HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN ENTEROBIASIS PADA SISWA KELAS I DAN KELAS VI DI SDN WONOKUSUMO SURABAYA
Oleh :
DEVI SAGITA RATNA
Dosen Pembimbing : Dra. Wieke Sriwulan,ST., MARS., M.Kes
Dosen Penguji : 1. Gilang Nugraha, S.Si., M.Si
2. Thomas Sumarsono S.Si., M.Si
Enterobius Vermicularis atau cacing kremi adalah salah satu jenis cacing usus yang masih tinggi angka
kejadian infeksinya pada masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan yang erat antara parasit ini
dengan manusia pada lingkungannya. Nama penyakitnya adalah enterobiasis.
Angka kejadian di Indonesia termasuk masih tinggi, dimana kesehatan penduduk masih didominasi oleh0tingginya penyakit
yang berkaitan dengan rendahnya tingkat sosial ekonomi penduduk. Hal ini dapat dipahami mengingat Indonesia masih
negara dengan tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, keadaan sanitasi dan hygiene yang rendah sehingga mengakibatkan
terjadinya infeksi dan penularan cacing. Terpilihnya siswa kelas I dikarenakan , siswa kelas I belum mengetahui sepenuhnya
tentang personal hygiene yang menyebabkan penyakit Enterobiasis dan terpilihnya siswa kelas VI dikarenakan sudah
mengetahui personal hygine yg tidak menyebabkan penyakit Enterobiasis.
Dan Terpilihnya SDN Wonokusumo di Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir Kota Surabaya
disebabkan0karena0daerah0tersebut adalah daerah dengan keadaan ekonomi rendah dan tingkat kebersihan lingkungan yang
masih kurang.
.
Pembatasan Masalah
• Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan mikroskopis telur Enterobius
vermicularis yang diambil dari sampel dubur serta pengisian kuisioner pada anak-
anak kelas I dan kelas VI yang berada di SDN Wonokusumo. Pengujian dilakukan
di Laboratorium Balai Besar Laboraturium Kesehatan Surabaya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya dirumuskan
adalah apakah terdapat hubungan dengan personal hygiene dan kejadian Enterobiasis
pada siswa kelas I dan kelas VI di SDN Wonokusumo Surabaya ?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian Enterobiasis
pada siswa kelas I dan kelas VI di SDN Wonokusumo Surabaya.
Tujuan Khusus
• Menganalisis hasil personal hygiene pada kelas I dan kelas VI
• Menganalisis kejadian Enterobiasis kelas I dan kelas VI.
• Menganalisis hasil personal hygien dan kejadian Enterobiasis pada siswa
kelas I dan kelas VI
Manfaat Penelitian
• Manifestasi klinis
Perasaan gatal sering terjadi pada malam hari sehingga pasien terganggu pada saat tertidur, akan menjadi lemah, dan
iritabel (tidur tidak pulas) atau mimpi yang menakutkan (nightmare).
• Cacing dewasa muda dapat bergerak keusus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus, dan hidung
sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut.
• Pengobatan infeksi cacing ini harus dilaksanakan pada seluruh anggota keluarga oleh karena mudah terjadi
penularan. Bisa menggunakan Albendazole atau Mebendazole.
BAB 3 : KERANGKA KONSEPTUAL
Jenis Penelitian
Penelitian Pendekatan
Besar Sample
besar sampel pada penelitian ini adalah 23 responden
- Upaya dalam hal ini yang masih kurang yaitu kebiasaan mencuci tangan setelah
bermain, mencuci tangan dengan sabun, mengganti seprei sekali dalam seminggu. Hal
ini disebabkan dari pengetahuan dan kemampuan responden yang rendah dalam
menjaga porsonal hygiene. Faktor lain yang mempengaruhi hasil dari tidak adanya
hubungan porsonal hygiene dengan kejadian Enterobiasis adalah pada saat ini telah
terjadi wabah covid-19 yang mengharuskan kebiasaan mencuci tangan setiap waktu
menggunakan air bersih dan sabun, mengganti pakaian dan mandi setiap setelah keluar.
• Hasil yang serupa pada peneltian (Adrial,et all. 2017) hasil penelitian
didapatkan tidak terdapat hubungan porsonil hygiene dengan kejadian
enterobiasis pada responden berumur 6-12 tahun. Dan kejadian
Enterobiasis ditemukan sangat rendah lebih dari setengah responden yang
diteliti sudah memiliki posonal hygiene yang baik.
KETERBATASAN PENELITIAN
• Pada saat melakukan pengambilan sampel peneliti sedikit kesulitan
dikarenkaan para responden kelas I dan kelas VI masih ada yang merasa
awam jika harus diminta sampel lewat dubur terutama para orangtua dan
sedangkan pada saat ini terjadi wabah covid-19 para orangtua ketakutan
akan hal-hal lainnya untuk keselamatan masing-masing. tetapi peneliti
menjelaskan secara detail dan menggunakan kata-kata yang lebih ringkat
dan jelas sehingga kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan dapat
dipahami.
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN
• Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
-Tidak terdapat hubungan personal hygiene dengan kejadian
Enterobiasis pada siswa kelas 1 dan kelas VI di SDN Wonokusumo
Surabaya.
-Analisa hasil personal hygiene pada kelas I dan kelas VI meliputi 3
konsep yaitu hygiene dan sanitasi, kebersihan kuku dan
penggunaan alas kaki. Dari ketiga konsep tersebut keseluruhan
responden sudah sangat baik namun masih ada beberapa
responden yang masih kurang dalam hygiene dan kebersihan
kuku..
-Analisa hasil kejadian Enterobiasis pada kelas 1 dan kels VI yaitu
tidak ditemukan telur Enterobiasis (negatif 100%) pada siswa
kelas I dan kelas VI.
SARAN
• Bagi responden
Menjaga kebersihan diri seperti memotong kuku secara
teratur dan menjaga kebersihan dari lingkungan lebih
ditingkatkan lagi agar mencegah terjadinya infeksi
kecacingan.
• Bagi peneliti selanjutnya.
Pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat diteliti
dengan faktor lainnya dari kontaminasi telur cacing
nematoda usus pada responden berumur 6-12 atau pada
siswa sekolah dasar seperti factor kesehatan itu sendiri.
TERIMA KASIH