PENDAHULUAN
300 juta kasus skabies di seluruh dunia dilaporkan setiap tahunnya. Di negara
populasi umum dan tercenderung tinggi pada anak anak dan remaja (Syailindra &
mutiara, 2016).
tahun 2014 sebanyak 130 juta jiwa orang di dunia menurut international alliance for
the control scabiae (IACS) kejadian skabies bervariasi 0.3 % menjadi 46% prevalensi
skabies sangat tinggi dengan tnigkat kepadatan penghuni yang tinngi dengan
27% dari populasi umum. Skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit
tersering.
terjadi cukup penurunan dari tahun ke tahun terlihat dari data prevalensi tahun 2008
sebesar 5,60% - 12,96%, prevalensi tahun 2009 sebesar 4,9-12, 95 % dan data
terakhir yang didapat tercatat prevalensi skabies di Indonesia tahun 2013 yakni 3,9
1
2
belum terbebas dari penyakit skabies dan masih menjadi salah satu masalah penyakit
menular di Indonesia.
dan subtropis, seperti Afrika, Amerika selatan, Karibia, Australia tengah dan selatan,
dan Asia. Prevalensi skabies pada anak berusia 6 tahun di daerah kumuh di
Malaysia tahun 2010 menunjukkan prevalensi 30%5 dan di Timor Leste prevalensi
bahwa penyakit kulit infeksi dengan jumlah penderita 39.267 orang atau 5,90%
menduduki urutan kelima setelah penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan
bagian atas, hipertensi, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat serta penyakit
kebersihan, akses air yang sulit, dan kepadatan hunian. Tingginya kepadatan hunian
dan interaksi atau kontak fisik antar individu memudahkan transmisi dan infestasi
tungau skabies. Oleh karena itu, prevalensi skabies yang tinggi umumnya ditemukan
penjara, panti asuhan, dan pondok pesantren.( Ratnasari & Sungkar, 2014).
3
Paringgonan kecamatan Ulu barumun , bahwa dari 100 jumlah santri, 50% dari
jumlah santri ada yang mempunyai riwayat penyakit skabies, ada juga sebagian santri
yang sedang menderita penyakit skabies, dan pada santri ada juga yang sedang
menderita penyakit skabies serta mempunyai riwayat penyakit tersebut. Dari hasil
menderita penyakit skabies karena faktor higiene yang buruk seperti tukar handuk
atau tukar pakaian dengan sesama teman. Sedangkan(30%) dari 10 santri mengatakan
menderita penyakit ini karena faktor kepadatan penghuni yang tinggi yaitu seperti
Dari hal tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
barumun
4
barumun.
1. Bagi responden
hygiene sebagai antipasi untuk terhindar dari penyakit scabies dan menambah
2. Bagi tempat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Skabies
penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi terhadap sarcoptesscabiei
Penyakit ini telah ditemukan hampir pada semua Negara diseluruh dunia
prevalensinya dilaporkan berkisar antara 6-27% dari populasi umum dan insidens
tertinggi terdapat pada anak usia sekolah dan remaja. Dinegara maju, termasuk USA,
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak
faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang
rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan
5
6
super famili sarcoptes. Pada manusia disebut sarcoptes scabiei var. Hominis. Selain
itu terdapat S.scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan babi.
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini tranlusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350
mikron. Sedangkan yang jantan lebih kecil yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki,2 pasang kaki didepan sebagai alat untuk
melekat dan dua pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan
pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi diatas kulit, yang jantan akan mati, kadang kadang masih dapat hidup
beberapa hari dalam terowongan yang digalih oleh yang betina. Tungau betina yang
telah dibuahi menggali terowongan dalam staratum korneum, dengan kecepatan 2-3
milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai
mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan
lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat
7
juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai dua bentuk,
jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur
akan lebih tahan terhadap infeksi ulang walaupun tetap masih bisa terkena
terinfeksi scabies.
Semua kelompok umur, baik itu anak-anak, reaja, dewasa, dan tua
d. Kemiskinan
g. Demografi
8
h. Ekologi
Penularannya biasanya oleh sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau
kadang kadang oleh bentuk larva. Diketahui pula sarcoptes scabiei var.animalis yang
Skabies adalah penyakit kulit yang sering menyerupai penyakit kulit lainnya
skabies yang mana bentuk-bentuk tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara
lain.
Skabies yang terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup bias
Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder
Gejala ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama
terdapat pada tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi
4. Skabies noduler
adalah genitelia pria, lipat paha, dan aksila. Lesi ini dapat menetap beberapa
minggu, beberapa bulan, bahkan hingga satu tahun walaupun telah mendapat
5. Skabies inkognito
Obat steroid topical atau sistematik dapat menyamarkan gejala dan tanda
topical yang lama dapat pula menyebabkan lesi bertambah hebat. Hal ini
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat
eritema, dan distrofi kuku. Krusta terdapat banyak sekali. Krusta ini
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya tungau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
terhadap sekreta dan eksekrata tuungau yang memerlukan waktu kira kira sebulan
setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul pesikel, urtika, dan lain lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karna
aktivitas tungau inin lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
berwarna putih atau keabu abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata
rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu kditemukan papul atau vesikel.
dengan stratum korneum yang tipis, yaitu: sela sela jari tangan, pergelangan
tangan bagian polar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan areola mame
(Ronny P. Handoko)
permetrin atau larutan lindane. Kedua obat tersebut efektif, tetapi lindane cenderung
mengiritasi kulit, lebih toksik dan tidak boleh diberikan kepada anak-anak.
12
untuk mengurangi gatal-gatal sampai semua tungau mati. Pengobatan juga harus
Untuk mencegah penyebaran tungau pada orang lain, ambil langkah berikut :
1. Cuci semua pakaian dan kain yang anda gunakan menggunakan sabun dan air
panas.
2. Tempatkan benda-benda yang tidak bisa anda cuci pada kantong plastic
tertutup dan diamkan selama dua minggu. Tungau akan mati jika mereka tidak
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Hygiene perorangan adalah suatu tindakan
kebersihan tubuhnya yang melipiti kebersiahan kulit, kuku, rambut, mulut dan gigi,
13
pakaian, mata, hidung, telinga alat kelamin, dan handuk, serta alas tempat tidur.
a. Kebersihan kulit
Integumen (kulit) adalah massa jaringan terbesr di tubuh kulit bekerja melindungi
Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit hewani dan lain
lian. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh parasit skabies (Lathifa 2014).
Sabun dan air adalah hal yang penting untuk mempertahankan kebersihan
2) Bagi yang terlibat dalam kegiatan olahraga atau pekerjaan lain yang
kegitan tersebut.
4) Membersihkan anus dan genetalia dengan baik karena pada kondisi tidak
bersih, sekresi normal dari anus dan genetalia akan menyebabkan iritasi dan
infeksi.
tubuh yang lain. Oleh karena itu, butuh perhatian ekstra untuk kebersihan
c. Kebersihan genitalia
apalagi seorang anak tersebut sudah mengalami skabies diarea tertentu maka
garukan di area genitalia akan sangat mudah terserang penyakit kulit skabies,
karena area genitalia merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar matahari.
keadaan kering. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan
meningkat dan itu menudhkan pertumbuhan jamur. Oleh karena itu, seringlah
d. Kebersihan pakaian
sebaliknya, pada orang yang perilaku kebersihan dirinya baik maka tungau lebih
sulit menginfestasi individu karena tungau dapat dihilangkan dengan mandi dan
menggunakan sabun, pakaian dicuci dengan sabun cuci dan kebersihan alas tidur.
Hal ini sejalan dengan penelitan Trisnawati (2009), bahwa ada hubungan antara
praktik mandi memakai sabun, kebiasaan bertukar pakaian dengan santri lain
15
Wetan.
e. Kebersihan handuk
tidak menggunakan handuk bersama (30,4%), dan dari hasil uji statistik perilaku
tidur, dan menurut hasil penelitian Muslih (212), kejadian skabies lebih tinggi
terjadi pada responden yang tidan menjemur kasur (54,5%) dan menunjukkan
kejadian skabies.
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
1. Body image
terhadap kebersihannya.
2. Praktik social
3. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
menyediakannya
4. Pengetahuan
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
17
6. Kebiasaan seseorang
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
1. Dampak Fisik
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
lain lain.
2. Dampak Psikososial
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tak
langsung, yang paling sering adalah kontak langsung dan erat atau dapat pula melalui
alat-alat seperti tempat tidur, handuk, dan pakaian. Bahkan penyakit ini dapat pula
ditularkan melalui hubungan seksual antara penderita dengan orang yang sehat.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan,
18
atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama disatu tempat yang
relatif sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak kalangan
kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh
kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan
skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama disatu tempat tidur yang sama di
2.2.6. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil Tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadapa suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (S. Notoatmodjo, 2007) :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
dan menyatakan.
19
2. Memahami (Comprehension)
tentang objek yang diketahui dan dapat mengiterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek / materi harus dapat menjelaskan,
dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
4. Analisis (Analysis)
Analisis adala suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dan masih ada lainnya satu sama lain. Seperti dapat menggambarkan,
5. Sintesis (Syntesis)
Dengan kata bain sinleris adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi
baru dari format yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas,
meyesuaikan terhadap suatu teori atau merumuskan rumusan yang telah ada.
20
6. Evalusi (Evaluation)
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penilaian atau responden.
Notoatmojo 2010)
1. Pendidikan
2. Minat
3. Pengalaman
cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar
kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
21
4. Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum
5. Pekerjaan
7. Imformasi
sanitasi lingkungan dan higiene perorangan dengan kejadian skabies di Rutan Cabang
22
Sibuhuan kabupaten padang lawas tahun 2013. Metode penalitian analitik dengan
dan pakaian dan handuk bersih (p = 0,014) memiliki korelasi dengan kejadian kudis.
Sementara variabel kulit dan rambut bersih (p = 0.286), tangan, kaki dan bersih kuku
(p = 0.636) dan kebersihan penutup buruk dan buruk (p = 0.654) belum korelasi
2.5 Hipotesa
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesa dalam penelitian ini
adalah:
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1. Tempat
skabies.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santriwati yang ada di pesantren
24
25
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian santri yang berada di pesantren
N
n=
1 + (2 )
150
n=
1 + 150 (0,1)2
150
n=
1,5
n = 100
Keterangan :
n = Besarnya sampel
N = Besar populasi
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang
a. Kriteria inklusi
Seluruh santri penghuni asrama yang tinggal di asrama tersebut dan bersedia
mengikuti penelitian.
b. Kriteria esklusi
Santri yang menunjukkan gejala gejala atau ciri- ciri skabies yaitu:
5. Gatal di sekitar puting susu, garis bra, dan sisi payudara (pada wanita).
7. Pada bayi dan anak-anak kecil, gatal-gatal dan iritasi kulit juga dapat terjadi
pada kulit kepala, leher, dan wajah dan telapak tangan dan telapak kaki.
3.5.1 Pengetahuan
pertanyaan. Apabila jawaban benar diberikan skor 1 dan apabila jawabannya salah
Rumus:
skor = X 100%
Data primer diperoleh dengan wawancara dan lembar kuesioner yang telah
pada responden. Tujuan wawancara untuk mengetahui yang menderita skabies dan
berupa laoran dari UKS pesantren Al Hakimiyah. Data intansi dari pesantren Al
berikut:
1. Collecting
maupun observasi.
2. Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
3. Coding
Coding ini pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada
4. Entering
Entering yaitu jawaban jawaban dari masing masing yang masih dalam
bentuk kode (angka atau huruf) masukkan kedalam program komputer yang
5. Data processing
Data processing ini sumber data yang telah diinput kedalam aplikasi komputer
tentang personal hygiene dengan kejadian skabies yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
pengetahuan remaja tentang personal hygiene dengan kejadian skabies. Dalam analisi
bivariat dilakukan dengan bentuk frekuensi dan persen dengan menggunakan statistic
chi-square.