GANGGUAN PERKEMBANGAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Patofisiologi
Dosen Pengempu : Hj. Sri Hartati, Ners., M.Kep
1
Kata pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat, ridho dan
hidayah dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa
halangan apapun.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing karena telah mengarahkan
kami pada hal-hal yang positif dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “ Gangguan Perkembangan “ Kami berharap agar makalah
yang kami buat ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat membawa banyak manfaat
dalam menambah pengetahuan pembaca mengenai Gangguan Perkembangan.
Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna sepenuhnya, karena itu kami memohon
maaf kepada pembaca dan juga mengharapkan kritik maupun saran guna perbaikan
dimasa yang akan datang akhir kata kami ucapkan yang sebesar-besarnya
Cianjur, 16 , Maret 2021
Kelompok 3
Daftar Isi
2
KATA PENGANTAR........................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................1
1. Pengertian....................................................... 5
2. Etiologi............................................................6
3. tanda dan gejala...............................................10
4. faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
......................................................................16
5. patofisiologi gangguan tumbuh kembang dengan kelainan ha
ntung bawaan...................................................20
A. Simpulan............................................................... 28
B. Saran ..................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
secara bermakna lebih rendah atau pendek dibandingkan anak seusianya yang
yang bertujuan untuk menentukan apakah anak tumbuh secara normal atau
buruk memiliki sistem daya tahan tubuh yang lemah sehingga mereka sering sakit
(lebih sering menderita penyakit yang parah) dan kemungkinan meninggal dunia.
berikutnya yang sulit diperbaiki. Anak yang menderita kurang gizi berat
4
mempunyai rata-rata IQ 11 poin lebih rendah dibandingkan rata-rata IQ anak yang
tidak kurang gizi. Kenyataan ini tentu berdampak pada kualitas Sumber daya
Manusia (SDM) suatu bangsa. Masalah gizi balita yang dihadapi di Indonesia
merupakan masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang. Gizi kurang merupakan
salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun di banyak
Negara berkembang lainnya, zat gizi karbohidrat dan kekurangan protein disertai
adalah 17,7 %, terdiri dari 3,9% gizi buruk dan 13,8% gizi kurang. Jika
dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2013 (19,6%) dan tahun
2007 (18,4%) terjadi peningkatan. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk
yaitu dari 5,4% tahun 2007 4,9 % tahun 2010, dan 5,7 % pada tahun 2013.
Ditahun 2007 dan tahun 2013 terjadi peningkatan anak yang mengalami gizi
kurang sebesar 0,9% selama 6 tahun. Pada Tahun 2018 terjadi penurunan anak
yang mengalami gizi kurang sebesar 0,1%. Berdasarkan data tersebut meskipun
prevalensi masalah gizi berkurang, akan tetapi masih terdapat balita dengan status
gizi kurang dan hal ini masih menjadi masalah (Kermenkes RI, 2014).
kesehatan saja, tapi harus melibatkan berbagai sektor terkait, karena masalah gizi
tidak hanya masalah ahli gizi saja tetapi juga masalah lintas sektor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi yakni penyebab langsung dan penyebab tidak
2
langsung. Penyebab langsung makanan anak dan infeksi yang mungkin di derita
anak.Penyebab gizi anak tidak hanya disebabkan oleh makanan yang kurang,
Infeksi yang berkaitan dengan tingginya prevalensi dan kejadian penyakit infeksi
terutama ISPA, TBC, malaria, demam berdarah. Penyebab tidak langsung ketahan
pangan keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan kesehatan
Faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita salah satunya adalah
sanitasi lingkungan yang merupakan faktor tidak langsung, tetapi ada juga faktor
lain yang mempengaruhi status gizi. Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang
kecacingan dan infeksi saluran pernafasan. Apabila anak menderita infeksi saluran
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
proses diferensiensi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system
3
sehingga fungsi otak akan menurun. Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi
motorik kasar, motorik halus, personal sosial, dan kemampuan bicara dan bahasa.
bahwa yang menjadi penyebab utama gangguan pertumbuhan (gizi kurang) dan
yang dialami oleh keluarga Tn. M. khususnya Anak. A. adalah faktor kurangnya
pengetahuan tentang status gizi lengkap pada balita, pola hidup masyarakat yang
gizi kurang dan kurangnya stimulasi sehingga penulis tertarik untuk melakukan
asuhan kebidanan yang lebih mendalam tentang “Asuhan Kebidanan Pada Baduta
Terhadap Anak . A. dengan gizi kurang di Desa Murni Jaya Wilayah Puskesmas
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
berkembang dimana sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup bulan, akan
2. Etiologi
b. Keterbatasan lingkungan
c. Inkonsistensi respon
d. Pengabaian
f. Defisiensi stimulus
5
3. Tanda dan gejala
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016), pada gangguan tumbuh kembang
1) Subjektif
a) Tidak tersedia
2) Objektif
a) Tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia (fisik,
1) Subjektif
a) Tidak tersedia
2) Objektif
b) Afek datar
f) Lesu
g) Mudah marah
h) Regresi
2
4. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
Pada proses tumbuh kembang anak setiap individu akan mengalami siklus
1) Faktor Herediter
Faktor herediter adalah faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar untuk
mencapai tumbuh kembang anak jika dibandingkan dengan faktor lain. Faktor ini
terdiri dari bawaan atau kelainan genetik dan kromosom dari ayah dan ibu, jenis
kelamin, ras, dan suku bangsa. Kelainan genetik dan kromosom pada ayah dan ibu
herediter ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur,
pertumbuhan tulang.
2) Faktor Lingkungan
tercapainya potensi yang sudah dimilki anak. Adapun yang termasuk faktor
a) Lingkungan pranatal adalah lingkungan pada saat dalam kandungan, mulai dari
konsepsi hingga lahir yang meliputi gizi sewaktu ibu hamil, lingkungan
mekanis seperti posisi janin dalam uterus, zat-zat kimia atau toxin seperti
pengguna obat-obatan atau alkohol, kebiasaan ibu yang mungkin merokok saat
3
tekanan mekanik pada beberapa organ tubuh janin dan pemberian radiasi juga
3) Faktor Hormonal
Jantung Bawaan
bawaan menurut (Wahid, 2012) dipengaruhi karena adanya kelainan genetik dan
kromosom, faktor mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor hormonal, faktor
radiasi dan faktor gizi pada saat masa kehamilan ibu. Faktor-faktor tersebut
yang dibawa sejak lahir. Kelainan jantung bawaan yang diderita anak sejak lahir,
4
mengalami penurunan yang juga berdampak pada penurunan COP (Cardiac
Output) sehingga kebutuhan O2 dan zat nutrisi untuk metabolisme tubuh tidak
tidur, kurang gizi, kerusakan pada susunan saraf yang menyebabkan retardasi
mental, kesulitan belajar, buta dan tuli. Walaupun anak dengan jantung bawaan
yang tidak begitu parah biasanya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang
normal, tetapi dengan adanya kelainan jantung bawaan anak cenderung memiliki
resiko yang besar untuk jatuh kedalam keadaan nutrisi buruk dengan
menunjukkan pencapaian berat badan yang tidak baik dan keterlambatan dalam
5
3) Mempertahankan kondisi kepala tetap tegak dan stabil
4) Menggenggam pensil
10) Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri
6
5) Menggenggam erat pensil
12) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
4) Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama”
5) Menumpuk 2 kubus
7
8) Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
6) Melihat gambar dan dapat menyentuh dengan benar nama 2 benda atau lebih
9) Mendengarkan cerita
8
13) Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
2) Melompat-lompat 1 kaki
3) Menari
5) Menggambar lingkaran
1) Berjalan lurus
9
7) Mengerti pembicaraan dengan menggunakan 7 kata atau lebih
1. Pengkajian
fungsional pada saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola
respons klien saat ini dan waktu sebelumnya menyeleksi terapi keperawatan yang
dokumentasi data. Pengkajian juga berupa proses yang dilakukan pada semua fase
kesehatan dari klien. Proses ini harus sistematis dan kontinu guna mencegah
10
a. Observasi
Observasi memiliki dua aspek yitu memperhatikan data dan menyeleksi, mengatur
b. Wawancara
Dalam proses pengumpulan data ada beberapa hal yang dapat diperoleh
1) Keluhan Utama
akan timbul gejala bayi biru saat menangis (bibir,kuku dan lidah menjadi biru).
Wajah bayi tampak pucat dan biru akibat kurangnya aliran darah. Secara umum
fisik bayi akan terlihat lemah, lelah dan malas menyusu, bayi sering menjadi
batuk pilek dan demam. Gejala lain yang mungkin muncul adalah saat menghisap
11
berkeringat berlebih saat makan atau minum susu, pertumbuhan terhambat dan
terlambat berjalan.
a) Riwayat kesehatan
KJB akan timbul gejala bayi biru saat menangis (bibir,kuku dan lidah menjadi
biru). Wajah bayi tampak pucat dan biru akibat kurangnya aliran darah. Secara
umum fisik bayi akan terlihat lemah, lelah dan malas menyusu, bayi sering
menjadi batuk pilek dan demam. Gejala lain yang mungkin muncul adalah saat
meliputi:
yang masih relevan seperti misalnya obat kortikosteroid. Catat kemungkinan efek
samping yang pernah terjadi di masa lalu. Selain itu perawat juga harus
menanyakan alergi obat dan reaksi alergi seperti apa yang sempat timbul.
12
(b) Riwayat keluarga.
Disini hal yang perlu ditanyakan perawat adalah mengenai penyakit yang
pernah dialami oleh keluarga. Hal ini ditanyakan karena banyak terjadi penyakit
tua pasien terutama saat ibu hamil mengenai kebiasaan sosial, kebiasaan merokok
1) Pemeriksaan fisik
pendekatan per sistem mulai dari kepala ke ujung kaki dapat lebih mudah
a) Inspeksi
tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan.
gerakan dan lihat dengan cermat bagian tubuh atau area yang sedang diinspeksi.
b) Palpasi
bagian tubuh dan membuat suatu pengukuran sensitif terhadap tanda khusus fisik.
13
Keterampilan ini sering kali digunakan bersamaan dengan inspeksi. Selama
melakukan palpasi, pasien diusahakan dalam keadaan santai sehingga tidak terjadi
c) Perkusi
yang didapat dari pemeriksaan sinar-X atau pengkajian melalui palpasi dan
auskultasi.
d) Auskultasi
yang dihasilkan tubuh. Beberapa bunyi dapat didengar dengan telinga tanpa alat
2. Diagnosis
yang dialami klien. Perumusan diagnosis adalah fase yang sangat penting dalam
proses keperawatan, semua proses sebelum fase ini ditunjukkan untuk untuk
sebagai penilaian yang dibuat hanya setelah pengumpulan data yang sistematis
dan menyeluruh. Dalam hal ini diagnosis yang diangkat adalah gangguan tumbuh
14
kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik dibuktikan dengan
pertumbuhan fisik terganggu, tidak mampu melakukan perawatan sesuai usia, dan
3. Perencanaan
keperawatan. Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang
adalah proses keperawatan yang penuh pertimbangan dan dan sistematis yang
b. Kriteria Hasil :
adanya ketidakmampuan
4) Kematangan fisik : wanita: perubahan fisik normal pada wanita yang terjadi
15
5) Kematangan fisik : pria perubahan fisik normal pada pria yang terjadi dengan
7) Berat badan
Interventions Classification)
2) Nutritional Management
16
3) Nutrition Theraphy
sesuai
hari, sesuai
d. Kolaborasi dengan ahli gizi, jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
f. Dorong pasien untuk memilih makanan semisoft, jika kurangnya air liur
menghalangi menelan
mencegah konstipasi
Adapun intervensi yang dapat dilakukan menurut (Tim Pokja SIKI DPP
a. Perawatan Perkembangan
9) Observasi
17
b) Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (misalnya
10) Terapeutik
11) Edukasi
b. Manajemen Nutrisi
1) Observasi
2) Terapeutik
18
b) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3) Edukasi
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
4. Pelaksanaan
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
2011).
yaitu :
a. Perawatan Perkembangan
19
6) Memfasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri
b. Manajemen Nutrisi
12) Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
5. Evaluasi
20
kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2006). Mengevaluasi
juga berarti aktivitas yang direncanakan secara berkelanjutan dan terarah untuk
perkembangan yang lebih baik dan terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan
sesuai dengan kelompok usia dan ukuran fisik sesuai dengan batasan ideal. (Hidayat,
2012).
21
PENUTUP VI
A. Simpulan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang diawali dari
konsepsi (pembuahan) sampai pematangan atau dewasa. Melalui proses tersebut anak
tumbuh menjadi lebih besar dan bertambah matang dalam segala aspek baik fisik, emosi,
intelektual, maupun psikososial. Apabila terdapat suatu masalah dalam proses tersebut
maka yang akan berakibat terhambatnya anak mencapai tingkat tumbuh kembang yang
sesuai dengan usianya. Apabila gangguan ini berlanjut maka akan menjadi suatu bentuk
kecacatan yang menetap pada anak. Namun, apabila sejak dini gangguan tumbuh kembang
sudah terdeteksi, maka kita dapat melakukan suatu intervensi sesuai dengan kebutuhan
anak. Melalui intervensi yang dilakukan sejak dini itulah tumbuh kembang anak pada tahap
selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang banyak
dijumpai di masyarakat, sehingga sangatlah penting apabila semua komponen yang terlibat
dalam tumbuh kembang anak, yaitu orang tua, guru, dan masyarakat dapat bekerja sama
dalam melakukan pemantauan sejak dini. Tujuan akhir dari pemantauan dini gangguan
tumbuh kembang anak ini tentunya adalah harapan kita dalam terwujudnya generasi
harapan bangsa yang lebih baik dan berkualitas
B. Saran
Ibu dan keluarga harus memberikan contoh yang baik kepada anak meperhatikan proses pertum
buhan dan perkembangan anak dengan baik serta memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan
usianya. Agar tumbuh kembang anak bejalan dengan optimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/77531/3/BAB%20I.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/293/2/BAB%20I.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/716/4/BAB%20I.pdf
23