241
JNK
JURNAL NERS DAN KEBIDANAN
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk
Nia Agustiningsih
Prodi Keperawatan, STIKes Kepanjen Malang
Sejarah Artikel: Stres akademik pada mahasiswa keperawatan merupakan hal yang biasa
Diterima, 12/08/2019 terjadi karena mahasiswa keperawatan harus memenuhi kompetensinya dari
Disetujui, 29/08/2019 perkuliahan dan praktek di rumah sakit. Untuk mengatasi stres akademik
Dipublikasi, 30/08/2019 mahasiswa bisa menggunakan strategi koping. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran stres akademik dan strategi koping pada
Kata Kunci: mahasiswa keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Stres Akademik, Strategi Koping, Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa keperawatan (DIII Kepe-
Mahasiswa Keperawatan rawatan dan S1 Keperawatan) yang memenuhi kriteria penelitian dengan
pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Pengambilan data dilakukan
pada tanggal 18 – 20 April 2018. Pengumpulan data tentang stres akademik
dan strategi koping menggunakan kuesioner Student Nursing Stres Index
(SNSI) dan kuesioner Way Of Coping. Data hasil penelitian dianalisa secara
deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar
mahasiswa mengalami stres tingkat sedang yaitu 24 orang (47,06%). Sedang-
kan untuk strategi koping didapatkan data bahwa seluruh mahasiswa dalam
menghadapi stres akademik menggunakan strategi koping yaitu problem
focused coping dan emotion focused coping. Pemilihan strategi koping yang
tepat oleh mahasiswa dalam menghadapi stres akademik akan mempengaruhi
keberhasilan akademik. Oleh karena itu diperlukan peran dari pembimbing
akademik, orang tua / keluarga, teman, dan motivasi dari dalam diri mahasiswa
sendiri serta pentingnya peran lembaga bimbingan konseling yang ada di
perguruan tinggi.
Correspondence Address:
STIKes Kepanjen Malang- Jawa Timur, Indonesia P-ISSN : 2355-052X
Email: anisa.hanifa1115@gmail.com E-ISSN : 2548-3811
DOI:10.26699/jnk.v6i2.ART.p241–250
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
241
242 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250
History Article: Academic stres on nursing students is a common thing because nursing
Received, 12/08/2019 students must fulfill their competence from lectures and practice at the
Accepted, 29/08/2019 hospital. To overcome academic stres students can use coping strategies.
Published, 30/08/2019 The purpose of this study was to determine the description of academic
stres and coping strategies for nursing students. This research is a descrip-
Keywords: tive research. The population in this study were nursing students (DIII
Academic Stres, Coping Strategy, Nursing and S1 Nursing) who met the criteria of the study with sampling,
Nursing Student namely purposive sampling. Data collection was conducted on April 18-
20 2018. Data collection about academic stres and coping strategies us-
ing the Student Nursing Stres Index (SNSI) questionnaire and Way of Cop-
ing questionnaire. The results of the research were analyzed descriptively
and displayed in the form of frequency distribution and narrative tables.
Based on the results of the study, it was found that most students experi-
enced moderate levels of stres that is 24 people (47.06%). Whereas for
coping strategies, acquired that all students in the coping academic stres
using coping strategies problem focused coping and emotion focused cop-
ing. Choosing the right coping strategies by students in dealing with aca-
demic stres will affect academic success. Therefore, the role of academic
mentors, parents or family, friends, and motivation from within the stu-
dents themselves is needed as well as the importance of the role of counsel-
ing institutions in universities.
Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... 243
Respon stres dari setiap mahasiswa berbeda, stres atau yang disebut dengan koping merupakan
tergantung pada kondisi kesehatan, kepribadian, pe- hal yang penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa
ngalaman sebelumnya terhadap stres, mekanisme (Kumar, 2011). Oleh karena itu penting bagi sebuah
koping, jenis kelamin, dan usia, besarnya stressor, institusi pendidikan tinggi untuk bisa mengidentifikasi
dan kemampuan pengelolaan emosi dari masing- adanya stres pada mahasiswa dan strategi koping
masing individu (Potter & Perry, 2012). Menurut yang digunakan dengan melakukan kordinasi dan
Alazayyat dan Algamal (2014) bahwa stres dapat komunikasi melalui pembimbing akademik dan bim-
memicu seseorang untuk berperilaku negatif dan bingan konseling. Denagn adanya identfikasi terse-
berperilaku positif. Dalam hal ini penilaian seseorang but diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
terhadap stressor akan menentukan upaya dalam mahasiswa sehingga mahasiswa bisa menyelesaikan
menghadapi stressor. Menurut Stuart dan Sundeen tugas akademiknya.
(2016), bahwa semua upaya yang diarahkan untuk Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
mengelola stres baik itu yang konstruktif maupun ingin melakukan studi tentang gambaran stres aka-
yang destruktif disebut dengan koping. demik dan strategi koping pada mahasiswa kepe-
Ada dua strategi koping yang biasanya digu- rawatan di STIKes Kepanjen.
nakan oleh individu dalam menghadapi stres, yaitu:
problem solving focused coping yaitu individu BAHAN DAN METODE
bertindak aktif melakukan alternatif penyelesaian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
masalah yaitu dengan menghilangkan kondisi atau Penelitian dilakukan pada tanggal 18 – 20 april 2018.
situasi yang menimbulkan stres dan emotion Variabel dalam penelitian ini adalah stres akademik
focused coping yaitu individu berupaya untuk dan strategi koping. Populasi dalam penelitian adalah
mengatur emosinya untuk menyesuaikan diri dengan seluruh mahasiswa DIII Keperawatan dan S1
dampak yang akan ditimbulkan oleh kondisi atau Keperawatan.
situasi yang penuh tekanan. Berdasarkan penelitian Pengambilan sampel dilakukan tehnik
Kumar (2011) dijelaskan bahwa pada umumnya purposive sampling dengan kriteria penelitian yang
mahasiswa keperawatan melakukan strategi koping sudah ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswa DIII
yaitu dengan penyimpangan dan mencari dukungan dan S1 keperawatan yang aktif, mahasiswa S1 Ke-
sosial. Sedangkan menurut Hakim dan Rahmawati perawatan Tingkat III, mahasiswa DIII Kepera-
(2015), menjelaskan bahwa individu menggunakan watan Tingkat II dan mahasiswa DIII dan S1 kepe-
kedua cara yaitu problem solving focused coping rawatan yang bersedia menjadi responden.
dan emotion focused coping untuk mengatasi ber- Instrumen yang digunakan untuk mengum-
bagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang pulkan data adalah kuesioner Student Nursing Stres
lingkup kehidupan sehari-hari (Hakim dan Rahma- Index (SNSI) yang terdiri dari 22 pernyataan dan
wati, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang kuesioner Way Of Coping yang terdiri dari 49
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4 april 2016 pada pernyataan. Data dianalisis secara deskriptif dan
10 mahasiswa yaitu 5 mahasiswa program studi DIII disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
keperawatan dan 5 mahasiswa program studi S1 narasi. Dalam penelitian ini memperhatikan etika
keperawatan yang memiliki nilai IPK 2,50 tentang penelitian yaitu Informed consent, Anonymity,
cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perma- Confidentiality, justice, beneficience, non
salahan di pendidikan adalah 5 mahasiswa lebih maleficience.
sering menghindar yaitu sering tidak masuk kuliah
dan 5 orang menyampaikan tetap mengikuti kuliah HASIL PENELITIAN
tapi tidak memperhatikan penjelasan dosen ketika
Hasil yang diperoleh dari penelitian ditampilkan
di kelas.
dalam Tabel 1 distribusi frekuensi dan narasi sebagai
Dalam jangka panjang, stres akademik dapat
berikut:
memberikan dampak secara fisik dan mental pada
mahasiswa sehingga kemampuan dalam mengatasi
Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... 245
Jumlah
Variabel Kategori
N %
Jenis Kelamin Laki-Laki 18 35,30%
Perempuan 33 64,70%
Total 51 100%
Usia Usia 18 – 20 tahun 29 56,86%
Usia 21 – 23 tahun 22 43,14%
Total 51 100%
Program Studi DIII Keperawatan 30 58,82%
S1 Keperawatan 21 41,18%
Total 51 100%
Tingkat II 30 58,82%
III 21 41,18%
Total 51 100%
Tinggal Bersama Kost 14 27,45%
Saudara 1 1,96%
Orang Tua 35 68,63%
Pondok Pesantren 1 1,96%
Total 51 100%
Jumlah
Variabel Kategori
N %
Stres Ringan 16 31,37%
Sedang 24 47,06%
Berat 10 19,61%
Sangat Berat 1 1,96%
Total 51 100%
Jumlah
Variabel Stres Kategori
N %
Beban akademis Tinggi 13 25,49%
Sedang 24 47,06%
Rendah 14 27,45%
Total 51 100%
Masalah klinik Tinggi 22 43,14%
Sedang 18 35,29%
Rendah 11 21,57%
Total 51 100%
Masalah personal Tinggi 35 68,63%
Sedang 15 29,41%
Rendah 1 1,96%
Total 51 100%
Konflik kepentingan Tinggi 29 56,86%
(Interface worries) Sedang 22 43,14%
Total 51 100%
246 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250
Jumlah
Problem Focused Coping Kategori
N %
Seeking Informational Support Tinggi 12 23,53%
Sedang 33 64,71%
Rendah 6 11,76%
Total 51 100%
Seeking Social Support Tinggi 10 19,61%
Sedang 30 58,82%
Rendah 11 21,57%
Total 51 100%
Confrontatif Tinggi 16 31,38%
Sedang 31 60,78%
Rendah 4 7,84%
Total 51 100%
Jumlah
Emotional Focused Coping Kategori
N %
Distancing Tinggi 5 9,80%
Sedang 32 62,75%
Rendah 14 27,45%
Total 51 100%
Self Control Tinggi 11 21,57%
Sedang 32 62,75%
Rendah 8 15,68%
Total 51 100%
Escape Avoidance Tinggi 5 9,80%
Sedang 37 72,55%
Rendah 9 17,65%
Total 51 100%
Reappraisal Positip Tinggi 21 41,18%
Sedang 26 50,98%
Rendah 4 7,84%
Total 51 100%
tinggal bersama dengan orang tua yaitu 35 orang Yang and Smith (2016) salah satu yang menjadi
(65,63%). Menurut Wolf et al (2015) bahwa adanya masalah akademik adalah ketakutan kegagalan,
dukungan sosial dari keluarga dan teman akan lingkungan yang kompetitif dan beban yang berat.
membantu mahasiswa dalam menghadapi stres Sumber stres pada bidang akademik adalah
akademik. Dengan adanya keluarga maka maha- banyaknya tugas yang harus dikerjakan, kurikulum
siswa bisa menceritakan permasalahan yang diha- dengan beban yang tinggi, persaingan antar teman
dapi selama belajar di perkuliahan maupun di praktik untuk mendapatkan nilai yang tinggi dan banyaknya
klinik. Namun Wolf et al (2015) menjelaskan bahwa bahan materi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh
beberapa mahasiswa lebih memilih untuk meme- mahasiswa perawat (Bahadir, 2016; Zhang et al,
cahkan permasalahannya sendiri dari pada berbagi 2017).
dengan keluarga dan teman. Kurikulum profesi keperawatan berbeda
Dari Tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar dengan kurikulum profesi yang lain yaitu pada
mahasiswa adalah DIII Keperawatan yang mendu- kurikulum perawat merupakan gabungan antara
duki tingkat II yaitu sejumlah 30 orang (58,82%) praktek klinik dengan pengetahuan sehingga
dan mahasiswa S1 Keperawatan yang menduduki mahasiswa perawat untuk menjadi mahasiswa yang
tingkat III yaitu 21 orang (41,18%). Dari data berkompeten harus menguasai kedua hal tersebut.
tersebut diketahui bahwa mahasiswa di atas masih Banyaknya materi yang harus dipelajari oleh maha-
baru pertama kali praktek di klinik sehingga penga- siswa keperawatan mendorong mahasiswa kepera-
laman pertama dalam menghadapi praktek klinik watan untuk mampu membagi waktu sehingga bisa
akan menimbulkan situasi yang tidak nyaman yang mengerjakan tugas, melakukan praktikum sesuai
menyebabkan stres. Menurut Turner and Mccarthy jadwal dan mempelajari materi sebagai bahan ujian.
(2016) menjelaskan bahwa mahasiswa yang baru Bahadir (2017) menjelaskan bahwa kesulitan meng-
pertama kali praktek di klinik dengan mahasiswa atur waktu merupakan salah satu sumber stres dari
yang sudah memiliki ketrampilan klinik yang ahli beban akademik yang tinggi.
(sering praktek di klinik) memiliki stressor yang Penyebab stressor akademik yang selanjutnya
berbeda. Mahasiswa yang baru pertama kali praktik adalah masalah personal. Berdasarkan Tabel 2
di klinik akan mengalami kondisi yang penuh dengan diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki
stres dan mengalami perasaan yang negatif (Bahadir, masalah personal tinggi yaitu 35 orang (68,63%).
2016). Masalah personal yang menjadi sumber stres pada
Berdasarkan Tabel 1 bahwa 29 orang (56,86%) mahasiswa keperawatan adalah kondisi keuangan
berusia 18 – 20 tahun. Usia 18 – 20 merupakan yang kurang (Turner and Mccarthy, 2016; Watson
usia memasuki tahap usia remaja akhir (Suwartika et al, 2018) dan kurangnya waktu untuk bersama
dkk, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan kekuarga dan teman (Turner and Mccarthy, 2016;
oleh Suwartika (2014) didapatkan hasil bahwa ada Yang and Smith, 2016). Turner and Mccarthy (2016)
hubungan antara usia dengan stres akademik yaitu menjelaskan bahwa kurangnya waktu bersama
bahwa semakin tinggi usia maka tingkat stres sema- keluarga akan menyebabkan mahasiswa kurang
kin ringan. Hal ini disebabkan karena semakin ber- mendapatkan dukungan sosial dari keluarga.
tambah usia maka pengalaman individu menghadapi Karakteristik individu merupakan masalah
stressor semakin bertambah. personal yang berkontribusi terhadap stres akade-
mik. Karakteristik individu terdiri dari jenis kelamin,
Faktor yang menyebabkan stres akademik kondisi psikologis, ketahanan atau kekuatan diri,
tingkat spiritual serta kecerdasan emosional dan
Menurut Yang and smith (2016) bahwa stres
ketahanan (Bahadir, 2016). Mahasiswa yang
yang terjadi pada mahasiswa keperawatan lebih
mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang baru
tinggi dari pada mahasiswa lain. Faktor yang menye-
yaitu klinik akan bisa menyesuaikan diri dan ber-
babkan stres akademik meliputi masalah akademik,
tahan terhadap lingkungan klinik. Mahasiswa yang
masalah personal, masalah klinik dan konflik
tertarik terhadap lingkungan klinik juga akan mem-
kepentingan (Yildirim et al, 2016; Yang and Smith
pengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa. Maha-
2016).
siswa keperawatan yang memiliki pribadi yang kuat
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian
akan mampu bertahan dalam menghadapi ling-
besar mahasiswa memiliki beban akademik tinggkat
kungan praktek di klinik meskipun mengalami sedikit
sedang yaitu berjumlah 24 orang (47,06%). Menurut
stres. Interpretasi setiap mahasiswa keperawatan
248 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250
dalam menanggapi stressor akan menentukan praktek klinik akan mempengaruhi pemilihan stra-
tindakan dalam memecahkan masalah. Menurut tegi koping. Koping adalah upaya kognitif dan
Bahadir (2016) masalah personal lain yang mem- perilaku yang digunakan untuk menghadapi stressor.
pengaruhi keberhasilan di lingkungan klinik adalah Mahasiswa yang memiliki respon koping yang
karakteristik individu yang terdiri dari kemampuan adaptif dalam menghadapi stres akademik akan
komunikasi, kemampuan memecahkan masalah dan memiliki ketahanan atau mampu bertahan, sebalik-
kemampuan beradaptasi. nya dengan mahasiswa yang memiliki respon koping
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian yang maladaptif (Zhang et al, 2017).
besar mahasiswa merasakan masalah klinik tingkat Menurut Yildiz et al (2014) bahwa untuk
tinggi yaitu sejumlah 22 orang (43,14%). Menurut menghadapi stres diperlukan koping. Koping aktif
Wolf et al (2015) praktek klinik merupakan sumber (koping yang berorientasi terhadap masalah)
stres utama pada mahasiswa keperawatan. Maha- berfungsi untuk merubah atau mengatur situasi yang
siswa keperawatan yang praktek klinik tidak hanya menyebabkan stres sedangkan koping pasif (koping
stres karena hubungan interpersonal dengan pem- yang berorientasi terhadap emosi) adalah respon
bimbing klinik dan staf namun mahasiswa juga stres emosi untuk mengahadapi stressor (Yildiz et al,
karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki, 2014). Dalam menghadapi stressor diperlukan ke-
ketrampilan klinis yang tidak aman, merawat pasien percayaan diri pada seorang mahasiswa. Maha-
yang sekarat, takut gagal, penempatan klinik, ku- siswa yang aktif akan memiliki kepercayaan diri
rangnya kompetensi klinik, ketakutan membuat yang tinggi dan menggunakan pemecahan masalah
kesalahan, konflik interpersonal dengan pasien, staf sebagai koping dalam mneghadapi stressor (Yildiz
dan beberapa relasi lain yang ada di lingkungan et al, 2014). Lazarus and Folkman dalam Liu, et al
praktek, perbedaan antara teori dengan praktek serta (2015) menjelaskan bahwa koping yang berorientasi
kurangnya supervisi klinik (Gibbons, 2010; Wolf et terhadap masalah terdiri dari seeking informational
al, 2015; Turner and Mccarthy, 2016; Yang and support, seeking social support dan confrontatif.
Smith, 2016; Bahadir, 2016). Berdasarkan Tabel 4 sebagian besar maha-
Faktor selanjutnya yang menyebabkan stres siswa yang menggunakan problem focused coping
akademik adalah adanya konflik kepentingan yaitu seeking informational support dengan
(Yildirim et al, 2016; Yang and Smith 2016). Ber- kategori sedang terdiri dari 33 orang (64,71%),
dasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar social seeking support dengan kategori sedang
mahasiswa yang mengalami konflik kepentingan terdiri dari 30 orang (58,82%) dan confrontatif
yang tinggi yaitu sejumlah 29 orang (56,86%). dengan kategori sedang yaitu 31 orang (60,78%).
Dalam konflik kepentingan (interface worries) Yildiz et al (2014) menjelaskan bahwa maha-
mahasiswa sering dihadapkan pada masalah seperti siswa yang mengalami tingkat stres yang rendah
kurang mempunyai waktu luang bersama keluarga cenderung memilih menggunakan koping yang aktif
atau teman, kurang bisa membagi waktu atau karena (koping yang berorientasi pada masalah). Selain
masalah keuangan. tingkat stres, pemilihan terhadap koping yang aktif
Menurut Reeve et al (2013) menjelaskan bah- (koping yang berorientasi pada masalah) dipenga-
wa pada waktu mahasiswa praktek di klinik maha- ruhi oleh adanya dukungan antar teman, dukungan
siswa harus membagi waktu antara menyelesaikan keluarga, rasa optimis dan rasa percaya diri yang
tugas dengan menyelesaikan tanggung jawab dimiliki oleh masing-masing individu mahasiswa.
mahasiswa kepada pasien sebagai kompetensi Mahasiswa dengan tingkat stres yang tinggi
mahasiswa yang sudah ditetapkan dari kampus dan cenderung memilih koping yang pasif (koping yang
mengikuti shift yang ada di tempat praktek. Aktivitas berorientasi terhadap emosi) yang dilakukan dengan
tersebut yang pada akhirnya akan merubah aktivitas menghindar sehingga tidak mneyelesaikan masalah
normal mahasiswa keperawatan dengan mahasiswa dan bisa menyebabkan depresi (Yildiz et al, 2014;
lain dengan kelompok umur yang sama. Wolf et al, 2015). Mahasiswa yang masih muda
cenderung menggunakan koping yang beorientasi
Strategi Koping Mahasiswa dalam menghadapi pada emosi dari pada mahasiswa yang sudah tua.
stres akademik Hal ini dikarenakan mahasiswa yang sudah tua
Interpretasi setiap mahasiswa keperawatan sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak dari
terhadap situasi dan kondisi yang terjadi selama pada mahasiswa yang masih muda (Yildiz et al,
2014).
Agustiningsih, Gambaran Stres Akademik dan Strategi Koping... 249
Dalam menghadapi stressor mahasiswa kepe- untuk strategi koping seluruh mahasiswa dalam
rawatan masih banyak yang menggunakan koping menghadapi stres akademik menggunakan strategi
yang berorientasi pada emosi (Zhang et al, 2017; koping yaitu problem focused coping dan emotion
Labrague et al, 2018). Koping yang berorientasi focused coping.
terhadap emosi menurut Lazarus and Folkman
dalam Liu et al (2015) meliputi distancing, self SARAN
control, escape avoidance dan Reappraisal Po- Diharapkan peran institusi melalui proses bim-
sitip. Berdasarkan tabel 5 bahwa mahasiswa yang bingan dan konseling yang bisa dilakukan dalam
menggunakan Emotional Focused Coping yaitu pembimbingan akademik oleh dosen PA atau melalui
distancing sebagian besar kategori sedang berjumlah proses bimbingan konseling untuk memberikan
32 orang (62,75%), escape avoidance sebagian alternatif strategi koping yang tepat dalam penye-
besar kategori sedang yaitu 37 orang (72,55%). Me- lesaian stres akademik.
nurut Yildiz et al (2014) bahwa mahasiswa dengan
tingkat stres yang tinggi cenderung menggunakan DAFTAR PUSTAKA
koping yang berorientasi terhadap emosi salah
Alconero-camarero, A. R., Sarabia-cobo, C. M., González-
satunya yaitu dengan menghindari stressor atau lari
gómez, S., Ibáñez-rementería, I., Lavín-alconero, L.,
dari stressor. Menghindari stressor atau lari dari & Sarabia-cobo, A. B. (2018). Nurse Education
stressor adalah koping yang bersifat hanya semen- Today Nursing students â€TM emotional intelligence,
tara karena stressor tidak diselesaikan namun hanya coping styles and learning satisfaction in clinically
dihindari atau dijauhi. simulated palliative care scenarios/: An
Dengan adanya kemampuan manajemen emosi observational study. Nurse Education Today,
yang baik maka dalam menghadapi stressor individu 61(February 2017), 94–100. http://doi.org/10.1016/
akan memiliki kontrol diri. Berdasarkan hasil pene- j.nedt.2017.11.013
litian bahwa mahasiswa yang menggunakan emo- Alzayyat, A., & Al, E. (2014). A review of the literature
tional focused coping yaitu self control sebagian regarding stres among nursing students during their
clinical education, (1976), 406–416
besar kategori sedang yaitu 32 orang (62,75%).
Bahadir, E. (2016). ScienceDirect Academic and clinical
Mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosi yang stres , stres resources and ways of coping among
baik akan bisa memilih koping yang tepat dalam Turkish first-year nursing students in their first
menghadapi stressor (Alconero, 2018). clinical practice, 8, 2–8. http://doi.org/10.1016/
Alconero et al (2018) menjelaskan bahwa j.kontakt.2016.08.001
Reappraisal Positip adalah koping yang berfokus Gibbons, C. (2010). International Journal of Nursing
pada emosional yang menggunakan kognitif sebagai Studies Stres , coping and burn-out in nursing
dasar dalam mempersepsikan suatu kejadian atau students. International Journal of Nursing Studies,
peristiwa. Dalam menghadapi sebuah stressor setiap 47(10), 1299–1309. http://doi.org/10.1016/
individu akan menggunakan kognitif sebagai dasar j.ijnurstu.2010.02.015
Hakim, S. N., & Rahmawati, B. A. (2015). Strategi Coping
untuk mempersepsikan stressor sehingga kan mem-
dalam Menghadapi Permasalahan Akademik pada
pengaruhi sikap dan tindakan dalam menghadapi Remaja yang Orang Tuanya mengalami Perceraian,
stressor. Berpikir positip terhadap stressor merupa- 978–979
kan bentuk dari Reappraisal Positip. Berpikir Kumar, R. (2011). Stres and Coping Strategies among
positip merupakan cara yang efektif dalam meng- Nursing Students. Nursing and Midwifery Research
hadapi stressor, selain itu dengan berpikir positip Journal, 7(4), 141–151.
akan mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis Labrague, L. J., Mcenroe, D. M., Alexis, J., Santos, A. D.
sebagai konsekuensi dari stressor (Wolf et al, 2015). L., & Edet, O. B. (2018). Nurse Education Today
Berdasarkan hasil penelitian bahwa mahasiswa Examining stres perceptions and coping strategies
yang menggunakan emotional focused coping among Saudi nursing students/: A systematic
review. Nurse Education Today, 65(February), 192–
yaitu Reappraisal Positip sebagian besar dengan
200. http://doi.org/10.1016/j.nedt.2018.03.012
kategori sedang yaitu 26 orang (50,98%). Lal, K., & Rohtak, D. R. (2014). Academic Stres Among
Adolescent In Relation To, 123–129
KESIMPULAN Liu, M., Gu, K., Wong, T. K. S., Luo, M. Z., & Chan, M. Y.
Sebagian besar mahasiswa mengalami stres (2015). ScienceDirect Perceived stres among Macao
tingkat sedang yaitu 24 orang (47,06%). Sedangkan nursing students in the clinical learning
environment. International Journal of Nursing
250 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 2, Agustus 2019, hlm. 241–250