A. Teori-teori Stres
1. Fight atau Flight
Adanya perubahan reaksi fisiologis ketika menghadapi suatu ancaman,
mendorong individu untuk menyerang (Fight) atau melarikan diri (Flight) dari
ancaman atau stressor.
2. Sindrom Adaptasi Menyeluruh
Hans Selye (1976) menciptakan istilah sindrom adaptasi menyeluruh. Selye
mengamati serangkaian perubahan dalam sejumlah organisme yang beradaptasi
terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan. Lyon (2012) mengistilahkan reaksi
tubuh terhadap sumber stres sebagai variable terikat atau hasil. Hasil stres itu
bersumber dari dalam diri individu (Staal, 2004). Hasil stres itupun meliputi
perubahan kondisi psikis, emosional, dan psikologis. Rangkaian ini dinamakan
General Adaptation Syndrome yang terdiri dari 3 tahap :
a) Tahap Alarm (Tanda Bahaya)
Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang diberikan oleh
lingkungannya dan mulai mempercayainya sebagai ancaman.
b) Tahap Resistance (Perlawanan)
Organisme mengarahkan segala sumber-sumber yang dimilikinya
untuk mampu menghadapi tuntutan. Jika tuntutan itu berlangsung lama
maka sumber-sumber penyesuaian ini mulai habis.
c) Tahap Exhaustion (Kehabisan Tenaga)
Jika reaksi badan tidak cukup, berlebihan atau salah, maka reaksi
badan tersebut dapat menimbulkan sakit.
B. Macam-macam Stressor
1. Post Traumatics Stress Disorder (PTSD)
a) Pelecehan seksual masa kanak-kanak, perkosaan, kerusuhan, dan hal serupa
lainnya.
b) Meski tidak berdampak pada PTSD jangka panjang, stressful tetap dapat
berdampak buruk pada keberfungsian fisik dan psikologis.
2. Efek Jangka Panjang Pengalaman Awal Kehidupan
a) Keluarga berisiko.
b) Buruknya sistem regulasi stres, poor health habits.
Daftar Pustaka
Maryam, Siti. (2016). Stres Keluarga: Model dan Pengukurannya. Jurnal Psikoislamedia,
1(2), 335-343.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2014). Psikologi Abnormal Di Dunia Yang Terus
Berubah. Jakarta: Erlangga.
Tua, Nasib Lumban G. (2016). Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin
Psikologi, 24(1), 1-11.