Oleh :
30902000249
SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lingkungan akademik universitas stress merupakan
pengalaman yang paling sering Dialami oleh para para mahasiswa. Hal
tersebut dikarenakan Banyaknya tuntutan akademik yang harus Dihadapi,
misalnya ujian, tugas-tugas, dan Lain sebagainya. Sejumlah peneliti telah
Menemukan bahwa mahasiswa yang mengalami Stres akan cenderung
menunjukkan kemampuan akademik yang menurun tentunya sebagai
seorang Mahasiswa pasti pernah mengalami stres yang disebabkan dari
berbagai sumber seperti masalah akademik, Penyelesaian dalam tugas-
tugas kuliah yang diberikan dosen, pencapaian prestasi Akademik yang
rendah, serta tekanan dalam menghadapi banyaknya ujian dan masalah
kesehatan. Tekanan yang diberikan internal maupun eksternal dari
kehidupan akademik kadang dapat melampaui batas kemampuan
mahasiswa. (Kedokteran Ibnu Nafis et al., 2019)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah dalam latar belakang diatas dapat
disimpulkan bahwa peneliti ingin melakukan penelitian dengan masalah
“Apakah Terdapat Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Kejadian
Sindrom Dispepsia Fungsional Pada Mahasiswa Tingkat Awal
Keperawatan Unissula?”
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kejadian
sindrom dispepsia fungsional pada mahasiswa tingkat awal
keperawatan unissula
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. mengidentifikasi karakteristik responden
2. mengidentifikasi tingkat stres mahasiswa tingkat awal
fakultas ilmu keperawatan
3. mengidentifikasi Sindrom dispepsia fungsional pada
mahasiswa tingkat awal fakultas ilmu keperawatan
4. menganalisis hubungan antara tingkat stres dengan kejadian
sindrom dispepsia fungsional pada mahasiswa tingkat awal
fakultas ilmu keperawatan Unissula
D. Manfaat Penulis
1. Manfaat teoris
Hasil dari penelitian ini dapat diharapkan bisa menambah ilmu untuk
keperawatan unissula.
2. Manfaat praktis
pembelajaran.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Stres
a. Definisi stres
Stres adalah respons fisiologis terhadap stresor atau permintaan
apa pun yang dapat mengakibatkan homeostasis mereka
terganggu, serta bisa mengakibatkan berbagai perubahan
fisiologis, termasuk perubahan detak jantung, Tekanan darah
dan saluran pencernaan. Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan efek negatif pada tubuh manusia(Evans &
Nizette, 2017)
stres merupakan kejadian yang dapat memicu perubahan
fisiologis dan adaptif individu respon psikologis. hal ini
memicu terjadinya perubahan pola hidup individu, Perubahan
itu bisa bersifat positif, seperti prestasi pribadi yang luar
biasa, atau negatif.(Townsend & Morgan, 2018)
Stress adalah suatu yang dapat mengakibatkan tekanan atau
sesuatu yang terasa menekan dalam diri individu. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara harapan
dan kenyataan yang dinginkan oleh individu, baik keinginan
yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah.(Sukadiyanto, 2019)
Stres merupakan salah satu keadaan yang dapat mempengaruhi
adanya ketidakseimbangan fungsi tubuh manusia dan sering
menimbulkan masalah pada organ pencernaan.(Ashari et al.,
2022)
Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap
tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu
stabilitas kehidupan sehari-hari. Serta reaksi/respon tubuh
terhadap stressor psikososial pada indivdu (tekanan
mental/beban kehidupan).(Syahputra & Siregar, 2021)
b. Penyebab stres
(Ulfa & Fahzira, 2019) Faktor yang dapat menimbulkan stres
disebut dengan stresor. Stresor dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu :
1. stresor fisikobiologis. Misalnya, penyakit yang sulit
disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsi pada salah
satu anggota tubuh, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak
ideal.
2. Stresor psikologis. Misalnya, berburuk sangka, frustasi
karena gagal dalam sesuatu yang diinginkan, hasud, sikap
permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan
keinginan di luar kemampuan
3. Stresor sosial. Misalnya, hubungan antar anggota keluarga
yang tidak harmonis, perceraian, pengangguran, kematian,
pemutusan hubungan pertemanan, dan lain-lain.
c. Tanda dan gejala
(Nur & Mugi, 2021) Stres dalam hidup mendorong kita untuk
menyesuaikan atau mengubah beberapa aspek perilaku yang
akan dilakukan. Ketika tidak berhasil melakukan penyesuaian
atau perubahan ini, kita sering menemukan diri kita mengalami
sejumlah efek samping atau tanda dan gejala yang tidak
menyenangkan. Tanda-tanda dan gejala-gejala ini semua
merupakan indikasi dari tingkat stres yang tidak sehat.
Ada beberapa tanda dan gejala stres antara lain yaitu :
1. Fisik
Nafsu makan berkurang, sesak pada area dada, jantung
berdebar kencang, Kaki Dingin dan Tangan Berkeringat,
merasa lelah, pencernaan terganggu, merasa gelisah,
kehilangan sebagian memori ingatan, nyeri pada area perut,
sulit bernafas, sakit kepala, penuaan dini, makan
berlebihan, sering melamun terlalu lama, meminum alkohol
atau menggunakan obat-obatan untuk mengubah suasana
hati.
2. Rasional
Isolasi, intoleransi, kebencian, meresa kesepian, cenderung
tertutup, pemukul, tidak percayadiri, seksual bermasalah,
lebih sedikit bergaul dengan teman, kurang bersosialisasi
3. Emosional
Frustasi, depresi, mood berantakan, mudah marah, selalu
bermimpi buruk, mudah putus asa, selalu merasa khawatir,
jarang bergembira, pelupa, gugup, membayangkan banyak
hal buruk, mudah sedih, mudah marah, merasa cemas.
4. Spiriual
Merasa kosong, kehilangan arti, merasa ragu, kehilangan
arah, tak kenal ampun.
5. Mental
Sulit memecahkan masalah, sulit untuk membuat
keputusan, sulit berkonsentrasi, kesulitan menghitung,
negatif self-talk,
Penyangkalan : bahwa tidak ada yang salah dengan dirinya,
selalu mengkritik dan mengeluh.
Penarikan : menghindari situasi, terlalu merasa curiga
d. Tingkat stres
(Rahmawati et al., 2019)Stres memiliki beberapa tingkatan,
antara lain yaitu :
1. Stres ringan
Stres ringan stresor yang dihadapi bisa saja berlangsung
beberapa menit atau jam, stres ringan sering terjadi pada
kehidupan sehari-hari, kondisi ini dapat membantu
seseorang menjadi waspada dan bagaimana mencegah
berbagai kemungkinan yang akan terjadi
2. Stres sedang
Stres sedang berlangsung dari beberapa jam hingga
beberapa hari. Stressor ini menimbulkan gejala yaitu mudah
merasa letih, mudah marah, sulit untuk beristirahat, mudah
tersinggung, gelisah.
3. Stres berat
Stres berat merupakan situasi kronis yang dapat terjadi
dalam beberapa minggu hingga bulan, persepsi individu
sangat menurun dan cenderung membutuhkan banyak
pengarahan dan motivasi untuk hidup.
e. Pengolongan stres
f. Respon stres
g. Dampak stres
stres sangat berdampak bagi beberapa aspek, antara lain yaitu :
1. Kondisi fisik
Merasa kelelahan dan lemas. Hal lain yang dirasakan yaitu
sakit kepala, pusing, atau migrain, serta gangguan makan,
nyeri, badan pegal dan tegang otot, mudah sakit atau
kesehatan tubuh menurun, gangguan tidur, dan gangguan
pencernaan atau sakit perut.
2. Emosional
Sebagian besar mahasiswa merasakan mudah marah ketika
merasakan stress. Hal yang dirasakan yaitu lebih mudah
menangis, suasana hati buruk, lebih sensitif mudah
tersinggung, tertekan, serta sedih, risih, khawatir, murung,
dan halusinasi karena keadaan.
3. Perilaku
Sebagian mahasiswa merasa bahwa hubungan dengan
teman, keluarga, dan orang lain memburuk.Hal lain yang
dirasakan yaitu adanya kecenderungan untuk menyendiri
dan malas berbicara, bertemu, atau berinteraksi dengan
orang lain, lebih pendiam, malas mengerjakan Tugas atau
hal lain, tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan
sekitar, serta pemalu, tidak percaya diri, berteriak tanpa
alasan, dan mengerjakan tugas tidak maksimal.
4. Kognitf
Sebagian mahasiswa yang terkena dampak kognitif dari
stress merasakan sulit untuk konsentrasi atau fokus, baik
saat mengerjakan tugas atau saat berbicara dengan orang
lain. Hal lain yang dirasakan yaitu pikiran tidak tenang,
bingung, panik, sering termenung, serta berpikiran negatif,
mudah lupa, dan kurang teliti dalam segala hal.(A &
Musabiq, 2018)
h. Pengukuran stres
Pengukuran tingkat stres yang digunakan dalam penelitian
yaitu Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42) (Ulfah,
2019; Healthfocus Clinical Psychology Services, n.d.), yang
Dikembangkan oleh Lovibond and Lovibond (1995).Kuesioner
pengukuran DASS ini terdiri atas 42 pernyataan yang berkaitan
dengan stres, kecemasan, dan depresi pada seseorang.
Adapun kisi-kisi kuisioner DASS 42 pada pengukuran stres
yaitu meliputi soal nomor 1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,
39. Pengukuran ini menggunakan skala yang berbentuk ordinal.
Setiap pertanyaan/pernyataan ada 4 skor yaitu 0, 1, 2, dan 3.
Skor berdasarkan pengukuran DASS 42 yaitu :
0 : tidak sesuai
1 : kadang-kadang
2 : lumayan sering
3 : sering sekali
Adapun kategori stres pada kuisioner DASS 42 dibagi menjadi
beberapa yaitu :
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
Sedang : 19-25
Berat : 26-33
Berat : 34+
Penyebab
stres
1. Stre
sor
Respon stres
Sindrom dispepsia fungsionl
1. Respon fisiologis
pada mahasiswa tingkat
2. Respon kognitif
awal
3. Respon emosi
4. Respon tingkah laku
Dampak stres
1. Dampak positif
2. Dmpak negatif