Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH TEKHNIK MINDFULNESS TERHADA

PENURUNAN STRES PADA SISWA KELAS X


SMA NEGERI 7 PALU

PROPOSAL

NADILA YUNINDA
201601029

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Stres pada kalangan remaja biasanya “disebabkan oleh konflik yang”


“terjadi pada dirinya sendiri maupun” pada orang lain, dan peristiwa negatif
yang” dialami oleh remaja juga mampu” menjadi penyebab stres1. Menurut
Word”Health Organization (WHO), ada sekitar” 20% remaja” didunia yang”
“mengalami stres dan mental emosional “setiap tahunnya2. Di Indonesi sendiri”
“pada tahun 2016 prevalensi stres dan “mental emosional ringan berjumlah”
“sekitar 14 juta jiwa, sedangkan yang” mengalami gangguan mental berat
sekitar” 400 ribu jiwa dan remaja yang berusia diatas 15 tahun memiliki
prevalensi stres sebesar 6,1%3.Sementara itu, dari hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Tahun 2018 dinyatakan bahwa sulawesi tengah memiliki
prevalensi gangguan mental emosional tertinggi dibandingkan daerah-daerah lain
yaitu sebesar 19,8% pada remaja dengan usia 15 tahun keatas. Angka ini
meningkat dibandingkan dengan angka kejadian pada tahun 2013 yaitu hanya
sebesar 9,8%4.
Mekanisme tubuh seseorang yang mengalami stres akan dimulai dengan
sistem biologis tubuh yang berperan sebagai sistem syaraf otonom dan aksis
hypothalamic pituitary adrenal (HPA) pada otak1. Pada masa remaja akan ada
masa yang menggambarkan ketegangan emosi atau juga disebut masa badai &
topan (storm and stress), pada keadaan ini remaja akan mengalami emosi yang
tidak stabil dan meledak-ledak. Kejadian tersebut salah satunya di sebabkan oleh
masalah masalah yang terjadi di sekolah seperti penyesuaian diri, sosial, dan
pertentangan dengan aturan sekolah yang di terapkan1.
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa.
Namun dilain hal, sekolah bisa menjadi sumber masalah bagi siswa hingga

1
2

menimbulkan stres. Masalah ini di akibatkan oleh siswa yang sulit mengikuti
atau menerima tambahan jam pelajaran hingga berujung pada stres belajar atau di
sebut juga stres akademik5. Stres akademik merupakan respon siswa terhadap
berbagai tuntutan yang bersumber dari proses belajar seperti tuntutan naik kelas,
menyelesaikan banyak tugas, tuntutan penambahan jam pelajaran dan tuntutan
untuk dapat mengatur waktu belajar5.
Berdasarkan hasil studi penelitian yang dilakukan Mufadhal Barseli (2017)
yang berjudul “ Tingkat Stres Akademik Siswa SMA Negeri Kota Padang” di
dapatkan hasil tingkat stres akademik siswa SMA Negeri kota Padang tergolong
berada dalam kategori tingkat stres akademik sedang yaitu sebesar 71,8%.
Sementara itu 13,2% siswa SMA Negeri kota Padang berada pada tingkat stres
tinggi dan 15% stres akademik rendah. Hal ini berarti kondisi siswa SMA Negeri
Kota Padang merasakan kondisi stres akademik, akan tetapi mereka masih dapat
mengontrolnya6.
Hasil studi penelitian yang dilakukan Oki Hidayat dan Endang
Fourianalistyawati (2016) yang berjudul “Peran Mindfulness Terhadap Stres
Akademis” didapatkan hasil regresi menunjukan bahwa dimensi mindfulness
dapat memprediksi 13,9% dari dimensi stressor akademis. Setiap satu kenaikan
skor mindfulness terjadi penurunan -0,308 pada skor stressor akademis. Jadi
dapat disimpulkan bahwa mindfulness berperan dalam menurunkan kemunculan
stres akademis khususnya pada dimensi stressor akademis7.
Berdasarkan masalah tersebut menjadikan alasan pemberian tekhnik
Minfulness untuk mengurangi stres akademik yang di alami siswa. Mindfulness
(kesadaran penuh) merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
mengontrol emosi karena peningkatan kualitas kesadaran diri8.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 Maret
2020 di SMA Negeri 7 Palu, dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah di
SMA Negeri 7 palu bahwa jumlah siswa yang berada di SMA tersebut dari kelas
X hingga kelas XII berjumlah 932 siswa yang terbagi atas dua jurusan yaitu Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Peneliti juga
3

melakukan wawancara terhadap 10 siswa yang berasal dari jurusan IPS dan IPA
mereka mengatakan salah satu penyebab stres yang timbul dari sekolah adalah
banyaknya tugas dan waktu pembelajaran yang sangat panjang karena sekolah
telah menerapkan Kurikulum 2013 yang mengharuskan Full Day School.
Siswa yang sempat di wawancarai memiliki macam-macam respon stres,
beberapa siswa mengungkapkan bahwa mengalami kesulitan tidur pada malam
hari dan sulit berkonsentrasi pada saat jam mata pelajaran berlangsung. Dan
untuk siswa lainnya kebanyakan dari mereka juga merasakan kesulitan
berkonsentrasi saat mata pelajaran sedang berlangsung karena memikirkan
banyaknya tugas yang juga harus mereka selesaikan.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh mindfulness terhadap penurunan stres siswa di SMA Negeri 7 Palu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


Apakah ada pengaruh tekhnik Mindfullness terhadap penurunan stres pada siswa
kelas X di SMA Negeri 7 Palu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisi pengaruh tekhnik Mindfulness terhadap penurunan


stres pada siswa kelas X di SMA Negeri 7 PALU.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi stres remaja sebelum diberikan tekhnik


mindfulness.
b. Untuk mengidentifikasi stres remaja setelah diberikan tekhnik
mindfulness.
c. Untuk menganalisis pengaruh mindfulness terhadap penurunan stres.
4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan (Pendidikan)

Dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa STIKES Widya


Nusantara Palu, guna menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa.
Selain itu juga, untuk mengembangkan kurikulum STIKes Widya Nusantara
Palu dalam melaksanakan program pembelajaran mengenai Keperawatan
Jiwa.

2. Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat dalam hal ini siswa dan siswi SMA Negeri 7
Palu, yaitu di harapkan agar dapat meberikan pemahaman dasar dari tekhnik
mindfulness untuk meminimalisir kejadian stres di lingkup masyarakat.

3. Instansi Tempat Meneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi alternatif untuk Siswa dan


Siswi SMA 7 Palu, dengan menerapkan tekhnik Mindfulness pada individu
masing masing yang diharapkan para siswa dapat mengelolah stres dengan
baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Stres

1. Definisi Stres

Stres dapat di definisikan sebagai suatu reaksi fisik maupun psikis


terhadap tuntutan yang akan menimbulkan ketegangan dan mengganggu
stabilitas kehidupan juga mempengaruhi sistem hormonal pada tubuh 9. Stres
juga di artikan sebagai atribut modern karena stres sudah menjadi hal yang
tidak terelakkan dari kehidupan manusia baik itu di lingkungan sekolah,
kerja, keluarga, atau dimana saja. Stres tidak hanya di rasakan oleh orang
dewasa tetapi juga pada anak-anak, remaja hingga lanjut usia . dengan kata
lain stres dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun, yang menjadi masalah
ketika stres yang di alami seseorang dengan jumlah yang banyak, dampaknya
stres akan membahayakan kondisi fisik dan mental10.
Stres adalah respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan
mental/beban kehidupan) stres remaja ini digunakan secara bergantian untuk
menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak di
sukai berupa respon fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres. Konteks
yang mempertemukan antara individu dengan stimulus yang membuat stres,
semua sebagai suatu sistem11.
Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap
kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari setiap orang yang
mengalaminya12.
Dapat disimpulkan stres adalah respon yang diberikan seseorang setiap
kejadian yang dialami dalam kehidupan seseorang dan tidak dapat dihindari

5
6

bahwa setiap orang pasti akan mengalami stres didalam kehidupannya sehari-
hari.

2. Sumber Stres

Stres dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau sumber, dalam


istilah yang lebih umum disebut stressor. Stressor adalah keadaan atau
situasi, objek atau individu yang dapat menimbulkan stres. Secara umum,
stressor dapat dibagi menjadi tiga, yaitu stressor fisik, sosial dan psikologis13.

a. Stressor Fisik

Bentuk dari stressor fisik adalah suhu (panas dan dingin), suara
bising, polusi udara, keracunan obat-obatan (bahan kimiawi).

b. Stressor Sosial

1) Stressor sosial, ekonomi dan politik, misalnya tingkat inflasi yang


tinggi, tidak ada pekerjaan, pajak yang tinggi, perubahan teknologi
yang cepat, kejahatan.
2) Keluarga, misalnya peran seks, iri, cemburu, kematian anggota
keluarga, masalah keuangan, perbedaan gaya hidup dengan pasangan
atau anggota keluarga yang lain.
3) Jabatan dan karir, misalnya kompetisi dengan teman, hubungan yang
kurang baik dengan atasan atau sejawat, pelatihan, aturan kerja.
4) Hubungan interpersonal dan lingkungan, misalnya harapan sosial yang
terlalu tinggi, pelayanan yang buruk, hubungan sosial yang buruk.

c. Stressor Psikologi

1) Frustasi

Frustasi adalah tidak tercapainya keinginan atau tujuan karena


ada hambatan.
7

2) Ketidak pastian

Apabila seseorang sering berada dalam keraguan dan merasa


tidak pasti mengenai masa depan atau pekerjaannya. Atau merasa
selalu bingung dan tertekan, rasa bersalah, perasaan khawatir dan
inferior.

3. Tahap Stres

Stres biasanya memiliki gelajala-gelaja yang seringkali tidak disadari,


karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat dan baru dirasakan
bila mana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya
sehari-hari baik dirumah, di tempat kerja ataupun dipergaulan lingkungan
sosialnya14. Dalam penelitiannya membagi tahapaan-tahapan stres sebagai
berikut.

a. Stres Tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan


biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:
1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
2) Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasa.
3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya namun
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa
gugup yang berlebihan pula.
4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah
semangat, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

b. Stres Tahap II

Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”


sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul
keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi
cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk istirahat.
8

Istrahat antara lain dengan tidur yang cukup bermanfaat untuk


mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami deficit.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada
pada stres tahap II adalah sebagai berikut:

1) Merasa letih saat bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.


2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
3) Lekas merasa capai menjelang sore hari.
4) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman.
5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
6) Otot-otot punggung dan tekuk terasa tegang.
7) Tidak bisa santai.

c. Stres Tahap III

Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa


menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap II
tersebut diatas, maka yang bersangkutan akan menunjukan keluhan-
keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu :

1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag


(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
2) Ketegangan otot-otot semakin terasa.
3) Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat.
4) Gangguan pola tidur (insomnia).
5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa lemah dan serasa mau
pingsan).

d. Stres Tahap IV

Tidak jarang seorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter


sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahap III di atas, oleh dokter
9

dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik


pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala
stres tahap IV akan muncul:

1) Bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.


2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah
diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
3) Semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara memadai (adequate).
4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang
menegangkan.
6) Daya kosentrasi dan daya ingat menurun.
7) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat
dijelaskan apa penyebabnya.

e. Stres Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres
tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut:

1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam.


2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana.
3) Gangguan system pencernaan semakin berat.
4) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik.

f. Stres Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami


serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang
10

yang mengalami stres tahap ini berulang kali dibawah ke Unit Gawat
Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena
tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres terhadap
tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Debaran jantung teramat keras.


2) Susah bernafas (sesak dan megap-megap).
3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran.
4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.
5) Pingsan atau kolaps.

4. Tingkat Stres

Setiap individu mempunyai persepsi dan respon yang berbeda-beda


terhadap stres. Persepsi sesorang didasarkan kepada keyakinan dan norma,
pengalaman, pola hidup, faktor lingkungan, struktur dan fungsi keluarga,
tahap perkembangan keluarga, pengalaman masa lalu dengan stres serta
mekanisme koping15. Stres dapat di bagi beberapa tingkatan yaitu :

a. Stres Ringan

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologi dari
seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan dan dihadapi oleh setiap
orang secara teratur seperti lupa, kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik.
Situasi ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam dan
biasanya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus-
menerus.

b. Stres Sedang

Stres sedang adalah stres yang terjadi lebih lama dari beberapa jam
sampai beberapa hari seperti pada waktu perselisihan, kesepakatan yang
belum selesai, sebab kerja yang berlebih, permasalahan di sekolah seperti
11

tugas yang menumpuk, atau permasalahn didalam keluarga. Situasi


seperti ini dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang.

c. Stres Berat

Stres berat merupakan stres kronis yang terjadi beberapa minggu


sampai beberapa tahun yang di sebabkan oleh beberapa faktor seperti
hubungan didalam keluarga yang tidak harmonis, kesulitan finansial dan
penyakit fisik yang lama.

5. Manajemen Stres

Manajemen stres merupakan upaya mengelola stres dengan baik,


bertujuan untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap
yang paling berat12. Beberapa manajemen stres yang dapat dilakukan yaitu:

a. Mengatur Diet dan Nutrisi

Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam


mengurangi dan mengatasi stres. Ini dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai porsi dan jadwal teratur.
Menu juga sebaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.

b. Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan obat yang terbaik dalam mengatasi


stres karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan
fisik dan kebugaran tubuh. Tidur yang cukup juga dapat memperbaiki sel-
sel yang rusak.

c. Olahraga Teratur

Olahraga yang teratur adalah salah satu cara daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olahraga dilakukan tidak harus sulit.
Olahraga sederhana seperti jalan pagi atau lari pagi dilakukan paling tidak
12

dua kali seminggu dan tidak harus sampai berjam-jam. Sesuai


berolahraga diamkan tubuh yang berkeringat sejenak dan mandi untuk
memulihkan kesegarannya.

d. Berhenti Merokok

Berhenti merokok adalah bagian dari cara mengurangi stres karena


dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan
kekebalan tubuh.

e. Menghindari Minuman Keras

Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat


mengakibatkan terjadinya stres. Dengan menghindari minuman keras,
individu dapat terhindar dari banyak penyakit yang disebabkan oleh
pengaruh minuman keras yang mengandung alkohol.

f. Mengatur Berat Badan

Berat badan yang tidak seimbang (terlalu gemuk atau terlalu kurus)
merupakan faktor yang dapat menyebabkan stres. Keadaan tubuh yang
tidak seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh
terhadap stres.

6. Dampak Stres

Stres dibedakan menjadi 3 kategori, yakni dampak fisiologis, dampak


psikologi dan dampak perilaku16.

a. Dampak Fisiologi

Secara umum orang yang mengalami stres mengalami sejumlah


gangguan fisik seperti: mudah masuk angin, mudah pening, kejang otot
(kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat
13

dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti


cardiovascular, hypertensi.

b. Dampak Psikologi

1) Keletihan, emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama


dan punyaperan sentral bagi terjadinya burn-out.
2) Kewalahan atau keletihan emosi, kita dapat melihat ada
kencederungan yang bersangkutan.
3) Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat
pula menurunnya rasa kompeten dan rasa sukses.

c. Dampak Perilaku

1) Manakala stres menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering


terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
2) Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan
mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah
tepat.
3) Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran.

7. Pengukuran Tingkat Stres

Stres akademik adalah keadaan menekan yang dialami oleh siswa dan
bersumber dari berbagai tuntutan akademik seperti tekanan akademik:
persaingan prestasi antar siswa, tugas, ujian-ujian, pekerjaan rumah, tekanan
berprestasi yang muncul dari diri sendiri maupun orang lain, perasaan
khawatir dengan nilai-nilai, beban tugas dan pelajaran banyak, serta rasa
keputusasaan. Tekanan akademik semakin bertambah dengan adanya sistem
full day school yang membuat siswa harus berada di sekolah selama delapan
jam sehari.
14

Tingkat stres ini bisa di ukur dengan banyak skala. Antaranya adalah
skala dengan menggunakan Educational Stress Scale for Adolescents
(ESSA). Instrumen ini digunakan untuk mengukur stres akademik dengan
lima faktor penyebab stress akademik, antara lain:

a. tekanan dari kegiatan belajar, meliputi tekanan dari belajar seharihari,


orang tua, persaingan akademik antar rekan sebaya, dan kekhawatiran
tentang masa depan.
b. beban kerja/tugas, meliputi merasa terbebani dengan tugas rumah
sekolah (PR), tugas di sekolah dan ujian.
c. kekhawatiran terhadap nilai, meliputi emosi dan kecewa dengan nilai-
nilai akademik.
d. harapan terhadap diri sendiri, meliputi merasa tertekan serta terbebani
dengan harapan diri yang tidak bisa dipenuhi
e. keputusasaan, meliputi kecewa dan merasa kurang percaya diri, serta
sulit berkonsentrasi ketika belajar hal akademik.

Skala ESSA disusun oleh Sun et al (2015) dan telah diuji pada siswa
kelas 7-12 di Provinsi Shandong, China. Skala ini berisi 16 item berbahasa
inggris, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk
dilakukan uji reliabilitas dan validitas. Skala ini merupakan skala Likert
dengan pilihan

a. sangat tidak setuju (1)


b. tidak setuju (2)
c. ragu-ragu (3)
d. setuju (4)
e. sangat setuju (5)

Validitas skala ESSA yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia, serta


telah diuji dengan 125 siswa kelas 7 & 8 yang memiliki indeks reliabilitas
15

Cronbach’s Alpha sebesar 0,785, jumlah item valid sebabnyak 16, dengan
indeks validitas sebesar 0,23-0,53.

B. Tinjauan Umum tentang Mindfulness

1. Definisi Mindfulness

Minfulness didefinisikan sebagai memperhatikan tujuan dengan


sengaja, disaat ini tanpa menghakimi setiap kejadian atau pengalaman dari
saat ke saat17. Mindfulness juga dianggap sebagai keadaan penuh perhatian
dan sadar dengan apa yang terjadi saat ini, deskripsi lain lebih menekankan
pada sifat-sifat perhatian tertentu yang dibawa pada pengalaman saat ini
seperti sikap penerimaan dan penilaian17.
Mindfulness digambarkan memiliki dua komponen : pengaturan diri
perhatian untuk fokus pada pengalaman saat ini (fikiran, perasaan, sensasi),
dan sikap ingin tau, keterbukaan pengalaman, dan penerimaan pengalaman
saat ini, terlepas dari seberapa menyenangkannya atau membenci mereka18.
Pada dasarnya mindfulness tidak dapat digambarkan secara utuh melalui kata-
kata, karena mindfulness merupakan suatu pengalaman non-verbal yang
hanya dapat dirasakan didalam diri individu namun secara umum definisi-
definisi tersebut dapat mewakili apa yang diartikan sebagai mindfulness18.
Berdasarkan definisi-definisi beberapa ahli yang telah dijabarkan
diatas, dapat disimpulkan bahwa mindfulness adalah keadaan penuh perhatian
dan sadar akan apa yang terjadi di masa kini. Sikap ingin tahu, keterbukaan
terhadap pengalaman dan informasi baru, menilai dengan kata-kata dan
memfokuskan perhatian setiap momen tanpa menghakimi.

2. Dimensi Minfulness

Terdapat lima aspek dalam mindfulness, yang dikembangkan dalam


instrumen Five Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ) yang terdiri dari
16

Observing, describing, acting with awerness, nonjudging of inner experience,


dan non-reactivity to inner experience18.

a. Observing (mengobservasi)

Observing termasuk memperhatikan atau menghadiri pengalaman


internal dan eksternal, seperti sensasi, kognisi, emosi, pemandangan,
suara, dan bau.

b. Describing (mendeskripsikan)

Describing mengacu pada penilaian pengalaman internal dengan


menggunakan kata-kata.

c. Acting with awerness (bertindak dengan kesadaran)

Acting with awerness adalah saat seseorang menghadiri aktivitas


saat ini dengan kontras berbeda dengan berperilaku mekanis sementara
perhatian difokuskan ke tempat lain (sering disebut pilot otomatis).

d. Nonjudging of inner experience (tanpa penilaian pada pengalaman


internal)

Nonjudging of inner experience merupakan aspek mindfulness yang


mempunyai kecenderungan untuk mengambil sikap tidak evaluatif
terhadap pemikiran dan perasaan.

e. Non-reactivity to inner experience (tanpa beraksi pada pengalaman


internal)

Non-reactivity to inner experience merupakan aspek mindfulness


yang mempunyai kecenderungan untuk membiarkan fikiran dan perasaan
datang dan pergi, tanpa terjebak atau terbawa oleh dirinya.
17

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mindfulness.

Ada tiga elemen inti yang mempengaruhi faktor-faktor dari


minfulness19.

a. Niat (intention)

Niat merupakan alasan mengapa individu memperhatikan. Niat


termasuk menyelidiki harapan, keinginan, dan aspirasi. Secara eksplisit
merefleksikan niat membantu individu memahami apa yang sebenarnya
ingin dicapai. Niat membantu membawa nilai-nilai individu kedalam
kesadaran saat ini, memungkinkan individu untuk secara sadar
memutuskan apakah nilai-nilai ini adalah sesuatu untuk dicapai. Niat
bukan hanya tentang berorientasi pada tujuan atau melekat pada hasil
tertentu. Pada tingkat terdalam, niat merupakan refleksi dari mengapa
individu berlatih, apa yang dihargai, dan apa yang akhirnya paling
penting bagi individu tersebut.

b. Perhatian (attention)

Perhatian melibatkan melihat dengan jelas apa yang ada disini dan
sekarang, pada saat ini. Dalam konteks perhatian, individu belajar untuk
tidak hanya memperhatikan dunia di sekitarnya, tetapi juga isi dari
kesadaran individu tersebut. Oleh karena itu, perhatian adalah komponen
mindfulness yang memfasilitasi fokus yang lebih besar, kebijaksanaan,
dan kapasitas untuk mencatat apa yang muncul dalam pengalaman
individu tanpa terlibat dalam reaksi refleksif.

c. Sikap (attitude)

Bagaimana individu memperhatikan sikapnya sangat penting bagi


minfulness. Perhatian bisa mengendalikan dan kritis, atau perhatian bisa
membuat penasaran. Mindfulness melibatkan sikap kualitas rasa ingin
tahu, keterbukaan, penerimaan, dan cinta. Sikap individu mempengaruhi
18

mindfulness karena apa yang individu praktikkan menjadi lebih kuat.


Ketika individu mempraktikan perhatian yang menghakimi dan kritis,
individu memperkuat cara merespons (terhadap diri individu itu sendiri
dan orang lain). Ketika individu mempraktikkan belas kasih dan
penerimaan, individu memperkuat sifat-sifat ini. Sikap menggambarkan
kualitas jenis perhatian individu, terbuka, ingin tahu, dan menerima.

4. Model Pelatihan Mindfulness

Pelatihan mindfulness berhubungan kemanfaatan psikologis dalam


kognitif, termasuk, mereduksi reaktivitas kognitif baik dalam peningkatan
penghindaran dan perenungan, pengembangan kontrol atensi dan
menghambat pemrosesan yang tidak perlu20.
Pelatihan mindfulness dapat dilakukan antara 1-2 minggu. Pelatihan
mindfulness dalam waktu satu minggu membantu menurunkan pemikiran-
pemikiran yang mengembara (mind-wandering). Jika pikiran yang
mengembara direduksi, maka secara tidak langsung seseorang mampu
melakukan observasi keadaan yang terjadi dengan kesadaran seutuhnya dan
dapat meningkatkan kinerja akademik. Ada dua jenis model pelatihan
midfulness20, yaitu :

a. MBSR (Mindfulness-Based Stress Reduction)

MBSR merupakan program meditasi mindfulness yang terstruktur


yang digunakan untuk mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh
gangguan fisik, psikosomatis, dan psikiatrik. Subjek diminta untuk fokus
pada hal-hal yang menarik, menerima keadaan, dan tidak menilai
penyakit yang diderita, sensasi-sensasi sulit, emosi-emosi, pikiran-pikiran
serta perilaku-perilaku. MBSR dapat mengubah pola pikir dan perilaku
dalam cara berpikir, sensasi dan emosi.
Terapi MBSR selama satu bulan tidak dapat mereduksi stres,
namun dapat meningkatkan pikiran positif dan meningkatkan perenungan
19

Melalui penjelasan mengenai MBSR, dapat diketahui bahwa MBSR


digunakan untuk terapi-terapi pengubahan pola pikir dan perilaku dalam
cara berpikir, sensasi dan emosi pada orang-orang yang sedang
mengalami sakit fisik maupun psikologis.

b. MBCT (Mindfulness-Based Cognitive Therapy)

MBCT merupakan adaptasi dari program MBSR. MBCT lebih


berfokus pada pemikiran dari pada MBSR. MBCT merupakan terapi
konitif yang mendeteksi dan ketidaksesuaian cara pikir yang di gunakan
untuk mencegah munculnya kembali depresi. Jadi, MBCT merupakan
program preventif bukan program treatment dalam depresi yang akut,
Sehingga, dapat diketahui bahwa terapi MBCT merupakan
pengembangan dari MBSR yang digunakan agar individu tidak
mengalami kembali penyakit psikologis.
Tahapan pelaksanaan tekhnik Mindfulness21:

Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan mindfulness


(Diadaptasi oleh : Johannes H, Kurniadi A, Tumboimbela M, dkk 2018)

C. Pengaruh Midfulness Terhadap Stres

Stres disebabkan oleh kejadian nyata yang sedang kita alami, kita rasa
atau peristiwa yang akan kita alami, yang membuat kita kehilangan
keseimbangan dan mengaktifkan sistem respon stres dalam tubuh kita7.
20

Stres itu subjektif. Sebuah situasi yang membuat kita stres belum pasti
membuat orang lain juga stres. Mungkin malah situasi tersebut dianggap tidak
menganggu sama sekali. Bahkan masalah sepele bagi sebagian orang dapat juga
menyebabkan stres yang parah untuk orang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh
pengalaman hidup setiap orang7.
Dengan melatih diri kita sadar penuh (midfulness) akan membantu kita
meletakkan masalah yang kita hadapi dalam sudut pandang yang bijaksana
melalui pemahaman yang lebih baik terhadap yang terjadi secara menyeluruh.
Mindfulness yang ada pada diri kita mampu membantu kita dalam mengelola
pengalaman hidup yang penuh dengan stres, termasuk dalam menghadapi
kegagalan dan kekalahan22.

D. Kerangka Konsep

Variabel independent

Variabel Dependent
Tekhnik Mindfulness

Penurunan Stress Siswakelas X

Keterangan :

Diteliti :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh


mindfulness terhadap penurunan stres pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuatitatif, yaitu penelitian yang


berlandaskan pada filsafat posistivisme, digunakan untuk meniliti pada populasi
atau sampel tertentu, dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu suatu metode
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek
yang diteliti melalui data atau sampel yang telah dikumpul sebagaimana
adanya23. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-Eksperimen, dengan
pendekatan one grup pre test dan post test design, yaitu rancangan penelitian
yang menggunakan satu kelompok subjek dengan cara melakukan pengukuran
sebelum dan setelah perlakuan. Efektifitas perlakuan ini dinilai dengan cara
membandingkan nilai post test dengan pre test24.

Pre tes X Post test

A B

Gambar 3.1 Desain Penelitian


(Sumber : Notoatmodjo, 2018)

Keterangan :
A : Pengukuran menggunakan kuesioner stres akademik sebelum diberikan
tekhnik midfulness
X : Pemberian tekhnik Mindfulness dilakukan selama 1-2 minggu pada bulan
mei-juni 2020
B : Pengukuran menggunakan kuesioner stres akademik setelah siswa telah
menjalani tekhnik mindfulness selama 1-2 minggu pada bulan mei-juni 2020

19
20

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di SMA Negeri 7 Palu,


Kecamatan Tawaeili, Kota Palu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksankan pada bulan mei-juni


2020. Pemilihan waktu tersebut dilakukan karena perlakukan maindfulness
akan dilaksanakan selama 1-2 minggu.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti 25. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 7 Palu yang aktif selama
penelitian berlangsung sebanyak 932 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar mewakili dan


dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya25. Besar sampel
pada kelompok eksperimen minimal 10-20 orang22. Pada penelitian ini
sampel yang digunakan adalah 10 siswa.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
random sampling. Random sampling adalah pengambilan anggota sampel
dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu22.
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Merupakan siswa kelas X dengan rentang umur 15-17 tahun.


21

b. Siswa yang aktif selama penelitian.


c. Siswa bersedia mendaji responden dengan menandatangani informed
concent.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya


menentukan variabel lain25. Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu
Mindfulness.

2. Variabel Dependen (variabel teriakat)

Variabel Dependen adalah variabel yang dilainya dipengaruhi serta


ditentukan oleh variabel lain25. Variabel Dependen pada penelitian ini yaitu
tingkat stres.

E. Definisi Operasional

1. Tingkat Stres

Definisi : Stres yang diakibatkan oleh tuntutan akademik yang


dirasakan oleh siswa pada saat mendapatkan prestasi yang
tidak sesuai seperti yang diinginkan serta tugas yang terlalu
banyak.
Alat ukur : Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA)
Skala : Ordinal
Hasil ukur : < 39 = Stres akademi sangat rendah
39 ≤ - < 43 = Stres akademik rendah
43 ≤ - < 46 = Stres akademik sedang
46 ≤ - ≤ 49 = Stres akademik tinggi
>49 = Stres akademik sangat tinggi
2. Minfulness
22

Definisi : Minfulness (sadar penuh) merupakan suatu keadaan dimana


seseorang mampu menfokuskan perhatian terhadap suatu
kejadian yang terjadi saat ini. Mindfulness juga dikatakan
sebagai sikap keterbukaan dan penerimaan atas pengalaman
saat ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan


data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Pengisian
lembar kuesioner dilakukan oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan yang dapat mengatur variabel yang diukur sehingga memiliki makna
dalam pengujian hipotesis penelitian23.

1. Stres Akademik

Peneliti menggunakan kuesioner Educational Stress Scale for


Adolescents (ESSA) yang disusun oleh Sun et al (2011). Instrumen
menggunakan skala Likert dengan penilaian
a. Sangat tidak setuju(1)
b. Tidak setuju(2)
c. Ragu-ragu(3)
d. Setuju(4)
e. Sangat setuju(5)

Skala ini berisi 16 item berbahasa inggris, yang kemudian


diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk dilakukan uji reliabilitas dan
validitas. Validitas skala ESSA yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia,
serta telah diuji dengan 125 siswa kelas 7 & 8 yang memiliki indeks
reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,785, jumlah item valid sebanyak 16,
dengan indeks validitas sebesar 0,23-0,53.

G. Tekhnik Pengumpulan Data


23

Data yang dikumpulkan pada penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Kepala Sekolah SMA
Negeri 7 Palu. Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber data, yaitu pengisian kuesioner oleh responden yang
dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
Tekhnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut25 :

1. Editing dilakukan untuk memeriksa adanya kesalahan atau kurangnya data


yang di isi oleh responden.
2. Coding adalah Kegiatan mengklasifikasi data dengan cara memberi kode
untuk memudahkan peneliti pada saat melakukan entri data.
3. Tabulating adalah penyusunan data yang berdasarkan variable yang diteliti.
4. Entri adalah proses pemasukan data kedalam program computer untuk
selanjutnya di analisa
5. Cleaning yaitu membersihkan data dengan melihat variable yang telah di
gunakan apakah data-datanya sudah benar atau belum.
6. Describing yaitu menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah
dikumpulkan.

H. Analisa Data

Data yang telah diolah dengan menggunakan program komputer kemudian


dianalisa sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan dan
keputusan26. Analisa data digunakan dalam penelitian tersebut meliputi :

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan menganalisis tiap


variabel dari hasil penelitian. Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian23. Dengan rumus:
24

f
P= x 100%
n
Dimana : P = Presentase
f = Jumlah jawaban benar
n = Jumlah

2. Analisi Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis secara simultan dari dua variabel. Hal
ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel terkait dengan
variabel lain26. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan tabel silang untuk melihat dan menganalisis pengaruh antara
dua variabel. Menguji ada tidaknya pengaruh Mindfulness terhadap penurunan
stres pada siswa. Uji hipotesis yang digunakan jika memenuhi syarat uji
asumsi normalitas maka digunakan uji parametris yang sesuai yaitu rumus uji
“T-Test”, ada beberapa syarat dari uji “T-Test” yaitu data untuk tiap pasang
yang diuji dalam skala interval atau rasio, data berdistribusi normal dan nilai
variannya dapat sama ataupun tidak. Apabila tidak memenuhi maka dapat
digunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil dari
analisis yang diperoleh dari pada analisis dengan menggunakan program
kompute yaitu nilai p, kemudian dibandingkan dengan α= 0,05 maka ada
pengaruh antar variabel independen dan dependen, tapi jika nilai p lebih besar
dari α= 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel independen dan dependen27.
Rumus uji T-Test :

x 1−x 2

s 1 ( 2) s 2( 2) 2 r ( s 1) ( s 2)
t=
√ nl
+
n2

√ n 1√ n 1
25

Keterangan
x1 = Rata-rata sampel 1
x2 = Rata-rata sampel 2
s1 = Simpangan baku sampel 1
s2 = Simpangan baku sampel 2
s1 (2) = variasi sampel 1
s2 (2) = variasi sampel 2
2 = korelasi antar dua sampel
DAFTAR PUSTAKA

1. Putri IS, Widyatuti W. Stres dan gejala dispepsia fungsional pada remaja. J
Keperawatan Jiwa. 2019;
2. World Health Organization. 10 Facts On Mental Health. World Health
Organization 2015. Colombus, USA. Med J Aust 2015;174-282.
3. Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. Hasil Utama
Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat Republik Indonesia. 2018;1–100.
4. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehat Republik
Indones. 2018;
5. Barseli M, Ifdil I. Konsep Stres Akademik Siswa. J Konseling dan Pendidik.
2017;5(3):143.
6. Konseling J, Ifdil T, Ardi Z. Kondisi Stres Akademik Siswa SMA Negeri di
Kota Padang. 2013;143–50.
7. Hidayat O, Fourianalistyawati E, Kunci K. The Role Mindfulness Academic
Stress on The First- Year University Students. 2013;
8. Karneli Y, Padang UN, Ilmu F, et al. Keefektifan Konseling Modifikasi
Kognitif Perilaku untuk Menurunkan Stres Akademik Siswa. 2019;4(2):42–7.
9. Sunaryo. Psikologi Keperawatan. 1th ed. Jakarta: EGC; 2013 apr. 14-16.
10. Kupriyanov, R. & Zhdanov, R. The eustress concept Problems and out looks.
World Journal of Medical Sciences; 2011 Nov. 11(2), 179-185.
11. World Health Organization (WHO). Ohio State University School Of Public
Health. Colombus, USA. Med J Aust 2013;174:282-4

12. Rasmun. Stres Koping dan Adaptasi. 1th ed. Jakarta (ID) : CV. Sagung Seto;
2014 des. 27-28.
13. Priyoto. Konsep manajemen stres. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014 nov. 12-
15.
14. Hawari, D. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. 1 th ed. Jakarta (ID) :
FKUI; 2011 apr. 5-9.
15. Setianingsih DN. Jurnal FamilyEdu. 2015;1(2):74–90.
16. Priyoto. Konsep manajemen stres. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014 nov. 7-8
17. Fourianalistyawati E, Listiyandini RA. Relationship between Mindfulness and
Depression Adolescents. J Psikogenes. 2017;5(2):115–22.
18. Baer, RA. Assesing Mindfulness and Acceptance Processes in Clients. 1 th ed.
Illuminating the Thory & Practice Change: New Harbinger; 2010 Apr. 24-26.
19. Hardani, MS. Pengaruh mindfulness terhadap kesejahteraan psikologis pada
mahasiswa tahun pertama. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta; 11 Jan 2019,
154-175
20. Wulandari FA, Gamayanti IL. Mindfulness Based Cognitive Therapy Untuk
Meningkatkan Konsep Diri Remaja Post-Traumatic Stress Disorder. J Interv
Psikol. 2014;6(2):265–80.
21. Johannes H, Kurniadi A, Tumboimbela M, dkk. Meditasi Dan Perhatian Pada
Dewasa Muda Sehat , Meditasi bentuk pengendalian diri . J Sinaps.
2018;1(1):40–6.
22. Munazilah M, Hasanat NU. Program Mindfulness Based Stress Reduction
untuk Menurunkan Kecemasan pada Individu dengan Penyakit Jantung
Koroner. Gadjah Mada J Prof Psychol. 2018;4(1):22.
23. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitif, dan
R & D. 1th ed. Bandung (ID) : Alfabeta; 2013 Jun. 24-26
24. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID). Edisi Revisi.
Rineka Cipta; 2018 Mar. 16-17
25. Nursalam. Proses dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta (ID) : Salemba Medika; 2011 Apr. 25-34.
26. Dahlan, MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,
dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi denga Menggunakan SPSS. Jakarta:
Salemba Medika; 2013 Feb. 32-33
27. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta (ID) : Graha
Ilmu; 2013 Jan. 11-10.
Lampiran I

Lokasi penelitian
SMA Negeri 7 palu
Pra Penelitian
Pengambilan data
awal

Penyusunan
proposal penelitian

Mengidentifikasi stres remaja


Ujian komprehensif
sebelum diberikan perlakuan

Penelitian Mengidentifikasi stres remaja


lapangan setelah diberikan perlakuan

Menganalisis pengaruh
mindfulness terhadap TLT stres

Analisa data

Penyusunan laporan
hasil penelitian

Ujian tutup
hasil/tesis

Gambar 1.1 Alir penelitian


Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Ners,
STIKes WIDYA NUSANTARA PALU :
Nama : Nadila Yuninda
NIM : 201601029
Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Tekhnik
Mindfulness Terhadap Penurunan Stres Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Palu”.
Untuk terlaksananya kegiatan tersebut, Saya mohon kesediaan Saudara untuk
berpartisipasi dengan cara mengisi kuesioner berikut. Jawaban Saudara akan Saya
jamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila Saudara berkenan mengisi kuesioner yang terlampir, mohon kiranya Saudara
terlebih dahulu bersedia menandatangani lembar persetujuan menjadi responden
(informed consent).
Demikianlah permohonan Saya, atas perhatian serta kerjasama Saudara dalam
penelitian ini, Saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Peneliti

(Nadila Yuninda)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh Nadila Yuninda (201601029), mahasiswa STIKes WIDYA
NUSANTARA PALU, Program Studi NERS yang berjudul “Pengaruh Tekhnik
Minfulness Terhadap Penurunan Stres Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7
Palu”. Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat
negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden pada
penelitian ini.

Palu,.................2020

Responden

(........................................)
Skala Stres Akademik Adaptasi Skala Educational Stress Scale

for Adolescents (ESSA)

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Usia :

1. Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan diri


Adik-adik
2. Tugas Adik-adik adalah memilih salah satu jawaban yang paling sesuai
dengan keadaan Anda yang sesungguhnya.
3. Pilih jawaban dengan sejujurjujurnya dan sungguh-sungguh.
4. Tidak ada jawaban benar atau salah, maupun baik atau buruk, karena jawaban
masing-masing orang berbeda-beda.

BERILAH TANDA SILANG (X) PADA SALAH SATU PILIHAN ANDA.

STS : jika pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI dengan yang anda lakukan
atau rasakan
TS : jika pernyataan TIDAK SESUAI dengan yang anda lakukan atau rasakan
R : jika pernyataan RAGU-RAGU atau berada diantara apa yang anda lakukan
atau rasakan
S : jika pernyataan SESUAI dengan yang anda lakukan atau rasakan
SS : jika pernyataan SANGAT SESUAI dengan yang anda lakukan atau
No Pertanyaan STS TS R S SS

1. Saya merasa sangat tidak puas dengan


nilai akademik saya

2. Saya merasa terlalu banyak


mendapatkan tugas di sekolah

3. Saya merasa PR yang diberikan terlalu


banyak

4. Pendidikan dan pekerjaan di masa


depan memberikan tekanan pendidikan
yang berat bagi saya

5. Orang tua saya sangat peduli dengan


nilai akademik saya, sehingga hal
tersebut memberikan tekanan yang
cukup berat bagi saya

6. Saya merasa mendapat tekanan yang


berat dalam pembelajaran sehari-hari

7. Saya merasa sekolah memberikan ujian


terlalu banyak

8. Nilai akademik merupakan hal yang


sangat penting bagi masa depan saya
dan bahkan sangat menentukan seluruh
kehidupan saya

9. Saya merasa telah mengecewakan orang


tua ketika nilai saya buruk

10 Saya merasa telah mengecewakan guru


. ketika nilai saya tidak sesuai
harapannya

11 Saya merasa terlalu banyak persaingan


. di dalam kelas sehingga memberikan
tekanan pada saya

12 Saya selalu merasa tidak percaya diri


. atas nilai akademik saya

13 Saya merasa sangat sulit untuk


. berkonsentrasi selama pelajaran
berlangsung

14 Saya merasa tertekan ketika tidak dapat


. memenuhi standar yang saya buat

15 Saat saya gagal mencapai tujuan, saya


. merasa tidak cukup baik

16 Saya biasanya tidak dapat tidur karena


. khawatir saat saya tidak bisa memenuhi
tujuan-tujuan yang telah saya buat
sendiri

Anda mungkin juga menyukai