala, validitas nilai r hitung pada faktor pribadi
mengalami mudah flu karena stres yang 0,484-0,725, faktor keluarga 0,382-0,874,
memicu flu tersebut disebabkan oleh stres dan faktor akademik 0,406-0,730.
yang terus menerus akan menurunkan daya Sedangkan kuesioner tingkat stres tidak
tahan tubuh dan membuat virus cepat dilakukan validitas karena kuesioner
masuk dan muncul gejala flu, dan yang tersebut sudah baku.
paling banyak dirasakan adalah susah tidur Analisis univariat pada penelitian ini
pada malam hari atau insomnia. Respon bertujuan untuk menggambarkan
yang dikemukakan terhadap mahasiswa karakteristik umum variabel yaitu faktor
tersebut merupakan respon dari stres pribadi, faktor keluarga, faktor akademik
akademik. dan tingkat stres dalam bentuk distribusi
Berdasarkan latar belakang yang frekuensi. Uji statistik yang digunakan
diuraikan, peneliti tertarik untuk dalam penelitian ini adalah uji Rank
melakukan penelitian tentang “faktor- Spearman.
faktor yang berhubungan dengan stres

HASIL PENELITIAN

Oki Triyantini |1307044| Page 3


1. Karakteristik Responden Stres karena Faktor Keluarga
Berdasarkan Jenis Kelamin Juni 2017
n = 76

Faktor Presentasi
Frekuensi
Keluarga (%)
Tabel 4.1 Tidak harmonis 5 6,6
Karakteristik Responden berdasarkan Harmonis 71 93,4
Jenis Kelamin Mahasiswa Total 76 100
Juni 2017
n = 76 Dari tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa mayoritas responden
Jenis Presentasi mengalami stres karena faktor
Frekuensi
Kelamin (%) keluarga yang harmonis sebanyak 71
Laki-laki 15 19,7 orang (93,4 %).
Perempuan 61 80,3
Total 76 100
Dari tabel 4.1 dapat dilihat 4. Stres karena Faktor Akademik
bahwa responden yang berjenis Tabel 4.4
kelamin laki-laki sebanyak 15 orang Distribusi Frekuensi Responden
(19,7 %), sedangkan responden yang berdasarkan
berjenis kelamin perempuan sebanyak Stres karena Faktor Akademik
61 orang (80,3 %). Juni 2017
n = 76
2. Stres karena Faktor Pribadi
Faktor Presentasi
Tabel 4.2 Frekuensi
Akademik (%)
Distribusi Frekuensi Responden Berat 5 6,6
berdasarkan Sedang 56 73,7
Stres karena Faktor Pribadi Ringan 15 19,7
Juni 2017 Total 76 100
n = 76 Dari tabel 4.4 dapat dilihat
bahwa mayoritas responden
Faktor Presentasi mengalami stres karena faktor
Frekuensi
Pribadi (%) akademik sedang sebanyak 56 orang
Sedang 38 50 (73,7 %).
Ringan 38 50
Total 76 100
Dari tabel 4.2 dapat dilihat 5. Tingkat Stres Pada Mahasiswa
bahwa responden yang mengalami Tingkat Akhir
stres karena faktor pribadi sedang
Tabel 4.5
sebanyak 38 orang (50 %), sedangkan
Distribusi Frekuensi Responden
responden yang mengalami stres
berdasarkan
karena faktor pribadi ringan sebanyak
Stres pada Mahasiswa
38 orang (50 %).
Juni 2017
n = 76
3. Stres karena Faktor Keluarga
Tabel 4.3 Tingkat Presentasi
Frekuensi
Distribusi Frekuensi Responden Stres (%)
berdasarkan Normal 2 2,6

Oki Triyantini |1307044| Page 4


Ringan 54 71,7 mengalami tingkat stres ringan
Sedang 20 26,3 sebanyak 54 orang (71,7 %), dan
Total 76 100 responden yang mengalami tingkat
Dari tabel 4.5 dapat dilihat stres sedang sebanyak 20 orang (26,3
bahwa mayoritas responden %).
6. Hubungan antara Faktor Pribadi dengan Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir S1
Ilmu Keperawatan
Tabel 4.6
Hubungan antara Faktor Pribadi dengan Stres pada Mahasiswa
Tingkat Akhir S1 Ilmu Keperawatan di
STIKES Widya Husada Semarang
Juni 2017
n=76

Faktor Tingkat stres Correlation p


Total
pribadi Normal Ringan Sedang Coefficient value
0 25 13 38 -0,333 0,003
Sedang
(0,0 %) (32,9 %) (17,1 %) (50,0 %)
2 29 7 38
Ringan
(2,6 %) (38,2 %) (9,2 %) (50,0 %)
Total 2 54 20 76
(2,6 %) (71,1 %) (26,3 %) (100,0 %)

Berdasarkan tabel 4.6 Rank Spearman diperoleh p value =


menunjukkan bahwa presentasi paling 0,003 < 0,05 (p value < 0,05) dengan
banyak adalah responden yang nilai Correlation Coefficient -0,333,
mengalami stres karena faktor pribadi maka Ho ditolak dan Ha diterima
ringan dengan tingkat stres ringan artinya ada hubungan antara faktor
sebanyak 38,2 % (29 responden) dan pribadi dengan stres pada mahasiswa
responden yang mengalami stres tingkat akhir S1 Ilmu Keperawatan di
karena faktor pribadi sedang dengan STIKES Widya Husada Semarang dan
tingkat stres ringan sebanyak 32,9 % kedua variabel memiliki hubungan
(25 responden). Berdasarkan hasil uji korelasi yang lemah.

7. Hubungan antara Faktor Keluarga dengan Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir
S1 Ilmu Keperawatan
Tabel 4.7
Hubungan antara Faktor Keluarga dengan Stres pada Mahasiswa
Tingkat Akhir S1 Ilmu Keperawatan di
STIKES Widya Husada Semarang
Juni 2017
n=76

Faktor Tingkat stres Correlation P


Total
keluarga Normal Ringan Sedang Coefficient value
Tidak 0 4 1 5 -0,371 0,001
Harmonis (0,0 %) (5,3 %) (1,3 %) (6,6 %)
2 50 19 71
Harmonis
(2,6 %) (65,8 %) (25,0 %) (93,4 %)
Total 2 54 20 76

Oki Triyantini |1307044| Page 5


(2,6 %) (71,1 %) (26,3 %) (100,0 %)
Rank Spearman diperoleh p value =
Berdasarkan tabel 4.7 0,001 < 0,05 (p value < 0,05) dengan
menunjukkan bahwa presentasi paling nilai Correlation Coefficient -0,371,
banyak adalah responden dengan maka Ho ditolak dan Ha diterima
keluarga harmonis dengan tingkat artinya ada hubungan antara faktor
stres ringan sebanyak 65,8 % (50 keluarga dengan stres pada mahasiswa
responden) dan responden dengan tingkat akhir S1 Ilmu Keperawatan di
keluarga harmonis dengan tingkat STIKES Widya Husada Semarang dan
stres sedang sebanyak 25,0 % (19 kedua variabel memiliki hubungan
responden). Berdasarkan hasil uji korelasi yang lemah.

8. Hubungan antara Faktor Akademik dengan Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir
S1 Ilmu Keperawatan
Tabel 4.8
Hubungan antara Faktor Akademik dengan Stres pada Mahasiswa
Tingkat Akhir S1 Ilmu Keperawatan di
STIKES Widya Husada Semarang
Juni 2017
n=76

Faktor Tingkat stres Correlation P


Total
akademik Normal Ringan Sedang Coefficient value
0 2 3 5 -0,475 0,000
Berat
(0,0 %) (2,6 %) (3,9 %) (6,6 %)
0 40 16 56
Sedang
(0,0 %) (52,6 %) (21,1 %) (73,7 %)
2 12 1 15
Ringan
(2,6 %) (15,8 %) (1,3 %) (19,7 %)
2 54 20 76
Total
(2,6 %) (71,1 %) (26,3 %) (100,0 %)
Berdasarkan tabel 4.8 0,000 < 0,05 (p value < 0,05) dengan
menunjukkan bahwa presentasi paling nilai Correlation Coefficient -0,475,
banyak adalah responden yang maka Ho ditolak dan Ha diterima
mengalami stres karena faktor artinya ada hubungan antara faktor
akademik sedang dengan tingkat stres akademik dengan stres pada
ringan sebanyak 52,6 % (40 mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
responden) dan responden yang Keperawatan di STIKES Widya
mengalami stres karena faktor Husada Semarang dan kedua variabel
akademik sedang dengan tingkat stres memiliki hubungan korelasi yang
sedang sebanyak 21,1 % (16 kuat.
responden). Berdasarkan hasil uji
Rank Spearman diperoleh p value =

PEMBAHASAN S1 Ilmu Keperawatan di STIKES


Widya Husada Semarang, mahasiswa
1. Karakteristik Responden yang berjenis kelamin laki-laki
berdasarkan Jenis Kelamin sebanyak 15 orang (19,7 %),
Hasil analisis karakteristik sedangkan mahasiswa yang berjenis
jenis kelamin mahasiswa tingkat akhir

Oki Triyantini |1307044| Page 6


kelamin perempuan sebanyak 61 mengalami stres karena faktor
orang (80,3 %). keluarga. Pada umumnya keluarga
Berdasarkan penelitian memberikan dukungan penuh pada
Krisdianto (2015), sebagian besar mahasiswa tingkat akhir dengan cara
frekuensi mahasiswa khususnya orangtua selalu menanyakan keadaan
Program Studi Ilmu Keperawatan anaknya, memberi nasihat kepada
lebih didominasi dengan mahasiswa anaknya jika dia merasa malas
putri atau perempuan sebesar 60,9 % menjalankan tugas yang ada di tingkat
orang. Banyaknya jumlah perempuan akhir, orangtua selalu mengajarkan
pada mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan anaknya untuk bersyukur dengan apa
dapat mengakibatkan konflik peran yang telah diperolehnya dan orangtua
pada mahasiswa yang berjenis juga memberi dukungan secara materi
kelamin laki-laki karena adanya beban kepada anak-anaknya. Orangtua juga
tugas tambahan selain harus aktif berharap supaya anaknya bisa
mengikuti kegiatan proses akademik menyelesaikan tugas dan kewajiban
yakni belajar sebagai kewajiban utama dengan baik dan tepat waktu.
aktivitas akademik, tetapi juga Hasil penelitian ini didukung
dituntut untuk aktif dalam kegiatan oleh penelitian yang dilakukan oleh
berorganisasi akibat keterbatasan Pramudhita (2013) bahwa sebanyak
jumlah mahasiswa yang berjenis 60 % mahasiswa memiliki dukungan
kelamin laki-laki. keluarga yang baik.
Komunikasi orangtua dan anak
2. Stres karena Faktor Pribadi dikatakan efektif bila kedua belah
Stres karena faktor pribadi pihak saling dekat, saling menyukai
pada mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu, dan komunikasi diantara keduanya
mahasiswa yang mengalami stres merupakan hal yang menyenangkan
karena faktor pribadi sebanyak 38 dan adanya keterbukaan sehingga
orang (50 %). tumbuh sikap percaya. Komunikasi
Hasil penelitian ini didukung yang efektif dilandasi adanya
oleh penelitian yang dilakukan oleh kepercayaan, keterbukaan, dan
Iswanto (2014) bahwa mahasiswa dukungan yang positif pada anak agar
sebanyak 47,2 % tidak mendapat anak dapat menerima dengan baik apa
dukungan sosial dari teman yang disampaikan oleh orangtua.
sebayanya. Mahasiswa yang tidak Komunikasi efektif antara orangtua
mendapat dukungan sosial dari teman dan anak sangat penting untuk
sebaya, mengalami kesulitan karena menumbuhkan keakraban (Rakhmat,
tidak mendapatkan motivasi dari 2011).
teman sebayanya. Salah satu fungsi
yang paling penting dari kelompok 4. Stres karena Faktor Akademik
teman sebaya adalah untuk Stres karena faktor akademik
memberikan sumber informasi dan pada mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
perbandingan tentang dunia diluar Keperawatan, mahasiswa yang
keluarga. Hubungan baik dengan mengalami stres karena faktor
teman sebaya akan meminimalkan akademik sebanyak 56 orang (73,7
stres pada mahasiswa (Nathalia dan %). Stres karena faktor akademik yang
Godwin, 2012). dialami mahasiswa tingkat akhir
meliputi dosen pembimbing,
3. Stres karena Faktor Keluarga penyelesaian tugas akhir skripsi dan
Hasil penelitian didapatkan PKK Komunitas. Hasil penelitian ini
sebanyak 93,4 % mahasiswa tidak didukung oleh penelitian yang

Oki Triyantini |1307044| Page 7


dilakukan Puput, dkk (2015) bahwa bersangkutan mengalami beban
sebanyak 57,8 % mahasiswa tingkat pekerjaan yang berlebih (Hawari,
akhir tidak dapat menjalin komunikasi 2011).
interpersonal dengan baik. Tubuh perlu melakukan
Beberapa hal yang harus penyesuaian terhadap stresor. Hal ini
dilakukan untuk menangani stres didukung oleh Smeltzer dan Bare
karena faktor akademik yaitu (2008) jika tubuh tidak mampu
pendambingan dan bimbingan, menyesuaikan diri dengan perubahan
bimbingan akan efektif jika bimbingan lingkungan, maka dapat
dilakukan secara teratur. Mengubah mengakibatkan gangguan
pemikiran tentang beban akademik keseimbangan tubuh, sama halnya
seperti tugas-tugas dari kampus dengan rasa sakit kepala yang dialami
menjadi suatu kewajiban yang harus oleh mahasiswa. Sehingga stres pada
dijalankan sebagai mahasiswa tingkat mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
akhir. Lebih menyukai judul skripsi Keperawatan termasuk sumber-
yang telah dipilih, sesusah dan sesulit sumber stres yang perlu mendapatkan
apapun judul skripsi yang diambil jika perhatian untuk meminimalkan
diawali dengan rasa senang, semuanya dampak negatif dari stres.
akan menjadi lebih mudah.
Komunikasi yang baik dengan dosen 6. Hubungan antara Faktor Pribadi
pembimbing akan menghasilkan suatu dengan Stres pada Mahasiswa
penelitian yang baik. Membagi waktu Tingkat Akhir S1 Ilmu
juga sangat penting dalam penanganan Keperawatan
stres. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan nilai p value sebesar
5. Stres pada Mahasiswa Tingkat 0,003 (< 0,05) sehingga Ha diterima
Akhir S1 Ilmu Keperawatan dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil
Stres pada mahasiswa tingkat penelitian dapat diketahui bahwa
akhir S1 Ilmu Keperawatan sebagian besar mahasiswa mengalami
didapatkan bahwa sebanyak 54 stres karena faktor pribadi sebanyak
mahasiswa (71,7 %) mengalami stres 38,2 % mahasiswa. Maka dapat
ringan dan sebanyak 20 mahasiswa diketahui bahwa semakin ringan stres
(26,3 %) mengalami stres sedang. karena faktor pribadi maka semakin
Suzanne dan Brenda (2008) ringan stres tingkat stres pada
menjelaskan bahwa stres sedang mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
adalah stres karena menghadapi Keperawatan. Menurut (Hawari,
stresor dalam hitungan hari, dan stres 2011) hubungan antar sesama
berat adalah stres karena menghadapi (perorangan atau individu) yang tidak
stresor kronis yaitu dalam hitungan baik dapat merupakan sumber stres.
tahun. Oleh karena itu mahasiswa yang
Hasil penelitian ini juga memiliki masalah faktor pribadi
didukung oleh penelitian yang ringan, stres yang dialami akan
dilakukan oleh Julianti (2015) berkurang.
menunjukkan bahwa terdapat 65 % Hasil penelitian ini didukung
mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu oleh penelitian sebelumnya yang
Keperawatan mengalami stres. Stres dilakukan oleh Rakhmawati (2014)
adalah respon tubuh yang sifatnya menyatakan hasil uji statistik
nonspesifik terhadap setiap tuntutan diperoleh p value = 0,000 (p value <
beban atasnya. Misalnya bagaimana 0,05). Pada penelitian ini mahasiswa
respon tubuh seseorang yang yang mendapatkan dukungan sosial

Oki Triyantini |1307044| Page 8


dari teman akan mengalami tingkat Hawari (2011) remaja dapat
stres yang lebih rendah dibandingkan mengalami stres yang disebabkan
pada mahasiswa yang tidak karena kondisi keluarga yang tidak
mendapatkan dukungan dari teman. harmonis. Sikap orangtua terhadap
Mahasiswa yang mempunyai anak yang dapat menimbulkan stres
dukungan sosial sejalan dengan tujuan antara lain : hubungan kedua orangtua
pendidikannya akan lebih yang dingin, kedua orangtua jarang
memperlihatkan rasa percaya diri, dan dirumah dan tidak ada waktu untuk
keteguhan hati. bersama anak-anaknya, dan
Masalah stres yang muncul komunikasi antara orangtua dan anak
pada mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu yang tidak serasi.
Keperawatan dapat dilakukan dengan Hasil penelitian ini didukung
lebih sering mengungkapkan pendapat oleh penelitian sebelumnya yang
di depan orang lain. Bisa mengatur dilakukan oleh Khan dkk (2013)
waktu dengan baik, agar mahasiswa menyatakan hasil uji statistik
tidak mengalami stres. Dan bersikap diperoleh p value = 0,000 (p value <
tenang dalam menghadapi masalah, 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
karena jika dalam menghadapi ada hubungan antara faktor keluarga
masalah tidak bisa berfikir dengan dengan stres pada mahasiswa.
tenang maka masalah tersebut tidak Stres yang muncul pada
akan terselesaikan dan akan mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
menimbulkan stres pada mahasiswa. Keperawatan dapat terjadi karena
Mulailah hari dengan hati dan pikiran keluarga yang tidak harmonis. Tetapi
yang baik dan sehat. Tanpa hati dan keluarga yang harmonis dapat juga
pikiran yang sehat dan baik pasti hari- menyebabkan mahasiswa menjadi
hari akan menjadi buruk. Pandailah stres. Menurut Sumiati (2010)
dalam menghadapi setiap masalah, Eustress adalah respon stres ringan
karena pikiran yang negatif dapat yang menimbulkan rasa senang,
menimbulkan stres pada diri sendiri bahagia, menantang dan bergairah,
(Wirawan, 2012). tekanan pada stres ini bersifat positif.

7. Hubungan antara Faktor Keluarga 8. Hubungan antara Faktor Akademik


dengan Stres pada Mahasiswa dengan Stres pada Mahasiswa
Tingkat Akhir S1 Ilmu Tingkat Akhir S1 Ilmu
Keperawatan Keperawatan
Hasil penelitian yang Hasil penelitian yang
didapatkan dari 76 mahasiswa tingkat didapatkan dari 76 mahasiswa tingkat
akhir S1 Ilmu Keperawatan akhir S1 Ilmu Keperawatan diketahui
menunjukkan bahwa sebagian besar 40 mahasiswa (52,6 %) mengalami
mahasiswa sebanyak 65,8 % stres ringan karena faktor akademik.
mahasiswa mengalami stres ringan Hasil uji Rank Spearman
dengan keluarga yang harmonis. Hasil menunjukkan bahwa (p value = 0,000)
uji Rank Spearman menunjukkan < ( = 0,05), maka Ha diterima dan
bahwa nilai (p value = 0,001) < ( = H0 ditolak.
0,05), maka Ha diterima dan H0 Hasil penelitian ini didukung
ditolak. oleh penelitian sebelumnya yang
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan oleh Julianti (2015)
didapatkan semakin harmonis dalam menyatakan hasil uji statistik
keluarga maka semakin ringan tingkat diperoleh p value = 0,016 (p value <
stres pada mahasiswa. Menurut 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

Oki Triyantini |1307044| Page 9


terdapat hubungan antara komunikasi KESIMPULAN DAN SARAN
dosen pembimbing skripsi dengan
stres pada mahasiswa. A. Kesimpulan
Masalah stres yang muncul 1. Stres pada mahasiswa tingkat akhir
pada mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu adalah gangguan atau kekacauan
Keperawatan disebabkan karena mental dan emosional pada
kurangnya komunikasi antara mahasiswa tingkat akhir yang
mahasiswa dengan dosen disebabkan karena faktor pribadi,
pembimbing, malas mengerjakan faktor keluarga dan faktor
skripsi, kesulitan untuk menjumpai akademik.
dosen pembimbing, susahnya mencari 2. Sebanyak 50 % mahasiswa tingkat
literatur yang dibutuhkan, dan akhir S1 Ilmu Keperawatan
susahnya membagi waktu antara mengalami stres karena faktor
mengerjakan skripsi dengan PKK pribadi. Sebanyak 93,4 %
Komunitas. mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
Stres yang dialami mahasiswa Keperawatan memiliki keluarga
tingkat akhir S1 Ilmu Keperawatan yang harmonis. Dan sebanyak 73,7
dapat dilakukan dengan memberikan % mahasiswa tingkat akhir S1 Ilmu
bimbingan yang baik kepada Keperawatan mengalami stres
mahasiswa tersebut. Bimbingan yang karena faktor akademik.
baik dapat dilakukan dengan 3. Hasil analisa statistik nilai dengan
berdiskusi dengan mahasiswa, jika ada uji Rank Spearman didapatkan nilai
mahasiswa yang masih belum p value = 0,003 maka p value <
mengerti bisa langsung ditanyakan 0,05 Ha diterima.
kepada dosen pembimbing. Membagi 4. Hasil analisa statistik nilai dengan
waktu antara mengerjakan skripsi uji Rank Spearman didapatkan nilai
dengan praktek klinik keperawatan p value = 0,001 maka p value <
komunitas bisa dilakukan dengan cara 0,05 Ha diterima.
tidak memprioritaskan salah satu tugas 5. Hasil analisa statistik nilai dengan
saja, karena jika hanya mengerjakan uji Rank Spearman didapatkan nilai
salah satu tugas saja, maka tugas yang p value = 0,000 maka p value <
lain akan menumpuk dan akan 0,05 Ha diterima.
membuat mahasiswa menjadi stres.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Tingkat Akhir faktor-faktor stres pada mahasiswa
Diharapkan agar lebih mengelola tingkat akhir
stres secara bijak terutama saat
menghadapi tingkat akhir. Dan 3. Bagi Program Studi S1 Ilmu
diharapkan dapat mempertahankan Keperawatan
komunikasi yang efektif, Pada semester akhir ini diharapkan
menumbuhkan keterbukaan dan agar mata kuliah hanya skripsi saja
kejujuran dengan orang lain. tanpa dibarengi dengan PKK
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Komunitas ataupun mata kuliah
Diharapkan dapat lebih lainnya
mengembangkan penelitian tentang

Oki Triyantini |1307044| Page 10


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan


Gadzella & Carvalho. 2006. Stress Pendidikan Tinggi Republik
Differences Among Psychological Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
Research, Vol. 2 No. 1 Tentang Standar Nasional
Gan, Hun Dan Zhang. 2010. Proactive and Pendidikan Tinggi
Preventive Coping In Adjustment Pramudhita, Ageng. 2013. Hubungan
To College, The Psychological Dukungan Keluarga dengan
Record Vol. 60. Pp. 643-658 Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres Tingkat Akhir Menghadapi
Cemas dan Depresi. Jakarta : Skripsi
FKUI Puput, dkk. 2015. Pengaruh Komunikasi
Iswanto, Arif. 2014. Hubungan Dukungan Interpersonal Mahasiswa dan
Sosial Teman Sebaya dengan Dosen Pembimbing Skripsi
Tingkat Stres dalam Menyusun Terhadap Gejala Stres
Tugas Akhir pada Mahasiswa. Mahasiswa dalam Menyusun
PSIK STIKES Ngudi Waluyo Skripsi. Universitas Dehasen
Ungaran Bengkulu
Julianti Rina dan Aida Yulia. 2015. Rakhmat J. 2011. Psikologi Komunikasi.
Hubungan Komunikasi antara Bandung : PT. Remaja
Mahasiswa dan Dosen Rosdakarya
Pembimbing Skripsi dengan Stres Rahmawati, Indriana. 2014. Sumber Stres
dalam Menyusun Skripsi pada Akademik dan Pengaruhnya
Mahasiswa S1 Keperawatan. Terhadap Tingkat Stres
STIKES Ranah Minang Mahasiswa Keperawatan : DKI
Khan, dkk. 2013. Crucial Factors Jakarta
Affecting Stress. A Study Among Saam Zulfan Dan Sri Wahyuni. 2013.
Undergraduates In Pakistan Psikologi Keperawatan. Jakarta :
Koentjoro. 2011. Dukungan Sosial pada Raja Grafindo Persada
Lansia. Smeltzer, S.C dan Bare. 2008. Brunner &
http://www.epsikologi.com/usia/1 Suddarth Textbook Of Medical
60802.htm Surgical Nursing Vol 1 11th Ed.
Krisdianto, Muhammad Agung. 2015. Philladelpia : Lippicontt
Mekanisme Koping Berhubungan Sumiati, Dkk. 2010. Penanganan Stres
dengan Tingkat Depresi pada pada Penyakit Jantung Koroner.
Mahasiswa Tingkat Akhir. Jakarta : CV. Trans Info Media
Yogyakarta : STIKES Alma Ata Suzanne & Brenda. 2008. Textbook Of
Yogyakarta Medical Surgical Nursing Edisi
Mumpuni Yekti, Ari Wulandari. 2010. 11. Philadelphia : Lippincott
Cara Jitu Mengatasi Stres. Williams & Wilkins
Yogyakarta : ANDI Wirawan. 2012. Menghadapi Stres dan
Nathalia L dan Godwin R. 2012. Pengaruh Depresi, Seni Menikmati Hidup
Dukungan Sosial Teman Sebaya Agar Selalu Bahagia. Platinum
Terhadap Kecemasan dalam
Menghadapi Ujian Nasional pada
Siswa Kelas XII SMA X di Jakarta
Barat. Fakultas Psikologi
Universitas Bina Nusantara
Jakarta

Oki Triyantini |1307044| Page 11

Anda mungkin juga menyukai