Anda di halaman 1dari 18

Children’s Hospital

HOSPITALISASI ANAK
KELOMPOK 3 (A 2020 3)
1. Angelina )

3. Ella Biisnilla (2011114359) 11. Pingkan Deni P.


(2011113562)

4. Elma Yulis (2011110485) 12. Putri Septi Y N


(2011113514)

5. Fathur Rahman (2011111504) 13. Rahayu Maulani


(2011113271)
Victor
6. Fatimah Rafsanjani (2011136386). 14. Sri Agustina (2011113516)

7. Indah Oktarina (2011113520) 15. Sulistyawati (2011114361) Nelvit


(20111
8. M.Zulpan Rizki (2011113507) 16. Tiara Maharani
01 DEFENISI HOSPITALISASI ANAK

Menurut Supartini(2004), Hospitalisasi merupakan suatu


proses yang terjadi karena alasan tertentu atau darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit dan menjalani
terapi perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Menurut WHO defenisi anak adalah dihitung sejak
seseorang di dalam kandungan sampai dengan usia 19 tahun.

Jadi, hospitalisasi pada anak adalah suatu sindrom yang terjadi


pada anak yang dirawat di rumah sakit secara terpisah dari
ibunya atau pengganti peran ibu dalam kurun waktu yang lama.
PERSEPSI ANAK TENTANG HOSPITALISASI
02 (Lan dan Tse)

Pengabaian
Takut katastrofik

Hukuman Takut akan kematian


03Penyebab Trauma Psikis pada Anak

Trauma ini dapat terjadi ketika anak


mengalami perubahan status kesehatan dan
juga lingkungan seperti ruangan perawat,
petugas kesehatan yang memakai seragam,
alat kesehatan. Hal tersebut dapat membuat
anak tidak nyaman hingga trauma.
04 Stressor Hospitalisasi

Faktor-faktor Stressor Hospitalisasi

A. Faktor lingkungan rumah sakit

B. Faktor berpisah dengan orang yang sangat berarti

C. Faktor kehilangan kebebasan dan kemandirian

D. Faktor pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan

E. Faktor perilaku atau interaksi dengan petugas rumah sakit


05 Faktor yang Mempengaruhi Anak dalam Bereaksi
terhadap Hospitalisasi

A. Umur dan Perkembangan Kognitif

B. Kecemasan Orang Tua

C. Persiapan Anak dan Orang Tua

D. Keterampilan Koping Anak dan Keluarga


06 Reaksi Hospitalisasi berdasarkan Rentang Usia
A. Bayi (0-1 tahun)
Bayi akan merasa cemas seperti menangis, marah, dan pergerakan yang berlebihan.

B. Toddker (1-3 tahun)


Anak akan menunjukan sikap melalui 3 fase, yaitu fase protes, fase putus asa, dan fase
menolak.

C. Pra sekolah (3-6 tahun)


Anak menolak makan, menangis pelan-pelan, sering bertanya seperti apa kapan orang tua
akan berkunjung dan tidak kooperartif terhadap aktivitas sehari-hari.

D. Sekolah (6-12 tahun)


Pada usia ini anak berusaha independen dan produktif.

E. Remaja (12-18 tahun)


Reaksi yang ditimbulkan marah atau tidak kooperartif, menarik diri, dan merasa kebebasan
terancam (Nurlaila, 2010).
07 Reaksi Psikologis Anak terhadap Hospitalisasi

Reaksi anak terhadap hospitalisasi dimulai saat sebelum masuk rumah sakit, selama
hospitalisasi, dan setelah pulang dari rumah sakit.

Efek psikologis penyakit dan hospitalisasi pada anak sebagi berikut :

• Kecemasan & Ketakutan

Bagi anak memasuki rumah sakit adalah seperti memasuki dunia asing, sehingga akibatnya
terhadap ansietas & kekuatan. Kecemasan sering kali berasal dan cepatnya awalan penyakit &
cedera, terutama anak memiliki pengalaman terbatas terkait dengan penyakit dan cedera.

• Kecemasan perpisahan

Kecemasan terhadap perpisahan merupakan kecemasan utama pada anak diusia tertentu.
08 Reaksi Keluarga terhadap Hospitalisasi
Berikut beberapa reaksi orang tua saat anak mereka dirawat di rumah sakit :
Perasaan cemas dan takut
Saat mendapat prosedur menyakitkan seperti pengambilan darah,injeksi,dan
prosedur invasiof lainnya.
Perasaan sedih
Ketika menghadapi kondisi termal, menjelang ajal, orang tua merasa sedih
dan berduka.
Perasaan Frustasi
Saat melihat anaknya yang telah dirawat cukup lama namun belum
mengalami perubahan kesehatan menjadi lebih baik
Perasaan bersalah
Ketika orang tua menganggap dirinya gagal dalam memberikan perawatan
kesehatan pada anaknya.
09 Dampak Hospitalisasi
A. Dampak Negatif
 Pada Anak
Anak bereaksi terhadap stress pada saat sebelum, selama dan setelah proses hospitalisasi.
Perubahan perilaku yang dapat diamati pada anak setelah pulang adalah merasa kesepian,
tidak mau lepas dari orang tua, menuntut perhatian dari orang tua dan takut berpisah.
 Pada Orangtua
Berbagai macam perasaan muncul seperti cemas, takut, rasa bersalah, stress, frustasi yang
sering berhubungan dengan prosedur pengobatan medis yang dilakukan, ketidaktahuan
tentang prosedur rumah sakit, prognosis yang tidak jelas atau takut mengajukan pertanyaan.

B. Dampak Positif
 menyembuhkan anak
 memberikan kesempatan kepada anak untuk mengatasi stres
 merasa kompeten dalam kemampuan koping
 dapat memberikan pengalaman bersosialisasi
 memperluas hubungan interpersonal
 melatih kemandirian anak
Manfaat psikologis ini perlu ditingkatkan dengan melakukan berbagai cara, di
antaranya adalah :

a. Membantu mengembangkan hubungan orangtua dengan anak. Kedekatan orang


tua dengan anak akan nampak ketika anak dirawat di rumah sakit.

b. Menyediakan kesempatan belajar sakit dan harus menjalani rawat inap dapat
memberikan kesempatan belajar baik bagi anak maupun orang tua tentang anak dan
profesi kesehatan.

c. Meningkatkan penguasaan diri dalam hal pengalaman rumah sakit dapat


memberikan kesempatan untuk meningkatkan penguasaan diri anak.
10 Cara Menangggulangi Trauma Psikis Setelah Dirawat
Terdapat 4 teknik yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi trauma yang ada pada
anak- anak :

Teknik relaksasi
01. Cara anak menjadi nyaman dengan tubuh dan jiwanya.

Teknik rekreasional
02. Yaitu dengan kegiatan menyenangkan
dan melibatkan aspek fisik.

03. Teknik mengekspresikan emosi untuk anak

Teknik ekspresif
04.
Yaitu yang melibatkan kegiatan seperti
menulis dan menggambar.
Jenis Terapi Untuk Menimalisir Dampak
Hospitalisasi
1. Terapi Bermain
Dapat menghilangkan stres, ketika berada ditempat dimana dia
merasa tidak berdaya dan cemas.

2. Terapi Badut
Dapat mengekspresikan emosinya, memenuhi rasa kontrol dan
dapat berinteraksi sosial selama hospitalisasi.

3. Terapi Musik
Terapi musik adalah salah satu metode yang dilakukan untuk
mengurangi stres pada anak yang mengalami hospitalisasi.

4. Penggunaan premedikasi ansiolitik dan sedatif


Tujuan premedikasi dengan sedatif adalah menurunkan
kecemasan anak saat akan dilakukan induksi anestesi, terutama
pada penggunaan masker.
Asuhan dan Diagnosa Keperawatan Hospitalisasi pada Anak
Asuhan Keperawatan Hospitalisasi pada Anak
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan
 Demografi
 Keluhan Utama
 Riwayat kesakitan saat ini
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Tinjauan sistem
 Riwayat Perkembangan
 Riwayat Fungsional

b. Pemeriksaan Fisik
Meliputi penampilan umum, tanda-tanda vital, pengukuran tubuh dan pengkajian
secara sistematis headto toe.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada hospitalisasi anak yaitu :
a. Ansietas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan rutinitas.
b. Nyeri yang berhubungan dengan cidera, prosedur tindakan.
c. Defisit aktivitas pengalihan yang berhubungan dengan gangguan mobilitas.
d. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan umum, kelelahan.
e. Resiko cidera/trauma yang berhubungan dengan lingkungan yang tidak dikenal.

3. Perencanaan Keperawatan
a. Ansietas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil yang diharapkan adalah:
1. Nadi (70-110 kali per menit)
2. Pernapasan (21-23 kali permenit)
3. Suhu ( 36,5 – 37,5 c)
4.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.

Intervensi:
1. Anjurkan orang tua untuk sekamar dengan anaknya.
2. Terima ungkapan perasaan agar anak terus mengekspresikan perasaannya.
3. Anjurkan anak untuk melakukan aktivitas ekspresif.
4. Berikan stimulasi sensorik dan pengalihan yang sesuai tingkat perkembangan
5. Anjurkan anggota keluarga untuk berkunjung dan memberikan rasa nyaman.
6. Libatkan orang tua agar mereka mampu bertindak sebagai sumber koping yang efektif bagi anak.
7. Beri penguatan dan umpan balik positif dalam kerja sama perawatan.
8. Observasi tanda-tanda vital.
b. Nyeri yang berhubungan dengan cidera,prosedur tindakan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan,hasil yang diharapkan adalah :
1. Skala nyeri berkurang
2. Mampu melakukan aktivitas pengalihan
3. Nadi dalam rentang normal
4. Pernapasan dalam rentang normal.

Intervensi :
1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
2. Pasang siderail tempat tidur
3. Anjurkan keluarga untuk selalu memasang siderail tempat tidur

4. Pelaksanaan Keperawatan
Dalam melakukan implementasi pada anak, harus menerapkan prinsip atraumaticcare, hal ini dikarenakan
perawatan pada anak tidak boleh menimbulkan trauma pada anak. Selain itu, implementasi pada anak diperlukan
untuk melibatkan orang tua, karena orang tua yang akan melakukan perawatan di rumah dan orang tua sebagai
mekanisme koping anak.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan suatu hasil atau perbuatan dengan standar untuk tujuan pengambilan keputusan

yang tepat sejauh mana tujuan tercapai. Efektivitas intervensi keperawatan ditentukan dengan pengkajian ulang yang
kontinu. Pengkajian ulang meliputi keluhan yang dirasakan anak setelah diberikan intervensi dan juga
membandingkan kondisi anak saat dilakukan evaluasi dengan kriteria keberhasilan pada rencana keperawatan.
TERIMAKA
SIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai