OLEH KELOMPOK:
Wildayanti (212431209)
Nurlian (212431201)
Juwita (212431189)
Nuraisyah (212431199)
Nurhaliza Haldi (212431200)
Nail’ha Fajriati (212431197)
KOLAKA
2023
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Manfaat penelitian.................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................7
A. Konsep Dasar Retardasi Mental............................................................7
1. Definisi Retardasi Mental................................................................7
2. Penyebab Retardasi Mental.............................................................7
3. Klasifikasi Retardasi Mental............................................................9
4. Gejala Klinis...................................................................................13
5. Pemeriksaan Penunjang Retardasi Mental.......................................17
6. Patofisiologi Retardasi Mental........................................................20
7. WOC Retardasi Mental....................................................................21
8. Komplikasi Retardasi Mental..........................................................22
9. Penatalaksanaan Retardasi Mental..................................................22
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Retardasi Mental...........................24
1. Pengkajian Keperawatan.................................................................24
2. Diagnosa Keperawatan....................................................................28
3. Rencana Keperawatan......................................................................29
4. Implementasi Keperawatan..............................................................72
5. Evaluasi Keperawatan......................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas merupakan bagian
dari anak Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan perlindungan
pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Upaya perlindungan bagi anak
dengan disabilitas sama halnya dengan anak lainnya, yaitu upaya
pemenuhan kebutuhan dasar anak agar mereka dapat hidup, tumbuh, dan
berkembang secara optimal, serta berpartisipasi sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Kebutuhan dasar anak tersebut meliputi asah, asih dan asuh
yang dapat diperoleh melalui upaya di bidang kesehatan maupun
pendidikan dan sosial (Suryani dan Badi’ah).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Retardasi
Mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018 ?
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Asuhan Keperawatan pada
Anak dengan Retardasi Mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
b. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
c. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan pada anak
dengan retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada anak dengan
retardasi mental di SLB Kasih Ummi pada tahun 2018.
D. Manfaat
1. Manfaat Aplikatif
7
8
deprivasi (Utaminingsih,
2015)
(Solek, 2010)
2010)
13
4. Gejala Klinis
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa
kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenital kemudian mengarah ke
suatu sindrom penyakit tertentu.
Gejala klinis dan kelainan fisik yang disertai retardasi mental:
a. Kelainan pada mata :
1) Katarak :
a) Sindrom Cockayne
b) Sindrom Lowe
c) Galactosemia
d) Sindrom Down
e) Kretin
f) Rubela prenatal
2) Bintik cherry- merah daerah macula
a) Mukolipidosis
b) Penyakit Niemann- pick
c) Penyakit Tay-sachs
14
3) Korioretinitis
a) Lues Kongenital
b) Penyakit stimegalo virus
c) Rubela prenatal
4) Kornea keruh
a) Lues kongenital
b) Sindrom hunter
c) Sindrom hurler
d) Sindrom Lowe
b. Kejang
1) Kejang umum tonik klonik
a) Defisiensi glikogen sinthease
b) Hiperlisinemia
c) Hipoglikemia, terutama yang disertai glycogen storage disease
I, III, IV dan VI
d) Phenyl ketonuria
e) Sindrom malabsorpsi methionine
2) Kejang masa neonatal
a) Arginosuccinic asiduria
b) Hiperammonemia I dan II
c) Laktik Asidosis
c. Kelainan Kulit
Bintik cafe-au-lait
1) Ataksia-telengiektasia
2) Sindrom bloom
3) Neurofibromatosis
4) Tuberous selerosis
d. Kelainan rambut
1) Rambut rontok
a) Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati
2) Rambut cepat memutih
a) Atrofi progresif serebral hemisfer
15
b) Ataksia telangiectasia
c) Sindrom malabsorpsi methionine
3) Rambut
halus
a) Hipotiroid
b) Malnutrisi
e. Kepala
1) Mikrosefali
2) Makrosefali
a) Hidrosefalus
b) Mucopolisakaridase
c) Efusi subdural
f. Perawakan pendek
1) Kretin
2) Sindrom prader- wili
g. Distonia
1) Sindrom Hallervorden- spaz
5. Pemeriksaan penunjang
Beberapa indikasi untuk penilaian laboratoarium pada anak dengan
retardasi mental :
a. Kromosomal kariotipe
1) Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
2) Ananmnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
3) Terdapat beberapa kelainan kongenital
4) Genitalia abnormal
b. Elektro Ensefalogram (EEG)
1) Gejala kejang yang dicurigai
2) Kesulitan mengerti bahasa yang berat
c. Cranial Computed Tomography (CT) atau Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
1) Pembesaran kepala yang progresif
2) Tuberous sclerosis
3) Dicurigai kelainan yang luas
4) Kejang lokal
5) Dicurigai adanya tumor intrakranial
d. Titer virus untuk infeksi kongenital
1) Kelainan pendengaran tipe sensorineural.
2) Neonatal hepatosplenomegali
3) Petechie pada periode neonatal
4) Chorioretinitis
5) Mikroptalmia
18
6) Kalsifikasi intracranial
7) Mikrosefali
e. Serum asam urat ( uric acid serum)
1) Choreoatetosis
2) Gout
3) Sering mengamuk
f. Laktat dan piruvat darah
1) Asidosis metabolic
2) Kejang mioklonik
3) Kelemahan yang progresif
4) Ataksia
5) Degenerasi retina
6) Ophtalmoplegia
7) Episode seperti stroke yang berulang
g. Plasma asam lemak rantai sangat panjang
1) Hepatomegali
2) Tuli
3) Kejang dini dan hipotonia
4) Degenerasi retina
5) Ophtalmoplegia
6) Kista pada ginjal
h. Serum seng (Zn)
1) Acrodermatitis
i. Logam berat dalam darah
1) Anamnesis adanya pika
2) Anemia
j. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
1) Gerakan yang involunter
2) Sirosis
3) Cincin Kayser-Fleischer
k. Serum asam amino atau asam organic
1) Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi
19
2) Gagal tumbuh
3) Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit
4) Warna rambut yang tidak biasa
5) Mikrosefali
6) Asidosis yang tidak diketahui sebabnya
l. Plasma ammonia
1) Muntah-muntah dengan asidosis metabolik
m. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
1) Kehilangan fungsi motoric dan kognitif
2) Atrofi N. Optikus
3) Degenerasi retina
4) Seberal ataksia yang berulang
5) Mioklonus
6) Hepatosplenomegali
7) Kulit yang kasar dan lepas-lepas
8) Kejang
9) Pembesaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun
n. Urin mukopolisakarida
1) Kiposis
2) Anggota gerak yang pendek
3) Badan yang pendek
4) Hepatosplenomegali
5) Kornea keruh
6) Gangguan pendengaran
7) Kekakuan pada
sendi
o. Urin reducing substance
1) Katarak
2) Hepatomegali
3) Kejang
p. Urin ketoacid
1) Kejang
2) Rambut yang mudah putus
20
2010)
6. Patofisiologi
7. WOC
Faktor Pranatal Faktor Perinatal Faktor Pascanatal
Anak
Ganggu Keluarga
an
Tumbu Gangguan komunikasi verbal
h 1.Ansietas 2.Kurang pengetahuan 3.Koping keluarga tak efektif
Kemba
1. Ketidakberdayaa
(Mutaqqin, 2008, Utaminingsih, 2015, Betz dan Sowden, 2009, SDKI,
n 2016 )
2. Risiko cidera
22
8. Komplikasi
a. Paralisis serebral
b. Gangguan kejang
c. Masalah- masalah perilaku/psikiatrik
d. Defisit komunikasi
e. Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat- obatan
antikonvulsi, kurang mengosumsi makanan berserat dan cairan)
f. Kelainan kongenital yang berkaitan seperti malformasi esophagus,
obstruksi usus halus dan defek jantung
g. Disfungsi tiroid
h. Gangguan sensoris
i. Masalah- msalah ortopedik, seperti deformitas kaki, scoliosis
j. Kesulitan makan
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental bersifat multi dimensional
dan sangat individual. Semua anak yang mengalami retardasi mental juga
memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin,
imunisasi, dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya (Soetjiningsih,
2012)
a. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah mengembangkan potensi anak semaksimal
mungkin Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus,
yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk
membantu anak berfungsi senormal mungkin (Utaminingsih, 2015).
Mainan musical yang dapat meniru suara hewan atau merespon dengan
frase sosial merupakan cara yang sempurna untuk mendorong bicara.
Mainan harus dirancang secara sederhana sehingga anak dapat belajar
memainkan mainan tersebut tanpa bantuan. Bagi anak yang mengalami
gangguan kognitif dan fisik berat, tombol elektronik dapt digunakan
untuk memungkinkan anak mengoperasikan mainan tersebut. Aktivitas
yang sesuai untuk aktivitas fisik berdasarkan pada ukuran tubuh,
koordinasi, kesegaran jasmani dan maturitas, motivasi, dan kesehatan
anak (Wong, 2009).
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa NOC NIC
Kaperawatan
1. Defisit a. Perawatan diri: a. Bantuan perawatan diri:
perawatan kebersihan Kebersihan
diri Setelah dilakukan Tindakan keperawatan:
tindakan keperawatan 1. Pertimbangkan budaya
Definisi diharapkan perawatan anak saat mempromosikan
Ketiadaan atau diri: kebersihan secara aktivitas perawatan diri
kurangnya mandiri, dengan kriteria 2. Pertimbangkan usia anak
informasi hasil: saat mempromosikan
kognitif yang aktivitas perawatan diri
berkaitan 1. Mencuci tangan (5) 3. Tentukan jumlah dan tipe
dengan topik 2. Mempertahankan terkait dengan bantuan
tertentu kebersihan mulut (5) yang diperlukan
3. Memperhatikan kuku 4. Fasilitasi anak untuk
Gejala dan jari tangan (5) menggosok gigi dengan
Tanda Mayor 4. Memperhatikan kuku tepat
Objektif kaki (5) 5. Monitor kebersihan kuku,
1. Tidak 5. Mempertahankan sesuai dengan kemampuan
mampu mandi/ penampilan yang merawat diri anak
mengenakan rapi (5) 6. Monitor integritas kulit
pakaian/ 6. Mempertahankan anak
makan/ ke kebersihan tubuh (5) 8. Jaga ritual kebersihan
toilet/ berhias 7. Dukung orangtua/
secara mandiri Keterangan: keluarga berpartisipasi
2. Minat (5) : Tidak terganggu dalam ritual menjelang
melakukan tidur yang biasa dilakukan
perawatan diri c. Perawatan diri: dengan tepat
kurang makan 8. Berikan bantuan sampai
Setelah dilakukan anak benar- benar mampu
tindakan keperawatan merawat diri secara
diharapkan perawatan mandiri
diri:makan secara b. Bantuan perawatan diri:
mandiri, dengan kriteria pemberian makan
hasil: Tindakan keperawatan:
1. Posisikan anak dalam
1. Menggunakan alat posisi makan yang
makan (5) nyaman
2. Menaruh makanan 2. Dukung anak untuk makan
pada alat makan (5) di ruang makan
3. Menaruh makanan di 3. Berikan alat - alat yang
mulut (5) bisa memfasilitasi anak
4. Menghabiskan untuk makan sendiri
makanan (5) 4. Gunakan cangkir dengan
pegangan yang besar, jika
30
Keterangan: diperlukan
(5) : Tidak terganggu 5. Gunakan alat makan dan
gelas yang tidak mudah
pecah dan tidak berat,
sesuai kebutuhan
6. Berikan penanda sesering
mungkin dengan
pengawasan ketat, dengan
tepat.
d. dukungan pengasuhan
1. Mengkaji tingkat
penerimaan caregiver
terkait dengan perannya
untuk menyediakan
perawatan
2. Mengakui tingkat
ketergantungan anak
terhadap caregiver, sesuai
dengan kebutuhan
3. Membuat pernyataan
positif pada caregiver
terhadap upaya yang telah
dilakukan
4. Menyediakan dukungan
untuk pengambilan
keputusan caregiver
5. Monitor interaksi keluarga
dalam permasalahan
berkaitan dengan anak
6. Menyediakan informasi
mengenai anak sesuai
dengan apa yang menjadi
keinginan anak
7. Mengajarkan caregiver
mengenai pemberian
terapi bagi anak sesuai
dengan keinginan anak
8. Diskusikan mengenai
keterbatasan yang dimilki
caregiver kepada anak
9. Memberikan dukungan
kepada caregiver selama
anak menunjukkan
kemunduran
e. Peningkatan
perkembangan: anak
1. Bangun hubungan saling
percaya dengan anak
2. Lakukan interaksi personal
dengan anak
3. Identifikasi kebutuhan
unik setiap anak dan
tingkat kemampuan
adaptasi yang diperlukan
4. Bangun hubungan saling
percaya dengan orang tua
5. Ajarkan orang tua
33
mengenai tingkat
perkembangan normal dari
anak dan perilaku yang
berhubungan
6. Demonstrasikan kepada
orangtua mengenai
kegiatan yang mendukung
tumbuh kembang anak
7. Bantu integrasi anak
dengan kelompoknya
8. Yakinkan bahasa tubuh
sesuai dengan bahasa
verbal
9. Dukung anak untuk
berinteraksi dengan teman
temannya melalui
keterampilan bermain
peran
10. Sediakan aktivitas yang
mendukung interaksi
diantara anak anak
11. Dukung anak untuk
mengekspresikan diri
melalui penghargaaan
yang positif atau umpan
balik yang baik.
12. Peluk anak dan
nyamankan anak saat anak
merasa sedih
13. Bangun suasana yang
aman bagi anak untuk
belajar dan bereksplorasi
14. Ajarkan anak untuk
mencari bantuan dari
orang lain ketika anak
memang memerlukan
bantuan
15. Bantu anak untuk belajar
mandiri
16. Sediakan kesempatan
bermain puzzle
17. Ajarkan anak untuk
menuliskan nama/
mengenali huruf awalnya/
mengenali namanya,
sesuai kebutuhan
18. Rencanakan pembelajaran
dengan mendukung anak
34
g. Pendidikan orangtua:
Keluarga yang
membesarkan anak
1. Pahami hubungan antara
perilaku orang tua dan
tujuan yang sesuai dengan
usia anak
2. Rancang program
pendidikan yang
didadasarkan pada
kekuatan keluarga
3. Libatkan orang tua dalam
desain dan isi yang ada
dalam program pendidikan
4. Identifikasi factor-faktor
personal yang berdampak
pada keberhasilan
program pendidikan
(misalnya, nilai-nilai
budaya pengalaman
negatif dengan penyedia
layanan sosial, hambatn
bahasa, komitmen waktu,
masalah penjadwalan,
perjalanan dan kurangnya
minat)
5. Identifikasi adanya pemicu
stress keluarga (misalnya,
depresi orangtua,
kecanduan narkoba,
alkohol, kesadaran/
kecakapan berbahasa,
tingkat pendidikan yang
rendah, kekerasan dalam
rumah tangga, konflik
perkawinan, percampuran
keluarga setelah
perceraian, dan hukuman
yang berlebihan pada
anak-anak)
6. Identifikasi tugas
perkembangan atau tujuan
yang sesuai untuk anak
7. Identifikasi mekanisme
pertahanan yang
digunakan oleh sebagian
besar kelompok usia
8. Fasilitasi diskusi orangtua
36
pengasuhan dan
keterampilan komunikasi
3 Ansietas a.Tingkat kecemasan: a. Bimbingan antisipatif
berhubungan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan:
dengan tindakan keperawatan 1. Bina hubungan saling
ancaman diharapkan tingkat percaya
terhadap kecemasan berkurang, 2. Instruksikan klien
konsep diri dengan kriteria hasil: mengenal perilaku dan
1. Mengeluarkan rasa perkembangan dengan
Defenisi: marah secara cara yang tepat
Kondisi emosi berlebihan (4) 3. Bantu klien memutuskan
dan 2. Rasa takut bagaimana masalah
pengalaman disampaikan secara dipecahkan
subyektif lisan (4) 4. Bantu klien beradaptasi
individu 3. Rasa cemas yang dengan adanya perubahan
terhadap objek disampaikan secara peran
yang tidak lisan (4) 5. Jadwalkan kunjungan
jelas dan terkait dengan
spesifik akibat Keterangan: perkembangan situasi dan
antisipasi (3) : Sedang strategi yang tepat
bahaya yang (4) : Ringan 6. Jadwalkan peninjauan
memungkinka kembali untuk
n individu b. Tingkat kecemasan mengevaluasi keberhasilan
melakukan sosial : atau kebutuhan penguatan
tindakan untuk Setelah dilakukan 7. Libatkan keluarga maupun
menghadapi tindakan keperawatan orang orang terdekat klien
ancaman diharapkan tingkat jika memungkinkan
kecemasan sosial
Batasan berkurang, dengan b. Konseling
karakteristik kriteria hasil: Tindakan keperawatan:
: 1. Persepsi diri yang 1. Bangun hubungan
1)Merasa negatif pada terapeutik yang didasarkan
bingung keterampilan sosial pada [rasa] saling percaya
2)Merasa (4) dan saling menghormati
khawatir 2. Persepsi diri yang 2. Tunjukkan empati,
dengan akibat negatif terhadap kehangatan, dan ketulusan
dari kondisi penerimaan oleh 3. Tetapkan lama hubungan
yang dihadapi orang lain (4) konseling
3)Sulit 3. Takut berinteraksi 4. Tetapkan tujuan-tujuan
berkonsentrasi dengan orang yang 5. Gunakan teknik refleksi
4)Gelisah lebih unggul (5) dan klarifikasi untuk
5)Sulit tidur 4. Memperhatikan memfasilitasi ekspresi
6)Merasa tidak tentang penilaian yang menjadi perhatian
berdaya orang lain setelah 6. Minta anak untuk
7)Kontak mata pertemuan sosial (5) mengidentifikasi apa yang
buruk mereka bisa/tidak bisa
Keterangan: lakukan terkait dengan
(4): Ringan peristiwa yang terjadi
38
.keluarga
4. Tentukan sumber daya
fisik, emosional ,dan
edukasi dari pemberi
perawatan utama
5. Identifikasi defisit
perawatan diri anak
6. Identifikasi preferensi
anggota keluarga untuk
keterlibatan dengan anak
7. Identifikasi harapan
nggota keluarga untuk
8. Antisipasi dan identifikasi
kebutuhan keluarga
9. Dorong anggota keluarga
dan anak untuk membantu
dalam mengembangkan
rencana perawatan,
termasuk hasil yang
diharapkan dan
pelaksanaan rencana
perawatan
10. Dorong anggota keluarga
dan anak untuk
bersikap asertif dalam
berinteraksi dengan
pemberi layanan
kesehatan professional
11. Monitor struktur dan
keluarga
12. Monitor keterlibatan
anggota keluarga dalam
perawatan anak
13. Berikan informasi
penting kepada anggota
keluarga mengenai anak
sesuai dengan keinginan
anak .
14. Fasilitasi pemahaman
mengenai aspek medis
dari kondisi anak pada
anggota keluarga
15. Berikan dukungan yang
diperlukanbagi kerluarga
untuk membuat keputusan
16. Identifikasi persepsi
anggota keluarga
mengenai situasi,.
45
dengan anak
3. Identifikasi kebutuhan
unik setiap anak dan
tingkat kemampuan
adaptasi yang diperlukan
4. Bangun hubungan saling
percaya dengan orang tua
5. Ajarkan orang tua
mengenai tingkat
perkembangan normal dari
anak dan perilaku yang
berhubungan
6. Demonstrasikan kepada
orangtua mengenai
kegiatan yang mendukung
tumbuh kembang anak
7. Bantu integrasi anak
dengan kelompoknya
8. Yakinkan bahasa tubuh
sesuai dengan bahasa
verbal
9. Dukung anak untuk
berinteraksi dengan teman
temannya melalui
keterampilan bermain
peran
10. Sediakan aktivitas yang
mendukung interaksi
diantara anak anak
11. Dukung anak untuk
mengekspresikan diri
melalui penghargaaan
yang positif atau umpan
balik yang baik.
12. Peluk anak dan
nyamankan anak saat anak
merasa sedih
13. Bangun suasana yang
aman bagi anak untuk
belajar dan bereksplorasi
14. Ajarkan anak untuk
mencari bantuan dari
orang lain ketika anak
memang memerlukan
bantuan
15. Bantu anak untuk belajar
mandiri
16. Sediakan kesempatan
51
bermain puzzle
17. Ajarkan anak untuk
menuliskan nama/
mengenali huruf awalnya/
mengenali namanya,
sesuai kebutuhan
18. Rencanakan
pembelajaran dengan
mendukung anak menebak
apa yang akan terjadi dan
berikan kesempatan anak
untuk memberikan pilihan
yang memungkinkan, dan
sebagainya
19. Berikan kesempatan
danmendukung aktivitas
motorik
20. Monitor pemberian
regimen pengobatan,
sesuai dengan kebutuhan
Pendidikan Kesehatan
1. Identifikasi faktor internal
atau eksternal yang dapat
meningkatkan atau
mengurangi motivasi
untuk berperilaku sehat
2. Pertimbangkan riwayat
individu dalam konteks
personal dan riwayat
sosial budaya individu,
keluarga dan masyarakat
3. Tentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pada
individu, keluarga, atau
kelompok sasaran
4. Bantu individu, keluarga
dan masyarakat untuk
memperjelas keyakinan
dan nilai-nilai kesehatan
5. Prioritaskan kebutuhan
orang yang belajar dengan
mengidentifikasi
kebutuhan berdasarkan
apa yang disukai klien,
keterampilan perawat,
sumber yang tersedia, dan
kemungkinan keberhasilan
52
pencapaian tujuan
6. Rumuskan tujuan dalam
program pendidikan
kesehatan [tersebut]
7. Identifikasi sumber daya
(misalnya, tenaga, ruang
peralatan, uang, dan lain-
lain) yang diperlukan
untuk melaksanakan
program
8. Pertimbangkan
kemudahan akses, hal-hal
yang disukai, dan biaya
dalam perencanaan
program
9. Hindari penggunaan
teknik dengan menakut-
nakuti sebagai strategi
untuk memotivasi orang
agar mengubah perilaku
kesehatan atau gaya hidup
10. Tekankan manfaat
kesehatan positif yang
langsung atau [manfaat]
jangka pendek yang bisa
diterima oleh perilaku
gaya hidup positif
daripada [menekankan
pada] manfaat jangka
panjang atau efek negatif
dari ketidakpatuhan
11. Aplikasikan strategi
untuk meningkatkan harga
diri audiens yang menjadi
sasaran
12. Kembangkan materi
pendidikan tertulis yang
tersedia dan sesuai dengan
audiens yang menjadi
sasaran
13. Lakukan demonstrasi/
demonstrasi ulang,
partisipasi pembelajar, dan
manipulasi bahan
pembelajaran ketika
mengajarkan keterampilan
psikomotorik
14. Gunakan instruksi
53
9. Sediakan peralatan
bermain yang merangsang
bermain peran
10. Awasi sesi terapi
bermain
11. Dorong anak untuk
memanipulasi peralatan
bermain
12. Dorong anak untuk
berbagi perasaan
pengetahuan, dan persepsi
13. Validasi perasaan anak
yang diungkapkan selama
sesi bermain
14. Komunikasikan
penerimaan perasaan, baik
positif maupun negatif
yang diungkapkan melalui
bermain
15. Amati penggunaan alat
bermain yang digunakan
anak
16. Monitor reaksi anak dan
tingkat kecemasan
sepanjang sesi bermain
17. Identifikasi
kesalahpahaman atau
ketakutan anak melalui
komentar yang dinyatakan
selama sesi bermain
(peran rumah sakit)
18. Lanjutkan sesi bermain
secara teratur untuk
membangun kepercayaan
dan mengurangi rasa takut
mengenai peralatan
maupun perawatan yang
asing dengan tepat
19. Catat observasi yang
dilakukan selama sesi
bermain
7 Isolasi sosial a. Keterlibatan sosial a.modifikasi perilaku:
berhubungan Setelah dilakukan keterampilan
dengan tindakan keperawatan keterampilan sosial
keterlambata diharapkan dapat Tindakan keperawatan:
n menunjukkan 1. Bantu anak
perkembanga keterampilan sosial, mengidentifikasi masalah
n dengan kriteria hasil: dari kurangnya
59
meningkatkan
keterampilan dan teknik
komunikasi
11. Berikan model peran
yang mengekspresikan
kemarahan dengan tepat
12. Konfrontasi anak
mengenai adanya
gangguan penilaian,
disaaat yang tepat
13. Minta dan harapkan
komunikasi verbal
14. Berikan umpan balik
positif saat anak [bersedia]
menjangkau orang lain
15. Anjurkan anak untuk
mengubah lingkungan,
seperti pergi ke luar untuk
jalan-jalan
16. Fasilitasi masukan anak
dan perencanaan kegiatan
di masa depan
17. Anjurkan perencanaan
kelompok kecil untuk
kegiatan-kegiatan khusus
18. Jelajahi kekuatan dan
kelemahan yang ada pada
jaringan hubungan-
hubungan saat ini
d.Konseling
Tindakan keperawatan:
1. Bangun hubungan
terapeutik yang didasarkan
pada [rasa] saling percaya
dan saling menghormati
2. Tunjukkan empati,
kehangatan, dan ketulusan
3. Tetapkan lama hubungan
konseling
4. Tetapkan tujuan-tujuan
5. Gunakan teknik refleksi
dan klarifikasi untuk
memfasilitasi ekspresi
yang menjadi perhatian
6. Minta anak untuk
mengidentifikasi apa yang
mereka bisa/tidak bisa
lakukan terkait dengan
63
bermain dirumah
memenuhi petunjuk
keamanan (4- 5)
6. Memberikan
pengawasan terkait
peralatan di area
bermain (4- 5)
7. Monitor penggunaan
olahraga dan alat
rekreasi (4- 5)
Keterangan:
(4) : Sering
menunjukkan
(5) : Secara konsisten
menunjukkan
d. Kontrol risiko
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan dapat
melakukan pengontrolan
risiko, dengan kriteria
hasil:
1. Mengenali faktor
resiko individu (4-5)
2. Mengenali
kemampuan untuk
merubah perilaku (4-
5)
3. Memonitor faktor
risiko dilingkungan
(4-5)
4. Memonitor faktor
risiko individu (4-5)
5. Mengembangkan
strategi yang
efektif dalam
mengontrol risiko
(4-5)
Keterangan:
(4) : Sering
menunjukkan
(5) : Secara konsisten
menunjukkan
9 Gangguan a. Komunikasi a. Mendengar aktif
66
Keterangan:
(4) Sering dilakukan
e. Perkembangan anak
68
: Usia anak
pertengahan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan dapat
memahami
perkembangan anak usia
anak pertengahan,
dengan kriteria hasil:
1. Menunjukkan
kebiasaan sehat yang
baik (3-4)
2. Bermain berkelompok
(3-4)
3. Mengembangkan
persahabatan (3-4)
4. Menunjukkan
perasaan secara
konstruktif (3-4)
5. Menunjukkan
kepercayaan diri (3-4)
6. Menunjukkan harga
diri (3-4)
7. Memahami benar atau
salah (3-4)
8. Mengikuti aturan
keamanan (3-4)
9. Menunjukkan
kemampuan pada
tingkat mampu
di sekolah (3-4)
Keterangan:
(3) : Kadang- kadang
menunjukkan
(4) : Sering
Menunjukkan
10 Ketidakberda a. Kepercayaan a. Restrukturasi Kognitif
yaan mengenai kesehatan Tindakan keperawatan:
: Merasakan 1. Bantu anak memahami
Definisi kemampuan bahwa seringnya
Persepsi melakukan ketidakmampuan untuk
bahwa Setelah dilakukan mencapai tingkah laku
tindakan tindakan keperawatan yang diinginkan
seseorang diharapkan dapat merupakan hasil dari
tidak akan meningkatkan pernyataan diri yang tidak
mempengaruhi kepercayaan mengenai rasional
69
Sumber : Bulechek, Gloria, M. dkk. 2016. , Moorhead, Sue, dkk. 2016 dan SDKI,
2016.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Tindakan dilakukan sesuai
dengan yang telah direncanakan, mencakup kegiatan mandiri dan kolaborasi.
Dengan rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat,
intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan untuk
mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien (Padila, 2012).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat anda melakukan kontak
dengan anak. Setelah melaksanakan intervensi, kumpulkan data subjektif dan
objektif dari klien, keluarga. Selain itu juga meninjau ulang pengetahuan
tentang status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil
yang diharapkan. Jika hasil telah terpenuhi, berarti tujuan untuk klien juga
telah terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon klien sebelum dan setelah
dilakukan asuhan keperawatan (Perry dan Potter, 2009)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Keluarga
Saran peneliti bagi keluarga agar lebih memperhatikan kebutuhan
dalam meningkatkan perkembangan anak seperti: alat permainan yang
dapat meningkatkan kemampuan personal sosial, motorik halus,
motorik kasar, bahasa dan perlu adanya kerjasama antar anggota
keluarga serta menfasilitasi kegiatan dan lingkungan sekitar anak yang
118
3. Peneliti selanjutnya
Saran untuk peneliti selanjutnya agar lebih dapat memperhatikan
masalah yang dialami anak dengan retardasi mental khususnya dalam
perkembangannya meliputi kemampuan personal sosial, adaptif
motorik halus, bahasa, motorik kasar dan mampu bekerja sama dengan
baik dengan keluarga dan guru agar implementasi keperawatan yang
dijalankan dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Liyana, Nina, Muhariati, Metty & Rusilanti. (2014). Jurnal Kesejahteraan
Keluarga dan Pendidikan. Perbandingan pola asuh belajar anak tunagrahita
mampu didik berdasarkan status ekonomi orang tua.
http://scholar.google.com.pe/citations?user=GEdLYt4AAAAJ&hl=es
Perendrawati, dkk. 2015. Pengaruh Terapi Sosiodrama Terhadap Keterampilan
Komunikasi Non Verbal Pada Anak Retardasi Mental Ringan Di SLB X
Kota Cirebon. 26 Desember 2017.
https://www.google.co.id/search?client=ucweb-b-bookmark&q=Jurnal+pen
atalaksanaan+keperawatan+retardasi+mental+2015&oq=Jurnal+penatalaksa
naan+keperawatan+retardasi+mental+2015&aqs=mobile-gws-lite
Sari, S. P. (2017). Jempol Mahasiswa Rancangan Program Tingkatkan Motorik
Halus Anak Tunagrahita. 14 Desember 2017.
https://news.okezone.com/read/2017/08/25/65/1762937/jempol-mahasiswa-
rancang-program-tingkatkan-motorik-halus-anak-tunagrahita
Wulandari, Dwi, Nelvia & Saputra, Dwi. (2018). Jurnal Keperawatan Silampari.
Pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan beradaptasi sosial siswa
retardasi mental. 20 juni 2018
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/download/80/56
Wulandari, Rany Agustin, Soeharto, Setyawati & Setyoadi. (2016). Jurnal ilmu
keperawatan. Pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap harga diri
rendah dan beban keluarga dengan anak retardasi mental. 26 Desember
2017
http://jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/download/97/130 .
Yuemi, Citra Praha, Mundakir.2015. Terapi Okupasi: Diorama Gambar
Terhadap Kemampuan Motorik Halus pada Anak Retardasi Mental
Ringan.26 Desember 2017.
http://fik.um-surabaya.ac.id/sites/default/files/Artikel%209_1.pdf