OLEH:
FENI AULIA
188110021
KAJIAN PUSTAKA
I. Pengertian Stres
Stres merupakan reaksi yang normal, gangguan pada tubuh
dan pikiran yang di sebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan
yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di
dalam lingkungan. (Titik Lestari, 2014 ).
Stres tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga pada
remaja. Banyak tantangan yang harus dihadapi remaja yang tidak
kalah berat dengan orang dewasa. Selain itu juga remaja harus
menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perubahan fisik, remaja harus
mengikuti berbagai tes dan ujian sekolah, konflik dengan orang tua,
dan juga tekanan oleh sebaya. Semua ini yang membuat remaja
kadang mengalami tekanan atau stress melebihi orang dewasa
(Saefullah,2010).
Stres pada umumnya merupakan dampak dari ketidak
seimbangan pikiran dan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga
defense sistem yang dimiliki tubuh biasa bekerja dengan otomatis juga
mengalami masalah bahkan bisa tidak berjalan sekaligus. Hal itu
secara garis besar bisa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
manusia.
Faktor internal merupakan faktor penyebab terjadinya stres
dari dalam diri seseorang. Gangguan kesehatan mental fisik, serta
kekecewaan dan ketakutan yang berlebihan.Faktor eksternal lebih
dipengaruhi oleh lingkungan, lebih pada persoalan adaptasi yang
membutuhkan waktu yang lama.
Stres adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia
yang mengakibatkan terjadinya respon stres.Stres dapat berasal
dari berbagai sumber baikdari kondisi fisik,psikologis, maupun sosial
dan juga muncul dari dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar
lainnya. (Titik Lestari,2014).
Stres merupakan sebuah kondisi dinamis dimana seseorang
dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, hambatan atau
permintaan akan apa yang dia inginkan dan hasilnya dipersepsikan
tidak pasti dan penting (Sunyoto, 2012:62). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, stres adalah gangguanatau kekacauan mental dan
emosional yang disebabkan oleh factor luar. Handoko (dalam Prasetyo
dan Wurjaningrum, 2008) mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi
seseorang. Stres juga merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
manusia ketika harapan yang diinginkan dan kenyataan yang dihadapi
berbeda.
Hawari (dalam Irawati, 2012:10) mendefinisikan stres sebagai
suatu kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan
lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan
yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis,
psikologis dan sosial dari seseorang. Stres merupakan interaksi antara
individu dengan lingkungan, menimbulkan suatu tekanan dalam
diriindividu akibat adanya tuntutan yang melebihi batas kemampuan
individu untuk menghadapi dan memberikan respon fisik maupun
psikis terhadap terhadap tuntutan yang dipersepsi (Bishop, dalam
Irawati, 2012:11).
Stres merupakan respon tubuh yang sifatnya non spesifik
terhadap tuntutan beban atasnya, dalam perkembangan selanjutnya
ternyata dampak stres ini tidak hanya mengenai gangguan fungsional
hingga kelainan organ tubuh, tetapi juga berdampak pada bidang
kejiwaan(Hawari,2008).
II. Pengertian Perilaku Merokok
Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas,
baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati.Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme (mahkluk hidup yang bersangkutan).
Sedangkan dari sepi kepentingan kerangka analis, perilaku adalah
apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut baik dapat diamati
secaralangsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo,2010).
Perilaku merokok pada remaja sebagian besar merupakan
hasil dari proses kognitif bahwa mereka memiliki antisipasi
terhadap konsekuensi terkait dengan perilaku-perilaku mereka.
Perilaku merokok mereka ditentukan oleh keyakinan mereka
terhadap perilaku tersebut di antaranya penghayatan sosial dan
resiko kesehatan atau keuntungan-keuntungan dari merokok yang
berasal dari teman.
Menurut Silvan Tomkins dalam Aula (2010) menyebutkan
perilaku merokok terbagi menjadi empat tipe perilaku merokok
berdasarkan Management of affect theory.Tiga tipe tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan
negatif, banyak orang yang merokok dan mengurangi
perasaan negatif, misalnya saat mereka marah,cemas,dan
gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.
2. Perilaku merokok adiktif, hal ini dinamakan
psychologaladditation oleh Green. Orang yang
menunjukkan perilaku seperti itu akan menambah dosis
rokok yang digunakan setiap saat setelah efek rokok yang
dihisapnya berkurang.
3. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan,
seseorang merokok bukan demi mengendalikan
perasaannya, tetapi karena benar-benar menjadi suatu
perilaku yang bersifat otomatis, sehingga seringkali
dilakukan tanpa dipikirkan dan disadari.
METODEKOGI PENELITIAN
I. Jenis Penelitian
Kuantitatif adalah sebuah penilaian yang dilakukan berdasarkan
jumlah sesuatu, yang mana dalam hal ini kualitas bukanlah sebagai faktor
utama yang menjadi dasar penilaian. Di dalam kuantitatif semua aspek
mutu akan dikesampingkan terlebih dahulu dan faktor jumlah atau
kuantitaslah yang akan menjadi dasar penilaian utamanya.Penelitian
kuantitatif ialah jenis penelitian yang analisit, tertata, terorganisasi dari
awal sampai akhir penelitian dan condong penelitian tersebut memakai
pengkajian angka-angka perangkaan. Maka suatu kebiasaan apabila dalam
penelitian kuantitatif tata cara akumulasi data memakai masyarakat dan
sempel
.
II. Fokus Penelitian
Dalam penelitian atau variable adalah gejala utama berupa konsep
mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang
hendak diamati selanjutnya, fokus dalam penelitian ini meliputi dua hal,
yaitu:
1. Fokus pada masalah apa yang membuat para remaja berperilaku
merokok
2. Fokus pada apa penyebab remaja stress.
Hubungan antar fokus dalam penelitian ini belum dapat ditemukan
dalam rencana penelitian dan diharapkan dapat muncul setelah melalui
tahapan analisis hasil penelitian. Oleh karena itu, jika analisis penelitian
dapat menemukan hubungan antar fokus, maka hubungan tersebut akan
disajikan dalam bagian pembahasan hasil penelitian.
III. Sumber Data Penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
observasi yang dilakukan. Dimana fokus penelitian ini adalah hubungan
perilaku merokok terhadap stress pada remaja. Jadi sumber data itu
menunjukkan asal informasi. Data itu harus diperoleh dari sumber data
yang tepat, jika sumber data tidak tepat, maka mengakibatkan data yang
terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Sehubungan dengan
wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian ini ada dua
yaitu:
Sumber Data Primer
Sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan.
Sumber data primer juga merupakan sumber-sumber dasar yang
merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian itu. Data primer juga
dapat diperoleh dari hasil observasi yang telah dilakukan. Jadi, data
primer ini diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan
pencatatan dilapangan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
melalui obsrvasi secara langsung kepada remaja yang sedang merokok
yang ada di Bayas Jaya Kabupaten Kempas, Inhil.
Selain itu sumber data yang diperoleh bedasarkan hasil dari
dokumentasi yang dilakukan sebelumnya. Walaupun dengan
melakukan observasi disini peneliti juga mengambil sedikit
dokumentasi.
Sumber Data Sekunder
Sumber data skunder merupakan sumber pendukung, baik
berupa buku, artikel, jurnal ilmiah dan lain sebagainya yang relevan
dengan permasalahan yang dibahas dalam pernelitian. Sebagai bahan
pendukung, peneliti menggunakan jurnal yang relevan dengan
penelitian. Selain itu, peneliti juga menggunakan beberapa artikel
sebagai pelengkap.
166-392-5-PB.pdf
226-554-1-PB.pdf
http://eprints.ums.ac.id/42219/30/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
psi-des2005- (7).pdf