Anda di halaman 1dari 17

Kel6

PATOFISIOLOGI CA MAMMAE,
KEGAWATAN, DAN PENATALAKSANAAN
DI RUMAH SAKIT

Nikhmatul Khasanah (108118001)


Ainaya Fatikhaturrohmah (108118003)
Selly Nika Ivada (108118010)
PATOFISIOLOGI

terjadi ketika sejumlah sel didalam payudara tumbuh dan berkembang secara tidak terkendali atau hiperplasia
sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Kumpulan dari sel-sel abnormal ini disebut tumor, namun tidak
semua tumor disebut kanker. Tumor yang tidak menyebar dan tidak mengancam nyawa disebut tumor jinak,
sedangkan tumor yang menyebar diseluruh tubuh dan mengancam nyawa disebut tumor ganas atau kanker .
• Sel normal dapat menjadi kanker melalui suatu proses rumit yang disebut transformasi, terdiri dari :
1.Tahap inisiasi
Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang memancing sel menjadi ganas.

2. Tahap promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas

3. Fase Metastasis
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui limfe dan melalui darah
PATOFISIOLOGI

Sedangkan menurut (Irianto, 2015) patofisiologi Ca Mamae :


Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
1. Perubahan pertama, adalah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas, masa fertilitas, dsampai
klimakterium dan menopause
2. Perubahan kedua, perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke 8 haid ,payudara jadi lebih besar dan
pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi perbesaran maksimal
3. Perubahan ketiga terjadi masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara Menjadi besar karena epitel
duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dan
hipofise anterior memicu
Kanker payudara berasal dari jaringan epitelia dan paling sering terjadi hiperflasia sel-sel dengan perkembangan
sel-sel atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat
teraba ( diameter 1 cm).
PATOFISIOLOGI

Pertumbuhan dimulai didalam duktus atau kelenjar lobulus yang disebut karsinoma non invasif. Kemudian tumor
menerobos keluar dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma , yang dikenal dengan
nama karsinoma invasif.
Pada pertumbuhan selanjutnya tumor meluas menuju fasia otot pektoralis atau daerah kulityang menimbulkan
perlengketan-perlengketan.
Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh dikelenjar getah bening sehingga
kelenjar getah bening aksiler ataupun supraklavikuler membersar
Kemudian melalui pembukuh darah, tumor menyebar ke organ jauh antara lain paru , hati, tulang dan otak

Diduga penyebab terjadinya kanker payudara tidak terlepas dari menurunnya atau mutasi dari aktifitas gen T Supresor atau p53.
Penelitian tentang gen p53 pada kanker payudara adalah ditemukan pada insisi jaringan dengan menggunakan parafin yang tertanam
di jaringan. Terbukti bahwa gen supresor p53 pada penderita kanker payudara telah mengalami mutasi sehingga tidak bekerja
sebagaimana fungsinya. Mutasi dari p53 menyebabkan terjadinya penurunan mekanisme apoptosis sel.
Hal inilah yang menyebabkan munculnya neoplasma pada tubuh dan pertumbuhan sel yang menjadi tidak terkendali.
Stadium Ca Mamae menurut CancerHelps, (2010) :

a) Stadium 0 : Kanker insitu dimana sel-sel kanker berada


pada tempatnya didalam payudara yang normal

b) Stadium I : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa


keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit
dan otot pektoralis.
Stadium Ca Mamae menurut CancerHelps, (2010) :

C. Stadium II a : Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan


keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau
tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Stadium Ca Mamae menurut CancerHelps, (2010) :

D. Stadium II b : Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan


keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau
tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Stadium Ca Mamae menurut CancerHelps, (2010) :

 
E. Stadium III a : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan
keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
Stadium Ca Mamae menurut CancerHelps, (2010) :

 F. Stadium III b : Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan


keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh
berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke
infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau
dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan


pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara.
Stadium Ca Mamae menurut CancerHelps, (2010) :

 G. Stadium III C : Ukuran tumor bisa berapa saja dan


terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral,
atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar
limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar,
atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
Stadium Ca Mamae menurut CancerHelps, (2010) :

H. Stadium IV : Tumor yang mengalami metastasis jauh,


yaitu tulang, paru-paru, liver atau tulang rusak
KEGAWATAN PD PASIEN CA
MAMAE

Kegawatan pada Ca Mammae menurut Sinta, (2020) :

yang sering ditemukan pada pasien kanker payudara yaitu apabilan kanker sudah mengalami metastase jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk
metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati
Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke
paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi
sensori.
KEGAWATAN PD PASIEN CA
MAMAE

Sedangkan menurut Halodoc, (2019) metastasis pada kanker payudara yang menyebabkan kegawatan pada pasien :

1. Metastasis ke tulang
Penyebaran sel kanker ke bagian tulang ini bisa membuat pengidapnya merasakan nyeri tulang, tulang menjadi lemah
dan mudah patah, hingga kelumpuhan
tingginya kadar kalsium di dalam plasma darah yang ditandai dengan munculnya rasa mual, mudah mengantuk,
hilangnya nafsu makan, rasa haus, dan sembelit.
2. Metastasis ke paru-paru
Gejalanya, umumnya sesak napas, efusi pleura (penumpukan cairan di lapisan paruparu), batuk berkepanjangan, dan
nyeri dada.
3. Metastasis ke kelenjar getah bening
Gejala yang ditimbulkan, antara lain adanya benjolan pada ketiak atau area tulang selangka.
Penatalaksanaan Kegawatan pasien
Ca Mamae Secara Paliatif

1. Penatalaksanaan kegawatan dengan perawatan paliatif

a. Untuk mengatasi sesak napas, gagal nafas, atau terjadi infeksi pada paru-paru
Tujuan yang diharapkan adalah pasien mampu menunjukkan keefektifan pola nafas selama perawatan.

b. Penanganan perdarahan
Penggunaan antibitik juga tetap dipertimbangkan untuk mengurangi aktivitas bakteri pada luka kanker yang mana
dapat memicu perdarahan

c. Mengatasi dampak psikologis


Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak psikologis pada penderita kanker berupa dukungan
dan konseling dari berbagai profesi seperti psikolog, pekerja sosial medik, dan konselor berduka (Bergstrom, 2011).
Penatalaksanaan Kegawatan pasien
Ca Mamae Secara Medis
2. Terapi penanganan secara medis untuk Ca Mammae
Menurut Willy, (2018) penanganan Ca Mammae yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi dilakukan untuk mengangkat tumor yang tidak terlalu besar beserta sebagian kecil jaringan sehat di
sekitarnya.

b. Bedah Mastektomi
Pilihan prosedur bedah yang lain adalah mastektomi, yaitu bedah yang dilakukan oleh dokter bedah onkologi untuk
mengangkat seluruh jaringan di payudara

c. Bedah Pengangkatan Kelenjar Getah Bening


Pengangkatan kelenjar getah bening dapat dilakukan bersamaan dengan operasi pengangkatan tumor di payudara, atau
dilakukan secara terpisah

d. Radioterapi
radioterapi pada payudara setelah mastektomi, untuk kasus kanker payudara yang lebih besar dan telah menyebar ke
kelenjar getah bening.
Penatalaksanaan Kegawatan pasien
Ca Mamae Secara Medis

e. Terapi Hormon
Pada kasus kanker yang dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron, dokter bisa menyarankan pasien menggunakan
penghambat estrogen, seperti tamoxifen. Obat ini bisa diberikan pada pasien selama 5 tahun. Sedangkan obat
penghambat aromatase, seperti anastrozole, letrozole, dan exemestane, diresepkan dokter untuk menghambat produksi
hormon estrogen pada wanita yang telah melewati masa menopause

f. Kemoterapi
Kemoterapi yang dilakukan setelah bedah bertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal saat
prosedur bedah, atau sel kanker sudah menyebar namun tidak terlihat meski dengan tes pemindaian

g. Terapi Target
Terapi lain untuk pasien kanker payudara adalah terapi target. Terapi ini menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel
kanker, tanpa merusak selsel yang sehatbertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal saat prosedur
bedah, atau sel kanker sudah menyebar namun tidak terlihat meski dengan tes pemindaian
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai