Sindrom respon stres merupakan kondisi individu yang sangat emosional sehingga orang
disektar yang ingin bersosialisasi tampak tidak bisa toleransi dengan pengidapnya. Sindrom
respon stress merupakan reaksi maladaptif jangka pendek terhadap stressor yang dapat
diidentifikasi, yang muncul selama tiga bulan dari munculnya stressor tersebut. Gangguan ini
merupakan respon patologis terhadap apa yang oleh orang awam disebut sebagai kekurang
keberuntungan, atau yang menurut para psikiater disebut sebagai stressor psikososial.
Faktor Penyebab
Keluarga
1. Pola pengasuhan Orang Tua
a. Penggunaan Gawai yang berlebihan.
b. Membanding- banding kan anak.
c. pola istirahat
d. Keharmonisan orang tua
2. Broken Home
Lingkungan
1. Lingkungan Sekolah
a. Pemberian tugas di sekolah yang terlalu banyak ; menyebabkan anak menjadi setress dan tidak menikmati proses pembelajaran yang di lakukan.
b. Bullying.
2. Lingkungan Masyarakat
a. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung akan pertumbuhan dan perkembangan anak hingga melakukan boddy shaming.
Status Gizi
Pemenuhan status gizi yang kurang menyebabkan anak menjadi stress
Kelaninan Bawaan
Status Ekonomi
Gejala
1. Murung
2. Emosional/ Membangkang
3. Mudah tersinggung
4. Rendahnya minat, motivasi, atau tenaga
5. Kurang Percaya Diri
6. Suka menyendiri
7. Mengalami ganguan tidur dan nafsu makan
8. Penurunan Prestasi
Pencegahan
1. Melakukan coping yang berfokus pada pemecahan masalah. Berupa strategi untuk menghadapi
sumber stress secara langsung. Melakukan apapun untuk mengubah stressor atau memodifikasi reaksi
sehingga dampak stressor berkurang.
2. Harapan akan self efficacy (self efficacy expentacies) yaitu harapan akan kemampuan kita dalam
mengatasi masalah atau tantangan yang individu hadapi dimana hal ini akan membawa ketrampilan
dan perubahan positip dalam hidup (Bandura , 2006). Rasa percaya diri akan menurunkan hormon
stress, seperti keyakinan mendapat nilai baik akan mengurangi tingkat stress.
3. Ketahanan psikologis (Psychological hardiness) Orang yang kuat secara psikologis menganggap stressor yang dihadapi
sebagai hal yang membuat hidup mereka menjadi lebih menarik dan lebih menantang, bukan sebagai hal yang membebani
dengan tekanan. Rasa memiliki kendali adalah faktor utama dalam ketahanan psikologis.
Menjadi panutan yang positif saat menghadapi situasi sulit.
Awasi emosi dini dan perilaku reaksi anak-anak, mis. menjadi lebih tidak mau lepas daripada biasanya, terus
Bantu anak-anak mengekspresikan perasaan sesuai kemampuan masingmasing dan dengan cara yang tepat.
Beritahukan mereka bahwa merasakan sesuatu adalah hal normal dan dapat diterima. Hindari mengkritik atau
menyalahkan mereka.
Diskusikan kejadian yang ada secara jujur. Ketahui bahwa perasaan, penilaian dan nilai-nilai diri sendiri yang
terkait insiden ini dapat mempengaruhi sudut pandang anak mengenai kejadian tersebut.
Tanamkan rasa aman dengan menenangkan mereka dan memberikan predikabilitas melalui aktivitas rutin.
Terus membuat ikatan dengan anak-anak kalaupun Anda tidak dapat mengubah situasi
Upaya yang dilakukan
1. Bantuan professional Konflik dan stress berkepanjangan akan menyebabkan gangguan mental yang
lebih parah. Tidak perlu malu untuk datang pada professional bila gejala ini sudah sangat
mengganggu hidup anda sehari-hari. Disini individu akan diajak menemukan masalahnya, dan
mendapatkan pemahaman tentang apa yang harus dilakukan. Kepercayaan dan komitment untuk
2. Ketrampilan relaksasi. Pemeliharaan kesehatan adalah fungsi utama otak. Bagian tengah dari otak
yang mempercepat proses biokimia saat individu terancam dapat diminta untuk memperlambat.
Respon relaksasi adalah kebalikan dari respon stress dan dapat mengembalikan tubuh pada keadaan
seimbang. Relaksasi dapat menjaga individu untuk tidak menggunakan semua tenaga vital pada saat
beraksi terhadap stress, justru mengembalikan proses, fisik, dan mental. Individu dapat belajar
lebih luas dan hal ini dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dengan bertindak sebagai penahan
stress. Penelitian dari Universitas Chicago menyatakan bahwa kesepian berkorelasi dengan
pengerasan arteri yang menyebabkan naiknya tekanan darah, inflamasi pada tubuh, sehingga dapat
Davis, Marta , Panduan Relaksasi dab Reduksi Stress ( The relaxation and stress reduction workbook
)/ Martha Davis,Elizabeth Robbins Eshelman, Matthew McKay; alih bahasa , Budi Anna Keliat, Achir
Yani S Hamid;editor, Yasmin Asih-Ed 3- Jakarta:EGC, 1995
Rasmud, Stress, Koping , dan Adaptasi, (2004 ), Agung Seto, Jakarta
Ibung,Dian. Panduan Praktis Bagi Orang tua dalam Memahami Dan Mendampingi Anak Stress Pada
Anak (2008), Jakarta: Elex Media Komputind0.
Dokumentasi