Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN

KEPERAWATAN
HIPOGLIKEMIA
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALED
DEFINISI

Hipoglikemia merupakan suatu kegagalan dalam mencapai batas


normal kadar glukosa darah (Kedia,2011).

Hipoglikemia merupakan suatukeadaan dimanakadar glukosa darah <60 mg/dl. Jadi dapat
disimpulkan bahwa,hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah dibawah normal yaitu
<60 mg/dl (McNaughton,2011).
ANATOMI FISIOLOGI

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15


cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata –
rata 60 – 90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang
lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh
baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas
terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari
lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini
merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak
pada alat ini. Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas
terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :


1. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
2. Pulau Langerhans yang tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi
menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.
KLASIFIKASI
Menurut Setyohadi(2012) dan thompson (2011)
Hipoglikemia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-60


mg/dL)

Hipoglikemi Sedang (glukosa darah <50


mg/dL)

Hipoglikemi Berat (glukosa darah <35 mg /dL)


ETIOLOGI
Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Lupa makan atau makan terlalu sedikit.

Aktifitas terlalu berat.

Minum alkohol tanpa disertai makan.

Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.

Penebalan di lokasi suntikan.

Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan

Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.

Gangguan hormonal.

Pemakaian aspirin dosis tinggi.

Riwayat hipoglikemia sebelumnya.


MANISFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala hipoglikemia


menurut Setyohadi (2012)
antara lain:
Adrenergik
Neuroglikopenia
TANDA DAN GEJALA DARI HIPOGLIKEMI TERDIRI DARI DUA FASE ANTARA LAIN:
Fase pertama yaitu gejala- gejala yang timbul akibat aktivasi pusat autonom di
hipotalamus sehingga dilepaskannya hormone epinefrin. Gejalanya berupa
palpitasi, keluar banyak keringat, tremor, ketakutan, rasa lapar dan mual
(glukosa turun 50 mg%.)

Fase kedua yaitu gejala- gejala yang terjadi akibat mulai terjadinya gangguan
fungsi otak, gejalanya berupa pusing, pandangan kabur, ketajaman mental
menurun, hilangnya ketrampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran,
kejang- kejang dan koma (glukosa darah 20 mg%).
ADAPUN GEJALA- GEJALA HIPOGLIKEMIA
MENURUT SETYOHADI (2012) ANTARA LAIN :
Adrenergic Neuroroglikopenia
Pucat Bingung
Keringat dingin Bicara tidak jelas
Takikardi Perubahan sikap
prilaku
Gemetar Lemah
Lapar Disorientasi
Cemas Penurunan kesadran
Gelisah Kejang
Sakit kepala
KOMPLIKASI

Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran


yang berubah selalu dapat menyebabkan gangguan pernafasan,
selain itu hipoglikemia juga dapat mengakibatkan kerusakan otak
akut. Hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan dapat
menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan
gangguan neuropsikologis berat karena
efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat
yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara
yang abnormal (Jevon, 2010) dan menurut Kedia (2011).
Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat
menyebabkan koma sampai kematian.
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas +


GDS > 200 mg% (Plasma vena). Bila GDS 100-200
mg% → perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral.
Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien
Diabetes Mellitus:
 Hb
 Gas darah arteri
 Insulin darah
 Elektrolit darah
 Urinalisis
 Ultrasonografi
PENATALAKSANAAN MEDIS

Menurut Kedia (2011), pengobatan hipoglikemia


tergantung pada keparahan dari hipoglikemia.
Hipoglikemia ringan mudah diobati dengan asupan
karbohidrat seperti minuman yang mengandung
glukosa, tablet glukosa, atau mengkonsumsi makanan
rigan. Dalam Setyohadi (2011), pada minuman yang
mengandung glukosa, dapat diberikan larutan glukosa
murni 20-30 gram (1 ½ - 2 sendok makan). Pada
hipoglikemia berat membutuhkan bantuan eksternal,
antara lain (Kedia, 2011):
 Dekstrosa
Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosa oral karena
pingsan kejang, atau perubahan status mental, pada keadaan
darurat dapat pemberian dekstrosa dalam air pada konsentrasi 50%
adalah dosis biasanya diberikan kepada orang dewasa, sedangkan
konsentrasi 25% biasanya diberikan kepada anak-anak.
• Glukagon
Sebagai hormone kontra-regulasi utama terhadap insulin, glucagon
adalah pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk
hipoglikemia berat. Tidak seperti dekstrosa, yang harus diberikan
secara intravena dengan perawatan kesehatan yang berkualitas
profesional, glucagon dapat diberikan oleh subkutan (SC) atau
intramuscular (IM) injeksi oleh orang tua atau pengasuh terlatih. Hal
ini dapat mencegah keterlambatan dalam memulai pengobatan
yang dapat dilakukan secara darurat.
Identitas klien
Nama : Ny. K
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 21 Mei 1969 ( 50 Tahun )
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMK
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Gol.darah : B+
Alamat : Ds. Damasauna Kec. Ciledug Cirebon
Tgl. Masuk RS : 01-02-2020 Identitas
Tgl. Pengkajian : 03-02-2020 penanggung jawab
Diagnosa medis: Hipoglikemia
No. Medrek : 18872844 Nama : Ny. W
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 32 Tahunn
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Ds. Damasauna Kec.Ciledug Cirebon
Hub. dngn klien : Anak Kandung
PENGKAJIAN
Keluhan Utama :
Klien mengeluh mual-mual

Riwaayat Kesehatan Sekarang :


Pada saat pengkajian klien mengeluh mual muntah yang berulang , mual-mual meningkat apabila klien
makan/minum. Karena mual muntah, klien mengeluh tidak nafsu makan, cepat kenyang (lambung terasa
penuh). Dan klien mengatakan tidak bisa beraktivitas sendiri (dibantu sebagian), klien terlihat lemas dan
pucat

Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Klien mengatakan memiliki riwayat kesehatan masa lalu yaitu DM dan Hipertensi

Riwayat Kesehatan Keluarga :


Klien mangatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
PENGKAJIAN
Riwayat Psikososial
 Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan :
Klien mengatakan mampu mengenal masalah kesehatannya saat ini

 Konsep Diri :
Klien tampak lemah dan klien mengatakan pasrah di rawat di RS agar membaik

 Sumber Stress :
Klien mengatakan tidak ada sumber stress

 Mekanisme Koping :
Kebiasaan klien apabila sakit langsung memeriksakannya kepelayanan kesehatan

 Kebiasaan dan Pengaruh Budaya :


Klien mengatakan tidak ada kebiasaan atau pengaruh budaya selama sakit

 Spiritual :
Klien mengatakan ibadah klien sebelum masuk RS tidak terlewat seperti sholat. Namun pada saat
masuk RS tidak teratur
PENGKAJIAN
Dukungan Keluarga
 Emosional
Klien terlihat sering dikunjungi keluarganya dan selalu ada yang menemani di kamar rawat. Klien
mengatakan keluarganya juga mendukung kesembuhan klien.

 Finansial
Klien diberikan dukungan finansial oleh anggota keluarga yang lain
POLA AKTIVITAS
Sebelum Masuk RS Sesudah Masuk RS
Nutrisi Klien makan sehari 3x Makan klien hanya 2 sendok
karena cepat kenyang

Personal Hygiene Klien mengatakan mandi sehari 3x Klien mengatakan jarang


melakukan personal hygiene 1x
sehari

Istirahat & Tidur Istirahat dan tidur klien terpenuhi Klien mengatakan tidurnya tidak
nyenyak

Latihan & Olahraga Klien mengatakan suka jalan-jalan di Klien jarang berolahraga
pagi hari dikarenakan lemas
PEMERIKSAAN FISIK
No. Jenis Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
1. Kepala - Kepala simetris - Tidak ada benjolan
- Tidak ada tanda-tanda pembesaran dikepala
kepala - Tidak terdapat nyeri
- Warna rambut hitam tampak tidak tekan
rapih - Tidak terdaapat luka
- Mata simetris dikepala
- Konjungtiva pucat - Tidak ada luka dan
- Sklera normal nyeri tekan diwajah
- Pupil normal
- Mukosa bibir kering
2. Leher - Leher simetris - Tidak ada
- Tidak ada luka atau lesi pembesaran
kelenjar tiroid
- Tidak ada nyeri
tekan
PEMERIKSAAN FISIK
No. Jenis Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
3. Dada - Dada simetris - Tidak ada - Suara nafas
- Tidak ada luka benjolan di normal
- Pengembangan dada payudara/ bagian (vesikuler)
simetris dada lainnya tidak ada suara
- Tidak ada nyeri tambahan
tekan di dada - Suara jantung
normal lup dup
4. Abdomen - Tidak ada luka atau lesi - Tidak ada udem
di abdomen - Tidak ada
pembesaran
hati
PEMERIKSAAN FISIK
No. Jenis Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
5. Ekstermitas - Tidak ada luka atau parises - Tidak ada nyeri
di bagian tangan atau kaki tekan
klien - Tidak ada
- Tangan simetris oedema
- Keadaan tangan kiri - Kekuatan otot
bengkak bekas infusan sedikit lemas
- Terpasang infus di tangan - Akral terasa
kanan hangat
6. Kulit - Tidak terlihat ada luka - Tidak ada nyeri
- Warna kulit sawo matang tekan
- Terlihat kemerahan, - Crt<2 detik
bengkak pada tangan
sebelah kiri bekas infus
PEMERIKSAAN FISIK
PenampilanUmum : Berpenampilan baik tapi tidak rapih dan sedikit kotor dan
terlihat lemas dan pucat
Kesadaran : Sadar penuh (Composmentis)
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Denyut nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5 ᵒ C
BB : 48 kg (50 kg menjadi 48 kg)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik
Hari/Tanggal : Sabtu, 1 Februari 2020

Hasil Pemeriksaan Labolatorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode

HEMATOLOGI
Hematologi Urine

Hemoglobin 8,4 12,5 – 15,5 gr % Spectrophotometry

Hematokrit 25 36-48 % Integration Volume

Trombosit 564 150 – 400 Mm^3 E- Impedance

Leukosit 13.0 4 – 10 / mm^3 E- Impedance

MCV 80,8 82 -98 mikro m3 E- Impedance

MCH 27,2 >= 27 pg E- Impedance


MCHC 33,7 32 – 36 g/dL E- Impedance

Eritrosit 3,08 3,8 – 5,4 Mm^3 E- Impedance

Basophil 0 0 -1 % Standart

Eosinophil 0 2–4 % Standart

Neutrophil Batang 1 3–5 % Standart

Neutrophil 87 50 – 80 % E- Impedance
Segmen

Limfosit % 5 25 – 40 % E- Impedance

Monosit % 7 2–8 % E- Impedance

KIMIA KLINIK

GDS STICK 1 204 80 - 135 mg/dL Standart


Pemeriksann Diagnostik (1-2-2020, jam 6:58)
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode
HEMATOLOGI
Gol Darah + Rh
Golongan Darah B
Resus (Rh) Positive
KIMIA KLINIK
Elektrolit
NA 141,1 136-145 mg/dL ISE
K 4,65 3,5-5,1 mg/dL ISE
CI 104,1 98-106 mg/dL Standart
Iron 2,9 6,3-30,1 Umol/L Standart
SGOT 8,9 0-35 V/L IFCC
SGPT 9,2 0-35 U/L IFCC
UREUM 81,7 21-42 mg/dL Standart
Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 1-2-2020 Waktu : Pukul 13:16
Hasil Pemeriksaan Labolatorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode


KIMIA KLINIK
GDS STICK 2
GDS STICK 1 145 80-135 mg/dL Standart
GDS STICK 2 145 80-135 mg/dL Stabdart

Hasil Pemeriksaan EKG

Vent. Rate 106 bpm Sinus Tachyeardia

QRS duration 80 ms T wave abnormality, eonsider anterolateral ischemia

QT/QTc 330/438 ms Abnormal

PR Interval 154 ms

RR Interval 556 ms

P duration 102 ms

P-R-T-Asex 55 7 93
ANALISA DATA
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Defisiensi Insulin Gangguan Nutrisi Kurang dari
- Klien mengeluh tidak Kebutuhan Tubuh b.d penurunan
nafsu makan masukan oral ditandai dengan mual-
- Klien mengeluh mual Glucagon meningkat muntah, cepat kenyang (lambung
muntah terasa penuh)
- Klien mengeluh cepat
kenyang Glukoneugenesis
- Klien mengatakan
makannya 2 sendok saja
DO : Lemak
- Pasien terlihat lemas
- Berat badan menurun 50
kg menjadi 48 kg Ketogenesis

Ketonemia

pH
Mual muntah

Gangguan Nutrisi Kurang dari


Kebutuhan
2. DS : DM/lainnya Itoleransi Aktivitas b.d perubahan
Klien mengatakan tidak bisa energy darah defisiensi insulin ditandai
beraktivitas sendiri (dibantu dengan ketidak mampuan untuk
sebagian) Hipoglikemia mempertahankan rutinitas seperti
biasanya, lemas.
DO :
Pasien terlihat lemas dan Penutunan suplai glukosa kejaringan
pucat dan seluler

Jaringan otot

pemecahan glukogen/glikogen

metabolisme anaerob
penumpakan asam laktat pada otot

kelemahan musculoskeletal

intoleransi aktivitas

3. DO : Etiologi Gangguan cairan dan elektrolit b.d


Pasien terlihat pucat tidak adekuatnya intake cairan
Mukosa bibir kering mual muntah yang berkurang ditandai dengan mual muntah ketika
Konjungtiva pucat makan atau minum.
DS :
dehidrasi
Pasien mengeluh mual
muntah yang berulang
ketika makan atau minum penurunan CES dan plasma

gangguan membrane oral

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit


Diagnosa Keperawatan Sesuai Dengan Prioritas

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan penurunan pemasukin oral
ditandai dengan mual-muntah, lambung terasa
penuh (cepat kenyang).

Gangguan kekurangan cairan dan elektrolit


berhubungan dengan tidak adekuatnya intake
cairan ditandai dengan mual muntah ketika makan
atau minum.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


perubahan energy darah defisiensi insulin ditandai
dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan
rutinitas seperti biasa, lemah.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1 Gangguan nutrisi Tupen : - Kaji adanya alergi makanan - Untuk mengetahui apakah klien mempunyai
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam klien alergi pada makanan tertentu
- Berikan informasi kepada pasien tentang
tubuh dapat menghabiskan porsi makan yang
kebutuhan pasien - Untuk menambah pengetahuan keluarga
tersedia.
tentang pentingnya asupan nutrisi yang baik
Tupan : - Monitor jumlah nutrisi dan kalori yang dikonsumsi
dan bener
Setelah dilakukan tindakan 2x24jam
- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi. - Untuk mengetahui jumlah nutrisi dan kalori
nutrisi dan kalori yang dibutuhkan
yang harus dikonsumsi
- Sajikan makanan dalam keadaan hangat
- Untuk mengetahui kemampuan pasien
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan untuk mendapatkan nutrisi dan kalori yang
vit C dibutuhkan

- Monitor mual muntah - Untuk menambah selera makan pasien

- Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering - Agar protein dan vit C terpenuhi

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan - Agar mual muntah terkontrol
jumlah kalori dan nutrisi
- Agar mengurangi distensi lambung

- Untuk mengetahui jumlah kalori dan nutrisi


yang dibutuhkan
2 Gangguan Tupan : - Monitor status hidrasi (kelembaban, - Untuk memantau agar tidak terjadi
kekurangan Setelah dilakukan tindakan 2x24jam membrane mukosa, nadi adekuat, dehidrasi
cairan dan klien tidak ada tanda tanda dehidrasi, tekanan darah normal)
- Agar dapat mengetahui status intake
elektrolit elastisitas turgor kulit membaik,
- Pertahankan cairan intake dan output dan output seimbang
membrane mukosa lembab, tidak ada
yang adekuat
rasa haus berlebih - Untuk menghindari dehidrasi
Tupen : - Anjurkan banyak minum air putih
- Agar mendapat terapi cairan yang
Setelah dilakukan tindakan 1x24jam
- Kolaborasi pemberian cairan intravena tepat
klien dapat mempertahankan intake dan
sesuai order
ouput

3 Intoleransi Tupen : - Kaji tingkat intoleransi - Untuk mengetahui tingkat toleransi


aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1x24jam klien aktivitas pasien
- Anjurkan untuk membatasi aktivitas dan
tidak lagi tampak lemah
melakukan perawatan sesuai kebutuhan - Agar pasien tidak melakukan aktivitas
Tupan :
yang berlebih
Setelah dilakukan 2x24jam kien dapat - Meningkatkan periode istirahat klien
beraktivitas secara mandiri dan dapat sehingga meminimalis kelemahan - Agar istirahat klien terpenuhi
berpartisipasi dalam aktivitas tanpa
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas - Agar pasien tidak melakukan aktivitas
disertai peningkatan tekanan darah, nadi
yang dilakukan yang berlebih dan dapat menilai aktivtas
dan RR.
yang ringan.
IMPLEMENTASI
No Hari dan Jam Tindakan keperawatan ttd
tanggal Respon /Hasil tindakan

1 Senin, 6:30 T: Mengkaji adanya alergi makanan atau tidak


03-02-20 R: Klien mengatakan bahwa tidak memiliki alergi makanan ataupun obat -
obatan
T: Mengkaji mual muntah klien
R: Klien mengatakan mual muntah ketika makan/minum
T: Mengkaji jumlah nutrisi dan kalori yang di konsumsi
R: Klien mengatakan tidak nafsu makan dan klien hanya makan 2-4 sendok
T: Menyajikan makanan dalam keadaan hangat
R: Klien mengerti
T: Memberitahu klien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang baik
dan benar, dengan menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
R: Klien dan keluarga mengerti apa yang dijelaskan
T : Monitor status hidrasi klien ( kelembaban membran mukosa dan turgor kulit )
2 Senin, 03-02- 06:30
R : Klien bersedia diperiksa
20 TTV : TD : 160/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 36,5 C
T: Mengkaji mual muntah
R : Klien mengatakan masih mual muntah sejak tadi subuh
T : Mengkaji cairan untuk intake dan output klien
R: Klien mengatakan bila minum/makan suka langsung mual muntah . Namun BAB, klien
mengatakan sehari 1 kali ketika BAK klien meningkat (sering buang air kecil)
3 Senin, 6:30 T: Mengkaji tingkat aktivitas klien
03-02-20 R: Klien mengatakan lemas tidak bisa beraktivitas sendiri ( dibantu sebagian)
T : Menganjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai kebutuhan
R :Klien mengerti dan beraktivitas dibantu keluarga
T :Menganjurkan untuk meningkatkan istirahat sehingga meminimalis kelemahan
R : Klien mengerti

1 Selasa,0 8:25 T: Mengkaji mual muntah klien


4-02-20 R: Klien mengatakan mual muntah berkurang
T: Mengkaji jumlah nutrisi yang dikonsumsi
R: Klien mengatakan sudah mulai nafsu makan dengan sajian dalam keadaan hangat
sesuai yang telah dianjurkan dan klien makan ½ porsi/piring
T: Menganjurkan untuk berganti-ganti menu makan agar klien tidak bosan dan nafsu
makan bertambah
R: Keluarga dan klien mengerti
2 Selasa,04-02- 8:25 T : Monitor status hidrasi pasien (kelembaban membrane mukosadan turgor kulit).
20 R :Pasien bersedia diperiksa, membrane mukosa bibir lembab, sudah tidak terlihat pucat.
T : Monitor vital sign.
R : TTV = TD : 150/80 mmHg
N : 80 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,9 0C
GDS : 112 mg/dl
T :Mengkaji mual muntah.
R:Pasien mengatakan mual dan muntah berkurang.
T :Mengkaji cairan intake input dan output.
R:Sudah mulai nafsu makan, mual dan muntah berkurang, BAB/BAK lancar, sudah banyak
minum
3 Selasa,04-02- 8:25 T: Mengkaji aktivitas klien
20 R: Klien mengatakan lemas berkurang, sudah mulai bisa beraktivitas sendiri dan sudah bisa berjalan
keluar kamar
T: Menganjurkan klien untuk Membatasi aktivitas sesuai kebutuhan, karena walaupun lemasnya sudah
berkurang kalau beraktivitas berlebih ditakutkan pasien kecapean.
R:Pasien mengerti dan aktivitas ditemani keluarga.
T:Menganjurkan untuk meningkatkan istirahat sehingga meminimalis kelemahan.
R :Pasien mengerti.
TERIMAKASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN


7. Catatan perkembangan

No Hari dan tanggal Jam Evaluasi ttd

1 Senin, 03-02- 6:30 S:Pasien mengeluh mual dan muntah ketika makan / minum.
O :Pasien tampa klemas, dan berbaring ditempat tidur.
20 A:Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhbelumteratasi.
P : - Kajiadanyaalergimakanatautidak.
Kajimualdanmutahpasien.
Kajijumlahnutrisidankalori yang dikonsumsi.
Sajikanmakanandalamkeadaanhangat.
Beritahupasiendankeluargatentangasupannutrisi yang baikdanbenar,
denganmenganjurkanpasienuntukmakansedikittapisering.
I : - Mengkajiadanyaalergimakanatautidak.
Mengkajimualdanmutahpasien.
Mengkajijumlahnutrisidankalori yang dikonsumsi.
Menyajikanmakanandalamkeadaanhangat.
Memberitahupasiendankeluargatentangasupannutrisi yang baikdanbenar,
denganmenganjurkanpasienuntukmakansedikittapisering.
E : - Pasienmengatakanbahwatidakmemilikialergimakananataupunobat-obatan.
Pasienmengatakanmualdanmuntahketikamakandanminum.
Pasienmengatakantidaknafsumakandanpasienhanyamakan
Pasienmengatakantidaknafsumakandanpasienhanyamakan 2-4 sendok.
Keluargadanpasienmengertitentangpenyajianmakananhangat.
Pasiendankeluargamengerti yang dijelaskan.
Menganjurkanuntukberganti-ganti menu makanan.
R :Intervensidilanjutkan.
S = pasienmengeluhmualmuntahdanlemas
2 Senin,03-02- 06:3
O = pasienterlihatlemah, mukosakering, pucat
20 0 A = gangguankekurangan volume cairandanelektrolitbelumteratasi
P=
Monitor status hidrasipasien
Monitor vital sign
Kajimualmuntahpasien
Kaji intake dan output pasien
Kolaborasipemberiancairanintravenasesuai order dokter
I=
Memonitor status hidrasipasien
Memonitor vital sign
Mengkajimualmuntahpasien
Mengkaji intake dan output pasien
Berkolaborasipemberiancairanintravenasesuai order dokter
E=
Membrane mukosabibirpadapasienkering, pucat
TTV = TD : 160/80mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5˚c
Pasienmengatakanmualmuntahketikamakanatauminum
BAB pasiensehari 1x dan BAK meningkat
Pasienbersediadiinfusdancairaninfussesuai order daridokter
R = Memberikaninformasikepadapasiendankeluargatentang intake dan output yang
baikdanmenganjurkanpasienuntukbanyakminum air putih .
Intervensidilanjutkan

S :Pasien mengeluh lemas tidak beraktivitas sendiri.


3 Senin,03-02-20 06:3
O :Pasien tampak lemah dan aktivitas pasien dibantu sebagian.
0 A :Intoleransi aktivitas belum teratasi.
P : - Kaji tingkat aktivitas pasien.
Anjurkan untuk membatasi aktivitas sesuai kebutuhan.
Anjurkan untuk meningkatkan istirahat sehingga meminimalis kelemahan.
1 Selasa,04-02- 8:25 S = pasienmengatakansudahmulainafsumakandanmualmuntahberkurang

20
O = setelahdilakukanpengkajianjumlahnutrisi yang dikonsumsipasienbertambahmenjadi ½ porsiataupiring

A = masalahteratasisebagian
P = intervensidihentikan
Pasiensudahbolehpulang

S = pasienmengatakansudahbanyakminumdanmualmuntahberkurang
2 Selasa,04-02- 8:25
20 O=
terlihatpasienmenghabiskanminum±3 gelas
membrane mukosabibirlembab , tidakpucatlagi

A = masalahteratasi

P = intervensidihentikan
Pasiensudahdiperbolehkan pulang
S = pasienmengatakanlemasberkurangdansudahberaktivitssendiri
3 Selasa, 04-02- 8:25
20 O = terlihatsudahbisaberjalan-jalankeluarkamar

A = masalahteratasisebagian

P = intervensidihentikan
Pasiensudahdiperbolehkanpulang (rencanapulang)

Anda mungkin juga menyukai