Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP STRES DAN ADAPTASI MANUSIA


Dosen:RullyAndika,MAN

Disusunoleh :

1. Adi Nugraha Vanda Damara (108118048)


2. Riza Amalia (108118052)
3. Syahreta Herawati Bawono (108118056)
4. Huda Athorik Romadon (108118057)
5. Neng Fatimah (108118059)
6. Kharisma Nur Wijayanti (108118064)
7. Esa Amalia Sasih (108118066)
8. Vina Ismiatus Sholihah (108118076)

STIKES AL-IRSYAD AL ISLAMIYAH CILACAP


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stres merupakan fenomena universal. Semua orang mengalaminya.
Orang tua mengalami stres dalam membesarkan anak, pekerja
membicarakan stres yang dialami dalam pekerjaan mereka, dan pelajar
tingkat apapun membirakan mengenai stres mereka ditempat sekolah.
Stres dapat memberi stimulus terhadap perubahan dan pertumbuhan, dan
dalam hal ini, suatu stres adalah positif dan bahkan diperlukan.Stres dapat
disebabkan oleh pengalaman positif dan negatif. Namun demikian, terlalu
banyak stres dapat mengakibatkan penyesuaian yang buruk, penyakit fisik,
dan ketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud stress?
2. Apa saja sumber dari stress?
3. Apa saja macam – macam stress?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi respon terhadap stressor?
5. Apa saja tahapan stress?
6. Bagaimana reaksi tubuh terhadap stress?
7. Apa saja indikator daristress?
8. Bagaiman Konsep adaptasi (mekanisme penyesuaian diri)?
9. Bagaimana Manajemen stress?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari stress
2. Untuk mengetahui sumber dari stress
3. Untuk mengetahui macam – macam stress
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi respon terhadap
stressor
5. Untuk mengetahuitahapan stress
6. Untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap stress
7. Untuk mengetahui indikator daristress
8. Untuk mengetahuikonsep adaptasi (mekanisme penyesuaian diri)
9. Untuk mengetahuimanajemen stress
BAB II
PEMBAHASAN

A. DefinisiStres
Stresadalahsatukondisiketikaindividuberesponsterhadapperubahand
alam status keseimbangan normal (Kozier, 2011). Stresadalahsegalasituasi
di mana tuntutan non-spesifikmengharuskanseorangindividuberespon dan
melakukantindakan (Selye, 1976 dalam Potter dan Perry, 2005).
Stressor adalahsetiapkejadianatau stimulus yang
menyebabkanindividumengalamistres. Ketikaseseorangmenghadapi
stressor, responnyadisebutsebagaistrategikoping, responkoping,
ataumekanismekoping.

B. SumberStres
Terdapatbanyaksumberstres, yang
secaraluasdapatdiklasifikasikansebagai stressor internal ataueksternal, atau
stressor perkembanganatausituasional.
1. Stressor internalberasaldaridalamdiriseseorang, sebagaicontoh
demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu
keadaan emosi seperti rasa bersalah, kankeratauperasaandepresi.
2. Stressor eksternalberasaldariluarindividu,
sebagaicontohperpindahankekota lain, kematiananggotakeluarga,
atautekanandaritemansebaya, perubahan bermakna dalam suhu
lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, atau tekanan
dari pasangan.
3. Stressor perkembanganterjadi pada waktu yang
dapatdiperkirakansepanjanghidupindividu. Pada
setiaptahapperkembangan,
tugastertentuharusdicapaiuntukmencegahataumengurangistres.
4. Stressor situasionaltidakdapatdiperkirakan dan dapatterjadikapan pun
sepanjanghidup. Stressituasionaldapatpositif dan negatif. Contoh
a. Kematiananggotakeluarga
b. Pernikahanatauperceraian
c. Kelahirananak
d. Pekerjaanbaru
e. Penyakit
Sejauh mana pengaruhpositif dan
negatifperistiwainibergantung pada tahapperkembanganindividu.
Sebagaicontoh, kematian orang
tuadapatlebihmenimbulkanstresbagianakusia 12 tahundibandingkan
pada orang yang berusia 40 tahun

C. Macam –Macam Stres


Ditinjau dari penyebab, maka stres dibagi menjadi tujuh macam, di
antaranya:
1. Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur
yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari
atau karena tegangan arus listrik.
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimiawi seperti obat-obatan, zat
beracun asam, basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena
pengaruh senyawa kimia.
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau
parasit.
4. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh
diantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ dan
lain-lain.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkembangan
seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut usia.
6. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan stimulus psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti
hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor keagamaan (Alimul,
2008).

D. Faktor Pengaruh Respon Terhadap Stresor


Responsterhadapsegalabentukstresorbergantung pada fungsifisiologis,
kepribadian, dan karakteristikperilaku, seperti juga
halnyasifatdaristresortersebut. sifatstresormencakupfaktor-faktorberikutini:
1. Sifat Stressor
Faktor yang dapatmempengaruhirespontubuhterhadap stressor
secaratiba-tibaatauberangsur-angsur, dapatberbeda pada
setiapindividutergantungdaripemahamantentangarti stressor (Hidayat,
2008).
2. Durasi Stressor
Lamanya stressor yang dialamiakanmempengaruhirespontubuh.
Apabila stressor yang dialami lama, makarespon yang dialami juga
lama (Hidayat, 2008). Memanjangnya stressor
dapatmenyebabkanmenurunnyakemampuanindividumengatasistres,
karenaindividutelahberada pada fasekelelahan,
individusudahkehabisantenagauntukmenghadapi stressor tersebut
(Rasmun, 2004).
3. Jumlah Stressor
Jumlah stressor seseorangdapatmenentukanrespontubuh.
Semakinbanyak stressor yang dialami,
makadapatmenimbulkandampak yang besarbagifungsitubuh (Hidayat,
2008). Pada waktu yang bersamaanbertumpuksejumlah stressor yang
harusdihadapi, sehingga stressor kecildapatmenjadipemicu (pencetus)
yang mengakibatkanreaksi yang berlebihan (Rasmun, 2004).
4. Pengalaman Masa lalu
Pengalaman masa
laludapatmempengaruhikemampuanindividudalammenghadapi stressor
yang sama (Rasmun, 2004). Semakinbanyak stressor dan pengalaman
yang dialami dan mampumenghadapinya,
makasemakinbaikdalammengatasinyasehinggakemampuanadaptifnyaa
kansemakinbaik pula (Hidayat, 2008).
5. Tingkat Perkembangan
Pada tingkatperkembangantertentuterdapatjumlah dan intensitas
stressor yang berbedasehingggaresikoterjadistres pada
tiaptingkatperkembanganakanberbeda (Rasmun, 2004).
Semakinmatangdalamperkembangannya, makasemakinbaik pula
kemampuanuntukmengatasinya. Kemampuanindividudalammengatasi
stressor dan responberbeda-beda (Hidayat, 2008).

E. Tahapan Stres
1. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai
perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu
menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang
dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.
2. Stres Tahapkedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun
pagi tidak segar dan letih, lekas capek pada saat menjelang sore,
lekas lelah sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut
tidak nyaman (bowel discomfort), jantung berdebar, otot tengkung
dan punggung tegang. Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak
memadai.
3. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti
defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang,
emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle
insomnia), bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late
insomnia), koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
4. Stres tahap keempat, tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak
mampu bekerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terasa
sulit dan menjenuhkan, respons tidak adekuat, kegiatan rutin
terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi
dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.
5. Stres tahap kelima, tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan
fisik dan mental (physical dan psychological exhaustion),
ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan berat, meningkatnya
rasa takut dan cemas , bingung dan panik.
6. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan
tanda-tanda, seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan
gemetar, dingin, dan banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan
atau collaps.

F. Reaksi Tubuh Terhadap Stres


Menurut seorang pelopor penelitian mengenai stres yang dilahirkan di
Austria, Hans Selye (1974, 1983), stres sebenarnya adalah kerusakan yang
dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya.
Berapapun kejadian dari lingkungan atau stimulus yang menghasilkan
respon stres yang sama pada tubuh. Selye mengamati pasien yang memiliki
masalah yang berbeda-beda: kematian seseorang yang dekat, kehilangan
pekerjaan, ditangkap karena melakukan penggelapan. Tanpa memperhatikan
masalah seperti apa yang dihadapi oleh seorang pasien, gejala yang serupa
muncul: hilangnya nafsu makan, otot menjadi lemah, dan menurunnya
minat terhadap dunia.
Sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome/GAS) adalah
konsep yang dikemukakan oleh Selye yang menggambarkan efek umum
pada tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS
terdiri dari tiga tahap: peringatan, perlawanan, dan kelelahan. Pertama, pada
tahap peningkatan alarm, individu memasuki kondisi shock yang bersifat
sementara, suatu masa di mana pertahanan terhadap stres ada di bawah
normal. Individu mengenali keberadaan stres dan mencoba
menghilangkannya. Otot menjadi lemah, suhu tubuh menurun, dan tekanan
darah juga menurun. Kemudian tubuh mengalami apa yang disebut
countershock, di mana pertahanan terhadap stres mulai muncul; korteks
adrenal mulai membesar, dan pengeluaran hormon meningkat. Tahap alarm
berlangsung singkat. Tidak lama kemudian, individu bergerak memasuki
tahap perlawanan (resistence), di mana pertahanan terhadap stres menjadi
semakin intensif, dan semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada
tahap pertahanan, tubuh individu dipenuhi oleh hormon stres; tekanan darah,
detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan semua meningkat. Bila semua
upaya yang dilakukan untuk melawan stres ternyata gagal dan stres tetap
ada, individu pun memasuki tahap kelelahan (exhausted), di mana
kerusakan pada tubuh semakin meningkat, orang yang bersangkutan
mungkin akan jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan kerentanan terhadap
penyakit pun meningkat.
Walupun demikian tidak semua stres itu buruk. Eustress adalah konsep
Selye yang menggambarkan sisi positif dari stres. Berkompetisi di suatu
kejuaraan atletik, menulis karangan, atau mengajar seseorang yang membuat
tubuh menghabiskan energi. Selye tidak mengatakan bahwa kita harus
menghindari semua pengalaman seperti ini dalam kehidupan kita, namun ia
menekankan bahwa kita harus meminimalkan kerusakan pada tubuh kita.
Salah satu kritik utama terhadap pandangan Selye adalah bahwa manusia
tidak selalu bereaksi terhadap stres dengan cara yang sama seperti yang ia
kemukaka. Masih banyak lagi yang harus dipahami mengenai stres pada
manusia daripada sekedar mengetahui reaksi fisik manusia terhadap stres.
Kita juga perlu mengetahui kepribadian mereka, susunan fisik mereka,
persepsi mereka, dan konteks di mana stresor, atau penyebab stres, muncul
(Hobfoll, 1989).

G. Indikatorstres
Indikator stress individudapatfisiologis, psikologisataukognitif
1. Indikatorfisiologik
Responsterhadap stress bervariasi, bergantung pada
persepsiindividuterhadapperistiwa. Tanda dan gejalafisiologis stress
munculakibataktivasi system simpatetik dan system neuroendokrintubuh.

2. IndikatorPsikologis
Manifestasipsikologis stress mencakupansietas, takut, marahdepresi, dan
mekanismepertahanan ego yang tidakdisadari.
Beberapapolakopingtersebutdapatmembantu; yang lain
menjadipenghalang, bergantung pada situasi dan lama
waktumekanismetersebutdigunakanataudialami.
a Ansietas
Reaksiumumterhadap stress adalahansietas, satukondisikegelisahan
mental, keprihatinan, ketakutan,
ataufirasatatauperasaanputusasakarenaancaman yang
akanterjadiatauancamanantisipasi yang
tidakdapatdiidentifikasikanterhadapdirisendiriatauterhadaphubungan
yang bermakna. Ansietasdapatdialami pada tingkatsadar,
setengahsadar, atautidaksadar. Empathal yang
membedakanansietasdengantakutadalah:
1) Sumberansietastidakdapatdiidentifikasi; sumber rasa
takutdapatdiidentifikasi
2) Ansietasdikaitkandengan masa depan, yaitu, untukkejadian yang
diantisipasi. Rasa takt dikaitkandengankondisisaatini.
3) Ansietasbersifattidakjelas, sementara rasa takutbersifatpasti.
4) Ansietasmerupakanakibatkonflikpsikologisatauemosi; rasa
takutmerupakanakibatentitasfisikataupsikologis yang
mempunyaiciritersendiri.Ansietasdapatdimanifestasikan pada
empattingkat:
a) Ansietasringanmencipttakankondisisedikitbergairah yang
meningkatkankemampuanpersepsi, pembelajaran
danproduktif. Sebagianbesarindividu yang
sehatmengalamiansietasringan,
mungkinsebagaiperasaangelisahringan yang
mendorongseseoranguntukmencariinformasi dan
mengajukanpertanyaan.
b) Ansietassedangmeningkatkan status
gairahkesatutitikketikaseseorangmengekspresikanperasaanteg
ang, cemas, ataukhawatir.
Kemampuanpersepsisemakinsempit.
Perhatianlebihdifokuskan pada
aspektertentusituasidibandingkanaktivitasperifer.
c) Ansietasberatmenghabiskansebagianbesar energy individu
dan membuuhkanintervensi.
Persepsimengalamipenurunanlebihlanjut.
Individutidakmampuberfokusterhadapapa yang benar-
benarterjadi dan hanya focus pada satu detail spesifiksituasi
yang menimbulkanansietas.
d) Panic adalahtingkatkecemasan yang menakutkan dan
sangatmembebanisehinggamembuatindividukehilangankenda
li. Panic
lebihjarangdialamidibandingkandengantingkatkecemasanlain.

b Takut
Takutadalahemosiatau rasa khawatir yang dibangkitkan oleh
persepsibahaya, nyeriatauancaman lain yang akanterjadiatautampak.
Rasa takutmungkinsebagairesponsterhadapsesuatu yang sudahterjadi,
sebagairesponsterhadapancaman yang segeramunculatausudahmuncul,
atausebagairesponsterhadapsesuatu yang diyakinisesorangakanterjadi.
Objek rasa takutmungkinberdasarkan pada realitas, mungkin juga
tidak. Sebagaicontoh,
mahasiswakebidananbarumungkintakutdalammengantisipasipengalam
anpertama di tatananperawatanpasien.
Mahasiswamungkintakuttidakmaudirawat oleh
mahasiswaataumahasiswasecaratidak sengajamembahayakanklien.

c Marah
Marah adalah status ekonomi yang terdiridariperasaansubjektif rasa
bermusuhanatauketidaksenangan yang kuat.
Individudapatmerasabersalahketikamerakamarahkarenadiajarkanbahw
amerasamarahitu salah. Akan tetapi,
marahdapatdiekspresikandalamcara verbal yang tidakmembuat Si
empunyamarahdijauhi; dengandemikian,
marahdipertimbangkansebagaiemosipositif dan
sebagaitandakedewasaanemosikarenapertumbuhan dan
manfaatinteraksi yang doitimbulkannya.
Ekspresimarah verbal dapatdipertimbangkansebagaitandaterhadap
orang lain atasketidaknyamananpsikologis internal individu dan
sebagaipermintaanbantuanuntukmenghadapipersepsi stress.
Sebaliknya, permusuhanbiasanyaditandaidengan antagonism dan
perilakumerusakataudestruktif;
agresiadalahserangantanpapemicuatautindakanataupandanganbermusu
han, mencederai, ataumerusak; dan
kekerasanadalahpenggunaankekuatanfisikuntukmencederaiataumengan
iaya. Kemarahandiekspresikansecara verbal, berbedadari rasa
bermusuhan, agresi, dan kekerasan,
,tetapidapatmengakibatkankekerasan dan
kerusakanapabilamarahmenetap dan takjuareda.
Komunikasi verbal marah yang diekspresikansecarajelas, ketika
orang yang marahmengatakankepada orang lain
mengenaikemarahannya dan
dengancermatmengidentifikasisumbernyamerupakantindakankonstrukt
if. Kejelasankomunikasiinimembuatkemarahan “dikeluarkan” sehingga
orang lain dapatmemahami rasa marahtersebut dan
membantumeredakannya. Orang yang marah “meluapkan”
kemarahannya dan mencegahakumulasiemosi.

d Depresi
Depresiadalahreaksiumuterhadapkejadian yang tampakkacauatau
negative. Depresi, perasaansedih, putusasa, kekesalan,
perasaantakberharga, ataukekosonganekstrem, terjadi pada jutaan
orang Amerikasetiaptahun. Tanda dan gejaladepresi dan
tingkatkeparahanmasalahberbeda pada setiapklien danbergantung
pada maknakejadianpemicu. Gejalaemosimencakupperasaankelelahan,
kesedihan,kehampaan, ataumati rasa.
Tandaperilakudepresitermasukiritabilitas,
ketidakmampuanuntukberkonsentrasi,
kesulitandalammembuatkeputusan, kehilangangairahseksual,
menangis, gangguantidur, dan menarikdiri.
Tandafisikdepresimencakupkehilangannafsumakan, penurunanberat
badan, konstipasi, sakitkepala, dan limbung. Banyak orang
menalamidepresiperiodesingkatsebagairesponsterhadapkejadianpemicu
stress yang sangatbanyak, sepertikematian orang yang
dicintaiataukehilanganpekerjaan; akantetapi, depresiberkepanjangan,
merupakanpenyebabkekhawatiran dan dapatmembutuhkanpenanganan.

e MekanismePertahanan Ego Yang TakDisadari


Mekanismepertahanan ego yang
takdisadariadalahmekanismeadaptifpsikologik, ataudalampernyataan
Sigmund Freud (1946), mekanisme mental yang
brkembangsaatpersonalitasberupayamempertahankandiri,
menciptakangangguanterhadapimpuls, yang bertentangan, dan
meredakanketegangan di dalamdiri.
Mekanismepertahananadalahpikiran yang tidakdisadari yang
bekerjauntukmelindungiindividudariansietas.
Mekanismepertahanandapatdipertimbangkansebagai precursor
mekanismekopingkognitif yang disadari yang
akhirnyamemecahkanmasalah. Sepertibeberaparespons verbal dan
motoric, mekanismepertahananmelepaskanketegangan.
Deskripsimekanismeini dan contohpenggunaannya yang adaptif dan
mal adaptif.

3. IndikatorKognitif
Indicator kognitif stress adalahresponsberpikir yang
mencakuppemecahanmasalah, penstrukturan, control diriataudisiplindiri,
supresi dan fantasi. Pemecahanmasalahmencakupberpikirmelaluisituasi
yang mengancam ,menggunakanlangkahspesifikataumencapaisolusi.
Individumengkajisituasi yang mengancam, menggunakanlangkah yang
spesifikuntukmencapaisolusi. Individumengkajisituasiataumasalah,
menganalisisataumendefinisikannya, memilih alternative, melaksanakan
alternative yang dipiih, dan mengevaluasiapakahsolusinyaberhasil.
Penstrukturanadalahperencanaanataumenipulasisituasisehinggakej
adian yang mengancamtidaktejadi.
Sebagaicontohseorangperawatdapatmenstrukturataumengontrolwawancara
dengankliendenganmengajukanhanyapertanyaanlansung dan tertutup.
Penstrukturandapatmenjadiproduktif pada situasitertentu.
Individumenjadwalkanpemeriksaangigienambulansekaliuntukmencegahpe
nyakitgigi yang parahmenggunakanpenstrukturan yang produktif.
Kontroldiri(disiplin)adalahmenunjukanperilaku dan ekspresiwajah
yang menggambarkan rasa dapatmengontrolatauberwenang. Ketika control
dirimencegah panic dan tindakanmembahayakanatautindakan non
produkifdalamsituasi yang mengancam, control
dirimerupakanresponsbermanfaat yang menunjukkankekuatan. Akan
tetapi, control diriterlaluekstremdapatmenundapemecahanmasalah dan
mencegahindividumenerimadukngandari orang lain, yang
mungkinmenganggapnyamampumenanganisituasidenganbaik, tenang,
atautidakkhawatir.
Supresiadalahmenempatkanpikiranatauperasaan di
luaringatannyasecaradisadari dan disengaja.
“sayatidakmaumenghadapihalituhariini. Saya akanmelakukannyabesok.”
Responsinimenurunkanstressementara, tetapitidakmemecahkanmasalah.
Seorangpria yang tetapmengabaikansakitgigi,
denganmenekannyadiluaringatankarenaiatakutmerasasakit,tidakakanmered
akangejala yang dialaminya.
Fantasiataubermimpisamadenganberkhayal. Keinginan dan
harapan yang tidakterpenuhidibayangkanterpenuhi, ataupengalaman yang
mengancamdikerjakankembaliataudiulangkembalisehinggaakhirnyadapatb
erbedadarikenyataan. Pengalamandapatdibangkitkankembali,
setiapharimasalahdiselesaikan, dan rencana masa depandisusun. Hasil
masalah yang sedangdihadapi juga dapatdifantasikan.
Sebagaicontohseorangklien yang menungguhasil biopsy
payudaradapatmemfantasikanbahwadokterbedahmengatakan. “Anda
tidakmengidapkanker.”
Responsfantasidapatmembantuapabilamenimbulkanpemecahanmasalah.
Sebagaicontoh, klien yang menungguhasi biopsy payudaradapatberkata
pada dirinyasendiri, “meskipundoktermengatakan, ‘Anda
mengidapkanker’, asalkania juga
mengatakanbahwakankertersebutdapatdisembuhkan,
sayadapatmenerimanya.” Fantasidapatdestruktif dan non
produktifapabilaindivdumenggunakannyasecaraberlebihan dan
melarikandiridarikenyataan.

H. Konsep Adaptasi (Mekanisme Penyesuaian Diri)


a. Pengertian
Ada beberapa pengertian tentang mekanisme penyesuaian diri, antara
lain:
1) W.A. Gerungan (1996) menyebutkan bahwa “Penyesuaian diri
adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri)”.
Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif
(autoplastis), misalnya seorang bidan desa harus dapat menyesuaikan
diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa
tempat ia bertugas.
Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan diri, sifatnya adalah aktif (alloplastis),
misalnya seorang bidan desa ingin mengubah perilaku ibu-ibu di desa
untuk meneteki bayi sesuai manajemen laktasi.
2) Menurut Soeharto Heerdjan (1987), “Penyesuaian diri adalah usaha
atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan”.
Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau
diperoleh karena belajar dari pengalaman dan mengatasi stres. Cara
mengatasi stres dapat berupa membatasi tempat terjadinya stres,
mengurangi, atau menetralisasi pengaruhnya.
Adaptasi adalah suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada
tugas (task oriented).

b. Tujuan Adaptasi
1) Menhadapai tuntutan keadaan secara sadar
2) Menghadapi tuntutan keadaan secara realistik
3) Mengahdapi tuntutan keadaan secara objektif
4) Menhadapi tuntutan keadaan secara rasional
Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun tertutup, antara lain:
1) Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan)
2) Regresi (menarik diri) atau tidak mau tahu sama sekali
3) Kompromi (atau kesepakatan)
Contoh:
Seorang mahasiswa gagal dalam ujian akhir program, mungkin ia
akan bekerja keras (terang-terangan), regresi dengan keluar dari
pendidikan, serta mungkin mau mengulang lagi dengan berusaha
semampunya (kompromi).

c. Jenis Adaptasi
1) Adaptasi fisiologik – bisa terjadi secara lokal atau umum
Contoh: Seseorang mampu mengatasi stres, tangannya tidak
berkeringat dan tidak gemetar, serta wajahnya tidak pucat.
2) Adaptasi psikologis – bisa terjadi secara:
a) Sadar: Individu mencoba memecahkan/menyesuaikan diri dengan
masalah.
b) Tidak sadar: Menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence
mechanism).
c) Menggunakan gejala fisik (konversi) atau
psikofisiologik/psikosomatik
Apabila seseorang mengalami hambatan atau kesulitan dalam
beradaptasi, baik berupa tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi
dapat menimbulkan stres. Stres bisa terjadi apabila tuntutan atau
keinginan diri tidak terpenuhi.

I. Manajemen Stres
Istilahmanajemenstresmerujuk pada identifikasi dan
analisisterhadappermasalahan yang terkaitdenganstres dan
aplikasiberbagaialatteraupetikuntukmengubahsumberstresataupengalamanstre
s (Cotton dalamIntan 2012).Munandar (2001)
mendefinisikanmanajemenstressebagaiusahauntukmencegahtimbulnyastres,
meningkatkanambangstresdariindividu dan menampungakibatfisiologikaldari
stress.
Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabilastres
tidak cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan
berdampaklebih lanjut seperti mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit.
Untukmencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling
berat, makadapat dilakukan dengan cara :
a. Pengaturan Diet dan Nutrisi
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif
dalammengurangi atau mengatasi stres melalui makan yang teratur,
menubervariasi, hindari makan daging dan monoton karena dapat
menurunkankekebalan tubuh.
b. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi
streskarena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan
keletihanfisik dan akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup
akanmemberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang
rusak.
c. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan
daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat
dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu
dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat setelah
itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
d. Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi streskarena
dapat meningkatkan status kesehatan dan mempertahankanketahanan dan
kekebalan tubuh.
e. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan
terjadinya stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan
dan ketahanan tubuh akan semakin baik, segala penyakitdapat dihindari
karena minuman keras banyak mengandung alkohol.
f. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapatmenyebabkan
timbulnya stres karena mudah menurunkan daya tahantubuh terhadap
stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkanketahanan dan
kekebalan tubuh terhadap stres.
g. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan
menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaan yang
dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu
dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan
efisien serta melihat aspek produktivitas waktu. Seperti menggunakan
waktu untuk menghasilkkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu
tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
h. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stresyang
dialami dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro
danimunologi sehingga stresor psikososial yang dialami tidak
mempengaruhifungsi kognitif, afektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organtubuh yang lain. Obat-obatan yang biasanya
digunakan adalah anti cemasdan anti depresi.
i. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibatstres yang
dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu systemtubuh yang
lain.
j. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yangdisesuaikan
dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputipsikoterapi
suportif dan psikoterapi reedukatif di mana psikoterapi suportifini
memberikan motivasi atas dukungan agar pasien mengalami percayadiri,
sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan
memberikanpendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi
rekonstruktif,psikoterapi kognitif dan lain-lain.
k. Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalammengatasi
permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi
ataumempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik,
psikis,sosial dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.

Menurut Dadang Hawari (2002, dalam Alimul 2008), manajemen


stresyang lain adalah dengan cara meningkatkan strategi koping yaitu koping
yangberfokus pada emosi dan koping yang berfokus pada masalah. Penggunaan
kopingyang berfokus pada emosi dengan cara pengaturan respons emosional dari
stresmelalui perilaku individu seperti cara meniadakan fakta-fakta yang tidak
menyenangkan, kontrol diri, membuat jarak, penilaian secara positif, menerima
tanggung jawab, lari dari kenyataan (menghindar). Sedangkan strategi koping
berfokus pada masalah dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan
yangdapat menyelesaikan masalah seperti merencanakan problem
solving danmeningkatkan dukungan sosial, teknik lain dalam mengatasi stres
adalah relaksasi,retrukturisasi kognitif, meditasi, terapi multi model dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stresadalahsatukondisiketikaindividuberesponsterhadapperubahand
alam status keseimbangan normal (Kozier, 2011). Stresadalahsegalasituasi
di mana tuntutan non-spesifikmengharuskanseorangindividuberespon dan
melakukantindakan (Selye, 1976 dalam Potter dan Perry, 2005).
Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau
diperoleh karena belajar dari pengalaman dan mengatasi stres. Cara
mengatasi stres dapat berupa membatasi tempat terjadinya stres,
mengurangi, atau menetralisasi pengaruhnya.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Barbara. Erb, Glenora. Berman, Audrey. Snyder, Shirlee J. 2011. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep,


Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.AlihBahasa : Renata.
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai