Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT, INTROVERT,


AMBIVERT DENGAN TINGKAT STRESS DALAM BELAJAR PADA
MAHASISWA

Disusun Oleh:
RANI NUR SETYA NINGSIH
NPM 07.14.01.00.414

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA 2016
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT, INTROVERT,
AMBIVERT DENGAN TINGKAT STRESS DALAM BELAJAR PADA
MAHASISWA
1
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
2
Dosen Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
1
raniningsih.rn@gmail.com;2reresayugi@gmail.com

ABSTRAK
Stress yang terjadi pada diri seseorang biasanya tergantung pada respon individu tersebut dalam
menghadapi stressor dengan berbagai persepsi dari induvidu tersebut.Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan anatara tipe kepribadian ekstrovert, introvert dan ambivert dengan tingkat stress
mahasiswa dalam belajar pada mahasiswa tingkat I DIII Kebidanan STIKes Widya Dharma Husada
Pamulang Tahun 2015. Desain penelitian ini Cross sectional dengan tekhnik total sampling yaitu total
sampel sebanyak 87 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Data diolah dengan
menggunakan SPSS versi 18, dalam penelitian didapatkan mahasiswa yang tipe kepribadian
ekstrovert,hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert 23 orang, tipe
kepribadian introvert 26, tipe kepribadian Ambivert 38 orang dan mahasiswa yang stress 40 orang
dengan tingkat stress dengan uji Chi Square ( P value = 0,004) dan didapatkan OR 5,051, hubungan
tipe kepribadian introvert dengan tingkat stress (P value = 0,000) didapatkan OR 9,284 dan hubungan
antara tipe kepribadian ambivert dengan tingkat stress (P value=0,000) dan OR 0,016. Sehingga
terdapat hubungan antara kepribadian ekstrovert, introvert, dan ambivert dengan tingkat stress
mahasiswa dalam belajar. Dari hasil penelitian diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mengendalikan
stress saat belajar dengan berbagai kepribadian yang dimiliki. Penelitian dapat dijadikan sumber
bacaan untuk penelitan selanjutnya.
Kata Kunci : Tipe Kepribadian Ekstrovert, Introvert, Ambivert dan Stress belajar

ABSTRACT

Somebody has stress usually depend on the individual response in handling stressor with
different perceptions of individual. The aim of this research is to know about the relationship
ekstrovert, introvert and ambivert personnality type between stress in study of student DIII midwifery
STIKes Widya Dharma Husada Pamulang 2015. The Research disign “cross sectional” with total
sampling techniq is the total sample of 87 people. The instrument this research is using questonare.
Data was processed SPPS version 18,in this researh be found student with ekstrovert personality type
is 23 person, student with introvert personality type 26 person, student with ambivert personality type
38 person and student with stress is 40 person. statistical test results obtained there are relationship
between ekstrovert and stress in study with chi-suare (P value 0,004) and Odd Ratio 5,051,
relationship between introvert and stress in study (P value = 0,000) and Odd Ratio 9,284, and
between ambivert and stress in study (P value=0,000) and Odd Ratio0,016 . So that obtain
relationship between ekstrovert, introvert and ambivert and stress in study. The result of this
research,every student expected to able handling the stress with different of the personalities. This
research can be as reference for the further research.
Keywords : personality type, ekstrovert, introvert, ambivert and stress in study
1

Pendahuluan juga sering dihadapkan pada dua pilihan atau


Pendidikan kesehatan adalah suatu proses bahkan lebih, kepentingan dan kesempatan
perubahan pada diri seseorang yang yang berbeda, tapi datang pada saat yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan bersamaan inilah yang kemudian disebut
kesehatan individu, dan masayarakat. masalah dan persoalan, sepanjang manusia
Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan hidup persoalan demi persoalan akan terus
kepada seseorang oleh orang lain, bukan datang menanti untuk diselesaikan. Namun
seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan tidak sedikit yang kurang mampu
5
atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi menyelesaikan persoalan dengan baik.
sesungguhnya merupakan suatu proses Kita sering kali latah mengatakan “stres”
perkembangan yang berubah secara dinamis, pada orang lain atau bahkan diri kita sendiri,
yang didalamnya seseorang menerima atau tanpa mengetahui dengan jelas apa arti stres,
menolak informasi, sikap, maupun praktek kita menganggap stres sebagai suatu yang
baru yang berhubungan dengan tujuan hidup berkonotasi negatif. Pada tingkat tertentu
sehat.1 sebenarnya stres yang optimal akan membuat
Pembangunan kesehatan yang berkelanjutan motivasi menjadi tinggi, orang akan menjadi
membutuhkan tenaga kesehatan yang memadai lebih bergairah, daya tangkap menjadi tajam,
baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitas. menjadi tenang dan lain-lain. Adapun stres
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang yang terlalu rendah akan mengakibatkan
berkualitas tentu saja dibutuhkan pendidikan kebosanan, motivasi menjadi turun, sering
yang berkualitas pula. Kementrian kesehatan bolos, dan mengalami kelesuan. Sebaliknya
indonesia melakukan pembinaan terhadap stres yang telalu tunggi menyebabkan
institusi Poltekkes dan jumlah peserta didik insomnia, lekas marah, meningkatnya
sampai tahun 2014 yang terbanyak adalah kebimbangan, dan lain-lain.6
bagian keperawatan dan kebidanan yang Mahasiswa sebagai insan akademik dalam
berjumlah 39.275 mahasiswa.2 kegiatannya juga tidak terlepas dari stress.
Bidan mempunyai tugas penting dalam penyebab stres pada mahasiswa dapat
memberikan bimbingan, asuhan dan bersumber dari kehidupan akademiknya
penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan
dan menolong persalinan dengan tanggung internal. Tuntutan eksternal dapat bersumber
jawabnya sendiri serta memberikan asuhan dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran,
pada bayi baru lahir. Asuhan ini termasuk tuntutan orang tua, kompetensi perkuliahan
tindakan pencegahan, deteksi pencegahan dan meningkatnya kompleksitas materi
abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan perkuliahan yang semakin lama semakin sulit.
bantuan medik dan melaksanakan kedaruratan Tuntutan internal bersumber dari kemampuan
dimana tidak ada tenaga medis. Bidan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran.7
memiliki tugas penting dalam pendidikan dan Stress merupakan masalah yang tidak dapat
konseling tidak hanya untuk klien tetapi juga dihindari oleh masyarakat di zaman ini. United
untuk keluarga dan masyarakat. Demikian luas Natuon menyatakan bahwa stress sudah
dan dalamnya profesi bidan, maka dapat menjadi penyakit atau masalah kesehatan di
dikatakan bahwa bidan indonesia adalah abad ke-20 WHO juga menyatakan bahwa
seorang wanita yang telah mengikuti dan stress menyatakan bahwa stress merupakan
menyelesaikan pendidikannya yang telah World Wide Epidemic.8
diakui pemerintah dan lulus ujian dengan Prevalensi mahasiswa di dunia yang
persyaratan yang berlaku.3 mengalami stress didapatkan sebesar 38-71%,
Banyak faktor yang mempengaruhi belajar sedangkan di Asia sebesar 39,6-61,3%,
anak atau individu salah satunya yaitu faktor sementara itu diindonesia sendiri didapatkan
endogen, faktor endogen itu faktor yang berada sebesar 36,7-71,6% prevalensi mahasiswa
dalam diri individu misalnya faktor yang mengalami stress. Penelitian mengenai
kepribadian dan ada pula faktor eksogen yaitu tingkat stress pada mahasiswa kedokteran juga
faktor yang datang nya dari luar.4 telah dilakukan diberbagai universitas di dunia.
Manusia hidup selalu dipenuhi oleh Di dunia, prevalensi terjadinya stress pada
kebutuhan dan keinginan, Sering kali mahasiswa fakultas kedokteran sebesar 31,2-
kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat 51%, sementara itu di Asia didapatkan sebesar
terpenuhi dengan segera. Selain itu manusia 47-74,2% prevalensi mahasiswa fakultas
2

kedokteran yang mengalami stress, diindonesia Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran mengetahui hubungan Tipe Kepribadian
didapankan sebesar 45,8-71,6%. Estrovert, Introvert dan Ambivert dengan
Pada penelitian ini dilakukan di STIKes tingkat stres dalam belajar pada mahasiswa
Widya Dharma Husada yang berada di tingkat I DIII kebidanan STIKes Widya
Pamulang Tangerang selatan yang merupakan Dharma Husada Pamulang Tahun 2015.
salah satu institusi pendidikan kesehatan salah
satunya pendidikan Bidan, mahasiswanya Metode
banyak dari berbagai daerah dan SMA lainnya Desain penelitian ini merupakan jenis
yang belum saling mengenal satu dengan yang penelitian kuantitatif dan pendekatan deskriptif
lain. Dan mereka harus belajar dalam satu analitik dengan pendekatan cross sectional.
wadah dengan kepribadian dan masalah yang Studi cross sectional bertujuan untuk
berbeda-beda sehingga mereka harus bisa menganalisis hubungan kausal antara variable-
menyesuaikan diri agar dapat lulus dengan variabel melalui pengujian hipotesis yaitu
baik. Banyak hambatan yang terjadi pada menganalisis hubungan tipe kepribadian
mahasiswa saat belajar dan dalam menghadapi ekstrovert, introvert dan ambivert dengan
tugas, dan ujian seperti hasil wawancara dari 7 tingkat stress dalam belajar pada mahasiswa
mahasiswa Tingkat I, 3 orang mahasiswa suka DIII kebidanan STIKes Widya Dharma
mengenal orang-orang baru, belajar dengan Husada Pamulang Tahun 2015.
teman-temannya tetapi kalau ada tugas lebih Penelitian Instrument/ alat pengumpulan
suka sendiri dan mereka lebih cendrung sering data adalah alat bantu yang dipilih dan
keluar kelas untuk menghilangkan rasa jenuh, digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
3 orang mahasiswa suka mengenal orang- mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
orang baru belajar bersama, tugas dikerjakan sistematis dan dipermudah olehnya. Instrument
bersama dan kalau ada masalah diselesaikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bersama, Dan 1 orang mahasiswa lainnya metode angket atau kuesioner. Kuesioner
mereka tidak peduli dengang orang baru lebih digunakan untuk memperoleh data mengenai
suka belajar sendiri mengerjakan tugas sendiri variabel independen yaitu tipe kepribadian
dan kalau ada masalah mereka lebih suka ekstrovert, introvert dan ambivert, variabel
menyimpan sendiri lebih suka merenung ketika Dependen yaitu kejadian stress pada
ada masalah dalam belajarnya. mahasiswi, data yang diperoleh berupa skor
Ada orang yang cenderung menarik hasil pengesian angket/kuesioner dari
diri dari orang banyak, lebih suka bekerja responen. Penelitian dilakukan di STIKes
sendiri dibandingkan di tengah-tenga orang Widya Dharma Husada Pamulang yang
banyak itu di sebut tipe kepribadian introvert, terletak di Pamulang Tangerang Selatan pada
ada orang yang kalau merasa tertekan akan mahasiwa tingkat I DIII kebidanan.
bergabung dengan orang banyak, suka bekerja Populasi adalah wilayah generalisasi yang
dengaan melibatkan orang itu disebut dengan terdiri dari objek/subjek yang mempunyai
tipe kepribadian ekstrovert, ada pula orang kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan
yang ciri kepribadiannya campuran dari oleh peneliti guna dipelajari kemudian ditarik
keduanya di sebut dengan tipe kepribadian kesimpulannya untuk dijadikan sebagai sumber
ambivert.9 data dalam suatu penelitian. Populasi dalam
Orang yang terlibat aktif dengan penelitian ini adalah mahasiswa Tingkat I DIII
masyarakat atau orang banyak, lebih kebidanan STIKes Widya Dharma Husada
berorientasi pada tantangan dan perubahan, Pamulang tahun 2015. Populasi umum
dan merasa dapat menguasai kejadian-kejadian berjumlah 87 orang di DIII kebidanan STIKes
dalam hidupnya adalah orang yang tidak akan Widya Dharma Husada Pamulang. Sampel
mudah terkena efek negatif dari stres. yang diambil dalam penelitian ini adalah
Dari hasil penjelasan diatas peneliti tertarik seluruh populasi, yaitu seluruh mahasiswa
untuk mengetahui lebih jauh mengenai kebidanan Tingkat I di STIKes Widya Dharma
“Hubungan Tipe Kepribadian Ekstrovert, Husada berjumlah 87 orang.
Introvert dan Ambivert Dengan Tingkat Sampel adalah sebagian dari populasi yang
Stres Dalam Belajar Pada Mahasiswa dijadikan objek/subjek penelitian. Jadi sampel
Kebidanan”. adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi.10
3

Besar sampel yang diambil apabila pengujian validitas dilakukan dengan analisis
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil faktor, yaitu dengan mengkolerasikan antara
semuanya sehingga penelitiannya merupakan skor item. Uji valididatas dilakukan di
populasi. Teknik pengambilan sampel pada STIKIM, yang disebarkan pada 15 responden,
penelitan ini adalah dilakukan dengan cara sehingga batasan yang akan digunakan
Total Sampling dimana sampel diambil dengan (product moment/ r tabel = 0,514), dikatakan
cara seluruh mahasiswa kebidanan Tingkat I valid jika nilai r hitung ≥ r tabel (0,514) dan
STIKes Widya Dharma Husada Pamulang tidak valid jika nilai r hitung (0,514).11
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan
Data yang digunakan adalah data primer yaitu sejauh mana suatu alat pengukur dapat
data hasil pengisian kuesionet mahasiswa dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
Tingkat I program studi DIII Kebidanan menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
STIKes Widya Dharma Husada. Instrumen itu tetep konsisten atau tetap asas (ajeg) bila
pengumpulan data menggunakan kuesioner. dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang
yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota sama. Teknik yang digunakan dalam uji
populasi yang dapat diambil sebagai sampel reliabilitas alat ukur ini dapat digunakan
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah dengan menggunakan koefisien reliabilitas
mahasiswa Tingkat I DIII Kebidanan STIKes Alpha Cronbach untuk seluruh pengamatan.
Widya Dharma Husada tahun ajaran Suatu insrumen instrument penelitian
2014/2015, bersedia dijadikan objek penelitian, dikatakan reliabel jika koefisien Alpha
aktif terdaftar dan hadir pada saat penelitian. Cronbach (AC) > 0,6 dan semakin baik jika
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota nilainya semakin mendekati angka 1.
populasi yang tidak dapat diambil sebagai Demikian sebaliknya nilai AC < 0,6, maka
sampel, kriteria ekslusi pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa instrument penelitian
adalah mahasiswa yang tidak bersedian tidak reliabel. Uji reliabilitas butir dilakukan
menjadi responden, mahasiswa tingkat II dan dengan aplikasi program SPSS. Hasil
III, mahasiswa yang bukan jurusan kebidanan. perhitungan reliabilitas didapat alpha 0,957
Peneliti melakukan uji coba instrumen untuk tingkat stress, 0,949 untuk kepribadian
dengan cara uji validitas dan reabilitas dengan ekstrovert, 0,951 untuk kepribadian introvert
menggunakan kuesioner Dalam penelitian ini dan 0,967 untuk kepribadian ambivert
pengujian validitas dan reabilitas instrumen sehingga kuesioner tiap variabel dikatakan
menggunakan alat bantu pengolahan SPSS realibel.
versi 18 dengan jumlah item pertanyaan Instrumen yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 65 item pertanyaan. Uji coba ini untuk mengukur hubungan Tipe
instrumen ini dilakukan pada 15 mahasiswi kepribadian ekstrovert,introvert dan ambivert
kebidanan tingkat I di STIKIM. yang mempengaruhi stress belajar. Setelah
Validitas adalah suatu indeks yang dilakukan uji coba instrumen, pertanyaan yang
menunjukkan alat ukur itu benar-benar tidak valid harus diganti atau direvisi, atau di
mengukur apa yang diukur. Suatu ukuran yang drop (dihilangkan). Dalam penelitian ini yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau tidak valid di drop (dihilangkan).
kesahihan sesuatu instrumen. Untuk Penelitian menggunakan instrument untuk
mengetahui apakah kuesioner yang kita susun mengetahui hubungan tipe kepribadian
tersebut mampu mengukur apa yang hendak ekstrovert, introvert dan ambivert dengan
kita ukur , maka perlu diuji dengan uji korelasi tingkat stress dalam belajar. Pada penelitain ini
antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) peneliti melakukan tes pada pertanyaan angket
dengan skors total kuesioner tersebut. Bila atau kuesioner dengan uji validitas dan
semua pertanyaan itu mempunyai kolerasi reliabilitas terlebih dahulu sebanyak 56 item
yang bermakna. Apabila kuesioner tersebut pertanyaan yang valid dan sangat reliabilitas
telah memiliki validitas konstruk, berarti sehingga dapat dipakai sebagai instrument
semua item (pertanyaan) yang ada dalam penelitian.
kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur. Instumen pengumpulan data menggunakan
Pada penelitian ini instrumen diuji cobakan angket/kuesioner yang berisi pertanyaan-
pada sampel dari mana populasi diambil. pertanyaan mengenai tipe kepribadian
Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka ekstrovert, introvert, ambivert dan tingkat
4

stress dalam belajar dengan langkah-langkah Penyajian data disajikan dalam bentuk
sebagai berikut yaitu menetapkan tempat naratif dan tabel. Naratif yaitu Penyajian data
penelitian yaitu dengan memilih tempat di dengan narasi (kalimat) atau memberikan
STIKes Widya Dharma Husada Pamulang keterangan secara tulisan. Pengumpulan data
jurusan DIII Kebidanan selanjutnya dalam bentuk tertulis mulai dari pengambilan
mengajukan izin penelitian kepada yayasan sampel sampai hasil analisis yang berupa
STIKes Widya Dharma Husada Pamulang. informasi dari pengumpulan data tersebut
Selanjutnya menetapkan kelompok yang Tabel adalah Penyajian data secara tabular
akan dijadikan responden. Selanjutnya yaitu memberikan keterangan berbentuk
memberikan kuesioner dan menjawab sesuai angka. Jenis yang digunakan dalam penelitian
dengan yang telah diberikan dalam format ini adalah master tabel dan distribusi frekuensi.
kuesioner tujuannya untuk mengetahui tipe Dimana data disusun dalam baris dan kolom
kepribadian dan tingkat stress mahasiswa. dengan sedemikian rupa sehingga dapat
Pada pengolahan data entri/Input dilakukan memberikan gambaran.kelas-kelas yang l
langkah seperti, coding yaitu mengklarifikasi Penelitian ini juga menggunakan penyajian
jawaban-jawaban dari responden ke dalam data secara tabular yaitu memberikan
kategori-kategori, biasanya klarifikasi keterangan berbentuk angka. Jenis yang
dilakukan dengan cara memberi tanda atau digunakan dalam penelitian adalah tabel
kode berbentuk angka pada masing-masing distribusi frekuensi. Dimana data disusun
jawaban. Checking pada tahap kedua ini dalam baris dan kolom dengan sedemikan rupa
dilakukan upaya untuk memeriksa kembali sehingga dapat memberikan gambaran.
kebenaran data yang diperoleh atau Interpretasi pada penelitian ini adalah
dikumpulkan. Cleaning merupakan Berdasarkan dari teori yang ada diungkapkan
pengecekan kembali data yang sudah dientri bahwa untuk melihat hubungan antara Tipe
apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan Kepribadian Ekstrovert, Introvert dan
tersebut kemungkinan terjadi ada saat kita Ambivert dengan Tingkat Stress Mahasiswa
mengentri data ke komputer.Data bersih pada Tingkat I DIII Kebidanan Widya Dharma
tahap ini setelah dilakukan proses cleaning Husada Pamulang
tidak ada data yang belum terisi, kemudian
dengan menggunakan coding atau pengkodean Hasil
agar data bisa dimasukan kedalam SPSS untuk Setelah dilakukan penelitian November
pengolahan data. 2015 mengenai Hubungan Tipe Kepribadian
Data diolah menggunakan progran syistem Ekstrovert, Introvert dan Ambivert Dengan
koputerisasi. Maka analisis data yang Tingkat Stress Pada Mahasiswa Tingkat I DIII
digunakan dalam penelitian ini adalah analisa Kebidanan STIKes Widya Dharma Husada
univariat dan analisa bivariat. Pamulang Tahun 2015. Sampel dalam
Analisa univariate bertujuan untuk penelitian ini sebanyak 87 orang mahasiswa.
menjelaskan atau mendeskripsikan Penelitian ini menggunakan data primer yang
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan
umumnya dalam analisis ini hanya kepada responden tentang tipe kepribadian
menghasilkan distribusi frekuensi dan ekstrovert, introvert dan ambivert dengan
persentase dari setiap variabel. Didalam tingkat stress dalam belajar.
penelitian ini menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian yang disajikan pada BAB
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap 2 VI merupakan data kuantitatif. Data kuantitatif
variabel yang diduga berhubungan atau ini disajikan dalam 2 tahap, dimulai dari
berkolerasi dengan menggunakan chi-square. analisa univariat dan bivariat. Data diolah
Analisa yang dilkukan adalah analisa bivariat, dengan menggunakan sistem komputerisasi
yaitu dengan mengetahui adanya hubungan dan menghasilkan analisis data univariat dan
variabel dependen dengan vaeriabel bivariat yang dipaparkan pada penjelasan
independen menggunakan tabel silang, serta dibawah ini.
untuk dilakukan identivikasi variabel yang Data yang penulis peroleh terlebih dahulu
bermakna menggunakan uji chi-square. Yaitu dianalisa secara univariat yang bertujuan untuk
pengujian hipotesis mengenai perbandingan memberikan gambaran mengenai objek
antara frekuensi observasi atau benar-benar penelitian berdasarkan data dari variabel yang
terjadi dan actual dengan frekuensi harapan.12 diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti
5

atau untuk mengetahui distribusi frekuensi dari Dapat dilihat adalah analisa
setiap variabel yaitu tipe kepribadia ekstrovert, dari tabel diatas bivariat, yaitu
introvert, ambivert dan stress. Hasil penelitian bahwa dari 87 dengan mengetahui
terhadap 87 orang mahasiswa tingkat I Jurusan mahasiswa Tingkat adanya hubungan
Kebidanan STIKes Widya Dharma Husada I DIII Kebidanan var iabel dependen
Pamulang Tahun 2015 diperoleh hasil STIKes Widya dengan vaeriabel
penelitian sebagai berikut : Dharma Husada independen
Pamulang, menggunakan tabel
Tabel 1 distribusi frekuensi silang, serta untuk
Distribusi Frekuensi Responden Tipe mahasiswa yang dilakukan
Kpribadian Ekstrovert, Introvert, Ambivert dan memiliki tipe identivikasi
Tingkat Stress dalam belajar pada mahasiswa
kepribadian variabel yang
Tingkat I DIII Kebidanan STIKes Widya
Dharma Husada Pamulang Tahun 2015
introvert sebanyak bermakna
Variabel 26(n)
Frekuensi mahasiswa menggunakan uji
(29,9%). chi-square.13
Tingkat Stress Sedangkan jumlah Yaitu
Stress mahasiswa yang pengujian hipotesis
Tidak Stress tidak memiliki tipe mengenai
kepribadian perbandingan
Tipe Kepribadaian Ekstrovert
Ekstrovert
introvert sebanyak antara frekuensi
Tidak Ekstrovert 61 mahasiswa observasi atau
(70,1%). benar-benar terjadi
Tipe Kepribadian Introvert Dan dapat dan actual dengan
Introvert dilihat dari tabel frekuensi harapan.
Tidak Introvert diatas bahwa dari Analisis bivariat
87 mahasiswa yang dilakukan
Tipe Kepribadian Ambivert Tingkat I DIII adalah untuk antara
Ambivert Kebidanan STIKes Hubungan antara
Tidak Ambivert Widya Dharma variabel
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2015
Husada Pamulang, independen dengan
distribusi frekuensi variabel dependen
Dari tabel diatas Dari tabel diatas
mahasiswa yang dengan tingkat
dapat dapat dilihat bahwa
memiliki Tipe kemaknaan alpha
dideskripsikan dari 87 mahasiswa
kepribadian 0,05, dengan
bahwa dari 87 Tingkat I DIII
ambivert menggunakan
mahasiswa Tingkat Kebidanan STIKes
didapatkan kemaknaan <0,05
I DIII Kebidanan Widya Dharma
sebanyak 38 artinya diperoleh
STIKes Widya Husada Pamulang,
mahasiswa nilai p value < 0,05
Dharma Husada distribusi frekuensi
(43,7%). berarti secara
Pamulang, mahasiswa
Sedangkan jumlah signifikan ada
distribusi frekuensi memiliki tipe
mahasiswa yang hubungan antara
mahasiswa yang kepribadian
tidak memiliki tipe variabel
memiliki Stress ekstrovert
kepribadian independen dan
dalam belajar didapatkan
ambivert sebanyak variabel dependen
didapatkan sebanyak 23
49 mahasiswa dan jika p value
sebanyak 40 mahasiswa
(56,3%). >0,05 maka tidak
mahasiswa (46,0%) (26,4%).
Analisis bivariat terdapat
sedangkan Sedangkan jumlah
yang dilakukan hubungan.14
mahasiswa yang mahasiswa yang
terhadap 2 variabel Kriteria
tidak mengalami tidak memiliki tipe
yang diduga pengujian adalah
stress dalam belajar kepribadian
berhubungan atau jika P value < 0,05
sebanyak 47 ekstrovert
berkolerasi dengan maka Ho ditolak,
mahasiswa sebanyak 64
menggunakan chi- jika P ≥ 0,05 maka
(54,0%). mahasiswa
square. Analisa Ho diterima.
(73,6%). yang dilkukan Analisa bivariat
6

yang dilakukan mahasiswa tingkat sehingga dapat STIKes Widya


untuk mengetahui I tahun 2015. Hasil disimpulkan ada Dharma Husada
Hubungan Tipe penelitian yang hubungan Pamulang tahun
Kepribadian diperoleh dari bermakna antara 2015 yang
Ekstrovert, penelitian yang tipe kepribadian mengalami stress
Introvert dan telah dilakukan introvert dengan dalam belajar
Ambivert dengan adalah tabel hasil tingkat stress sebanyak 40
Tingkat Stress komputerisasi yaitu mahasiswa dalam mahasiswa dengan
dalam belajar pada sebagai berikut: belajar di STIKes proporsi 46,0%,
Widya Dharma sedangkan yang
Husada Pamulang tidak mengalami
Tabel 2 tahun 2015. Hasil stress dalam belajar
Hubungan Antara Tipe Kepribadian Ekstrovert uji diperoleh nilai sebanyak 47
dengan Tingkat Stress Mahasiswa
OR = 9,284 artinya mahasiswa dengan
dalam belajar di STIKes Widya Dharma
Husada Pamulang Tahun 2015
mahasiswa yang proporsi 54,0%.
Variabel Dependen memiliki tipe Hasil penelitian
Variabel Independen Stress kepribadian
Tidak Stress ini sesuai dengan
F % F introvert teori yang ada
Tipe Kepribadaian Ekstrovert berpeluang 10 kali stress sebagai
Ekstrovert 17 73,9% 6 untuk memiliki reaksi fisik, mental,
Tidak Ekstrovert 23 35,9% 41 stress dalam dan kimiawi dari
Total 40 46,0% 47 belajar. tubuh terhadap
Hasil uji situasi yang
Tipe Kepribadian Introvert statistik chi square menakutkan,
Introvert 21 80,8% 5 hubungan p value mengejutkan,
Tidak Introvert 19 31,1% 42 ≤ 0,05, sehingga membingungkan,
Total 40 46,0% 47
dapat disimpulkan membahayakan,
Tipe Kepribadian Ambivert ada hubungan dan ,merisaukan
Ambivert 2 5,3 % 36 bermakna antara seseorang. Dan
Tidak Ambivert 38 77,6% 11 hubungan antara reaksi tersebut
Total 40 46,0% 47 tipe kepribadian dapat
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2015 ambivert dengan menimbulkan
tingkat stress beberapa
Hasil analisis diperoleh nilai OR mahasiswa dalam gejala/akibat yang
diatas menunjukan = 5,051 artinya belajar di STIKes negatif karena
hasil uji Chi- mahasiswa yang Widya Dharma sering kali
Square diperoleh memiliki tipe Husada Pamulang mengganggu
hasil P value 0,004 kepribadian tahun 2015. Hasil kehidupan
< 0,005 untuk ekstrovert uji diperoleh nilai manusia,
kepribadian berpeluang 5 kali OR = 0,016 artinya gejala/akibat stress
Ekstrovert dengan untuk mengalami tidak mempunyai tersebut adalah
tingkat stress stress dalam peluang pada fisiologis, prilaku,
artinya p value ≤ belajar. mahasiswa yang psikologis,
0,05, sehingga Hasil uji tipe kepribadian keorganisasian,
dapat disimpulkan statistik chi square ambivert untuk kognitif, dan
ada hubungan hubungan tipe mengalami stress subjektif. Yang
bermakna antara kepribadian dalam belajar. artinya terjadi
tipe kepribadian introvert dengan stress tergantung
ekstrovert dengan tingkat stress Pembahasan pada stressor dan
Tingkat stress mahasiswa dalam Berdasarkan tanggapan
dalam belajar di belajar diperoleh hasil analisis seseorang terhadap
STIKes Widya nilai Continuity penelitian stressor tersebut.
Dharma Husada Correction p = menunjukkan Dari hasil
Pamulang tahun 0,000 artinya p bahwa mahasiswa penelitian ini
2015. Hasil uji value ≤ 0,05, DIII Kebidanan hampir setengah
7

dari 87 mahasiswa orang-orang lain DIII Kebidanan sukar bergaul, suka


yang mengalami dan kepada STIKes Widya sendiri, sering
stres dalam belajar, masyarakat. Dharma Husada canggung di depan
mahasiswa tersebut Ekstrovert bersifat Pamulang tahun orang banyak,
menanggapi gejala nya terbuka, lincah 2015 yang tidak suka belajar
stress dengan dalam pergaulan, memiliki tipe kelompok. Tapi
respon yang riang, ramah, kepribadian sebagian besar
berbeda-beda. mudah introvert sebanyak mahasiswa tidak
Peneliti berhubungan degan 26 mahasiswa memiliki tipe
berpendapat bahwa orang lain melihat dengan proporsi introvert dalam
kebanyakan dari realitas dan 29,9%, sedangkan dirinya bahkan ada
mahasiswa DIII keharusan, kebal mahasiswa yang yang memiliki 2
Kebidanan Widya terhadap kritik, tidak memiliki tipe kepribadian.
Dharma Husada ekspresi emosi kepribadian Berdasarkan
tidak memiliki sepontan, tidak introvert sebanyak hasil analisis
stress dalam begitu merasakan 61 mahasiswa penelitian
belajar, tapi masih kegagalan, serta dengan proporsi menunjukkan
banyak juga yang tidak banyak 70,1%. bahwa mahasiswa
mengalami stress mengadakan Tipe DIII Kebidanan
dalam belajar analisis dan kritik kepribadian STIKes Widya
karena tanggapan diri sendiri.15 introvert yaitu, Dharma Husada
mahasiswa tersebut Peneliti orang-orang yang Pamulang tahun
berbeda-beda. berpendapat bahwa perhatiannya lebih 2015 yang
Berdasarkan mahasiswa tingkat diarahkan kearah memiliki tipe
hasil analisis I DIII kebidanan dirinya, pada “aku” kepribadian
penelitian Widya Dharma nya. Introvert ambivert sebanyak
menunjukkan Husada Pamulang bersifat tertutup, 38 mahasiswa
bahwa mahasiswa sebagian kecil suka memikirkan dengan proporsi
DIII Kebidanan memiliki tipe diri sendiri, tidak 43,7%, sedangkan
STIKes Widya kepribadian terpengaruh pujian, mahasiswa yang
Dharma Husada ekstrovert yaitu banyak fantasi, tidak memiliki tipe
Pamulang tahun mahasiswa yang tidak tahan kritik, kepribadian
2015 yang ramah kepada mudah ambivert sebanyak
memiliki tipe orang lain, suka tersinggung, 49 mahasiswa
kepribadian belajar bersama- menahan ekpresi dengan proporsi
ekstrovert sama, emosinya, sukar 56,3%.
sebanyak 23 memperhatikan bergaul, sukar Tipe keprbadian
mahasiswa dengan dunia sekitar nya, dimengerti orang seseorang yang
proporsi 26,4% lebih tenggelam lain, suka memiliki kedua
dari 87 mahasiswa, pada pada dunia membesarkan tipe dasar sehingga
sedangkan obyektifnya dan kesalahannya, serta sulit untuk
mahasiswa yang asin terhadap analitik diri sendiri memasukkan
tidak memiliki tipe dunianya sendiri. menjadi buah kedalam satu tipe.
kepribadian Tapi sebagian pikirannya. Ambivert adalah
ekstrovert besar mahasiswa Peneliti tipe karakter yang
sebanyak 64 tidak memiliki tipe berpendapat bahwa memiliki
mahasiswa dengan ekstrovert dalam mahasiswa tingkat keseimbangan
proporsi 73,6%. dirinya bahkan ada I DIII kebidanan psikologi antar
Tipe yang memiliki 2 widya dharma ekstrovert dan
kepribadian kepribadian. husada pamulang introvert. Suka
ekstrovert adalah Berdasarkan sebagian kecil bersosialisasi dan
orang-orang yang hasil analisis memiliki tipe berkumpul dengan
perhatiannya lebih penelitian kepribadian banyak orang dan
diarahkan keluar menunjukkan introvert yaitu membicarakan
dirinya, kepada bahwa mahasiswa mahasiswa yang banyak hal. Disisi
8

lain mereka juga mengalami stress mengetahui apa mempertahankan


suka menyendiri dalam belajar, dan yang dipikirkan tingkat stimulasi
dan menjauh dari 6 (26,1%) yang orang, mereka yang optimal. Oleh
lingkungan seprti bertipe ekstrovert dapat dengan karena itu orang
tipe introvert. tidak mengalami mudah terlibat ekstrovert
Peneliti stress dalam belajar dengan orang lain berpatisipasi
berpendapat bahwa dari 24 mahasiswa dan tanpa sengaja kedalam berbagai
mahasiswa tingkat yang bertipe memaksa orang aktivitas
I DIII kebidanan kepribadian lain. Mereka Kepribadian
widya dharma ekstrovert. Dari mengabaikan hidup anak juga
husada pamulang hasil uji statistik batin mereka, menentukan
banyak yang didapat nilai p = mereka berpikir tingkat toleransi
memiliki tipe 0,004, yaitu p bagian itu tidak dalam menghadapi
kepribadian value < 0,05, layak untuk stress. anak yang
ambivert dari pada sehingga dapat dipedulikan. optimis biasanya
2 kepribadian disimpulkan ada Ekspresi emosinya mempunyai tingkat
lainnya yaitu hubungan yang sepontan, tidak stres yang lebih
mahasiswa yang signifikan antara begitu merasakan rendah jika
sukar bergaul, suka tipe kepribadian kegagalan, serta dibandingkan
sendiri, sering ekstrovert dengan tidak banyak dengan anak yang
canggung di depan tingkat stress mengadakan berjiwa pesimis.
orang banyak, mahasiswa dalam analisis dan kritik Banyak tipe
tidak suka belajar belajar. Kemudian diri sendiri. Bahaya kepribadian
kelompok tapi Dari hasil analisis bagi tipe ekstrovert tergantung
kadang juga suka diperoleh nilai OR ini adalah apabila kepribadian apa
bergbung dengan 5,051(1,747- ikatan pada dunia yang kita anut,
orang ramai, suka 14,601) dapat luar itu terlampau bagaimanapun
berdiskusi dengan disimpulkan bahwa kuat, singga ia kepribadian
teman-teman. mahasiswa yang tenggelam pada berpengaruh pada
Hubungan Tipe bertipe ekstrovert dunia obyektif, cara orang
Keprbadian memiliki peluang 5 kehilangan dirinya beradaptasi
Ekstrovert kali untuk atau asing terhadap terhadap stress17
Dengan Tingkat mengalami stress dunia subyektifnya Hal ini sesuai
Stress Dalam dalam belajar sendiri.16 dengan Penelitian
Belajar Pada dibandingkan Penyebab utama yang dilakukan
Mahasiswa mahasiswa yang perbedaan oleh Riy Anda
Tingkat I DIII tidak bertipe kepribadian yaitu Utari (2009) pada
Kebidanan Widya kepribadian Tingkat wasana praja
Dharma Husada ekstrovert. rangsangan IPDN, wasana
Pamulang Tahun Orang yang Kortikal suatu praja dengan tipe
2015 berkepribadian kondisi fisiologis kepribadian
Berdasarkan ekstrovert yang sebagian cenderung
hasil penelitian, mendapatkan besar diwariskan ekstovert
diketahui bahwa tenaga mereka dari secara genetik dari menggunakan
hubungan antara lingkungan pada dipelajari. coping strategy
tipe kepribadian eksternal dalam Oleh karena orang penanggulangan
ekstrovert dengan pertukaran timbal ekstrovert stress dalam hal
Tingkat stress balik dengan mempunyai tingkat ini berkaitan
mahasiswa dalam interaksi. Mereka rangsangan dengan tugas akhir
belajar bahwa ada membutuhkan kortikal yang sebagai stressor
sebanyak 17 forum umum untuk rendah, orang berpusat pada
(73,9%) mahasiswa memilah-milah ekstrovert masalah sebanyak
yang memiliki tipe pengalaman membutuhkan 58 orang. Berpusat
kepribadian mereka, mereka stimulus sensori pada masalah
ekstrovert yang perlu bicara untuk yang tinggi untuk artinya
9

penanggulangan tipe kepribadian dalam belajar. Dari tindakannya lebih


stress yang berasal introvert dengan nilai OR = 9,284 dipengaruhi oleh
dari lingkungannya Tingkat stress (3,042-28,334) dunia dari dalam
dimana dapat mahasiswa dalam dapat disimpulkan diri sendiri.
memecah kan belajar bahwa ada bahwa mahasiswa Introvert
masalah secara sebanyak 21 yang memiliki tipe mempunyai
terencana, memilih (80,8%) mahasiswa kepribadian rangsanga kortikal
aspek-aspek positif yang memiliki tipe introvert yang lebih tinggi
dari kepribadian berpeluang 9 kali sehingga akan
lingkungannya.18 introvert yang (3-28 kali) bereaksi lebih
Berdasarkan mengalami stress mengalami stress sedikit pada
hasil penelitian, dalam belajar, dan dalam belajar. stimulasi sensoris,
peneliti berasumsi 5 (19,2%) yang Tipe ambang sensoris
bahwa tidak bertipe introvert kepribadian yang lebih rendah
terdapat perbedaan tidak mengalami introvert yaitu, dan mengalami
hasil penelitian stress dalam belajar orang-orang yang reaksi yang lebih
dengan teori dan dari 26 mahasiswa perhatiannya lebih banyak pada
penelitian yang bertipe diarahkan kearah stimulasi sensori.
sebelumnya. kepribadian dirinya, pada “aku” Untuk
Terdapat hubungan itrovert. nya. Introvert mempertahankan
antara tipe Berdasarkan bersifat tertutup, tingkat stimulasi
kepribadian hasil penelitian, suka memikirkan yang optimal,
ekstrovert dengan diketahui bahwa diri sendiri, tidak orang introvert
tingkat stress hubungan antara terpengaruh pujian, menghindari
mahasiswa dalam tipe kepribadian banyak fantasi, aktivitas-aktivitas
belajar, dimana introvert dengan tidak tahan kritik, Ada yang
sebagian besar Tingkat stress mudah memilih menunda
mahasiswa yang mahasiswa dalam tersinggung, atau mengabaikan
memiliki tipe belajar bahwa ada menahan ekpresi masalah padahal
kepribadian sebanyak 21 emosinya, sukar sebenarnya
ekstrovert yang (80,8%) mahasiswa bergaul, sukar masalah sudah
mengalami stress yang memiliki tipe dimengerti orang menanti untuk
dalam belajar, kepribadian lain, suka diselesaikan ada
tetapi ada juga introvert yang membesarkan juga yang
mahasiswa yang mengalami stress kesalahannya, serta menghindari
memiliki tipe dalam belajar, dan analitik diri sendiri masalah.
ekstrovert yang 5 (19,2%) yang menjadi buah Semuanya
tidak mengalami bertipe introvert pikirannya. membawa dampak
stress dalam tidak mengalami Tipe kepada empunya
belajar. stress dalam belajar kepribadian persoalan bila
Hubungan Tipe dari 26 mahasiswa individu yang berlarut-larut akan
Keprbadian yang bertipe minatnya lebih menimbulkan
Introvert Dengan kepribadian mengarah kedalam masalah baru yang
Tingkat Stress itrovert. pikiran dan bahkan bisa
Dalam Belajar Hasil uji pengalaman mengganggu
Pada Mahasiswa statistik didapat sendiri, pada saat kesejahteraan
Tingkat I DIII nilai p = 0,000 mengalami individu
Kebidanan Widya berarti p < 0,05, ketegangan bersangkutan dan
Dharma Husada sehingga dapat tenggelam lingkungannya dan
Pamulang Tahun disimpulkan ada menyendiri ini dapat
2015 hubungan yang kedalam diri mengakibatkan
Berdasarkan signifikan antara sendiri dan merasa individu merasa
hasil penelitian, tipe kepribadian mampu mencukupi tertekan dan stress.
diketahui bahwa introvert dengan diri sendiri, atau Penelitian yang
hubungan antara stress mahasiswa dengan kata lain, dilakukan Yuni
10

Rachmania (2010) dimana mahasiswa dalam Perbedaan individu


pada mahasantri menempatkan belajar diperoleh itu salah satunya
PPP Al-Hikmah pikiran dan nilai p = 0,000 yaitu perbedaan
Al-Fathimiyyah perasaan pada artinya p value < yang dilihat dari
yang suasana yang serba alpha (0,05), kepribadian, faktor
berkepribadian sulit, dan sehingga dapat kepribadian
introvert cenderung menggunakan disimpulkan menentukan mudah
berprilaku emosi respon negatif hipotesis nol (Ho) tidaknya seseorang
negatif ketika terhadap dirinya ditolak dan terkena stres.
mereka mengalami sendiri dan hipotesis alternatif Mahasiswa
PMS, dikarenakan stimulusnya (Ha) diterima atau sebagai insan
mahasantri yang dianggap ada hubungan akademik dalam
berkepribadian menyerang antara tipe kegiatannya juga
introvet mereka dirinya.20 kepribadian tidak terlepas dari
cendrung lebih Hubungan Tipe ambivert dengan stress. penyebab
mementingkan Keprbadian tingkat stress stres pada
dirinya sendiri dari Ambivert Dengan dalam belajar di mahasiswa dapat
pada kepentingan Tingkat Stress STIKes Widya bersumber dari
orang lain, Dalam Belajar Dharma Husada kehidupan
mahasantri yang Pada Mahasiswa Pamulang tahun akademiknya
mengalami apms Tingkat I DIII 2015. terutama dari
dengan keoribadian Kebidanan Widya Tipe keprbadian tuntutan eksternal
introvert cenderung Dharma Husada ambivert seseorang dan tuntutan
menyendiri dari Pamulang Tahun yang memiliki internal. Tuntutan
pada berinteraksi 2015 kedua tipe dasar eksternal dapat
dengan teman- Berdasarkan sehingga sulit bersumber dari
19
temannya. hasil penelitian, untuk memasukkan tugas-tugas kuliah,
Berdasarkan diketahui bahwa kedalam satu tipe.21 beban pelajaran,
penelitian, peneliti hubungan antara Ambivert tuntutan orang tua,
berasumsi bahwa tipe kepribadian adalah tipe karakter kompetensi
mahasiswa tingkat ambivert dengan yang memiliki perkuliahan dan
I DIII kebidanan Tingkat stress keseimbangan meningkatnya
widya darma mahasiswa dalam psikologi antar kompleksitas
husada pamulang belajar bahwa ada ekstrovert dan materi perkuliahan
yang memiliki tipe sebanyak 2 (5,3%) introvert. Suka yang semakin lama
kepribadian mahasiswa yang bersosialisasi dan semakin sulit.
introvert sebagian memiliki tipe berkumpul dengan Tuntutan internal
besar dari mereka kepribadian banyak orang dan bersumber dari
mengalami stress ambivert yang membicarakan kemampuan
karena mereka mengalami stress banyak hal. Disisi mahasiswa dalam
cendrung dalam belajar, dan lain mereka juga mengikuti
melakukan sesuatu 36 (94,7%) yang suka menyendiri pelajaran
hal sendiri, betipe ambivert dan menjauh dari Hasil penelitian
memikirkan diri tidak mengalami lingkungan seprti ini sesuai dengan
sendiri, susah stress dalam belajar tipe introvert.22 penelitan
bergaul, mudah dari 38 mahasiswa Stresor yang sama Abd.Rahman
tersinggung, yang bertipe bisa berakibat (2013) di tempat
menahan ekspresi kepribadian berbeda pada dan waktu yang
emosi dan ambivert. individu yang berbeda yaitu
menyalahkan diri Hasil penelitian berbeda karena hubungan tipe
sindiri, sehingga menunjukkan adanya perbedaan kepribadian dengan
mahasiswa tersebut bahwa hubungan tanggapan antar depresi pada lansia
mengalami stress tipe kepribadian individu hasil yang didapat
yang bersifat ambivert denga (individual bahwa yang tidak
negatif (distres) tingkat stress difference). depresi didominasi
11

oleh tipe Implikasi hasil mahasiswa tingkat 0,004 ≤ 0,05.


kepribadian penelitian ini yaitu I, maka dapat Terdapat hubungan
ambivert sebanyak responden yang disimpulkan : yang bermakna
90% sedangkan memiliki tipe Hampir antara tipe
kejadian depresi kepribadian Sebagian kepribadian
yang dialami oleh ekstrovert mahasiswa yaitu introvert dengan
tipe kepribadian mempunyai 54,0% dengan tingkat stress
ambivert 3,3% dan peluang 5 kali jumlah 47 mahasiswa dalam
hasil fiher’s exact terhadap kejadian mahasiswa dari belajar. Hal ini
test diperoleh nilai stress dalam total responden 87 terlihat dari hasil
p = 0,007 yang belajar, sedangkan mahasiswa yang uji yang memiliki
berarti lebih kecil mahasiswa yang tidak mengalami nilai P value =
dari 0,05 maka memiliki stress dalam belajar 0,000 ≤ 0,05.
dapat disimpulkan kepribadian sedangkan 46,0% Terdapat hubungan
bahwa ada introvert dengan jumlah 40 yang bermakna
hubungan antara mempunyai yang mengalami anatara tipe
tipe kepribadian peluang lebih besar stress dalam kepribadian
dengan kejadian dari ekstrovert belajar. ambivert dengan
depresi pada lansia. yaitu 9 kali Sebagian tingkat stress
Maka hasil terhadap kejadian mahasiswa yang mahasiswa dalam
penelitian ini dapat stress dalam memiliki tipe belajar. Hal ini
disimpulkan pada belajar, dan pada kepribadian dilihat dari hasil uji
umum nya mahasiswa yang ekstrovert yaitu yang memiliki nilai
mahasiswa tingkat memiliki tipe sebesar 26,4% P-value = 0,000 ≤
I DIII kebidanan kepribadian dengan jumlah 23 0,05.
widya dharma ambivert memiliki mahasiswa dari 87
husada memiliki peluang kecil dari responden.
tipe kepribadian kepribadian Sebagian
ambivert dimana ekstrovert dan mahasiswa yang
sebanyak 38 orang introvert yaitu memiliki tipe
dan mahasiswa hanya mempunyai kepribadian
yang memiliki peluang 0,016 introvert yaitu
kepribadian ini terhadap kejadian sebesar 29,9%
hanya 5 orang yang stress dalam dengan jumlah 26
mengalami stress belajar. mahasiswa dari 87
dalam belajar responden.Sebagia
karena memiliki 2 Kesimpulan n mahasiswa yang
kepribadian pada Berdasarkan memiliki tipe
dirinya yaitu hasil penelitian kepribadian
mereka dapat yang dilakukan di ambivert yaitu
menempatkan STIKes Widya sebanyak 43,7%
situasi kapan Dharma Husada dengan jumlah 38
mereka harus Pamulang tahun mahasiswa dari 87
introvert dan kapan 2015 dengan segala responden.
mereka harus keterbatasan serta Terdapat
eksroververt melihat pada tujuan hubungan yang
sehingga respon penelitian bermakna antara
mereka dapat menetahui tipe kepribadian
menempatkan diri Hubungan antara ekstrovert dengan
mereka dalam tipe kepribadian tingkat stress
menghadapi ekstrovert, mahasiswa dalam
berbagai masalah introvert dan belajar. Hal ini
belajar terhadap ambivert dengan terlihat dari hasil
stress itu. tingkat stress uji yang memiliki
dalam belajar pada nilai P value =
Daftar Pustaka
1

1. Uha s. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC; 2002.


2
Kemenkes. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.
3
Sofyan M. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI; 2006.
4
Sobur A. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV OUSTAKA SETIA; 2013.
5
Siswanto. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan dan perkembangannya Yogyakarta: Kartini; 2007
6
Yosep I, editor. Keperawatan Jiwa. Revisi ed. Bandung: PT.Refika Aditama; 2009.
7
Tingkat stres pada mahasiswa tahun pertama fakultas kedokteran universitas sumatra utara. KEVIN
DILIAN SUGANDA. 2013 november; II.
8
Tama T. Faktor-faktor yang berhubungandengan tingkat stress pada mahasiswa fakultas tingkat kesehatan
masyarakat universitas indonesia. 2011 Maret.
9
Sarwito WS, editor. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: SWS; 1983
10
Aziz. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik analisis data. Jakarta:
Salemba Medika; 2010.
11
Riyanto A. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. 3rd ed. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
12
Sabri SPdL. Statistik Kesehatan Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada; 2008.
13
Sabri SPd. Statistik Kesehatan Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada; 2008.
14
Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta; 2010
15
Sarwono SW. Pengantar umum psikologi Jakarta: PT. Bulan Bintang; 2004.
16
Chave-jones M. dengarkan perasaan anda Jakarta: PT.BPK Gunung Mulya; 1997.
17
Albana JM. Langkah praktis mengtasi stres belajar pada anak anda Jakarta: Perpustakaan Nasional; 2007.
18
Tipe kepribadian cenderung ekstovert menggunakan coping strategy penanggulangan stress dalam hal ini
berkaitan dengan tugas akhir sebagai stressor. Riy Ananda. 2009 November.
19
Hubungan tipe kepribadian dengan emosi negatif pada mahasantri pp al-hikmah al-fathimiyyah yang
mengalami premenstruasial syndrom. Yuni Rachmania. 2010 4 November.
20
J.Feist JdG. Teori Kepribadian Jakarta: Salemba Medika; 2013.
21
Gunarsa SD. Psikologi Keperawatan Jakarta: Gunung Mulia; 2008.
22
Hubungan Tipe Kepribadian dengan Kejadian Depresi pada lansia dipanti Sosialtresna werdhagau mabaji
goa. La suhu, la herma. 2013 November; III

Anda mungkin juga menyukai