Anda di halaman 1dari 3

Nama : Avira Berlianna Salsa

Nim : 2011136837
Kelas : A 2020 2
MK : Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Bentuk Stressor Pada Tiap Tahap Perkembangan

1. Stressor pada Tahap Perkembangan Anak-Anak


Penyebab stres pada anak bisa beragam, mulai dari :
 Rutinitas baru yang harus dihadapinya saat mulai bersekolah
 Bullying,
 Tuntutan nilai akademis
 Hingga masalah keluarga di rumah.

Stres pada anak tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja karena hal ini bisa
berdampak buruk terhadap kesehatan mentalnya. Kebanyakan stres yang dialami
anak-anak dianggap tidak penting oleh orang dewasa. Hal ini dikarenakan anak-anak
hanya memiliki sedikit pengalaman untuk belajar, maka bahkan situasi yang
menyebabkan perubahan kecil juga sudah menimbulkan efek terhadap perasaan anak.
Stres dalam dunia anak terjadi apabila anak merasa tidak mampu untuk menahan
tekanan-tekanan yang berasal dari luar dirinya (external pressure), misalnya tekanan
dari teman-teman, keluarga dan sekolah atau dari dalam dirinya sendiri (internal
pressure).
Stres akademik adalah stres yang bersumber dari proses belajar mengajar atau
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar atau lebih dikenal dengan tekanan
akademik dan tekanan teman sebaya. Tekanan akademik berupa tekanan yang
bersumberkan dari :
 Naik kelas
 Lama belajar
 Menyontek
 Banyak tugas
 Mendapat nilai ulangan
 Birokrasi
 Mendapatkan beasiswa
 Keputusan menentukan jurusan dan karir
 Serta kecemasan ujian
 Manajemen waktu

2. Stressor pada Tahap Perkembangan Remaja


Stres merupakan respon keseimbangan tubuh dan pikiran terhadap perubahan.
Perubahan dalam hidup tersebut dapat baik maupun buruk terhadap situasi yang baru
atau berbeda dari sebelumnya, bertambah atau berkurangnya orang-orang dalam
kehidupan, dan perubahan perasaan dalam diri tiap individu. Masa remaja merupakan
masa perkembangan yang dialami setiap individu. Remaja mengalami perubahan
yang cepat secara fisik, kognitif dan emosional. Perubahan tersebut awal stressor bagi
setiap individu dalam kehidupan.
Penyebab stres pada remaja beragam, salah satunya stres psikologi yang
disebabkan oleh lingkungan sosial individu. Stres yang disebabkan oleh stresor
lingkungan sosial disebut sebagai stres psikososial. Contoh stres psikososial yang
dapat terjadi pada seorang remaja adalah :
 Permasalahan dalam keluarga
 Permasalahan dengan teman sebaya
 Kematian seseorang
 Memiliki suatu penyakit dll

Paparan stres yang berkelanjutan pada remaja dapat menyebabkan gangguan


kesehatan. Stres psikososial yang buruk dan tidak dapat ditanggulangi pada remaja
dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi depresi pada saat dewasa.
Contoh lainnya yaitu depresi. Depresi pada remaja ditunjukkan secara berulang
dan menetap dengan mengutarakan bahwa diri mereka merupakan orang yang tidak
menarik secara visual, bodoh, tidak mampu berteman dengan teman sebaya, tidak
mampu mencintai lain jenis, dan tidak dicintai orang sekeliling mereka.

3. Stressor pada Tahap Perkembangan Dewasa Muda


Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial
masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa
dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap yang
empati. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin
hubungan secara intim dengan lawan jenisnya.
Diusia dewasa kebanyakan dari mereka stres karena beban ekonomi, masalah
rumah tangga dan masalah pekerjaan. Menurut Psikolog, Tara Adhisti de Thouars,
rentang usia 20 hingga 29 tahun itu kerap disebut masa dewasa muda. Masa ini bisa
disebut sebagai masa-masa paling produktif dalam kehidupan seseorang. Pasalnya,
pada masa ini seseorang mulai memiliki ambisi, impian dan keinginan, baik yang
bersifat personal seperti pasangan hidup ataupun pekerjaan.
Tidak hanya itu, pada masa dewasa muda ini, orang juga cenderung untuk
mencoba dan mengeksplorasi hal-hal baru, yang terkadang tidak sesuai dengan
bayangan awalnya. Selain itu, pada masa ini, orang juga mulai mendapatkan tuntutan
dari orang lain dan lingkungan sekitarnya. Sehingga dimasa ini adalah masa dimana
produktivitas orang sedang tinggi. Maka tidak heran, jika dimasa ini mungkin ada satu
momen yang bisa membuat mereka penat, terlebih dengan tingginya tekanan hidup
mereka. Bahkan, kalau mau lebih ekstrimnya, stres paling berat terjadi di masa
dewasa muda ini, karena tuntutannya besar sekali.

4. Stressor pada Tahap Perkembangan Dewasa Tengah


Masa dewasa tengah biasa disebut dengan masa paruh baya. Masa dewasa
tengah tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik di usia 40 tahun.
Pada masa dewasa madya, individu melakukan penyesuaian diri secara mandiri
terhadap kehidupan dan harapan sosial. Kebanyakan orang telah mampu menentukan
masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi cukup stabil dan
matang secara emosinya.
Dalam masa ini seseorang menghadapi tiga macam tugas, yaitu :
 Penilaian kembali masa lalu
 Merubah struktur kehidupan
 Proses individuasi

Pengalamannya dimasa lalu, mendorong individu untuk berusaha memperbaiki


struktur kehidupannya dimasa yang akan datang. Penyesuaian secara radikal terhadap
peran dan pola hidup yg berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan
fisik, selalu cenderung merusak homeostasis fisik dan psikologis seseorang dan
membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus
dilakukan di rumah, bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka. Tugas-tugas
perkembangan pada usia dewasa adalah :
 Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik
 Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat
 Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran
 Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga

5. Stressor pada Tahap Perkembangan Dewasa Akhir (Lansia)


Pada waktu seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai perubahan
fisik, psikologis, maupun sosial. Perubahan yang bersifat fisik antara lain berupa
stamina dan penampilan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa orang menjadi depresif
dalam pekerjaan dan peran sosial jika mereka tergantung pada energi fisik yang
sekarang tidak dimiliki lagi. Lansia terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara
bertahap, dimana penurunan kondisi tersebut dapat menimbulkan stres pada sebagian
lansia.
Masalah psikososial pada lansia dapat berupa stres, ansietas (kecemasan) dan depresi.
Masalah tersebut bersumber dari beberapa aspek, diantaranya perubahan aspek fisik,
psikologis dan sosial. Gejala yang terlihat pada lansia dapat berupa :
 Emosi labil
 Mudah tersinggung
 Gampang merasa dilecehkan
 Kecewa
 Tidak bahagia
 Perasaan kehilangan
 Perasaan tidak berguna

Pada umumnya lansia akan mengalami stress, kecemasan dan depresi yang dapat
terjadi gangguan baik fisik, mental maupun sosial. Dilihat dari segi mental lansia
dengan stress akan menjadi pemarah, pemurung, sering merasa cemas dan lain
sebagainya. Dampak dari lansia yang mengalami stress adanya penurunan kualitas
hidup lansia dengan hipertensi. Lansia mengalami stress (misal : dipanti jompo)
dikarenakan lansia tidak tinggal dengan keluarga sehingga lansia kemungkinan dalam
hidupnya merasa sendiri dan tidak ada yang memberi semangat. Para lansia yang
rentan terhadap stress misalnya lansia dengan penyakit degeneratif, lansia yang
menjalani perawatan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan somatis kronis,
lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta lansia dengan isolasi sosial.

Anda mungkin juga menyukai