Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


DENGAN GLOBAL DEVELOPMENT DELAY (GDD)
DI POLI ANAK RSUD DR SOETOMO SURABAYA

OLEH :
KELOMPOK 1

Meriana Fitri Anggraeni 131713143016


Yunita Fauziah 131713143068
Stefani Amanda R. 131713143069
Dewi Anggraini N. 131713143047
Defi Lutpiana 131713143048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATAPENGANTAR

1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang“ Asuhan
Keperawatan pada An. H dengan Global Development Delay (GDD) di Poli
anak RSUD Dr Soetomo Surabaya”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat hambatan,


akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi.Olehnya karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya .Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Surabaya, 16 Maret 2018

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan............................................................................................i

2
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................4
1.4 Manfaat...............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tumbuh Kembang.................................................................7
2.1.1 Tumbuh Kembang Anak Usia Toodler......................................7
2.2 Konsep Global Development Delay....................................................11
2.2.1 Definisi Global Development Delay.........................................11
2.2.2 Etiologi Global Development Delay.........................................12
2.2.3 Manifestasi Klinis Global Development Delay.........................12
2.2.4 Penatalaksanaan Global Development Delay............................14
2.2.5 Pemeriksaan Global Development Delay..................................14
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian...........................................................................................16
3.2 Analisa Data........................................................................................21
3.3 Diagnosa Keperwatan.........................................................................22
3.4 Intervensi............................................................................................23
3.5 Implementasi.......................................................................................25
3.6 Pemeriksaan GDD..............................................................................27
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan..........................................................................................28
BAB 5 PENUTUP

3
5.1 Kesimpulan..........................................................................................30
5.2 Saran....................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan dambaan setiap keluarga.Setiap keluarga mengharapkan
anaknya kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik, mental/kognitif, dan
sosial), dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa dan bangsa.Sebagai aset
bangsa, anak harus mendapat perhatian sejak mereka masih di dalam kandungan
sampai mereka menjadi manusia dewasa (Soetjiningsih, 2012).Perkembangan
adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualiatif. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktur fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
proses pematangan.
Periode terpenting pertumbuhan dan perkembangan anak adalah umur di
bawah 5 tahun (Menkes & Moser, 2006).Beberapa domain perkembangan
tersebut antara lain motorik halus, motorik kasar, bahasa/berbicara, personal
sosial/interaksi sosial, kognitif, dan aktivitas sehari-hari. Global developmental
delay (GDD) atau keterlambatan perkembangan global (KPG), merupakan suatu
keadaan ditemukannya keterlambatan yang bermakna lebih atau sama dengan 2
domain perkembangan tersebut (Tanuwijaya, 2002). Keterlambatan bermakna
artinya pencapaian kemampuuan pasien kurang dari 2 standar deviasi (SD)
dibandingkan dengan rata-rata populasi pada umur yang sesuai.Istilah KPG
dipakai untuk anak umur kurang dari 5 tahun.Pada anak berumur lebih dari 5
tahun saat tes IQ sudah dapat dilakukan dengan hasil yang akurat, istilah yang
dipakai adalah retardasi mental.Prevalensi KPG sekitar 5-10% pada anak di

4
seluruh dunia, sedangkan di Amerika Serikat angka kejadian KPG diperkirakan
1%-3% dari anak-anak berumur<5 tahun. Etiologi KPG sangat bervariasi, sekitar
80% akibat sindrom genetik atau abnormalitas kromosom, asfiksia perinatal,
disgenesis serebral dan deprivasi psikososial sedangkan 20%nya belum diketahui
(Shevell dkk, 2003).
Sebagian besar anak dengan masalah perkembangan tidak menunjukan
gejala yang jelas sehingga tidak terdiagnosis kalau hanya menggunakan
milestone perkembangan saja.Terdapat beberapa faktor risiko dan etiologi
keterlambatan gangguan perkembangan umum, mulai dari faktor intrinsik seperti
genetik, metabolik, neurologik, maupun ekstrinsik seperti nutrisi dan
stimulasi.Untuk menentukan etiologi diperlukan anamnesis yang komprehensif
tentang faktor risiko dan pemeriksaan fisik.Pemantauan perkembangan anak
secara dini dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk mendeteksi secara dini
adanya keterlambatan dan gangguan perkembangan yang angka kejadian
semakin meningkat, sehingga dapat dilakukan intervensi dini.Intervensi dini ini
dapat dilakukan karena adanya kemampuan plastisitas otak.Oleh karena itu
pemantauan perkembangan harus dilakukan pada semua bayi baik dengan
maupun tanpa faktor risiko, sehingga keterlambatan perkembangan pada anak
dapat teratasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kami menyusun laporan seminar kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak pada An. H dengan Diagnosa Medis
Global Developmental Delay (GDD) di Poli Anak RSUD Dr. Soetomo
Surabaya”.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan anak pada An. H dengan diagnosa medis
Global Developmental Delay (GDD) di Poli Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya?

1.3 Tujuan Penulisan

5
Mahasiswa dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
anak dengan kasus Global Developmental Delay (GDD).

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami konsep Global Developmental Delay (GDD).
2. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
anak Global Developmental Delay (GDD).

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tumbuh Kembang


2.1.1 Tumbuh Kembang Anak Usia Toodler
Usia toodler merupakan anak dengan rentang usia 12-36 bulan. Pada
masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang paling hebat terutama
perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual.
Pertumbuhan Biologis meilputi :
a. Perubahan Proporsional
1) Anak akan mengalami kenaikan berat badan 1,8-2,7 kg/tahun dan
tinggi badan 7,5 cm/tahun
2) Pada usia 1-2 tahun ukuran lingkar kepala sama dengan lingkar dada
3) Pada usia 12-18 bulan fontanel anterior akan menutup
4) Pada usia 2 tahun Lingkar dada akan lebih besar dari lingkar abdomen
b. Perubahan Sensori
1) Penglihatan :Visus 20/20 atau 20//40, pandangan binokuler
2) Pendengaran, penciuman, pengecapan dan perabaan mulai
berkembang dan berkoordinasi dengan baik sehingga anak mampu
mengeksplorasi lingkungan
c. Kematangan Sistem
1) Pada akhir masa toodler sistem fisiologis relative matang
2) Pada usia 2 tahun myelinisasi spinal cord sudah lengkap

7
3) Otak : tumbuh lengkap 75% pada usia 2 tahun, perkembangan korteks
cerebri yang spesifik meliputi broca untuk fungsi bicara dan kortical
untuk mengontrol kaki, tangan dan sfingter.
Saluran Pernapasan meliputi
a. Struktur internal telinga dan tenggorokan pendek dan lurus
b. Jaringan limfoid pada tonsil membesar dan adenoid membesar sehingga
anak sering mengalami otitis media, tonsillitis dan ISPA

Sistem Pencernaan dan Eliminasi meliputi :


a. Proses pencernaan mulai komplit
b. Kapasitas perut meningkat
c. Keasaman lambug meningkat
d. Dapat mengontrol sfingter secara fisiologis pada usia 18-24 bulan
e. Kapasitas bladder meningkat (usia 14-18 bulan) sehingga anak dapat
menahan urin selama 2 jam/lebih
Kulit meliputi :
a. Epidermis dan dermis berkembang bersama
b. Resisten terhadap infeksi
c. Barrier efektif terhadap kehilangan cairan
Mekanisme pertahanan
a. Antibodi mulai terbentuk : Ig G pada tahun ke 2 akhir sedangkan Ig A,Ig
D, dan Ig E meningkat bertahap
Perkembangan Motorik Kasar dan Halus
a. Motorik Kasar
a) Adanya perkembangan locomotion
b) Usia 12-13 bulan, anak mampu berjalan sendiri menggunakan
peyangga
c) Usia 2-3 tahun posisi berdiri seperti binatang berkaki 2
d) Usia 2 tahun anak mampu berjalan turun naik kursi
e) Usia 2,5 tahun anak mampu melompat beridi 1 kaki dan berjinjit

8
b. Motorik Halus
a) Peningkatan kemampuan manual dalam keterampilan atau
ketangkasan yaitu :
Usia 12 bulan mampu menggenggam obyek kecil
Usia 15 bulan mampu menjatuhkan lingkaran pada leher botol
Usia 18 bulan mampu melempar bola tanpa hilang keseimbangan

Perkembangan Psikososial
a. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
a) Alat gerak dan rasa telah matang
b) Perkembanga otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan
mengontrol tubuhnya, diri dan lingkungan
c) Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak
dan membuat sesuatu sesuai dengan keinginanya
b. Kemampuan social
a) Menangkap dan melempar obyek
b) Memegang dan melepaskan
c) Menggambar
d) Memegang erat saat seseorang mengatakan “jangan disentuh”
e) Mengeluarkan makanan saat terasa tidak enak
Perkembangan Kognitif (Piaget)
a. Fase sensori motor
a) Pada usia 12-24 bulan perkembangan cepat masih sederhana dalam
kemampuan mencari alasan
b) Usia 13-18 bulan anak mulai memakai eksperimen yang aktif untuk
mencapai tujuan yang sebelumnya, mulai mengambil keputusan yang
rasional dan aasan yang intelektual , merasa berbeda dengan oranglain
ditunjukkan dengan keberanian melakukan hal-hal bersifat risiko tanpa
ada orangtua, dapat mentolerir perpisahan dengan orangtua, sadar akan

9
adanya akibat yang dilakukan dan tidak dapat mentransfer
pengetahuan yang baru, belum dapat mengaplikasikan obyek yang
sempurna
c) Usia 19-24 bulan merupakan akhir dari tahap sensori motor, dapat
menduga sesuatu yang mempunyai pengaruh padanya, imitasi dengan
meningkatkan symbol-simbol, mulai merasa menantisipasi waktu,
suhu, mengingat dan mampu menunggu, berfikir dan berperilaku
egosentris.
Perkembangan Moral
a. Tingkah laku ditentukan karena keterbatasan dan pembatasan dari
lingkungan
b. Orientasi hukuman dan kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk tergantung
dari reward atau hukuman yang diberikan
Perkembangan Spiritual
a. Mengenal ide tentang Tuhan dan ajaran agama
Perkembangan Body Image
a. Mengenal penggunaan bagian-bagian tubuh dan berangsur angsur
mengenal namanya
b. Mengenal perbedaan seksual
c. Menggunakan nama atau dengan kata pengganti dapat menggunakan
simbol suatu obyek
Perkembangan seksualitas
a. Senang mengekspresikan bagian tubuhnya
b. Belajar kata-kata yang berhubungan dengan anatomi, eliminasi dan
reproduksi
Perkembangan Sosial
a. Mengembangkan sikap social bermain
b. Belajar menjauhi orangtua walaupun masih cemas
c. Kemampuan berbahasa dan berhubungan dengan oranglain meningkat
Perkembangan Bahasa

10
a. Pada usia 12-24 bulan anak mampu menirukan ucapan orang, bertanya
tentang sesuatu yang dilihatnya, mengerti perintah sederhana, mengatakan
tidak dengan menggelengkan kepala
b. Pada usia 2-3 tahun pembendaharaan kata 200-300 kata, menggunakan 2-3
kata dalam kalimat, menggunakan kata ganti, mampu mengikuti perintah
sederhana, mampu menyebutkan keinginan makan, eliminasi,
menggunakan nama depan dan akhir, menyebutkan 1 warna
Perkembangan Personal Sosial (Kemandirian-Bergaul)
a. Usia 12-24 bulan anak meminta sesuatu dengan menujuk atau menarik,
mulai membantu orangtua, mulai menyadari benda miliknya
b. Usia 2-3 tahun anak mampu bermain sendiri atau berkelompok,
kemandirian meningkat, perhatian terus menerus terhadap sesuatu yang
disenangi, lebih mudah dipisah dengan orangtua, mulai dapat
membedakan jenis kelamin
Perkembangan bermain
a. Soliter atau bermain parallel
b. Keterampilan meningkat
c. Kemampuan ujungjari untuk menjepit krayon
d. Senang music
e. Bicara dengan boneka, bermain telepon
f. Membaca cerita dari gambar menurut persepsinya
g. Bermain dengan obyek kecil

2.2 Konsep Global Development Delay (GDD)


2.2.1 Definisi Global Development Delay
Global Development Delay (GDD)adalah keterlambatan sensorik,
motorik maupun intelektual yang terjadi pada anak dalam rentang usia 0-18
tahun. GDD adalah keterlambatan yang signifikan pada dua atau lebih domain
perkembangan pada anak diantaranya motoik kasar, halus, bahasa, bicara,
kognitif, personal atau social aktivitas hidup sehari hari.Anak dengan GDD

11
tidak selalu menderita retardasi mental sebab berbagai kondisi dapat
menyebabkan anak mengalami GDD seperti penyakit neuromuscular, serbral
palsi dan deprivasi psikososial.

2.2.2 Etiologi Global Development Delay


Global Development Delay dapat disebbakan oleh beberapa hal yaitu :
1. Kelainan genetic
2. Kelainan kromosom
3. Kelainan bawaan saat lahir seperti spinal bufida, sindrome rubella
4. Kelainan pada struktur bagian otak
5. Prematuritas atau bayi dengan berat lahir rendah, kurang bulan
6. Infeksi kongenital

2.2.3 Manifestasi Global Development Delay


Tanda dan gejala anak dengan GDD adalah :
1. Anak belum mampu membalikkan badannya sendiri dengan sempurna
tanpa bantuan pada usia 6 bulan
2. Anak belum mampu duduk tanpa bantuan pada bidang datar di usia 8
bulan
3. Anak belum mampu merangkak sendiri pada usia 12 bulan
4. Anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
5. Kelainan tingkah laku seperti tingkah laku yang agresif atau tingkah laku
yang ebrsifat autistic
6. Anak mengalami hambatan pada sisi kognitif dan sosial
Suatu keterlambatan pada anak dapat dilihat dari beberapa tanda bahaya (red
flags) perkembangan anak yaitu :
Tanda bahaya perkembangan motor kasar
1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimang misalnya anatara anggota
tubuh bagian kiri dan kanan

12
2. Menetapnya reflex primitive hingga lebih dari usia 6 bulan
3. Hiper atau hipotonia atau gangguan tonus otot
4. Hiper atau hiporefleksia atau gangguan reflex tubuh
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol
Tanda bahaya gangguan motor halus
1. Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan
2. Adanya dominasi satu tangan sebelum usia 1 tahun
3. Eksplorasi oral seperti memasukkan mainan kedalam mulut masih sangat
dominan setelah usia 14 bulan
4. Perhatian penglihatan yang inkonsisten
Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)
1. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan
terhadap suatu benda pada usia 20 bulan
2. Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan
3. Orangtua masih tidak mengerti dan memahami perkataan anak pada usia
30 bulan
Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)
1. Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipangil tidak sellau memberi respon
2. Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau
ketertarikan dengan oranglain pada usia 20 bulan
3. Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan
Tanda bahaya gangguan sosio emosional
1. 6 bulan : jarang senyum atau ekspresi kesenangan lainnya
2. 9 bulan : kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
3. 12 bulan : tidak merespon panggilan namanya
4. 15 bulan : belum ada kata
5. 18 bulan : tidak bisa bermain pura-pura
6. 24 bulan : belum ada gabungan 2 kata yang berarti

13
7. Segala usia : tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan berinteraksi
dan bersosialisasi
Tanda bahaya gangguan kognitif
1. 2 bulan : kurangnya fixation
2. 4 bulan : kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
3. 6 bulan : belum berespons atau mencari sumber suara
4. 9 bulan : belum babbling seperti mama, baba
5. 24 bulan : belum ada kata berarti
6. 36 bulan : belum dapat merangkai 3 kata
Tanda dan gejala anak dengan GDD adalah sebagai berikut :
1. Anak tidak dapat duduk dilantai tanpa bantuan pada usia 8 bulan
2. Anak tidak dapat merangkak pada usia 12 bulan
3. Anak memiliki kemampuan bersosialisasi yang buruk
4. Anak tidak dapat berguling pada usia 6 bulan
5. Anak memiliki masalah komunikasi
6. Anak memiliki masalah pada perkembangan motoric kasar dan halus

2.2.4 Penatalaksanaan pada Global Development Delay


Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk anak dengan Global
Development Delay yaitu :
1. Memantau perkembangan dan pertumbuhan pada anak
2. Melakukan skrinning sejak dini
3. Melakukan fisioterapi
4. Mengikuti terapi okupasi
5. Mengikuti terapi wicara

2.2.5 Pemeriksaan Global Development Delay


Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada anak dengan GDD yaitu ;

14
1. Pemeriksaan fisik yang meliputi pengukuran lingkar kepala, pemeriksaan
mata, pemeriksaan fungsi pendengaran, pemeriksaan kulit seperti adanya
penyakit tuberous atau neurofibromatosis, pemeriksaan neurologi
2. Skrining metabolic seperti pemeriksaan serum asam amino, serum
glukosa, bikarbonat laktat, piruvat, ammonia dan creatinine kinase
3. Tes sitogenetik untuk menunjukkan adanya syndrome yang spesifik
4. Skrining tiroid
5. EEG. Ditujukan pada anak dengan riwayat epilepsy atau sindrome
epileptic yang spesifik
6. Imaging

15
BAB 3
LAPORAN KASUS

3.1 Pengkajian
Pengkajian : 5 Maret 2018 Jam : 09.00
MRS Tanggal :- No RM : 12.53xxxx
Ruang/Kelas : Poli anak (Tumbuh Kembang) Diagnosa Masuk : Global Developmental Delay
Identitas
Identitas Anak Identitas Orang Tua

Nama : An. H Nama Ayah : Tn.T


Tanggal Lahir : 29 Juni 2016 Nama Ibu : Ny P
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan Ayah/ibu : Swasta/IRT
Usia : 1 tahun 3 bulan Pendidikan Ayah/Ibu : SMK/SMA
Diagnosa Medis : Global Developmental Agama : Islam
Delay
Alamat : Surabaya Suku/Bangsa : Jawa
Sumber Informasi : Rekam Medis dan Alamat : Surabaya
Orang tua
Riwayat Sakit dan Kesehatan
Keluhan Utama : Belum bisa berbicara

Riwayat Penyakit dahulu : Pada tanggal 2 November 2017 orang tua klien datang ke poli
anak RSUD dr soetomo dengan keluhan klien belum dapat duduk, berdiri dan belum bisa bicara.
Setelah itu klien sering kontrol kurang lebih 2 minggu sekali dilanjutkan dengan 1 bulan sekali.

Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Riwayat Kesehatan yang lalu :
 Penyakit yang pernah diderita : Demam dan Kejang
 Operasi : Tidak pernah operasi
 Alergi : Tidak ada Alergi
 Imunisasi : - BCG 1x (umur 1 bulan)

16
- Polio 4x (umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 24 bulan)
- DPT 4x (umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 24 bulan)
- Campak 2x ( 9 bulan dan 24 bulan)
- Hepatitis 3x (lahir, 1 bulan dan 6 bulan)

Riwayat Kesehatan Keluarga


 Penyakit yang pernah diderita keluarga : Kakak klien mempunyai penyakit TB Paru,
dan kelainan congenital sudah meninggal tahun 2012.
 Lingkungan rumah dan komunitas : Terdapat halaman rumah, ada ventilasi > 1
pintu dan jendela
 Persepsi keluarga terhadap penyakit anak : Cemas melihat anaknya karena belum bisa
berdiri, duduk dan bicara belum jelas.
Riwayat Nutrisi
 Nafsu Makan : Baik
 Pola makan : 2x/hari
 Minum : susu Lactogen 960 cc/hari
 Tidak ada pantangan makanan

Riwayat Pertumbuhan
 BB saat ini : 7 kg TB: 66 cm LD: 58 cm LLA: 15 cm
 BB lahir : 3000 gr PB: 56 cm
 BB sebelum sakit : 7,5 kg
 PB/TB saat ini : 66 cm

Riwayat Perkembangan
 Pengkajian Perkembangan (DDST) : Berdiri dengan pegangan,duduk tanpa pegangan,
menoleh kearah suara,
 Tahap Perkembangan Psikososial : Jika dengan teman baru tidak mau langsung
bermain bersama
 Tahap Perkembangan Psikoseksual : sering menghisap jari tangan

ROS (Review of system)


Keadaan Umum : Baik
Tanda Vital : TD : tidak terkaji, N : 95x/menit S: 36 C RR: 22x/mnit

Pernapasan B1 (Breath)
Bentuk dada : Normal
Pola nafas, Irama : teratur
Suara Napas : Vesikuler
Sesak Napas : Tidak
Reaksi otot bantu napas : Tidak ada
Alat bantu pernafasan : Tidak ada

Masalah : Tidak ada masalah keperawatan

17
Kardiovaskuler B2 (Blood)
Irama Jantung : teratur
Nyeri dada : tidak
Bunyi jantung : Normal
CRT : <3 detik
Akral : Hangat
GCS : 456 = 15
Reflek fisiologis : Menghisap, Menoleh, Menggenggam
Istirahat/tidur : 10-12 jam
Gangguan tidur : tidak ada
Kebiasaan Tidur : Minum susu
Masalah : tidak ada masalah keperawatan
Persarafan & Penginderaan B3 (Brain)
Penglihatan (mata)
Pupil : isokor
Sclera/konjungtiva : anemis
Gangguan penglihatan : tidak
Pendengaran (Telinga)
Gangguan pendengaran :tidak ada gangguan

Penciuman (Hidung)
Bentuk : Normal
Gangguan Penciuman : Tidak ada gangguan

Lain-lain : anak belum bisa berbicara

Masalah : Gangguan Perkembangan Bahasa


Perkemihan B4 (Bladder)
Kebersihan : Bersih
Urin : memakai pampers, Bau khas urin
Alat Bantu : tidak menggunakan kateter
Kandung kencinng : - Tidak membesar
- Tidak nyeri tekan
Bentuk alat kelamin : Normal
Uretra : Normal
Tidak ada gangguan

Masalah : Tidak ada masalah keperawatan


Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu Makan : Baik 3x/hari
Porsi Makan : Habis
Minum : Sufor
Mulut dan Tenggorokan
Mulut : Bersih

18
Mukosa : Lembab
Tenggorokan
5 5 : tidak ada gangguan
Abdomen
4 4
Perut : tidak ada gangguan
Peristaltik : 15x/menit
Pembesaran hepar : Tidak
Pembesaran Lien : Tidak
Buang Air besar : 1x/hari Teratur
Konsistensi : Lunak, Bau Khas, Warna kecoklatan

Masalah : Tidak ada masalah


Muskuloskeletal B6 (Bone & Integumen)
Kemampuan Pergerakan Sendi : Bebas
Kekuatan otot :

Kulit
Warna kulit : normal
Turgor : baik
Oedema : tidak ada

Lain-lain : anak belum bisa berdiri sendiri, masih berpegangan

Masalah : Gangguan Perkembangan Motorik


Endokrin
Tyroid : Tidak Membesar
Hiperglikemia : Tidak
Hipoglikemia : Tidak
Luka Gangren : Tidak

Masalah : Tidak ada masalah keperawatan


Pers. Hygiene
Mandi : 2x/hari
Keramas : 1x/hari
Ganti Pakaian : 2x/hari
Sikat gigi : 2x/hari
Memotong kuku : 1 minggu sekali

Masalah : tidak ada masalah keperawatan


Psiko-sosio-spiritual
a. Ekspresi afek dan emosi : takut
b. Hubungan dengan keluarga : akrab
c. Dampak hospitalisasi bagi anak : anak takut dan menangis jika bertemu dengan orang
baru

19
d. Dampak hospitalisasi bagi orang tua : ibu yakin bahwa anaknya dapat seperti anak
lainnya seusianya.
Masalah : Gangguan Interaksi Sosial
Data Penunjang

Tanggal 2 Oktober 2010


- HGB : 11,8 g/dl
- RBC : 5,56 106/ul
- HCT : 35,4 %
Terapi/Tindakan Lain

- Fe Syrup
- Stimulasi
Ringkasan Kasus

1. Identitas anak
Anak H Lahir pada tanggal 29 Juni 2016, sekarang berusia 1 tahun 3 bulan jenis kelamin
perempuan dengan diagnosa Global Developmental Delay

2. Anamnesis da Pemeriksaan Fisik


Pada tanggal 2 November 2017 klien datang dengan keluhan belum bisa duduk sendiri,
belum bisa berdiri sendiri dan belum bisa bicara. Saat ini klien datang dengan keluhan
belum bisa berbicara. Klien memiliki riwayat demam dan kejang, imunisasi lengkap. BB
klien saat ini 7 kg dan TB saat ini 77 cm, LD : 45 cm, LK : 46 cm dan LLA : 11 cm. hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan B1 sampai B6 tidak ditemukan masalah.

3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 2 Oktober 2010
- HGB : 11,8 g/dl
- RBC : 5,56 106/ul
- HCT : 35,4 %
4. Terapi
- Fe Syrup
- Stimulasi

20
3.2 Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Ibu klien GDD Gangguan
mengatakan bahwa klien perkembangan
belum bisa berjalan Kematangan saraf dan otot terganggu/ motorik
terlambat
DO :
- Klien belum mampu Koordinasi gerak terhambat
berdiri
- 12 F 2 e : gangguan Kemampuan motorik kasar & halus
motorik kasar terhambat
- 1 F1 C
Gangguan perkembangan motorik
DS : Ibu klien GDD Gangguan
mengatakan bahwa klien perkembangan bahasa
belum bisa berbicara Disfungsi otak

DO : Kemampuan berkomunikasi terganggu/


- Belum mampu terhambat
membentuk kalimat
- 5F Gangguan perkembangan bahasa
DS : Ibu klien Keterlambatan bicara dan motorik Kerusakan interaksi
mengatakan anak jarang sosial
mau bermain dengan Tidak bisa bermain dengan teman
teman sebaayanya karena sebaya
takut bertemu dengan
orang baru Dijauhi dari lingkungan

DO : Interaksi dengan sesama terganggu


- Klien takut jika di
dekati orang baru Gangguan interaksi sosial
- 4F 2C : gangguan
kerusakan interaksi
sosial

21
3.3 Diagnosa Keperawatan
Prioritas Masalah Keperawatan
1. Gangguan perkembangan motorik
2. Gangguan perkembangan bahasa
3. Kerusakan interaksi social

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perkembangan motorik berhubungan dengan keterlambatan
perkembangan anak
2. Gangguan perkembangan bahasa berhubungan dengan kurangnya stimulasi
pada anak
3. Kerusakan interaksi social berhubungan dengan Keterlambatan bicara dan
motorik

22
23
3.4 PIE (PROBLEM INTERVENSI EVALUASI)

1. Gangguan perkembangan motorik berhubungan dengan keterlambatan


perkembangan anak
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan orang tua tentang
keperawatan anak dapat mencapai perkembangan yang normal pada
milestone perkembangan sesuai anak berdasarkan usia-usianya.
2. Buat lingkungan aman agar anak
usianya dengan criteria hasil :
dapat bereksplorasi dan belajar
1. Anak mendemonstrasikan
3. Berikan mainan edukasi sesuai usia
perkembangan sesuai usianya
anak
2. Anak merespone stimulasi
4. Berikan tentang pkysical therapy
yang diberikan 5. Bantu anak untuk melakukan
kegiatan yang dapat merangsang
perkembangan motorik.

2. Gangguan perkembangan bahasa berhubungan dengan kurangnya


stimulasi pada anak
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Ajarkan orangtua mengenai
keperawatan anak dapat memulai perkembangan normal anak,
untuk berbicara dengan criteria kemampuan dan peningkatan
hasil : berbicara yang harus dicapai anak
2. Buat lingkungan nyaman dan tenang
1. Anak mulai berbicara 10-
agar anak dapat belajar
20 kata
3. Berikan stimulasi untuk
2. Anak merespone stimulasi
meningkatkan kemampuan
yang diberikan
berbicara, berbahasa dan oral
motorik abilities dengan speech and
language therapy
4. Aanjurkan orang tua selalu
memberikan stimulasi saat dirumah

24
3. Kerusakan interaksi social berhubungan dengan Keterlambatan bicara dan
motorik
NOC NIC
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan bicara pada anak
2. Kaji hubungan social anak dengan
keperawatan kerusakan interaksi
sekitar
social dapat teratasi dengan criteria
3. Ajak anak untuk bermain dengan
hasil :
lingkungan
1. Perkembangan fisik, kognitif 4. Kenalkan pada anak tentang
dan psikososial anak sesuai lingkungan dan teman-temannya
5. Kurangi pemakaian smartphone pada
dengan usianya
2. Mengungkapkan keinginan anak
6. Ajarkan pada anak tentang personal
untuk berhubungan dengan
sosialnya seperti menggosok gigi,
orang lain
cuci dan mengeringkan tangan

3.4 IMPLEMENTASI

MASALAH WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


Gangguan 09.00 6. Mengajarkan orang tua 11.00 S : Ibu klien
perkembangan tentang perkembangan mengatakan anak belum
motorik yang normal pada bisa berjalan
anak berdasarkan usia-
usianya. O :
7. Membuat lingkungan - klien bisa berdiri
aman agar anak dapat dengan bantuan
bereksplorasi dan - klien belum mampu

25
belajar membuat menara 4 kubus
8. Memberikan mainan - klien mampu
edukasi sesuai usia mengambil benda
anak
9. Memberikan tentang A : masalah belum
pkysical therapy teratasi
10. Membantu anak untuk
melakukan kegiatan P : intervensi
yang dapat dilanjutkan nomer 2-5
merangsang
perkembangan
motorik.
Gangguan 09.00 5. Mengajarkan orangtua 11.00 S : Ibu klien
perkembangan mengenai mengatakan anak bisa
bahasa perkembangan normal berbicara
anak, kemampuan dan
peningkatan berbicara O :
yang harus dicapai - klien belum mampu
anak bicara
6. Membuat lingkungan
nyaman dan tenang A : Masalah belum
agar anak dapat teratasi
belajar
7. Memberikan stimulasi P : Intervensi
untuk meningkatkan dilanjutkan nomer 2-4
kemampuan berbicara,
berbahasa dan oral
motorik abilities
dengan speech and
language therapy
8. Menganjurkan orang
tua selalu memberikan
stimulasi saat dirumah
Kerusakan 09.00 7. Mengkaji kemampuan 11.00 S : Ibu klien
Interaksi bicara pada anak mengatakan anak belum
sosial 8. Mengkaji hubungan mau bermain dengan
social anak dengan teman sebayanya
sekitar
9. Mengajak anak untuk O :
bermain dengan - anak belum mampu
lingkungan menggosok gigi
10. Mengenalkan pada - belum mampu cuci
anak tentang tangan
lingkungan dan - belum mampu

26
teman-temannya membuka baju
11. Mengurangi
pemakaian A : Masalah belum
smartphone pada anak teratasi
12. Mengajarkan pada
anak tentang personal P : Intervernsi
sosialnya seperti dilanjutkan nomer 1-5
menggosok gigi, cuci
dan mengeringkan
tangan

27
28
BAB 4
PEMBAHASAN

Keterlambatan perkembangan terjadi ketika anak memerlukan waktu yang


lebih lama daripada anak sebayanya untuk mencapai milestone dalam area gerakan,
perilaku atau belajar.Global developmental delay (GDD) didefinisikan sebagai
keterlambatan dalam dua bidang atau lebih perkembangan motorik kasar/halus,
bicara/berbahasa, kognisi, personal sosial dan aktifitas sehari-hari(Tjandrajani, et al.
2012). Istilah GDD ini digunakan bagi anak berusia kurang dari lima tahun. Penyebab
GDD terbanyak adalah kelainan kromosom dan malformasi otak, tetapi banyak juga
penyebab lainnya seperti komplikasi saat melahirkan (kelahiran premature atau
asfiksia), encephalitis, trauma otak, pajanan janin terhadap zat toksik,.gangguan
genetis (Down’s Syndrome), dan juga faktor lingkungan yaitu stimulasi yang tidak
adekuat(The Programme of Action for Children 2005).

Anak H berusia berusia 1 tahun 3 bulan jenis kelamin perempuan dengan


diagnose medis Global Developmental Delay. Pada tanggal 2 November 2017 klien
datang dengan keluhan belum bisa duduk sendiri, belum bisa berdiri sendiri dan
bicara belum jelas.Saat ini klien datang dengan keluhan belum bisa berjalan.Klien
memiliki riwayat demam dan kejang, imunisasi lengkap. BB klien saat ini 7 kg dan
TB saat ini 77 cm, LD : 45 cm, LK : 46 cm dan LLA : 11 cm. hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan B1 sampai B6 tidak ditemukan masalah.

Dari hasil pengkajian dapat diambil masalah keperawatan gangguan motorik


dan bahasa serta kerusakan interaksi sosial.Intervensi yang dapat diberikan pada klien
antara lain menjelaskan kebutuhan perkembangan anak, memberikan informasi dan
merencanakan jenis stimulasi yang dapat diberikan pada anak, serta memfasilitasi
kolaborasi mutidisiplin untuk mendukung tercapainya milestone perkembangan anak
seperty physical therapy dan speech & language therapy(The State of Queensland
2014). Salah satu hal utama yang dapat dilakukan dalam memfasilitasi perkembangan
anak adalah dengan membantu orang tua untuk mendapatkan pengetahuan dan skill

29
untuk memenuhi kebutuhan anak secara optimal, karena stimulasi efektif dari orang
tua merupakan salah satu kunci dari perkembangan anak.

Masalah kerusakan interaksi sosial dapat ditangani dengan mengenalkan anak


dengan lingkungan dan teman sebaya secara perlahan.Pengenalan anak dengan
lingkungan dapat dimulai dengan mengajak anak bermain di luar rumah, serta
membimbing anak agar dapat bersosialisasi dengan baik.Melalui permainan anak
dapat membangun kepercayaan dirinya dan mengembangkan berbagai skill yang
diperlukan pada tahap perkemabngan selanjutnya(The State of Queensland 2014).
Ajarkan juga pada anak tentang personal sosialnya seperti menggosok gigi, cuci dan
mengeringkan tangan.

30
BAB 5
PENUTUP

2.3 Kesimpulan
Global developmental delay (GDD) didefinisikan sebagai
keterlambatan dalam dua bidang atau lebih perkembangan motorik
kasar/halus, bicara/berbahasa, kognisi, personal sosial dan aktifitas sehari-hari
(Tjandrajani, et al. 2012). Istilah GDD ini digunakan bagi anak berusia kurang
dari lima tahun. Penyebab GDD terbanyak adalah kelainan kromosom dan
malformasi otak, tetapi banyak juga penyebab lainnya seperti komplikasi saat
melahirkan (kelahiran premature atau asfiksia), encephalitis, trauma otak,
pajanan janin terhadap zat toksik,.gangguan genetis (Down’s Syndrome), dan
juga faktor lingkungan yaitu stimulasi yang tidak adekuat (The Programme of
Action for Children 2005).
Dari hasil pengkajian dapat diambil masalah keperawatan gangguan
motorik dan bahasa serta kerusakan interaksi sosial.Masalah kerusakan
interaksi sosial dapat ditangani dengan mengenalkan anak dengan lingkungan
dan teman sebaya secara perlahan.Pengenalan anak dengan lingkungan dapat
dimulai dengan mengajak anak bermain di luar rumah, serta membimbing
anak agar dapat bersosialisasi dengan baik. Melalui permainan anak dapat
membangun kepercayaan dirinya dan mengembangkan berbagai skill yang
diperlukan pada tahap perkemabngan selanjutnya (The State of Queensland
2014).

2.4 Saran
1. Bagi perawat
Sebagai perawat harus memberikan pelayanan yang komprehensif kepada
klien dengan diagnosa Global developmental delay (GDD)sesuai norma-
norma dan nilai-nilai yang berlaku, perawat harus memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan benar, melakukan pengkajian yang

31
teliti pada pasien untuk menentukan ketepatan diagnosa, menentukan
prioritas masalah, perawat harusnya mendokumentasikan hasil tindakan
pada status klien setelah selesai melakukan tindakan keperawatan.
2. Bagi penulis lainnya
Penulis lainnya diharapkan memperbarui literatur mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan diagnosa Global developmental delay
(GDD)sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup klien.

32
DAFTAR PUSTAKA

The Programme of Action for Children 2005, ‘Developmental Assessment’, in,


Training Programme for Public Health Nurses and Doctors in Child Health
Screening, Surveillance and Health Promotion, , Health Services Executive,
Dublin.

The State of Queensland 2014, My child has developmental delay: information for
Queensland families of young children, Department of Communities, Child
Safety and Disability Service, Brisbane.

Tjandrajani, A., Dewanti, A., Burhany, A. A. and Widjaja, J. A. 2012, ‘Keluhan


Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh
Kembang RSAB Harapan Kita’, Sari Pediatri, 13(6).

Soetjiningsih. Konsep Dasar Tumbuh Kembang Anak. In: Ranuh IGNG, penyunting.
Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2012.h.2-3.

Menkes JH, Moser FG. Neurologic examination of the child and infant. Dalam:
Menkes JH, Sarnat HB, penyunting. Child neurology. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2006.h.1-27.

Tanuwijaya S. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra M, Sularyo


S, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGN, penyunting. Buku ajar tumbuh
kembang anak dan remaja, edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto; 2002.h.13-21.

Shevell M, Ashwal S, Donley D, Flint J, Gingold M, Hirzt D, dkk. Practice


parameter: Evaluation of the quality standards subcommittee of the American
Academy of Neurology and the practice committee of the Child Neurology
Society. Neurology 2003;60;367-80

33

Anda mungkin juga menyukai