Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH SKIN CARE DAN GEL ALOEVERA TERHADAP

PENYEMBUHAN LUKA SCABIES PADA REMAJA DI


PONDOK PESANTREN AZIZIYYAH NGALIYAN

Nurul Aqidah *), Asti Nuraeni**), Mamat Supriyono***)

*) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang


**) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***) Epidemiolog Kesehatan DKK Semarang

ABSTRAK

Di Indonesia prevalensi scabies pada tahun 2013 yaitu sebanyak 3,9 – 6 kasus.
Scabies lebih sering muncul di pesantren dikarenakan pesantren merupakan daerah
yang padat hunian. Upaya untuk menangani luka scabies yaitu dapat dilakukan
dengan cara memberikan skin care dan gel aloevera. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh skin care dan gel aloevera terhadap penyembuhan luka scabies
pada remaja di pondok pesantren Aziziyyah Ngaliyan. Rancangan penelitian ini
menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pretest-posttest with
control group. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 36 responden dengan
tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Marginal Homogeinity dan dilanjutkan dengan uji beda Mann-
Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skin care dan gel aloevera terbukti
berpengaruh terhadap penyembuhan luka scabies dengan p value 0,001. Berdasarkan
observasi pada kelompok intervensi sebelum diberikan skin care dan gel aloevera
terdapat 16 responden dalam tahap penyembuhan luka tidak sembuh dan 2 responden
sembuh tidak sempurna. Setelah diberikan skin care dan gel aloevera 17 responden
sembuh sempurna dan 1 responden sembuh tidak sempurna. Sedangkan kelompok
kontrol pada pretest 14 responden tidak sembuh dan 4 responden sembuh tidak
sempurna dan pada pengukuran posttest 14 responden tidak sembuh dan 4 responden
sembuh tidak sempurna. Hasil analisis dengan uji Mann-Whitney menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap penyembuhan luka scabies pada
remaja antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di pondok pesantren
Aziziyyah Ngaliyan dengan p value 0,001. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah
agar skin care dan gel aloevera dapat diaplikasikan sebagai intervensi keperawatan
mandiri untuk membantu tahap penyembuhan luka scabies.

Kata kunci : Scabies, Pesantren, skin care dan gel aloevera

Pengaruh skin care dan gel aloevera... (Nurul Aqidah, Asti Nuraeni, Mamat S.) | 1
ABSTRACT

In Indonesia,the scabies prevalence in 2013 was as many as 3,9 – 6 cases. Scabies


frequently appears in Islamic Boarding School since it is a crowded area. The effort
to overcome scabies can be done by applying skin care and aloevera gel. This
research aims to find out the effect of skin care and aloevera gel toward scabies
recovery for teenagers in Aziziyyah Islamic Boarding School Ngaliyan. The research
used quasy experimental and the research design pretest-posttest with control group.
The number of samples in this research was 36 respondents using total sampling
technique. The statistical test used was Marginal Homogeinity and continued with
different test Mann-Whitney. The result of this study showed that skin care and
aloevera gel were proven to affect scabies recovery with the p value 0,001. Based on
observations on the intervention group before skin care dan aloevera gel were given,
there were 16 respondents in the unrecovery stage and 2 respondents recovered
imperfectly. After skin care and aloevera gel were applied, 17 respondents were
recovered perfectly and 1 respondent recovered imperfectly. Whereas in the control
group, there were 14 respondents in pretest who were not recovered and 4
respondents recovered imperfectly and 14 respondents in posttest who were not
recovered and 4 respondents recovered imperfectly. An analysis result using Mann-
Whitney test showed that there was a significant difference on the intervention and
control groups in Aziziyyah Islamic Boarding School Ngaliyan with p value 0,001.
The recommendation of this research is to apply skin care and aloevera gel as an
independent nursing intervention to help the recovery stage of scabies.
.

Key words : Scabies, Islamic Boarding School, Skin Care and Aloevera Gel

PENDAHULUAN Dampak dari scabies antara lain


munculnya gangguan fisik seperti
gangguan pada kulit yang berupa
Scabies merupakan infeksi parasitik pustula yang disebabkan oleh garukan
pada kulit yang disebabkan oleh sehingga timbul infeksi sekunder.
tungau yang dapat menular dengan Dampak lain yang muncul adalah
cara kontak langsung dari kulit ke adanya gangguan psikososial, yaitu
kulit ataupun secara tidak langsung terganggunya kebutuhan akan rasa
seperti kontak dengan benda yang nyaman yang disebabkan oleh rasa
terkontaminasi dengan tungau. Selain gatal yang selalu muncul terutama
itu dapat juga ditularkan melalui pada malam hari sehingga akan
hubungan seksual. Scabies apabila mengganggu aktivitas dan juga
sudah menginfeksi manusia, maka terisolasi dari lingkungan yang pada
akan menimbulkan berbagai dampak akhirnya akan mengakibatkan
pada kulit (Stanhope & Knollmueller, terjadinya penurunan produktivitas
2010, hlm.494-495). sehingga menimbulkan masalah
ekonomi, yaitu segala aktivitas
(bekerja) menjadi tidak diterima oleh
lingkungan dan akibatnya penghasilan pelindung diri untuk menutupi organ
menjadi berkurang (Siregar, 2014, yang luka karena scabies (Black &
hlm.166). Hawks, 2014, hlm.774).

Data dari DEPKES RI (2013) Penelitian perawatan perawatan kulit


menyebutkan prevalensi scabies di sebelumnya telah dilakukan oleh
Indonesia yaitu 3,9 – 6 %. Prevalensi Alfiyanti (2012) tentang pengaruh
scabies di Indonesia sekarang ini perawatan kulit berdasarkan skor
sudah cukup menurun dari tahun ke Skala Braden Q terhadap kejadian
tahun, terlihat dari data prevalensi luka tekan anak di Pediatric Intensive
tahun 2008 sebesar 5,60%-12,96%, Care Unit (PICU) RS Tugurejo dan
dan prevalensi tahun 2009 sebesar 4,9- RS Roemani Semarang, dengan design
12, 95 % (Ediasari, 2016, hlm.2). penelitian kuasi eksperimen dengan
Sedangkan prevalensi scabies di Jawa post test only design with control
Tengah berdasarkan data yang group. Hasil penelitian secara statistik
terdapat di Dinas Kesehatan Provinsi tidak ada pengaruh antara perawatan
Jawa Tengah Tahun 2011, kejadian kulit berdasarkan skor Skala Braden Q
skabies di 20 puskesmas menunjukkan dengan kejadian luka tekan anak di
bahwa kejadian terbanyak terdapat di PICU RS. Tugurejo dan RS. Roemani
daerah Cilacap dengan jumlah 46,8% Semarang (p=0,60; α=0,05). Trend
kasus, urutan kedua di daerah analysis dengan pendekatan kualitatif
Bukateja dengan jumlah 34,2% kasus menunjukkan perawatan kulit
dan urutan ketiga di daerah Semarang berdasarkan skor Skala Braden Q
dengan jumlah 19% kasus (Putri, efektif untuk mencegah luka tekan dan
2016, hlm.1). kerusakan kulit lebih lanjut.

Peran perawat dalam tatanan Penelitian tentang perawatan kulit


komunitas yang sesuai dengan lainnya yang telah diteliti oleh Lestari,
penelitian ini adalah sebagai care Sugiharto, dan Rohmah (2012)
provider, dan advocate (Helvie, 1998; dengan judul efektifitas perawatan
Hitchcock, Schubert & Thomas, 1999, kulit dengan minyak kelapa terhadap
dalam Achjar, 2011, hlm.41). Sebagai pencegahan iritasi daerah perianal
care provider dan advocate perawat pada infant dengan diare di ruang
berperan dalam penanganan skin care, Aster RSD dr. Soebandi Jember,
seperti peran preventif yaitu desain penelitian yang digunakan
mengajarkan klien untuk menghargai adalah quasi eksperimen dengan
peran penting kulit dan menganjurkan kelompok control. Hasil penelitian
merawat kulit, peran promotif yaitu menunjukkan bahwa kelompok
dengan mempertahankan tetap sehat, perlakuan 80% tidak memiliki iritasi
peran kuratif yaitu memberikan perianal, sementara kelompok kontrol
perawatan kulit yang terkena scabies sebagian besar iritasi dengan jumlah
dengan skin care dan memberikan gel 60%. Hasil uji analisis chi square
aloevera, peran rehabilitatatif yaitu dengan spss 17 yaitu perbandingan
penderita scabies memanfaatkan alat (P= 0,025) lebih kecil dari tingkat
signifikansi α=0,05 (0,000< 0,05), penelitian deskriftif kuantitatif atau
maka kesimpulannya adalah eksperimen laboratorium dengan
perawatan perianal dengan minyak menggunakan Rancangan Acak
kelapa efektif terhadap pencegahan Lengkap ( RAL ) dengan 4 perlakuan
iritasi daerah perianal pada infant usia 3 kali ulangan serta menggunakan
0–1 thn dengan diare di Ruang Aster analisis ragam dengan uji F pada taraf
RSD dr. Soebandi Jember. 1%. Dari hasil analisis sidik ragam
dan uji F menunjukkan bahwa daun
Gambaran dari skin care disini adalah lidah buaya mampu menghambat
dengan cara membasuh tubuh yang secara signifikan terhadap
terkena scabies menggunakan air pertumbuhan bakteri (P>1%). Pada
bersih dan sabun, tetapi tidak konsentrasi 0%, 25%, 30%, dan 35%
disarankan menggunakan air panas menunjukkan daya hambat sebesar 0
atau hangat karena dapat membuat mm 1,36 mm, 1,6 mm, dan 0,94 mm.
kulit menjadi kering dan menimbulkan
gatal). Cara tersebut dilakukan Penelitian lain yang dilakukan oleh
sebelum diberikan gel aloevera Widiawati (2014) tentang perbedaan
(Muttaqin & Sari, 2011, hlm.152). hasil penyembuhan kulit wajah
berjerawat antara masker lidah buaya
Aloevera pada hakikatnya merupakan dengan masker non lidah buaya.
tanaman alami berbasis herbal, yang Metode pengumpulan data
dapat digunakan sebagai obat atau menggunakan observasi dengan
sebagai bagian dari asuhan sampel sebanyak 30 responden.
keperawatan kesehatan komunitas Berdasarkan hasil analisis data
secara holistik yang meliputi terdapat perbedaan jenis masker
kebutuhan (bio-psiko-sosio-kultural- terhadap pori-pori wajah dengan
spiritual) dengan memanfaatkan P=0,00 (<0,05) dan F hitung 13,325,
potensi sumber daya alam yang jerawat mengempis dengan P=0,00
tersedia pada komunitas sebagai upaya (<0,05) dan F hitung 20,507, jerawat
preventif, promotif tanpa mengabaikan mengering dengan P=0,00 (<0,05) dan
upaya kuratif dan rehabilitative F hitung 28,422, jerawat berubah
(Purwanto, 2013, hlm.69). menjadi kulit mati dan terangkat
dengan P=0,00 dan F hitung 15,063,
Penelitian aloevera sebelumnya telah kecerahan kulit dengan P=0,00 (<0,05)
dilakukan oleh Natsir (2013) dengan dan F hitung 22,021, dan kesembuhan
judul pengaruh daun lidah buaya jerawat dengan P=0,00 (<0,05) dan F
(aloevera) sebagai penghambat hitung 15,258. Tidak terdapat
pertumbuhan bakteri staphylococcus perbedaan jenis masker terhadap
aureus. Sampel penelitian diambil produksi minyak dengan P=0,057
secara purposive sampling yaitu (>0,05) dan F hitung 3,198. Dari
dengan mengambil sebanyak 100 analisis diatas dapat disimpulkan
gram bakteri Staphylococcus aureus bahwa terdapat perbedaan hasil
dari jumlah populasi yang ada. Tipe penyembuhan kulit wajah berjerawat
penelitian yang digunakan adalah antara masker lidah buaya dengan

4 | Jurnal Keperawatan dan Kebidanan


masker non peniliti tertarik perlakuan pesantren
lidah buaya untuk dilakukan Aziziyyah
pada semua melakukan berdasarkan Ngaliyan yang
indikator penelitian acak atau menderita
kecuali dengan judul random. scabies pasien.
produksi “Pengaruh skin Kemudian
minyak. care dan gel dilakukan Teknik
aloevera pretest pada pengambilan
Studi terhadap kedua sampel dalam
pendahuluan penyembuhan kelompok penelitian ini
yang dilakukan luka scabies tersebut, dan adalah total
pada santri di pada remaja di diikuti sampling yaitu
pondok pondok intervensi pada teknik
pesantren pesantren kelompok penentuan
Aziziyyah Aziziyyah eksperimen. sampel dengan
Ngaliyan pada Ngaliyan” Setelah mengambil
tanggal 2 beberapa waktu seluruh
Desember METODE dilakukan anggota
2016 PENELITIAN postest pada populasi
didapatkan Desain kedua sebagai
data jumlah penelitian ini kelompok responden atau
santri 119 dan menggunakan tersebut sampel (Ariani,
yang Quasi (Notoatmodjo, 2014, hlm.64).
mengalami Eksperimen, 2012, hlm.58).
gangguan pada dengan Penelitian ini
kulit (scabies) rancangan Populasi dalam dilaksanakan
adalah pretest-posttest penelitian di pondok
36 santri. Data with control adalah semua pesantren
lain didapatkan group santri remaja di Aziziyyah
dari pengurus (rancangan pondok Ngaliyan pada
pesantren pretes-postest bulan April
bahwa belum dengan 2017. Jumlah
pernah kelompok sampel yang
dilakukan kontrol). Dalam diperoleh pada
penanganan rancangan ini penelitian ini
terhadap dilakukan sebamyak 36
scabies dengan randomisasi, responden,
skin care dan artinya dengan
gel aloevera. pengelompokan perincian 18
anggota- responden
Berdasarkan anggota sebagai
studi kelompok kelompok
pendahuluan kontrol dan intervensi dan
diatas maka kelompok 18 responden

Pengaruh skin care dan gel aloevera... (Nurul Aqidah, Asti Nuraeni, Mamat S.) | 5
sebagai intervensi dan 2013, hlm.81). HASIL DAN
kelompok karakteristik PEMBAHASA
kontrol. responden N
berdasarkan 1. Distribusi
Alat tahap frekuensi
pengumpulan penyembuhan responden
data dalam luka scabies berdasarka
penelitian ini pada n jenis
berupa kelompok kelamin
lembar kontrol. dapat
observasi dilihat di
yang dibuat Analisis tabel 1.
oleh peneliti bivariat
sendiri digunakan Tabel 1
dengan untuk Distribusi frekuensi responden
berpedoman membuktikan berdasarkan jenis kelamin
pada teks hipotesa remaja di pondok pesantren
book penelitian Aziziyyah Ngaliyan yang
patofisiologi yaitu skin mengalami scabies, April 2017
penyembuhan care dan gel (n=36)
luka. aloevera
berpengaruh Jenis kelamin Frekuensi
Analisis terhadap Perempuan
univariat pada penyembuhan Laki-laki
penelitian ini luka scabies Total
adalah jenis pada remaja di
kelamin, pondok
frekuensi pesantren Berdasar pondok
responden Aziziyyah kan pesantren
berdasarkan Ngaliyan. Uji tabel 1 Aziziyyah
tahap yang dapat Ngaliyan
penyembuhan digunakan diketahu diketahui
luka scabies yaitu uji i hasil bahwa
sebelum dan Marginal distribus semua
sesudah Homogeiniti. i remaja
diberikan Sedangkan frekuens yang
skin care dan untuk uji beda i mengala
gel aloevera menggunakan responde mi
pada uji n remaja scabies
kelompok independent t- yang berjenis
mengala kelamin
test jika data menggunkan
mi perempua
normal dan uji mann
scabies n dengan
jika data tidak withney test
di jumlah 36
normal (Sugiyono,

6 | Jurnal Keperawatan dan Kebidanan


respond laki pada prevale
en sehingga remaj nsi
(100%), kejadian a scabies
sedangk scabies wanit yang
an a tinggi
untuk lebih umumn
laki-laki tinggi. ya
tidak Fakto ditemu
ada r kan di
respond terjadi lingkun
en nya gan
(0%): scabie dengan
s kepadat
Kejadia diseba an
n bkan penghu
scabies oleh ni dan
pada kepad kontak
umumn atan interper
ya hunia sonal
terjadi n dan tinggi
pada intera seperti
laki-laki ksi pondok
dikaren atau pesantr
akan konta en
laki-laki k fisik (Wijay
kurang antar anti,
menjag indivi 2016,
a du hlm.13
kebersi yang 8).
han, memu
namun dahka 2. Distribusi
pada n frekuensi
peneliti trans responden
an ini misi berdasark
penghu dan an tahap
ni infest penyembu
pesantre asi han luka
n lebih tunga scabies
banyak u sebelum
peremp scabie dan
uan s. sesudah
dibandi Oleh diberikan
ngkan karen skin care
laki- a itu, dan gel

Pengaruh skin care dan gel aloevera... (Nurul Aqidah, Asti Nuraeni, Mamat S.) | 7
aloever intervensi
a pada dapat
kelompo dilihat di
k tabel 2.

Tabel 2
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan tahap
penyembuhan luka scabies
sebelum dan sesudah
diberikan skin care dan gel
aloevera pada remaja di
pondok pesantren Aziziyyah
Ngaliyan, April 2017 (n=36)

8 | Jurnal Keperawatan dan Kebidanan


Tahap penyembuhan Sebelum intervensi Sesudah intervensi
luka f Persentase (%) f Persentase
(%)

Tidak sembuh 16 88,9 0 0,0


Sembuh tidak sempurna 2 11,1 1 5,6
Sembuh sempurna 0 0,0 17 94,4
Total 18 100,0 18 100,0

Berdasarkan tabel 2 diketahui mempengaruhi penyembuhan


hasil penelitian dengan frekuensi luka.
responden berdasarkan tahap
penyembuhan luka scabies Gel aloevera adalah gel yang
sebelum diberikan skin care dan terkandung dalam tanaman herbal
gel aloevera terbanyak adalah aloevera yang berwarna putih dan
tahap penyembuhan luka dengan transparan yang mempunyai
kategori tidak sembuh yaitu kandungan zat seperti saponin,
dengan jumlah 16 responden anthraquinon, anthrax nol,
(88,9%). Pada tahap sembuh tidak aloeemodin, anthracenesinamat,
sempurna berjumlah 2 responden asam krisophanat, eteraloin
(11,1%). Sedangkan sesudah resistanol, asam amino, enzim
diberikan skin care dan gel oksidase, katalase, lipase, mineral,
aloevera sebanyak 17 responden dan hormon (Purwanto, 2013,
(94,4%) mengalami peningkatan hlm.165). Sehingga dapat
pada tahap penyembuhan luka digunakan sebagai obat seperti
menjadi sembuh sempurna dan 1 antibiotik, antiseptik, antibakteri,
responden (5,6%) sembuh tidak antivirus, antiinfeksi,
sempurna. antiinflamasi, dan mempercepat
proses penyembuhan luka
Hasil di atas menunjukkan bahwa (Wirakusumah, 2013, hlm.56;
setelah diberikan skin care dan Priyoto & Widyastuti, 2014,
gel aloevera tahap penyembuhan hlm.17).
luka meningkat, hal tersebut
sesuai dengan penelitian terkait 3. Hasil uji Marginal Homogenity
dan juga teori yang menunjukkan pada kelompok intervensi
bahwa gel aloevera dapat
Tabel 3
Pengaruh skin care dan gel aloevera terhadap penyembuhan luka scabies
pada remaja pada kelompok intervensi di pondok pesantren Aziziyyah
Ngaliyan, April 2017 (n=18)
Kelompok n Mean SD Min Max P value
intervensi
Pretest 18 11,8333 1,29479 10,00 14,00 0,001
Posttest 19,1111 1,36722 15,00 20,00

Berdasarkan tabel 3 hasil uji pemakaian gel aloevera,


analisis yang telah dilakukan dikarenakan gel aloevera
dengan menggunakan uji mempunyai kandungan saponin
Marginal Homogenity test pada yang dapat digunakan untuk
responden diperoleh hasil nilai p melawan bakteri dan sebagai
0,001 (≤ 0,05), Mean pada antibiotic. Tanaman ini
pretest 11,8333 dan Mean pada bermanfaat sebagai bahan baku,
posttest 19,1111 maka Ha industri farmasi dan kosmetik,
diterima sehingga ada pengaruh serta sebagai bahan baku makanan
skin care dan gel aloevera dan minuman kesehatan, dan obat-
terhadap penyembuhan luka obatan yang tidak mengandung
scabies pada remaja. bahan pengawet kimia (Sujudi,
2011, hlm.110).
Penatalaksanaan yang dapat
dilakukan untuk menyembuhkan 4. Hasil uji Marginal Homogenity
luka salah satunya yaitu dengan pada kelompok kontrol

Tabel 4
Pengukuiran pre dan post terhadap tahap penyembuhan luka scabies pada remaja
pada kelompok kontrol di pondok pesantren Aziziyyah Ngaliyan, April 2017
(n=18)
Kelompok kontrol n Mean SD Min Max P
value
Pre 18 12,1667 1,75734 10,00 16,00 0,180
Post 12,3333 1,60880 10,00 16,00

Berdasarkan tabel 4, hasil uji 12,3333 maka Ha ditolak


analisis yang telah dilakukan
dengan menggunakan uji
Marginal Homogenity test pada
responden diperoleh nilai p 0,180
(> 0,05), Mean pada pretest
12,1667 dan Mean pada
posttest
sehingga tidak ada pengaruh
terhadap penyembuhan luka
scabies pada remaja.

5. Hasil uji beda Mann-Whitney


pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol
Tabel 5
Uji beda kelompok intervensi dan kelompok kontrol terhadap
penyembuhan luka scabies pada remaja di pondok pesantren
Aziziyyah Ngaliyan, April 2017 (n=36)
Variabel n Mean Rank Sum of Ranks P value
Pre-post test intervensi 18 27,50 495,00 0,001
Pre-post test kontrol 18 9,50 171,00

Berdasarkan tabel 5 dengan uji di jaringan berkurang, luka


beda Mann-Whitney didapatkan mengering dan menutup, luka
hasil analisis data pada pemberian menutup dengan baik, terlepasnya
skin care dan gel aloevera epitel fungsional yang menutupi
terhadap tahap penyembuhan luka luka (Black & Hawks, 2014,
scabies didapatkan data pada hlm.385).
kelompok pre-post kontrol nilai
Mean Rank 9,50 dan nilai Sum of Berdasarkan teori dan hasil
Ranks 171,00. Sedangkan pada penelitian yang sudah dilakukan
kelompok pre-post intervensi sebelumnya, diketahui bahwa skin
hasil Mean Rank 27,50 dan nilai care dan aloevera efektif untuk
Sum of Ranks 495,00 dengan nilai meningkatkan penyembuhan luka
p value 0,001 artinya ada scabies. Didapatkan hasil nilai p=
perbedaan yang signifikan 0,001 (≤ 0,05) maka artinya ada
terhadap penyembuhan luka pengaruh yang signifikan skin
scabies pada remaja antara care dan gel aloevera terhadap
kelompok intervensi dan penyembuhan luka scabies pada
kelompok kontrol di pondok remaja di pondok pesantren
pesantren Aziziyyah Ngaliyan. Aziziyyah Ngaliyan.

Scabies dapat mengakibatkan luka SIMPULAN


pada kulit akibat garukan yang Berdasarkan hasil penelitian di atas
dilakukan terus menerus. Tahap dapat disimpulkan bahwa hasil uji
penyembuhan luka scabies dapat statistik menggunakan uji Marginal
dimulai dari tidak keluarnya Homogenity didapatkan p-value 0,001,
cairan dari luka, terjadinya maka dapat disimpulkan bahwa ada
granulasi (pertumbuhan sel-sel pengaruh skin care dan gel aloevera
baru), kulit luka mengkerut, terhadap penyembuhan luka scabies
terbentuknya jaringan kolagen pada remaja di pondok pesantren
yang membentuk luka, epitel Aziziyyah Ngaliyan
saling menyentuh dan menutup
seluruh permukaan luka, terdapat
jaringan parut, warna kemerahan
SARAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
peneliti menyarankan Achjar, K.A.H. (2011). Asuhan
1. Bagi Institusi Pelayanan keperawatan komunitas teori
Kesehatan dan praktik. Jakarta: EGC
Pesantren dapat menanam
aloevera karena perawatan Alfiyanti, D. (2012). Pengaruh

tanaman aloevera yang mudah perawatan kulit berdasarkan


dan penggunaan skin care dan gel skor Skala Braden
aloevera dapat diaplikasikan Q terhadap kejadian
sebagai intervensi keperawatan luka tekan anak di Pediatric
mandiri untuk membantu tahap Intensive Care Unit
penyembuhan luka scabies. (PICU) RS Tugurejo
dan RS Roemani Semarang.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan http://download.portalgaruda.
Skin care dan gel aloevera dapat org/article.php?article=4462
dijadikan sebagai salah satu &val=426 diperoleh tanggal
alternatif terapi untuk 20 Desember 2016
keperawatan dan dapat dijadikan
sebagai referensi dalam proses Amajida, F.R., & Sungkar, S. (2014).
pembelajaran tentang metode Prevalensi skabies dan
penyembuhan luka scabies. faktor-faktor
yang
3. Bagi peneliti selanjutnya berhubungan di pesantren X,
Peneliti selanjutnya yang akan Jakarta Timur.
melakukan penelitian riset http://journal.ui.ac.id/index.p
keperawatan tentang scabies hp/eJKI/article/viewFile/3177
diharapkan dapat memberikan /3401 diperoleh tanggal 30
tambahan variabel lain contohnya Mei 2017
mengaplikasikan tanaman herbal
lain dan edukasi hidup bersih Aminanto, S. (2015). Efektivitas gel
untuk mempercepat penyembuhan aloevera sebagai
luka scabies. Selain itu, peneliti primary dressing
selanjutnya lebih memperhatikan pada luka diabetes melitus di
faktor-faktor perancu dan sebisa praktik perawatan luka
mungkin mampu mengendalikan indaryati sleman
faktor-faktor perancu tersebut Yogyakarta.
sehingga dapat diketahui apakah http://opac.unisayogya.ac.id2
penyembuhan luka scabies pada 311Naskah%20Publikasidocx
responden terjadi karena .pdf diperoleh tanggal 14 Juni
intervensi yang diberikan atau 2017
karena faktor perancu.
Ariani, A.P. (2014). Aplikasi
metodologi penelitian kebidanan dan
kesehatan
reproduksi. Yogyakarta:
Nuha Medika Dharma, K.K. (2012). Metodologi
penelitian keperawatan.
Arisanty, I.P. (2013). Manajemen Jakarta: CV. Trans Info
perawatan luka: konsep
dasar. Jakarta: EGC

Aryani, R., et al. (2009). Prosedur


klinik keperawatan pada
mata ajar kebutuhan dasar
manusia. Jakarta: Trans Info
Media

Bandiyah, S. (2013). Keterampilan


dasar dalam keperawatan
(kddk). Yogyakarta: Nuha
Medika

Baur, B., Sarkar, J., Manna, N., &


Bandyopadhyay, L. (2013).
The pattern of
dermatological disorders
among patients attending the
skin O.P.D of a tertiary care
hospital in Kolkata, India.
Journal of Dental and
Medical Sciences 3, 1-6

Black, M.J., & Hawks, J.H. (2014).


Keperawatan medikal bedah
manajemen klinis untuk hasil
yang diharapkan. Edisi 8.
Singapore: Elsevier

Dahlan, M.S. (2009). Penelitian


diagnostic: dasar-
dasar teoretis dan aplikasi
dengan program SPSS dan
stata. Jakarta: Salemba
Medika
Ediasari, V. (2016). Hubungan status Hidayat, A.A. (2009). Metode
gizi santri dan pesonal penelitian keperawatan dan
hygiene dengan kejadian teknik analisis data. Jakarta:
Skabies pada santri pondok Salemba Medika
pesantren Darussalam di
kabupaten Tebo tahun 2016. Isro’in, L., & Andarmoyo, S. (2012).
http://scholar.unand.ac.id/17 Personal hygiene konsep,
8 98/2/VIONA proses dan aplikasi praktik
%20EDIASARI keperawatan. Yogyakarta:
%20BAB%201.pdf diperoleh Graha Ilmu
tanggal 9 Januari 2017
Lestari, T., Sugiharto, S., & Rohmah,
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). N. (2012). Efektifitas
Keperawatan perawatan kulit dengan
minyak kelapa terhadap
kesehatan komunitas teori pencegahan iritasi daerah
dan praktik dalam perianal pada infant dengan
keperawatan. Jakarta: diare di ruang Aster RSD dr.
Salemba Medika Soebandi

Haedari, H., & Amin. (2007). Jember.


Transformasi Pesantren. http://digilib.unmuhjember.ac
Jakarta: Media Nusantara .id/files/disk1/54/umj-1x-
tinuktrile-2677-1-9tinuk.pdf
diperoleh tanggal 20 Maryunani, A. (2014). Perawatan luka
Desember 2016 seksio caesarea (sc) dan luka
kebidanan terkini (dengan
Mainur, L. (2015). Pengaruh ekstrak penekanan moist wound
lidah buaya topikal tehadap healing). Bogor: IN MEDIA
konsistensi, ketinggian, dan
pigmentasi skar Moenadjat, Y. (2009). Luka bakar
hipertrofik paska masalah dan tatalaksana.
luka bakar di Edisi 4. Jakarta: FKUI
poli bedah plastik
RSUD dr. Mubarak, W.I., & Chayatin, N. (2011).
Soetomo Surabaya. Ilmu keperawatan komunitas
http://repository.unair.ac.id/2 1: pengantar dan teori.
9521/1/FKP.%20N.%2010- Jakarta: Salemba Medika
16%20Mai%20p%20-
%20HALAMAN%20DEPA Muttaqin, A., & Sri, Kumala. (2011).
N.pdf diperoleh tanggal 31 Asuhan keperawatan
Mei 2017 gangguan sistem integument.
Jakarta: Salemba Medika
http://ejournal.unpatti.ac.id.
Natsir, N.A. (2013). Pengaruh daun Diperoleh tanggal 1
lidah buaya (aloevera) Desember 2016
sebagai penfghambat
pertumbuhan Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
bakteri penelitian kesehatan. Jakarta:
staphylococcus aureus. PT Asdi Mahasatya

Novita, Nuraini., & Wijayanti, R.A.


(2016). Faktor risiko
kejadian scabies di pondok
pesantren nurul islam jember
(scabies risk factors in
pondok pesantren Nurul
Islam Jember). Jurnal ilmiah
inovasi. 1. 2
https://publikasi.polije.ac.id/i
ndex.php/jii/article/view/299/
284 diperoleh tanggal 30 Mei
2017

Nugraha, A. & Rahayu, U. (2015).


Pengaruh pemberian
aloe vera pada
pasien luka bakar “studi
literatur”
https://www.researchgate.net/
publication/313651384_PEN
GARUH_PEMBERIAN_AL
OE_VERA_PADA_PASIEN
_LUKA_BAKAR_STUDI_L
ITERATUR diperoleh
tanggal 30 Mei 2017
Nursalam. (2013). Metodologi
penelitian ilmu keperawatan:
pendekatan praktis. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika

Octavia, L., Syatibi, I., Ali, M.,


Gunawan, R., & Hilmi, A.
(2014). Pendidikan karakter
berbasis tadisi pesantren.
Jakarta: Rumah Kitab
Onayemi, O., Isezuo, S.A., & Njoku, .pdf diperoleh tanggal 9
C.H. (2012). Prevalence of Januari 2017
different skin conditions in an
out patients’ setting in north- Raza, N., Qadir, S.N.R., Agna, H.
western (2009). Risk faktor for

Nigeria. International
Journal of Dermatology 44,
7–11

Pieter, H.Z., & Lubis, N.L. (2010).


Pengantar psikologi dalam
keperawatan. Jakarta:
Kencana

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010).


Fundamentals of nursing:
fundamental keperawatan.
Buku 3. Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika

Priyoto, & Widyastuti, T. (2014).


Pengobatan herbal untuk
penyakit ringan. Yogyakarta:
Graha Ilmu

Purwanto, B. (2013). Herbal dan


keperawatan komplementer
(teori, praktik, hokum dalam
asuhan

keperawatan). Yogyakarta:
Nuha Medika

Putri, I.P. (2016). Hubungan antara


tingkat pengetahuan
santri dengan
perilaku pencegahan penyakit
skabies di pondok pesantren
Darut Taqwa
Bulusan Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/505
93/1/Intan_Pratama_NP_220
10112110053_LapKTI_Bab0
scabies among male soldier terabaikan: prevalensi,
in Pakistan: case-control tantangan dan pendidikan
study. Eastern sebagai solusi pencegahan.
Mediterranean Health http://www.google.com/url?s
Journal 15, 1-6 a=t&rct=j&q=&esrc=s&sour
ce=web&cd=7&ved=0ahUK
Riyanto, A. (2011). Aplikasi EwiKl6TDzYzUAhWMKY8
metodologi penelitian KHSRTCkgQFghYMAY&ur
bidang kesehatan. l=http%3A%2F%2Fjurnal.fki
Yogyakarta: Nuha Medika p.uns.ac.id%2Findex.php%2F
prosbio%2Farticle%2Fdownl
Ronny, P.H. (2010). Ilmu penyakit oad%2F3109%2F2145&usg=
kulit dan kelamin. Edisi 6. AFQjCNEkaOgfB2kR2N5et
Jakarta: Balai Penerbit CF3uA-S60iHIg diperoleh
FKUI tanggal 28 Mei 2017

Setiadi. (2013). Konsep dan praktik Siregar, R.S. (2014). Atlas berwarna
penulisan riset saripati penyakit kulit. Edisi
keperawatan. Edisi 2. 3. Jakarta: EGC
Yogyakarta: Graha Ilmu
Stanhope, M., & Jeanette, L. (2014).
Setyaningrum, Y.R. (2013). Skabies Foundations of nusing in the
penyakit kulit community : community
yang
oriented practice fourth Binarupa Aksara. Jakarta
edition. United Kingdom :
Elsevier. Sukmono, R. (2009). Mengatasi aneka
penyakit dengan terapi herbal.
Stanhope, M., & Knollmueller, R.N. Jakarta: Agromedia Pustaka
(2010). Praktek keperawatan Sulistyaningsih. (2011). Metodologi
kesehatan komunitas. Jakarta: kebidanan kuantitatif-
EGC kualitatif. Yogyakarta:
graham Ilmu
Sugiyono. (2013). Statistika untuk
penelitian. Bandung: Sumiati., Dinarti., Nurhaeni, H., &
Alfabeta Aryani, R. (2009). Kesehatan
jiwa remaja dan konseling.
. (2009). Metode penelitian Jakarta: Trans Info Media
kuantitatif kualitatif dan
R&D. bandung: Alfabeta Suyanto. (2009). Riset kebidanan:
metodologi riset
Sujudi, H. (2011). Buku ajar
mikrobiologi kedokteran.
keperawatan. Jakarta: Trans
Info Media

Wahjoedi, imam. (2008). Faktor


risiko kejadian
penyakit
skabies pada
pondok pesantren di
Kabupaten Kulon
Progo
Yogyakarta.
http://etd.repository.ugm.ac.i
d/index.php?
mod=penelitian_
detail&sub=PenelitianDetail
&act=view&typ=html&buk
u
_id=37781 diperoleh tanggal
30 Mei 2017

Widiawati, W. (2014). Perbedaan


hasil penyembuhan kulit
wajah berjerawat antara
masker lidah buaya dengan
masker non lidah buaya. e-
Journal. Volume 03 Nomer
01 Tahun 2014, Edisi
Yudisium Periode Februari
2014, hal 217-225 diperoleh
tanggal 1 Desember 2016

Wijaya, R.A. (2013). Formulasi krim


ekstrak lidah buaya (aloe
vera) sebagai alternatif
penyembuh luka bakar.
http://lib.unnes.ac.id/17852/
1/ 4350408023.pdf
diperoleh tanggal 31 Mei
2017

Wirakusumah, E.S. (2013). Jus sehat


buah dan sayuran. Jakarta:
Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai