Jl. Dr. Mohammad Ali, Komplek RSMH Palembang KM 3.5, Palembang, 30126, Indonesia
Email: achmadaffaier@gmail.com
Abstrak
Skabies adalah penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau ektoparasit Sarcoptes scabiei var. hominis.
Penyakit ini mudah menyebar melalui kontak langsung dan tidak langsung dan sering terjadi di daerah dengan
tingkat kepadatan hunian tinggi dan tingkat kebersihan yang rendah. Salah satu faktor risiko yang penting dalam
kejadian skabies adalah personal hygiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal
hygiene dengan kejadian skabies di panti asuhan Subulusalam dan panti asuhan Darul Aitam Palembang. Jenis
penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik korelasi dengan desain cross-sectional. Data diolah
dengan menggunakan program SPSS versi 23.0. Sampel pada penelitian ini merupakan anak-anak yang tinggal
di panti asuhan Subulusalam dan panti asuhan Darul Aitam Palembang yang sudah memenuhi kriteria inklusi.
Data pada penelitian ini diambil menggunakan kuesioner untuk personal hygiene, diagnosis klinis dengan
minimal dua positif dari empat gejala tanda kardinal dan anamnesis untuk skabies serta pemeriksaan fisik.
Prevalensi skabies ditemukan dengan persentase sebesar 38,7 % dan jumlah sampel dengan personal hygiene
buruk adalah 75,0%. Sampel yang mengikuti dalam penelitian ini adalah 93 sampel.Seluruh variabel
independen pada penelitian ini berhubungan secara signifikan dengan skabies (p<0,05). Hasil akhir analisis
multivariat menyatakan bahwa kebersihan kuku dan tangan merupakan faktor proteksi setelah berinteraksi satu
sama lain (p<0,05). Terdapat hubungan antara personal hygiene dan kejadian skabies pada anak-anak di panti
asuhan Subulusalam dan panti asuhan Darul Aitam Palembang .
Abstract
Scabies is a skin disease that is caused by Sarcoptes scabiei var. hominis. This diseases is easy to spreading out
with direct and indirect contact. Scabies often occurs in areas with high occupancy plus dirty environment. One
of the risk factor in contributing to scabies incidences is personal hygiene. This research aim to find out the
association between personal hygiene with incidence of scabies among children at Subulussalam orphanage
and Darul Aitam orphanage Palembang . The type of research was analytic observational with cross sectional
design. This data processed with SPSS program version 23.0. Sample in this research was children live at
Subulussalam orphanage and Darul Aitam orphanage Palembang who fullfiled the inclusion criteria. Data were
collected by questionnaires for personal hygiene, clinical diagnosis of scabies was done by at least two from
four cardinal signs and anamnesis for scabies also physical examination. The prevalence of scabies was 38,7%
around and number of samples with bad personal hygiene are 75,0% . The samples that followed this research
was 93 children. All of the independent variables have been significantly association to scabies (p<0,05), except
hand and nail hygienes also linen and bed hygienes (p>0,05). Then, multivariate analyze has proven that skin
hygiene and towel hygiene become protective factor after interacting each other (p<0,05). There is a association
between personal hygiene with incidence of scabies among children at Subulussalam orphanage and Darul
Aitam orphanage Palembang.
Personal
n %
Hygiene
Tabel 6. Data dari sampel
berdasarkan jenis kelamin yang Buruk 52 55,9
menderita skabies menunjukkan Baik 41 44,1
bahwa 75% sampel yang menderita
skabies adalah berjenis kelamin laki- Jumlah 93 100
laki, sementara sisanya sebesar 25%
Berdasarkan tabel 8. didapatkan dengan yang buruk dengan persentase
hasil bahwa praktik personal hygiene 24,7%.
yang buruk lebih tinggi dengan
persentase 55,9% dibandingkan 3.1.11. Kebersihan Pakaian
dengan praktik personal hygiene yang Tabel 11. Distribusi Subjek
baik dengan persentase 44,1%. Berdasarkan Kebersihan Pakaian
Berdasarkan tabel 13. didapatkan praktik kebersihan sprei dan tempat tidur lebih
banyak yang baik dengan persentase sebesar 51,6% dibandingkan dengan yang
buruk dengan persentase 48,4%.
Skabies
Personal Total
Positif Negatif PR (CI 95%) p_value
Hygiene
n % n % n %
Buruk 27 75,0 25 39,6 52 55,9
3,840
Baik 9 25 32 60,4 41 44,1 0,006
(1,533 – 9,617)
Total 36 100 57 100 93 100
Tabel 14. menyajikan data bahwa skabies positif pada sampel dengan personal
hygiene buruk sebanyak 75 % sedangkan yang baik sebesar 25 %. PR yang
didapatkan bermakna bahwa skabies memiliki peluang 3,840 kali lebih tinggi
dengan interval 1,533-9,617 untuk terjadi pada subjek yang memiliki personal
hygiene buruk. Kemudian, p value 0,006 (p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara personal hygiene dan skabies.
Skabies
Kebersihan Total
Positif Negatif PR (CI 95%) p_value
Kulit
n % n % n %
Buruk 15 41,7 11 19,3 20 28,0
2,987
Baik 21 58,3 46 80,7 73 72,0 0,035
(1,174 – 7,599)
Total 36 100 57 100 93 100
Berdasarkan tabel 15. didapatkan data 41,7% pada sampel dengan kebersihan
kulit buruk sementara sisanya dengan persentase 58,3% pada sampel dengan
kebersihan kulit yang baik. Hasil dari statistik data yang diambil menunjukkan
bahwa kebersihan kulit yang buruk dapat meningkatkan peluang meningkatnya
skabies dalam angka kejadian yaitu 2,987 dengan interval 1,174-7,599. Sementara
dari hasil p value didapatkan ada hubungan signifikan antara kebersihan kulit dan
kejadian skabies dengan nilai 0,035 (p<0,05).
Kebersihan Skabies
Total
Kuku dan Positif Negatif PR (CI 95%) p_value
Tangan n % n % n %
Buruk 17 47,2 6 10,5 23 24,7
7,605
Baik 19 52,8 51 89,5 70 75,3 0,000
(2,610 – 22,160)
Total 36 100 57 100 93 100
Berdasarkan tabel 16. didapatkan data bahwa kebersihan tangan dan kuku yang
buruk mendapat persentase sebesar 47,2% sedangkan kebersihan tangan dan kuku
baik persentasenya sebesar 52,8%. Hasil PR menunjukkan bahwa kebersihan
tangan dan kuku meningkatkan peluang terkena skabies pada sampel sebesar 7,605
kali dengan interval 2,610 - 22,160 pada saat praktik kebersihan kuku dan tangan
yang buruk. Namun, dengan p value 0,000 (p>0,05) maka didapatkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kebersihan tangan dan kuku dengan
kejadian skabies pada sampel.
Skabies
Kebersihan Total
Positif Negatif PR (CI 95%) p_value
Pakaian
n % n % n %
Buruk 15 41,7 11 19,3 23 28,0
2,987
Baik 21 58,3 46 80,7 70 72,0 0,035
(1,174– 7,599)
Total 36 100 57 100 93 100
Pada tabel 17. hasil data kebersihan pakaian yang buruk mendapat persentase
sebesar 41,7% dibandingkan dengan yang baik yang mendapat persentase 58,3%.
Hasil dari statistik data didapatkan bahwa kebersihan pakaian yang buruk dapat
meningkatkan risiko terkena skabies sebanyak 2,987 kali lipat dengan interval
1,174-7,599. Sementara hasil p value menunjukkan hubungan antara kebersihan
pakaian dan skabies signifikan dengan p value 0,035 (p<0,05).
Skabies
Kebersihan Total
Positif Negatif PR (CI 95%) p_value
Handuk
n % n % n %
Buruk 24 66,7 18 30,2 42 45,2
4,333
Baik 12 33,3 39 68,4 51 54,8 0,002
(1,780 – 10,552)
Total 36 100 57 100 93 100
95% C.I.
p value PR
Lower Upper
Kebersihan Kulit 0,507 0,357 1,661 0,565 4,884
Kebersihan Kuku dan
1,559 0,008 4,753 1,510 14,960
Tangan
Kebersihan Pakaian 0,462 0,415 1,587 0,523 4,817
Kebersihan Handuk 0,850 0,146 2,340 0,744 7.359
Kebersihan Sprei dan
0,131 0,821 1,140 0,365 3,561
Tempat Tidur
Constat -5,379 0,000 0,005
95% C.I.
β p value PR Lower Upper
Kebersihan Kuku dan Tangan 2,029 0,000 7,605 2,610 22,160
Constant -3,070 0,002 0,046
Pada tabel 20 menunjukkan bahwa kebersihan kuku dan tangan memiliki nilai
p=0,000 (PR: 7,605; CI 95%: 2,610-22,160), yang bisa disimpulkan bahwa
kebersihan kuku dan tangan memiliki pengaruh terhadap kejadian skabies.
Dapat disimpulkan bahwa anak panti asuhan yang memiliki praktik kebersihan
kuku dan tangan yang buruk terhadap pencegahan skabies memiliki kemungkinan
terinfeksi skabies 26%. Anak panti asuhan yang memiliki terhadap pencegahan
skabies memiliki praktik kebersihan kuku dan tangan yang baik kemungkinan
untuk terinfeksi skabies sebesar 4,5%. Dapat disimpulkan dari hasil analisis
multivariat regresi logistik dengan metode enter yang dilakukan praktik kebersihan
kuku dan tangan mempunyai peran yang besar dalam kejadian penyakit skabies