OLEH :
KELOMPOK 1
1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang“ Asuhan
Keperawatan pada An. H dengan Global Development Delay (GDD) di Poli
anak RSUD Dr Soetomo Surabaya”.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................i
2
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................4
1.4 Manfaat...............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tumbuh Kembang.................................................................7
2.1.1 Tumbuh Kembang Anak Usia Toodler......................................7
2.2 Konsep Global Development Delay....................................................11
2.2.1 Definisi Global Development Delay.........................................11
2.2.2 Etiologi Global Development Delay.........................................12
2.2.3 Manifestasi Klinis Global Development Delay.........................12
2.2.4 Penatalaksanaan Global Development Delay............................14
2.2.5 Pemeriksaan Global Development Delay..................................14
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian...........................................................................................16
3.2 Analisa Data........................................................................................21
3.3 Diagnosa Keperwatan.........................................................................22
3.4 Intervensi............................................................................................23
3.5 Implementasi.......................................................................................25
3.6 Pemeriksaan GDD..............................................................................27
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan..........................................................................................28
BAB 5 PENUTUP
3
5.1 Kesimpulan..........................................................................................30
5.2 Saran....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
4
seluruh dunia, sedangkan di Amerika Serikat angka kejadian KPG diperkirakan
1%-3% dari anak-anak berumur<5 tahun. Etiologi KPG sangat bervariasi, sekitar
80% akibat sindrom genetik atau abnormalitas kromosom, asfiksia perinatal,
disgenesis serebral dan deprivasi psikososial sedangkan 20%nya belum diketahui
(Shevell dkk, 2003).
Sebagian besar anak dengan masalah perkembangan tidak menunjukan
gejala yang jelas sehingga tidak terdiagnosis kalau hanya menggunakan
milestone perkembangan saja.Terdapat beberapa faktor risiko dan etiologi
keterlambatan gangguan perkembangan umum, mulai dari faktor intrinsik seperti
genetik, metabolik, neurologik, maupun ekstrinsik seperti nutrisi dan
stimulasi.Untuk menentukan etiologi diperlukan anamnesis yang komprehensif
tentang faktor risiko dan pemeriksaan fisik.Pemantauan perkembangan anak
secara dini dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk mendeteksi secara dini
adanya keterlambatan dan gangguan perkembangan yang angka kejadian
semakin meningkat, sehingga dapat dilakukan intervensi dini.Intervensi dini ini
dapat dilakukan karena adanya kemampuan plastisitas otak.Oleh karena itu
pemantauan perkembangan harus dilakukan pada semua bayi baik dengan
maupun tanpa faktor risiko, sehingga keterlambatan perkembangan pada anak
dapat teratasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kami menyusun laporan seminar kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak pada An. H dengan Diagnosa Medis
Global Developmental Delay (GDD) di Poli Anak RSUD Dr. Soetomo
Surabaya”.
5
Mahasiswa dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
anak dengan kasus Global Developmental Delay (GDD).
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami konsep Global Developmental Delay (GDD).
2. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
anak Global Developmental Delay (GDD).
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
3) Otak : tumbuh lengkap 75% pada usia 2 tahun, perkembangan korteks
cerebri yang spesifik meliputi broca untuk fungsi bicara dan kortical
untuk mengontrol kaki, tangan dan sfingter.
Saluran Pernapasan meliputi
a. Struktur internal telinga dan tenggorokan pendek dan lurus
b. Jaringan limfoid pada tonsil membesar dan adenoid membesar sehingga
anak sering mengalami otitis media, tonsillitis dan ISPA
8
b. Motorik Halus
a) Peningkatan kemampuan manual dalam keterampilan atau
ketangkasan yaitu :
Usia 12 bulan mampu menggenggam obyek kecil
Usia 15 bulan mampu menjatuhkan lingkaran pada leher botol
Usia 18 bulan mampu melempar bola tanpa hilang keseimbangan
Perkembangan Psikososial
a. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
a) Alat gerak dan rasa telah matang
b) Perkembanga otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan
mengontrol tubuhnya, diri dan lingkungan
c) Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak
dan membuat sesuatu sesuai dengan keinginanya
b. Kemampuan social
a) Menangkap dan melempar obyek
b) Memegang dan melepaskan
c) Menggambar
d) Memegang erat saat seseorang mengatakan “jangan disentuh”
e) Mengeluarkan makanan saat terasa tidak enak
Perkembangan Kognitif (Piaget)
a. Fase sensori motor
a) Pada usia 12-24 bulan perkembangan cepat masih sederhana dalam
kemampuan mencari alasan
b) Usia 13-18 bulan anak mulai memakai eksperimen yang aktif untuk
mencapai tujuan yang sebelumnya, mulai mengambil keputusan yang
rasional dan aasan yang intelektual , merasa berbeda dengan oranglain
ditunjukkan dengan keberanian melakukan hal-hal bersifat risiko tanpa
ada orangtua, dapat mentolerir perpisahan dengan orangtua, sadar akan
9
adanya akibat yang dilakukan dan tidak dapat mentransfer
pengetahuan yang baru, belum dapat mengaplikasikan obyek yang
sempurna
c) Usia 19-24 bulan merupakan akhir dari tahap sensori motor, dapat
menduga sesuatu yang mempunyai pengaruh padanya, imitasi dengan
meningkatkan symbol-simbol, mulai merasa menantisipasi waktu,
suhu, mengingat dan mampu menunggu, berfikir dan berperilaku
egosentris.
Perkembangan Moral
a. Tingkah laku ditentukan karena keterbatasan dan pembatasan dari
lingkungan
b. Orientasi hukuman dan kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk tergantung
dari reward atau hukuman yang diberikan
Perkembangan Spiritual
a. Mengenal ide tentang Tuhan dan ajaran agama
Perkembangan Body Image
a. Mengenal penggunaan bagian-bagian tubuh dan berangsur angsur
mengenal namanya
b. Mengenal perbedaan seksual
c. Menggunakan nama atau dengan kata pengganti dapat menggunakan
simbol suatu obyek
Perkembangan seksualitas
a. Senang mengekspresikan bagian tubuhnya
b. Belajar kata-kata yang berhubungan dengan anatomi, eliminasi dan
reproduksi
Perkembangan Sosial
a. Mengembangkan sikap social bermain
b. Belajar menjauhi orangtua walaupun masih cemas
c. Kemampuan berbahasa dan berhubungan dengan oranglain meningkat
Perkembangan Bahasa
10
a. Pada usia 12-24 bulan anak mampu menirukan ucapan orang, bertanya
tentang sesuatu yang dilihatnya, mengerti perintah sederhana, mengatakan
tidak dengan menggelengkan kepala
b. Pada usia 2-3 tahun pembendaharaan kata 200-300 kata, menggunakan 2-3
kata dalam kalimat, menggunakan kata ganti, mampu mengikuti perintah
sederhana, mampu menyebutkan keinginan makan, eliminasi,
menggunakan nama depan dan akhir, menyebutkan 1 warna
Perkembangan Personal Sosial (Kemandirian-Bergaul)
a. Usia 12-24 bulan anak meminta sesuatu dengan menujuk atau menarik,
mulai membantu orangtua, mulai menyadari benda miliknya
b. Usia 2-3 tahun anak mampu bermain sendiri atau berkelompok,
kemandirian meningkat, perhatian terus menerus terhadap sesuatu yang
disenangi, lebih mudah dipisah dengan orangtua, mulai dapat
membedakan jenis kelamin
Perkembangan bermain
a. Soliter atau bermain parallel
b. Keterampilan meningkat
c. Kemampuan ujungjari untuk menjepit krayon
d. Senang music
e. Bicara dengan boneka, bermain telepon
f. Membaca cerita dari gambar menurut persepsinya
g. Bermain dengan obyek kecil
11
tidak selalu menderita retardasi mental sebab berbagai kondisi dapat
menyebabkan anak mengalami GDD seperti penyakit neuromuscular, serbral
palsi dan deprivasi psikososial.
12
2. Menetapnya reflex primitive hingga lebih dari usia 6 bulan
3. Hiper atau hipotonia atau gangguan tonus otot
4. Hiper atau hiporefleksia atau gangguan reflex tubuh
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol
Tanda bahaya gangguan motor halus
1. Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan
2. Adanya dominasi satu tangan sebelum usia 1 tahun
3. Eksplorasi oral seperti memasukkan mainan kedalam mulut masih sangat
dominan setelah usia 14 bulan
4. Perhatian penglihatan yang inkonsisten
Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)
1. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan
terhadap suatu benda pada usia 20 bulan
2. Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
3. Orangtua masih tidak mengerti dan memahami perkataan anak pada usia
30 bulan
Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)
1. Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipangil tidak sellau memberi respon
2. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau
ketertarikan dengan oranglain pada usia 20 bulan
3. Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan
Tanda bahaya gangguan sosio emosional
1. 6 bulan : jarang senyum atau ekspresi kesenangan lainnya
2. 9 bulan : kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
3. 12 bulan : tidak merespon panggilan namanya
4. 15 bulan : belum ada kata
5. 18 bulan : tidak bisa bermain pura-pura
6. 24 bulan : belum ada gabungan 2 kata yang berarti
13
7. Segala usia : tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan berinteraksi
dan bersosialisasi
Tanda bahaya gangguan kognitif
1. 2 bulan : kurangnya fixation
2. 4 bulan : kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
3. 6 bulan : belum berespons atau mencari sumber suara
4. 9 bulan : belum babbling seperti mama, baba
5. 24 bulan : belum ada kata berarti
6. 36 bulan : belum dapat merangkai 3 kata
Tanda dan gejala anak dengan GDD adalah sebagai berikut :
1. Anak tidak dapat duduk dilantai tanpa bantuan pada usia 8 bulan
2. Anak tidak dapat merangkak pada usia 12 bulan
3. Anak memiliki kemampuan bersosialisasi yang buruk
4. Anak tidak dapat berguling pada usia 6 bulan
5. Anak memiliki masalah komunikasi
6. Anak memiliki masalah pada perkembangan motoric kasar dan halus
14
1. Pemeriksaan fisik yang meliputi pengukuran lingkar kepala, pemeriksaan
mata, pemeriksaan fungsi pendengaran, pemeriksaan kulit seperti adanya
penyakit tuberous atau neurofibromatosis, pemeriksaan neurologi
2. Skrining metabolic seperti pemeriksaan serum asam amino, serum
glukosa, bikarbonat laktat, piruvat, ammonia dan creatinine kinase
3. Tes sitogenetik untuk menunjukkan adanya syndrome yang spesifik
4. Skrining tiroid
5. EEG. Ditujukan pada anak dengan riwayat epilepsy atau sindrome
epileptic yang spesifik
6. Imaging
15
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
Pengkajian : 5 Maret 2018 Jam : 09.00
MRS Tanggal :- No RM : 12.53xxxx
Ruang/Kelas : Poli anak (Tumbuh Kembang) Diagnosa Masuk : Global Developmental Delay
Identitas
Identitas Anak Identitas Orang Tua
Riwayat Penyakit dahulu : Pada tanggal 2 November 2017 orang tua klien datang ke poli
anak RSUD dr soetomo dengan keluhan klien belum dapat duduk, berdiri dan belum bisa bicara.
Setelah itu klien sering kontrol kurang lebih 2 minggu sekali dilanjutkan dengan 1 bulan sekali.
16
- Polio 4x (umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 24 bulan)
- DPT 4x (umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 24 bulan)
- Campak 2x ( 9 bulan dan 24 bulan)
- Hepatitis 3x (lahir, 1 bulan dan 6 bulan)
Riwayat Pertumbuhan
BB saat ini : 7 kg TB: 66 cm LD: 58 cm LLA: 15 cm
BB lahir : 3000 gr PB: 56 cm
BB sebelum sakit : 7,5 kg
PB/TB saat ini : 66 cm
Riwayat Perkembangan
Pengkajian Perkembangan (DDST) : Berdiri dengan pegangan,duduk tanpa pegangan,
menoleh kearah suara,
Tahap Perkembangan Psikososial : Jika dengan teman baru tidak mau langsung
bermain bersama
Tahap Perkembangan Psikoseksual : sering menghisap jari tangan
Pernapasan B1 (Breath)
Bentuk dada : Normal
Pola nafas, Irama : teratur
Suara Napas : Vesikuler
Sesak Napas : Tidak
Reaksi otot bantu napas : Tidak ada
Alat bantu pernafasan : Tidak ada
17
Kardiovaskuler B2 (Blood)
Irama Jantung : teratur
Nyeri dada : tidak
Bunyi jantung : Normal
CRT : <3 detik
Akral : Hangat
GCS : 456 = 15
Reflek fisiologis : Menghisap, Menoleh, Menggenggam
Istirahat/tidur : 10-12 jam
Gangguan tidur : tidak ada
Kebiasaan Tidur : Minum susu
Masalah : tidak ada masalah keperawatan
Persarafan & Penginderaan B3 (Brain)
Penglihatan (mata)
Pupil : isokor
Sclera/konjungtiva : anemis
Gangguan penglihatan : tidak
Pendengaran (Telinga)
Gangguan pendengaran :tidak ada gangguan
Penciuman (Hidung)
Bentuk : Normal
Gangguan Penciuman : Tidak ada gangguan
18
Mukosa : Lembab
Tenggorokan
5 5 : tidak ada gangguan
Abdomen
4 4
Perut : tidak ada gangguan
Peristaltik : 15x/menit
Pembesaran hepar : Tidak
Pembesaran Lien : Tidak
Buang Air besar : 1x/hari Teratur
Konsistensi : Lunak, Bau Khas, Warna kecoklatan
Kulit
Warna kulit : normal
Turgor : baik
Oedema : tidak ada
19
d. Dampak hospitalisasi bagi orang tua : ibu yakin bahwa anaknya dapat seperti anak
lainnya seusianya.
Masalah : Gangguan Interaksi Sosial
Data Penunjang
- Fe Syrup
- Stimulasi
Ringkasan Kasus
1. Identitas anak
Anak H Lahir pada tanggal 29 Juni 2016, sekarang berusia 1 tahun 3 bulan jenis kelamin
perempuan dengan diagnosa Global Developmental Delay
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 2 Oktober 2010
- HGB : 11,8 g/dl
- RBC : 5,56 106/ul
- HCT : 35,4 %
4. Terapi
- Fe Syrup
- Stimulasi
20
3.2 Analisa Data
21
3.3 Diagnosa Keperawatan
Prioritas Masalah Keperawatan
1. Gangguan perkembangan motorik
2. Gangguan perkembangan bahasa
3. Kerusakan interaksi social
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perkembangan motorik berhubungan dengan keterlambatan
perkembangan anak
2. Gangguan perkembangan bahasa berhubungan dengan kurangnya stimulasi
pada anak
3. Kerusakan interaksi social berhubungan dengan Keterlambatan bicara dan
motorik
22
23
3.4 PIE (PROBLEM INTERVENSI EVALUASI)
24
3. Kerusakan interaksi social berhubungan dengan Keterlambatan bicara dan
motorik
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan bicara pada anak
2. Kaji hubungan social anak dengan
keperawatan kerusakan interaksi
sekitar
social dapat teratasi dengan criteria
3. Ajak anak untuk bermain dengan
hasil :
lingkungan
1. Perkembangan fisik, kognitif 4. Kenalkan pada anak tentang
dan psikososial anak sesuai lingkungan dan teman-temannya
5. Kurangi pemakaian smartphone pada
dengan usianya
2. Mengungkapkan keinginan anak
6. Ajarkan pada anak tentang personal
untuk berhubungan dengan
sosialnya seperti menggosok gigi,
orang lain
cuci dan mengeringkan tangan
3.4 IMPLEMENTASI
25
belajar membuat menara 4 kubus
8. Memberikan mainan - klien mampu
edukasi sesuai usia mengambil benda
anak
9. Memberikan tentang A : masalah belum
pkysical therapy teratasi
10. Membantu anak untuk
melakukan kegiatan P : intervensi
yang dapat dilanjutkan nomer 2-5
merangsang
perkembangan
motorik.
Gangguan 09.00 5. Mengajarkan orangtua 11.00 S : Ibu klien
perkembangan mengenai mengatakan anak bisa
bahasa perkembangan normal berbicara
anak, kemampuan dan
peningkatan berbicara O :
yang harus dicapai - klien belum mampu
anak bicara
6. Membuat lingkungan
nyaman dan tenang A : Masalah belum
agar anak dapat teratasi
belajar
7. Memberikan stimulasi P : Intervensi
untuk meningkatkan dilanjutkan nomer 2-4
kemampuan berbicara,
berbahasa dan oral
motorik abilities
dengan speech and
language therapy
8. Menganjurkan orang
tua selalu memberikan
stimulasi saat dirumah
Kerusakan 09.00 7. Mengkaji kemampuan 11.00 S : Ibu klien
Interaksi bicara pada anak mengatakan anak belum
sosial 8. Mengkaji hubungan mau bermain dengan
social anak dengan teman sebayanya
sekitar
9. Mengajak anak untuk O :
bermain dengan - anak belum mampu
lingkungan menggosok gigi
10. Mengenalkan pada - belum mampu cuci
anak tentang tangan
lingkungan dan - belum mampu
26
teman-temannya membuka baju
11. Mengurangi
pemakaian A : Masalah belum
smartphone pada anak teratasi
12. Mengajarkan pada
anak tentang personal P : Intervernsi
sosialnya seperti dilanjutkan nomer 1-5
menggosok gigi, cuci
dan mengeringkan
tangan
27
28
BAB 4
PEMBAHASAN
29
untuk memenuhi kebutuhan anak secara optimal, karena stimulasi efektif dari orang
tua merupakan salah satu kunci dari perkembangan anak.
30
BAB 5
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Global developmental delay (GDD) didefinisikan sebagai
keterlambatan dalam dua bidang atau lebih perkembangan motorik
kasar/halus, bicara/berbahasa, kognisi, personal sosial dan aktifitas sehari-hari
(Tjandrajani, et al. 2012). Istilah GDD ini digunakan bagi anak berusia kurang
dari lima tahun. Penyebab GDD terbanyak adalah kelainan kromosom dan
malformasi otak, tetapi banyak juga penyebab lainnya seperti komplikasi saat
melahirkan (kelahiran premature atau asfiksia), encephalitis, trauma otak,
pajanan janin terhadap zat toksik,.gangguan genetis (Down’s Syndrome), dan
juga faktor lingkungan yaitu stimulasi yang tidak adekuat (The Programme of
Action for Children 2005).
Dari hasil pengkajian dapat diambil masalah keperawatan gangguan
motorik dan bahasa serta kerusakan interaksi sosial.Masalah kerusakan
interaksi sosial dapat ditangani dengan mengenalkan anak dengan lingkungan
dan teman sebaya secara perlahan.Pengenalan anak dengan lingkungan dapat
dimulai dengan mengajak anak bermain di luar rumah, serta membimbing
anak agar dapat bersosialisasi dengan baik. Melalui permainan anak dapat
membangun kepercayaan dirinya dan mengembangkan berbagai skill yang
diperlukan pada tahap perkemabngan selanjutnya (The State of Queensland
2014).
2.4 Saran
1. Bagi perawat
Sebagai perawat harus memberikan pelayanan yang komprehensif kepada
klien dengan diagnosa Global developmental delay (GDD)sesuai norma-
norma dan nilai-nilai yang berlaku, perawat harus memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan benar, melakukan pengkajian yang
31
teliti pada pasien untuk menentukan ketepatan diagnosa, menentukan
prioritas masalah, perawat harusnya mendokumentasikan hasil tindakan
pada status klien setelah selesai melakukan tindakan keperawatan.
2. Bagi penulis lainnya
Penulis lainnya diharapkan memperbarui literatur mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan diagnosa Global developmental delay
(GDD)sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup klien.
32
DAFTAR PUSTAKA
The State of Queensland 2014, My child has developmental delay: information for
Queensland families of young children, Department of Communities, Child
Safety and Disability Service, Brisbane.
Soetjiningsih. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak. In: Ranuh IGNG, penyunting.
Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2012.h.2-3.
Menkes JH, Moser FG. Neurologic examination of the child and infant. Dalam:
Menkes JH, Sarnat HB, penyunting. Child neurology. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006.h.1-27.
33