Anda di halaman 1dari 17

LEARNING OBJEKTIF

ILMU KESEHATAN ANAK

Dosen Pengampu:

Elika Puspitasari, S.ST., M.Keb.

Oleh Kelompok A4

Tuty Hayati Anwar (2110101199) Andi Sakina Rasyid ( 2110101209)


Eva Fadila Sangaji (2110101200) Liana (2110101211)
Hairunnisa Cika R (2110101202) Sugihartini (2110101212)
Annisa Rayahtini Albi (2110101203) Yuni Nerawati (2110101214)
Junita Aryanti Dapa Ole (2110101205) Nur Khonsa latifah (2110101215)
Shally Fathia Rahma (2110101207) Sylvia Faridatulhuda (2110101217)
Listyarti (2110101208)

PRODI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 08 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Manfaat dan Tujuan.....................................................................................1
BAB II ..................................................................................................................3
PEMBAHASAN ...................................................................................................3
A. Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Di bawah 2 Tahun............3
B. Faktor risiko gangguan tumbuh kembang pada anak .................................5
C. Dampak Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak ...................................6
D. Peren Pemerintah Dalam Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang......6
E. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak ..............................7
F. Peran Bidan Dalam Penanganan Gangguan Tumbuh Kembang Anak .......9
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan dan Saran.................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
dengan orang dewasa. Anak bukan miniature orang dewasa atau dewasa kecil.
Anak menunjukan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan
usianya (Depkes R1, 2007).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan


interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh Sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan Panjang dan berat. (Wong,
2004, 138).

Perekembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih


kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.

Perekembangan adalah peningkatan keterampilan dan kapasitas anak


untuk berfungsi secara bertahap dan terus menerus, dengan kata lain
perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan peningkatan kemampuan
untuk berfungsi pada tingkat tertentu.

B. Rumusan Masalah

Apa Saja Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Dibawah 2 Tahun ?

C. Manfaat Dan Tujuan

1. Mengetahui Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Di bawah 2


Tahun

1
2. Mengetahui Faktor risiko gangguan tumbuh kembang pada anak
3. Mengetahui Dampak Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak
4. Mengetahui Peren Pemerintah Dalam Melakukan Deteksi Dini Tumbuh
Kembang
5. Mengetahui Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak
6. Mengetahui Peran Bidan Dalam Penanganan Gangguan Tumbuh Kembang
Anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak Usia di Bawah 2 Tahun

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses


pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat dalam perjalanan waktu tertentu. Perkembangan adalah proses kualitatif
yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri
seseorang dan berlangsung sepanjang hidup (Ikalor, 2013).

a. Gangguan Pertumbuhan
 Gangguan Pola pertumbuhan
 Atas garis normal ; Obesitas, kelainan homonal
 Bawah garis normal ; Kurang gizi, penyakit kronis, kelainan hormonal
 Lingkar kepala abnormal
 Lebih besar dari normal ; hidrosefalus, tumor otak, bayi besar,
keturunan, variasi normal
 Lebih kecil dari normal ; reterdasi mental, bayi kecil, keturunan,
variasi normal
 Gangguan penglihatan
 Maturase visual yang terlambat
 Gangguan refraksi ; rabun jauh, rabun dekat
 Juling
 Buta warna
 Kebutaan
 Gangguan pendengaran
 Tuli konduksi
 Tuli sensorineural
b. Keterlambatan Perkembangan
 Variasi dalam pencapaian milostone perkembangan

3
 Dapat disebabkan oleh proses kelahiran, stimulasi yang kurang,
malnutrisi, masalah Kesehatan kronis, psiklogis, faktor lingkungan
lainnya
 Dapat bersifat menetap sebagai dasar dalam identifikasi anak
berkebutuhan khusus.
c. Gangguan pekembangan motoric
 Gangguan motorik kasar
 Faktor keturunan
 Faktor lingkungan
 Faktor kepribadian
 Retardasi mental
 Serebral mental
 Cerebral palsy
 Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH)
 Gangguan Autisme
 Oboseitas
 Penyakit neuromuscular
 Buta
 Gangguan motorik halus lebih sedikit variasinya, sering menyertai
retardasi mental dan Cerebral palsy
d. Gangguan perkembangan Bahasa
 Faktor penyebab
 Genetik
 Gangguan pendengaran
 Intelegasi rendah
 Kurangnya interaksu dengan lingkungan
 Maturase yang terlambat
 Faktor keluarga
 Psikosis
 Gagap,
 Bibir sumbing dan lidah yang pendek

4
B. Faktor risiko gangguan tumbung kembang pada anak

Pola pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi dari


beberapa faktor , secara umum terdapat dua faktor utama yang memperngaruhi
tumbuh kembang anak, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri anak, yang termasuk dalam faktor
interanal ini antara lain :
a. Faktor genetik
Merupakan faktor keturunan, contohnya anak yang dilahirkan dari seorang
ibu yang gemuk mempunyai kecenderungan untuk menjadi gemuk/
downsyndrom, CDLS
b. Umur
Tiap kelompok umur mempunyai kecepatan pertumbuhan yang berbeda.
Anak umur 5 bulan pasti berbeda dengan perkembangan anak umur 5 tahun.
c. Jenis kelamin
Pertumbuhan perempuan mulai pada usia 8 tahun, sedangkan laki- laki 10
tahun. Namun pertumbuhan pada perempuan akan berhenti di usia 18 tahun
sedangkan laki-laki di usia 20 tahun.
d. Endokrin
Ibu yang menderita DM menyebabkan bayi yang dilahirkannya menglami
makrosemia, kardiomegali, hyperplasia adrenal. Yang menyebabkan penyakit
hipotiroid dan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
e. Faktor Herediter
Faktor herediter adalah faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar untuk
mencapai tumbuh kembang anak jika dibandingkan dengan faktor lain. Faktor
ini bawaan atau kelainan genetik dan kromosom dari ayah dan ibu, jenis
kelamin, ras, dan suku bangsa. Kelainan genetik dan kromosom pada ayah dan
ibu akan menjadi pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Faktor
herediter ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel
telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan
berhentinya pertumbuhan tulang.

5
2. Faktor Lingkungan / Eksternal
Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya
lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya. Yang
dimaksud dalam faktor ini antara lain :
a. Gizi / nutrisi
b. Penyakit
c. Psikologi
d. Sosio- ekonomi
e. Stimulasi
f. Pre-natal : hiperemesis, bleeding
g. Peri-natal : persalinan sulit, vakum, operasi caesar, prematur
h. Post-natal : hipoxia, ikterus, BBLR, infeksi virus (torch)

C. Dampak gangguan tumbuh kembang pada anak

Terjadinya gangguan tumbuh kembang dapat menyebabkan diantaranya :


a. Gangguan keterlambatan bicara
b. Gangguan ketelambatan berjalan
c. Kerusakan pada susunan syaraf yang dapat menyebabkan reterdasi mental
d. Kurang gizi
e. Gangguan tidur

D. Peran pemerintah dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang

Peran pemerintah dalam melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak


sudah diatur dalam UU yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan salah satunya Pemberian
kapsul vitamin A, Pemberian imunisasi dasar lengkap dan Pengukuran berat
badan dan panjang/tinggi badan.

6
E. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang pada anak

Melakukan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya


melakukan skrining atau melakukan deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang balita termasuk menindaklanjuti keluhan orang tua terhadap masalah
tumbuh kembang anaknya. Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi harus
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga ( orang tua, pengasuh
anak dan anggota keluarga lainnya ), masyarakat ( kader, tokoh masyarakat,
organisasi profesi, lembaga swadana masyarakat ) dengan tenaga
profesional( kesehatan, pendidikan, sosial ) serta kebijakan yang berpihak pada
pelaksanaan program deteksi, stimulasi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
akan lebih meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini (Purwandari,
2008).

Penilaian gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini


mungkin sejak anak dilahirkan hal ini perlu dilakukan untuk menentukan apakanh
anak tumbuh dan berkembang secara normal atau tidak. Upaya tersebut dapat
diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak dan dapat dilakukan di tempat
pelayanan kesehatan, posyandu, sekolah maupun lingkungan rumah tangga.
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan ini meliputi dua pokok, yaitu penilaian
pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan.

Adapun cara untuk melakukan penilaian fisik diantaranya :

a. Melakukan pengukuran berat badan

Pengukuran ini dapat dilakukan secara teratur untuk memantau


pertumbuhan dan keadaan gizi pada anak.

b. Pengukuran tinggi badan

Pengukuran tinggi badan pada anak yang kurang dari dua tahun dilakukan
dengan cara posisi anak tidur terlentang, sedangkan untuk anak yang berumur dua
tahun keatas pengukuran dilakukan dengan cara anak diminta untuk berdiri.

7
Dengan begitu hasil pengukuran tiap bulan dapat dicatatat didalam buku KMS
dan dapat dilihat hasil grafik pertumbuhan tinggi badan anak.

c. Pengukuran lingkar lengan

Lingkar lengan digunakan untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan


anak. Biasanya pertumbuhan tengkorak mengikuti pekembangan otak, sehingga
bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak juga
akan terlambat.

Selain penilaian pertumbuhan, untuk menilai perkembangan ank banyak


metode yang dapat digunakan. Meskipun demikian masih tetap memerlukan
parameter atau patokan tertentu sehingga dapat dilakukan perbandingan secara
konsisten. Salah satu metode yang biasa digunakan diantaranya :

a. DDST II (Denver Development Screening Test)

Skrining ini biasa digunaan untuk melihat perkembangan anak dari mulai
usia 0 sampai dengan kurang dari 6 tahun.

b. Denver II merupakan satu tes pesikometrik yang bisa digunakan untuk


menilai perkembangan anak sesuai dengan umurnya, pada anak yang mempunyai
tanda-tanda keerlambatan maupun anak yang sehat mulai usia 1 bulan hingga 6
tahun. Tes ini bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal
kemampuan intelektual anak dimasa mendatang.

Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh
tenaga Kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan untuk mengetahui status gizi kurang/
buruk dan mikro/ makrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas.

8
Jenis deteksi tumbuh kembang yang harus dilakukan meliputi :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan melakukan pemantauan
BB/TB, pengukuran Lingkar Lengan yang dilakukan secara periodic minimal 3
bulan sekali atau sesuai indikasi.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan dengan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP), Tes Daya Dengar (TTD) dan Tes Daya Lihat
(TDL)
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional dengan memberikan Kuesioner
Masalah Mental Emosional (KMME) dan bila ada indikasi anak mengalami
penyimpangan mental emosional dilakukan deteksi dengan menggunakan
Checklist for Autis in Toddler (CHAT) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktifitas (GPPH).

F. Peran Bidan dalam penanganan gangguan tumbuh kembang anak

Dalam pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang peran tenaga kesehatan


dalam hal ini adalah bidan sangat menentukan keberhasilan pencapaian cakupan
deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak balita. Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik
bidan pasal 16 salah satu wewenang pelayanan kebidanan yang harus diberikan
pada anak adalah pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam melaksanakan
perannya bidan bertanggung jawab tidak hanya melakukan deteksi dini secara
langsung namun di tuntut untuk lebih mengoptimalkan kesadaran orang tua dalam
pemantauan dan pemberian stimulasi tumbuh kembang pada anak sesuai usia
sehingga keterlambatan dalam pencapaian tumbuh kembang dapat
diminimalisasikan (Purwandari, 2008).

Upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak di dalamnya termasuk kegiatan


deteksi dini tumbuh kembang anak dilakukan enam bulan sekali untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia balita dan anak
prasekolah, kegiatan ini masuk dalam upaya promotif dan preventif,
denganmelakukan deteksi dini terhadap tingkat pertumbuhan dan perkembangan

9
balita dan anak usia prasekolah di harapkan dapat mengoptimalkan intervensi
diniterhadap penyimpangan tumbuh kembang sehingga angka kejadian status gizi
buruk, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai usia
dapat diminimalkan. Fakta yang tampak di lapangan dampak dari adanya krisis
ekonomi yang terjadi mengakibatkan semakin tingginya angka gizi buruk pada
balita di karenakan keterlambatan diagnosis dan intervensi dini (Purwandari,
2008).

Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran,


perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Stimulasi yang tepat sesuai dengan
umur anak sangat diperlukan agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
optimal. Stimulasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Penih cinta dan kasih sayang
b. Menunjukan sikap dan prilaku yang baik
c. Sesuai dengan kelompok umur anak
d. Mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan
dan tidak ada hukuman
e. Lakukan bertahap sesuai usia anak
f. Gunakan alat bantu atau permainan sederhana
g. Berikan kesempatan yang sama pada laki- laki dan perempuan
h. Berikan pujian pada ana katas keberhasilannya
Alat Permainan untuk stimulasi
Aspek kemampuan Alat Permaianan
Motorik kasar Sepeda roda tiga/ dua, bola, mainan yang ditarik
atau di dorong
Motorik halus Gunting, pensil, bola, balok, lilin
Kecerdasan/ kognitif Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego,
boneka, pensil warna, radio
Bahasa Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, TV
Menolong diri sendiri Gelas/ pring plastic, sendok, baju, sepatu, kaos
kaki

10
Tingkah laku sosial Alat permainan yang dapat dipakai bersama
missal congklak, kotak pasir, bola, tali.
Alat permainan anak di bawah usia 2 Tahun
Umur Tujuan Alat yang dianjurkan
0 – 12 bulan  Melatih refleks (untuk anak  Benda yang aman
berumur 1 bulan), misalnya untuk dimasukan
mengisap, menggenggam. mulut atau dipegang
 Melatih kerja sama mata  Alat permainan
dengan telinga berupa gambar/
bentuk muka
 Melatih mencari objek yang  Alat permainan lunak
ada tetapi tidak kelihatan berupa boneka orang
atau binatang

 Melatih mengenal sumber


 Alat permainan yang
asal suara
dapat digoyangkan
dan keluar suara
 Melatih kepekaan perabaan
 Alat permainan
 Melatih keterampilan
berupa selimut dan
dengan Gerakan berulang-
boneka.
ulang
12 – 24 bulan  Mencari sumber suara atau  Genderang, bola
mengikuti sumber suara dengan giring-giring
 Memperkenalkan sumber di dalamnya
suara
 Melatih anak melakukan  Alat permainan yang
Gerakan mendorong dan dapat didorong dan
menarik ditarik
 Melatih imajinasinya  Media bergambar,
 Melatih anak melakukan kertas untuk dicoret,
kegiatan sehari-hari krayon atau pensil

11
semuanya dalam bentuk warna
kegiatan yang menarik
BAB III

PENUTUP

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan


interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh Sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan Panjang dan berat. (Wong,
2004, 138).

Perekembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih


kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan Bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.

Pertumbuhan dan perkembangan tentunya dibutuhkan pemantauan.


Sebagai Tenaga kesehatan, khususnya bidan dapat melakukan beberapa tes atau
deteksi terkait dengan hal tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurfurqoni, F. A., 2017. Pengaruh Modul Skrining Tumbuh Kembang Terhadap


Efektivitas Skrining Tumbuh Kembang Balita. Midwife Journal, 3(02), pp. 66-73.
Purwandari, H., 2008. Kebijakan Pemerintah Dalam Pelaksanaan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang. Surakarta, Universitas Sebelas Maret.
Rahmawati, I., 2016. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Balita. 1nd ed.
Tulungagung: Yayasan Paruhita Husada.
Depkes RI.,2006.Visi dan Misi Departmen Kesehatan
RI.www.depkes.go.id Diakses 10 Mei 2022

13

Anda mungkin juga menyukai