HOSPITALISASI ANAK
KELOMPOK 3 (A 2020 3)
1. Angelina )
Pengabaian
Takut katastrofik
Reaksi anak terhadap hospitalisasi dimulai saat sebelum masuk rumah sakit, selama
hospitalisasi, dan setelah pulang dari rumah sakit.
Bagi anak memasuki rumah sakit adalah seperti memasuki dunia asing, sehingga akibatnya
terhadap ansietas & kekuatan. Kecemasan sering kali berasal dan cepatnya awalan penyakit &
cedera, terutama anak memiliki pengalaman terbatas terkait dengan penyakit dan cedera.
• Kecemasan perpisahan
Kecemasan terhadap perpisahan merupakan kecemasan utama pada anak diusia tertentu.
08 Reaksi Keluarga terhadap Hospitalisasi
Berikut beberapa reaksi orang tua saat anak mereka dirawat di rumah sakit :
Perasaan cemas dan takut
Saat mendapat prosedur menyakitkan seperti pengambilan darah,injeksi,dan
prosedur invasiof lainnya.
Perasaan sedih
Ketika menghadapi kondisi termal, menjelang ajal, orang tua merasa sedih
dan berduka.
Perasaan Frustasi
Saat melihat anaknya yang telah dirawat cukup lama namun belum
mengalami perubahan kesehatan menjadi lebih baik
Perasaan bersalah
Ketika orang tua menganggap dirinya gagal dalam memberikan perawatan
kesehatan pada anaknya.
09 Dampak Hospitalisasi
A. Dampak Negatif
Pada Anak
Anak bereaksi terhadap stress pada saat sebelum, selama dan setelah proses hospitalisasi.
Perubahan perilaku yang dapat diamati pada anak setelah pulang adalah merasa kesepian,
tidak mau lepas dari orang tua, menuntut perhatian dari orang tua dan takut berpisah.
Pada Orangtua
Berbagai macam perasaan muncul seperti cemas, takut, rasa bersalah, stress, frustasi yang
sering berhubungan dengan prosedur pengobatan medis yang dilakukan, ketidaktahuan
tentang prosedur rumah sakit, prognosis yang tidak jelas atau takut mengajukan pertanyaan.
B. Dampak Positif
menyembuhkan anak
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengatasi stres
merasa kompeten dalam kemampuan koping
dapat memberikan pengalaman bersosialisasi
memperluas hubungan interpersonal
melatih kemandirian anak
Manfaat psikologis ini perlu ditingkatkan dengan melakukan berbagai cara, di
antaranya adalah :
b. Menyediakan kesempatan belajar sakit dan harus menjalani rawat inap dapat
memberikan kesempatan belajar baik bagi anak maupun orang tua tentang anak dan
profesi kesehatan.
Teknik relaksasi
01. Cara anak menjadi nyaman dengan tubuh dan jiwanya.
Teknik rekreasional
02. Yaitu dengan kegiatan menyenangkan
dan melibatkan aspek fisik.
Teknik ekspresif
04.
Yaitu yang melibatkan kegiatan seperti
menulis dan menggambar.
Jenis Terapi Untuk Menimalisir Dampak
Hospitalisasi
1. Terapi Bermain
Dapat menghilangkan stres, ketika berada ditempat dimana dia
merasa tidak berdaya dan cemas.
2. Terapi Badut
Dapat mengekspresikan emosinya, memenuhi rasa kontrol dan
dapat berinteraksi sosial selama hospitalisasi.
3. Terapi Musik
Terapi musik adalah salah satu metode yang dilakukan untuk
mengurangi stres pada anak yang mengalami hospitalisasi.
b. Pemeriksaan Fisik
Meliputi penampilan umum, tanda-tanda vital, pengukuran tubuh dan pengkajian
secara sistematis headto toe.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada hospitalisasi anak yaitu :
a. Ansietas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan rutinitas.
b. Nyeri yang berhubungan dengan cidera, prosedur tindakan.
c. Defisit aktivitas pengalihan yang berhubungan dengan gangguan mobilitas.
d. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan umum, kelelahan.
e. Resiko cidera/trauma yang berhubungan dengan lingkungan yang tidak dikenal.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Ansietas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil yang diharapkan adalah:
1. Nadi (70-110 kali per menit)
2. Pernapasan (21-23 kali permenit)
3. Suhu ( 36,5 – 37,5 c)
4.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.
Intervensi:
1. Anjurkan orang tua untuk sekamar dengan anaknya.
2. Terima ungkapan perasaan agar anak terus mengekspresikan perasaannya.
3. Anjurkan anak untuk melakukan aktivitas ekspresif.
4. Berikan stimulasi sensorik dan pengalihan yang sesuai tingkat perkembangan
5. Anjurkan anggota keluarga untuk berkunjung dan memberikan rasa nyaman.
6. Libatkan orang tua agar mereka mampu bertindak sebagai sumber koping yang efektif bagi anak.
7. Beri penguatan dan umpan balik positif dalam kerja sama perawatan.
8. Observasi tanda-tanda vital.
b. Nyeri yang berhubungan dengan cidera,prosedur tindakan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan,hasil yang diharapkan adalah :
1. Skala nyeri berkurang
2. Mampu melakukan aktivitas pengalihan
3. Nadi dalam rentang normal
4. Pernapasan dalam rentang normal.
Intervensi :
1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
2. Pasang siderail tempat tidur
3. Anjurkan keluarga untuk selalu memasang siderail tempat tidur
4. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam melakukan implementasi pada anak, harus menerapkan prinsip atraumaticcare, hal ini dikarenakan
perawatan pada anak tidak boleh menimbulkan trauma pada anak. Selain itu, implementasi pada anak diperlukan
untuk melibatkan orang tua, karena orang tua yang akan melakukan perawatan di rumah dan orang tua sebagai
mekanisme koping anak.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan suatu hasil atau perbuatan dengan standar untuk tujuan pengambilan keputusan
yang tepat sejauh mana tujuan tercapai. Efektivitas intervensi keperawatan ditentukan dengan pengkajian ulang yang
kontinu. Pengkajian ulang meliputi keluhan yang dirasakan anak setelah diberikan intervensi dan juga
membandingkan kondisi anak saat dilakukan evaluasi dengan kriteria keberhasilan pada rencana keperawatan.
TERIMAKA
SIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.