Oleh:
Nama : Ni Komang Ayu Trisnawati
Nim :P07120120030
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020
Kata stress telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress merupakan salah satu gejala
psikologi yang dapat menyerang setiap orang. Stress dapat timbul karena adanya konflik dan frustasi.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud stress adalah suatu yng tidak
menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman, bingung, mudah marah,tekanan
darah meningkat, detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan dsb. Sebagian besar stress dapat
dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh fisik internal individu tersebut.
Stress sebenarnya dapat dicegah dan dapat diatasi dengan cara tertentu.
Tapi melihat hal-hal tersebut tampaknya tidak banyak orang yang mengetahui tentang stress,
bagaiman mencegahnya, mengatasi. Pemahaman yang baik terhadap stress akan membantu kita dalam
menghadapi stress ketika stress tersebut menyerang kita, melalui penanganan yang dapat adanya
pemahaman yang baik mengenai stress, maka individu tidak akan terkena dampak negative dari stress
tersebut.
1. KONSEP STRES
3. KLASIFIKASI STRESOR
a. Stresor Internal berasal dari diri sendiri, stresor ini dpt timbul dari beban yg berat, tuntutan
pekerjaan, keuangan, ketdkpuasan dgn bentuk tubuh, penyakit, pubertas, kehamilan, menophause, dll
b. Stresor Eksternal berasal dari luar diri, dpt berasal dari keluarga, masy, dan lingkungan. Cth
perselisihan klrg, perceraian, atasan yg tdk pernah puas, polusi udara, sampah, dll
4. JENIS STRES
Ditinjau dari jenisnya stres dapat dibedakan menjadi:
a. Stres fisik : stres yg disebabkan keadaan fisik, spt suhu yg tinggi atau sangat rendah, suara
bising, sinar matahari atau tegangan arus listrik.
b. Stres kimiawi : stres yg disebabkan krn zat kimia spt obat2an, zat beracun, asam, basa, faktor
hormon, atau gas (prinsipnya krn pengaruh senyawa kimia).
c. Stres mikrobiologi : stres yg disebabkan krn kuman, spt virus, bakteri atau parasit.
d. Stres fisiologi : stres yg disebabkan krn ggn fungsi organ tubuh, spt ggn struktur tbh, fungsi
jaringan, organ dll.
e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan : stres yg disebabkan krn proses pertumbuhan dan
perkembangan, spt pubertas, pernikahan dan proses lanjut usia.
f. Stres psikis/emosional : stres yg disebabkan krn ggn psikologis atau ketdkmampuan kondisi
psikologis utk menyesuaikan diri, spt stres dlm hub.interpersonal, sosial budaya, dan keagamaan
5. MODEL STRES
Model stres dpt digunakan untuk membantu pasien mengatasi respon yg tdk sehat dan tdk prodiktif
thdp stresor
a. MODEL BERDASAR RESPON (Slye, 1976)
- Model stres ini menjlskan respon atau pola respon tertentu yg dpt mengindikasikan stresor
- Menguraikan stres sebagai respon yg tdk spesifik dari tbh thdp tuntutan yg dihadapinya
- Stres ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yg disbt sindrom adaptasi umum (general
adaptation syndrom/ GAS)
1. Peristiwa perubahan dlm kehidupan adl normal, dan perub. ini membutuhkan tipe dan durasi
penyesuaian yg sama.
2. Individu adl penerima pasif dari stres, dan persepsi mrk terhadap suatu peristiwa tidaklah
relevan.
3. Semua orang mempunyai ambang batas stimulus yg sama dan sakit akan timbul setelah ambang
batas tersebut terlampaui.
- Model ini menganggap stres sbg respon perseptual seseorang yg berakar dari proses psikologis
dan kognitif
- Stres berasal dari hubungan antara orang dan lingkungannya
a. Sifat stresor
Sifat stresor merupakan faktor yg dpt mempengaruhi respons tbh thdp stresor. Sifat stresor dpt berupa
tiba-tiba atau berangsur dan sifat ini berbeda pd setiap individu tergantung pemahaman arti stresor.
b. Durasi stresor
Lama stresor yg dialami individu dpt mempengaruhi respon tbh. Apabila stresor yg dialami lbh lama,
maka respon juga lbh lama, dan hal ini akan mempengaruhi fungsi tbh.
c. Jumlah stresor
Jumlah stresor yg dialami seseorang dpt menentukan respons tubuh. Semakin banyak stresor yg
dialami maka akan semakin besar dampak yg ditimbulkan bagi fungsi tbh. Apabila jumlah stresor yg
dialami banyak dan kemampuan adaptasi baik, maka seseorang akan memiliki kemampuan dlm
mengatasi.
e. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian dpt mempengaruhi respon thdp stresor. Tdpt 2 tipe kepribadian :
o Tipe A memiliki ciri : ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang dan tersinggung,
mudah marah, kewaspadaan yg berlebihan, bicara cepat, bekerja tdk kenal waktu, pandai
berorganisasi dan memimpin, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku thdp waktu, tdk
mudah dipengaruhi, dan sulit santai.
o Tipe B memiliki sifat berkebalikan dari tipe A
Ciri : tidak agresif, ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang, tidak mudah tersinggung, tidak mudah
marah, cara berbicara tdk tergesa-gesa, perilaku tdk interaktif, lebih suka kerjasama, mudah bergaul.
f. Tingkat perkembangan
Tingkat perkembangan individu dpt mempengaruhi respon tubuh yaitu semakin matang dlm
perkembangannnya semakin baik pula kemampuan mengatasinya.Kemampuan individu dlm
mengatasi stresor dan respons terhadap stresor tsb berbeda-beda, dan stresor yang dihadapi juga
berbeda-beda.
7. TAHAPAN STRES
Menurut Robert J Van Amberg 1979, stres dpt dibagi mjd 6 tahapan:
1. Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres dan biasanya ditandai dengan adanya semangat bekerja
yang berlebihan, penglihatan tajam, dan merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak
seperti biasanya, merasa senang akan pekerjaan tetapi kemampuan yang dimiliki semakin berkurang.
2. Tahap kedua
Pada tahap ini seseorang memiliki ciri : perasaan letih saat bangun pagi, terasa lelah sesudah makan
siang, cpt lelah menjelang sore, sering mengeluh perut atau lambung tdk nyaman, denyut jantung
berdebar-debar lbh dari biasanya, otot punggung dan tengkuk semakin tegang.
3. Tahap ketiga
Pada tahp ini seseorang mengalami gangguan lambung dan usus spt gastritis, buang air besar tdk
teratur, ketegangan otot semakin terasa, perasaan tdk tenang, ggn pola tidur spt sukar tidur, bangun
tengah malam dan sukar tidur kembali, lemah, terasa spt tdk memiliki tenaga.
4. Tahap keempat
Pada tahap ini akan mengalami gejala : segala pekerjaan yg menyenangkan terasa membosankan,
semula tanggap thdp situasi mjd kehilangan kemampuan utk merespons scr adekuat, tdk mampu
melaksanakan kegiatan sehari-hari, ggn pola tidur, sering menolak ajakan krn tdk bergairah,
kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun krn adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yg
tdk diketahui penyebabnya.
5. Tahap kelima
Tahap ini ditandai dgn kelelahan fisik scr mendalam, tdk mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan
sederhana, ggn pd sistem pencernaan semakin berat, perasaan ketakutan dan kecemasan semakin
meningkat.
6. Tahap keenam
Ini mrpkn tahap puncak, ditandai dgn rasa panik dan takut mati dg gejala spt detak jantung semakin
keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan bisa terjadi kolaps/
pingsan.
2. Tahap resistensi
ü Rasionalisasi. Berusaha memberikan alasan yg rasional shg masalah yg dihadapi dpt teratasi
ü Displacement (pengalihan). Mengatasi stres dgn mengalihkan pada tngkah laku pd objek lain,cth
seseorg yg tdk dpt berkonsentrasi krn keributan temannya, maka dia akan menyalahkan temannya tsb
ü Kompensasi. Mengatasi masalah dgn mencari kepuasan pada kondisi lain, putus asa krn sulit
mengingat dan berhitung, maka mencari bakat lain yg lbh menonjol seperti melukis
ü Proyeksi. Menempatkan sifat batin sendiri ke dalam sifat batin orang lain.
ü Represi. Melupakan masa lalu yg buruk dan menguburnya dalam alam bawah sadar
ü Supresi. Berusaha menekan masalah yg secara sadar tdk diterima dan tdk memikirkan hal-hal yg
tidak menyenangkan
ü Denial (penyangkalan). Menyangkal masalah yg dialami atau tdk mau menerima kenyataan yg
terjadi, cth menolak kenyataan telah di PHK dengan tetap melakukan kegiatan rutinitas seolah-olah
msh bekerja
3. Adaptasi sosial budaya
Proses adaptasi degan melakukan penyesuaian perilaku yg sesuai degan norma di masyarakat
(berkumpul dg masyarakat dlm kegiatan kemasyarakatan), cth : org yg tinggal di desa akan berusaha
mengikuti budaya yang ada di masyarakatnya, seperti gotong royong.
4. Adaptasi spiritual
Proses adaptasi dengan perubahan perilaku sesuai dgn agama yang dianut, contoh : apabila
mengalami stres seseorg akan giat beribadah, seperti sholat, puasa.