DOSEN PEMBIMBING :
Dra. WIEKE SRI WULAN, S.T., MARS., M.Kes
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. WIEKE SRI WULAN, S.T., MARS., M. Kes
ii
LEMBAR PERNYATAAN TENTANG ORIENTASI
Skripsi ini hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nim : 2240016021
Tanda tangan :
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Disetujui oleh :
Pembimbing :
Mengetahui,
Nim : 2240016021
Fakultas : Kesehatan
Besertas perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Surabaya
Yang menyatakan
v
ABSTRAK
Infeksi kecacingan adalah salah satu penyakit yang paling sering tersebar dan
menjangkit pada manusia tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Penyakit yang
diakibatkan oleh infeksi cacing E.vermicularis disebut Enterobiasis. Cacing ini sering
ditemukan pada anak-anak yang menyebabkan gatal didaerah anal pada malam hari
sehingga mengganggu kenyamanan. Enterobiasis penyebab tersering cacingan pada
anak-anak di negara berkembang. Data pravelensi di Indonesia Enterobiasis yaitu
sebesar 3% sampai 80% pada berbagai kalangan usia. Usia terbanyak yang terinfeksi
adalah pada usia 5 sampai dengan 9 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan Personal Hygiene dengan kejadian Enterobiasis pada siswa
kelas I dan kelas VI di SDN Wonokusumo Surabaya. Jenis penelitian ini adalah
observasional analitik dengan desain cross sectional yaitu jenis penelitian yang
menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu
waktu yang dilakukan pada variabel terikat dan variabel bebas. Penelitian yang
dilaksanakan pada bulan Juli 2020. Penelitan dilakukan di rumah reponden yang berada
di wilayah SDN Wonokusumo Surabaya. Hubungan Personal Hygiene dinilai dengan
menggunakan kuisioner dan kejadian Enterobiasis dinilai dengan pemeriksaan
parasitologi di laboraturium. Hasil penelitian ini menunjukan kejadian Enterobiasis
sebesar 100% atau dinyatakan negatif. Dan hasil pada Personal Hygiene terdapat tiga
point dimana point Personal Hygiene pada perilaku baik (100%) perilaku buruk (0%),
untuk point pemakaian alas kaki pada perilaku baik (100%) perilaku buruk (0%), dan
point kebersihan kuku pada perilaku baik (87%) perilaku buruk (13%).
Kata kunci: Enterobius vermicularis, siswa SD kelas I dan kelas VI, Kecacingan
vi
ABSTRACT
Worms infection is one of the most well-known diseases and spreads in humans
regardless of age and sex. The disease caused by infection with E.vermicularis worms
is called Enterobiasis. These worms are often found in children which cause itching in
the anal area at night so that they interfere with comfort. Enterobiasis is the most
common cause of intestinal worms in children in developing countries. The data
potential in Indonesia for Enterobiasis is 3% to 80% in various ages. The most infected
ages are 5 to 9 years old. The purpose of this study was to see the relationship between
personal hygiene and enterobiasis in grade I and grade VI students at SDN
Wonokusumo Surabaya. This type of research is analytic observational with cross
sectional design, namely the type of research that emphasizes the time of measurement
or observation of data in one time at a time carried out on the dependent variable and
the independent variable. The research was conducted in July 2020. The research was
carried out at the homes of respondents in the SDN Wonokusumo area of Surabaya.
Personal Hygiene relationships overcome by using a questionnaire and the incidence
of enterobiasis from parasitological examinations in the laboratory. The results
showed that the incidence of enterobiasis was 100% or stated negative. And the results
on Personal Hygiene there are three points where the point of Personal Hygiene is on
good behavior (100%) bad behavior (0%), for the point of wearing footwear on good
behavior (100%) bad behavior (0%), and the point of nail hygiene is on good behavior
(87%) bad behavior (13%).
KATA PENGANTAR
vii
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah,dan
inayah-nya, serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
parasahabat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pda siswa kelas I dan
kelas VI di SDN Wonokusumo Surabaya”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan skripsi pada program studi D-IV Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Penulis menyadari bahwa terselesaikan skripsi penelitian ini tidak lepas dari
bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir Achmad Jazizdie, M.Eng, selaku rektor Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
2. Bapak Prof. Subagio Poegoeh. Edijanto, Sp. PK(K), selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
3. Bapak Thomas Sumarsono, S.Si., M.Si., selaku Kaprodi D-IV Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dan juga selaku
penguji ke II terimakasih atas masukan dan pengarahannya dalam menyusun
skripsi ini.
4. Ibu Dra. Wieke Sri Wulan, S.T., MARS., M.Kes selaku pembimbing dan penguji
I terimakasih atas waktu dan bimbingan sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Gilang Nugraha,S.Si., M.Si selaku ketua penguji terimakasih atas masukan
dan pengarahannya dalam menyusun skripsi ini.
6. Seluruh dosen, staf karyawan Prodi D-IV Analis Kesehatan Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
7. Kedua orang tua saya tercinta yang selalu berdo’a dan memberikan dukungan baik
secara moril maupun materil.
8. Sahabat dan teman Program Studi D-IV Analis Kesehatan Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya yang selalu memberikan motivasi.
Penulis menyadari masih banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan dalam
penyusunan proposal penelitian ini. Semoga proposal penelitian ini berguna dan
bermanfaat untuk menambah ilmu bagi pembaca.
DAFTAR ISI
viii
Sampul Depan .................................................................................................... i
Lembar Judul ….................................................................................................. ii
Lembar Pernyataan Orisinalitas .......................................................................... iii
Lembar Persetujuan Skripsi ................................................................................. iv
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................. v
Lembar Publikasi ................................................................................................. vi
Abstrak ................................................................................................................. vii
Abstract ................................................................................................................ viii
Kata Pengantar ..................................................................................................... ix
Daftar Isi .............................................................................................................. x
Daftar Gambar ...................................................................................................... xi
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
Daftar Singkatan dan Istilah ................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Pembatasan Penelitian ..................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1. Tujuan Umum .......................................................................................... 4
2. Tujuan Khusus ......................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1. Manfaat bagi Pasien ................................................................................. 5
2. Manfaat bagi Peneliti .............................................................................. 5
3. Manfaat Bagi Masyarakat ........................................................................ 5
BAB 6 PEMBAHASAN
A. Pembahasan ................................................................................................ 38
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 2.1 Telur Enterobius Vermicularis .......................................................... 7
Gambar 2.2 Morfologi Cacing Dewasa Betina dan Jantan ................................... 7
Gambar 2.3 Daur Hidup Cacing Enterobius Vermicularis ................................... 8
Gambar 3.1 Kerangaka Konseptual Penelitian ..................................................... 24
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................ 29
Gambar 5.1 Lokasi Pengambilan Sampel ............................................................. 36
Gambar 5.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 36
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 4.1 Waktu Penelitian ............................................................................. 28
Tabel 4.2 Definisi Operasional Penelitian ....................................................... 30
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Enterobiasis ...................................................... 32
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 33
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ........................................ 33
Tabel 4.6 Karakteristik Berdasarkan Kelas .................................................... 33
Tabel 4.7 Kontrol Hygiene dan Kuku ............................................................ 34
Tabel 5.1 Hasil Pemeriksaan Enterobiasis ..................................................... 37
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 38
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur dan Kelas ...................... 39
Tabel 5.4 Kontrol Hygiene dan Kuku ........................................................... 40
xiii
IgE : Imunoglobulin E
mm : Milimeter
NaCL : Natrium Chlorida
NIH : National Institude of Health
SDN : Sekolah Dasar Negeri
SPSS : Statistical Product and Service Solution
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
terdapat di daerah tropis. Cacing ini sering ditemukan pada anak-anak dan cepat
2016).
1
2
yang positif enterobiasis 56,76% terjadi pada laki-laki dan hasil 48,83% terjadi
pada perempuan. Penelitian juga dilakukan pada kelurahan Pasienan Tigo Ota
Penelitian yang dilakukan oleh Perdana juga pada siswa SDN Kenjeran No.248
positif sebanyak 7 siswa (36,8%) yang negatif sebanyak 12 siswa (63,2%) dan
untuk kelas V yang positif 13 siswa (56,5%) yang negatif 10 siswa (43,5 %). Dan
Bondowoso1Sukoharjo5dari1451anak1didapatkan181siswa1terinfeksi7Enterob
iasis1yaitu151anak1(62,5%)1dengan7personal1hygiene1buruk1terkena5Entero
biasis dan 3 anak (8,1%) dengan personal hygiene baik terkena Enterobiasis.
Infeksi terhadap cacing menjadi salah satu penyakit yang paling banyak
dengan0tingkat0sosial0yang0rendah,0tetapi0tidak0jarang0ditemukan0pada0ora
berdampak pada gangguan kemampuan belajar. Dalam jangka panjang, hal ini
penduduk0masih0didominasi0oleh0tingginya0penyakit0yang0berkaitan0denga
mengingat0Indonesia0masih0negara0dengan0tingkat0sosial0ekonomi,9pengeta
dengan keadaan ekonomi rendah dan tingkat kebersihan lingkungan yang masih
kurang.
B. Pembatasan Masalah
Kesehatan Surabaya.
C. Rumusan Masalah
Surabaya ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
Wonokusumo Surabaya.
masyarakat yang sering dan lama kontak langsung dengan lingkungan yang
kotor dan untuk lebih menerapkan pola hidup yang sehat, khususnya pada
TINJAUAN PUSTAKA
A. Enterobius vermucularis
1. Karakteristik
sekum, apendiks dan di daerah yang berbatasan dengan ileum dan kolon
ekor luru panjang. Bentuk jantan berukuran 2,5 mm X 0,1-0,2 mm, ujung ekor
tanda tanya. Baik jantan maupun betina memiliki chpalic alae (pelebaran
15.000 butir telur, berimigrasi ke daerah perianal untuk bertelur dengan cara
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Subclass : Spiruria
Ordo : Oxyurida
Family : Oxyuride
Genus : Enterobius
(Natadisastra,2005)
6
7
bebentuk ovoid dengan panjang 50-60 mm dan lebar 20-30 mm, oval,
Dalam suhu badan, telur menjadi infektif dalam 6 jam. Telur dapat
bertahan hidup lebih besar pada keadaan temparatur rendah dan kelembapan
tinggi. Telur dapat hidup selama kurang dari 2 minggu lamanya kemampuan
dkk. 2008).
Gambar 2.2 Morfologi cacing dewasa betina dan jantan (Wijaya, 2016).
8
tinggal dan hidup di lumen usus besar. Setelah kopulasi cacing jantan mati,
cacing betina gravit dan dapat mengandung sebanyak 11.000 – 15.000 telur.
Pada waktu malam hari cacing betina akan bergerak keluar lewat anus dan
bertahan hidup dalam waktu sekitar 13 hari. Setelah bertelur, cacing betina
mati dan jika pada penderita wanita dapat mesuk ke liang vagina.
Infeksi pada manusia terjadi secara per-oral (dari tangan ke mulut) telur
terkontaminasi telur dari penderita). Telur yang tertelan akan masuk ke usus
maka dalam beberapa jam sudah bisa menetas menjadi larva yang ditetaskan
akan bisa masuk kembali ke anus (retroineksi) dan dapat berkembang menjadi
a. Langsung dari anus ke mulut melalui tangan yang terkontaminas oleh telur
cacing.
b. Penularan pada orang yang setempat tidur dengan pasien, infeksi terjadi
melalui telur yang ada di alas tempat tidur, sarung bantal ataupun pada
c. Melalui udara, telur cacing yang berada di udara terhirup oleh orang lain
menetas dikulit sekitar ansu dan larva yang keluar masuk kembali kedalam
mencolok disebabkan iritasi disekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing
betina gravit yang berimigrasi ke daerah anus dan vagina. Hal ini
terjadinya iritasi yang bisa diikuti dengan infeksi bakteria sekunder. Apabila
hal ini terjadi segera diatasi karena dapat menganggu pertumbuhan anak.
Perasaan gatal sering terjadi pada malam hari sehingga pasien terganggu pada
saat tertidur, akan menjadi lemah, dan iritabel (tidur tidak pulas) atau mimpi
bayangan kulit gelap. Cacing dewasa muda dapat bergerak keusus halus
sekunder dan infeksi saluran kemih. Tidak ada bukti menunjukan bahwa
cacing jarang ditemukan di feses dan hanya dapat mendeteksi telur berkisar
10-15% pasien yang terinfeksi pada pemeriksaan feses rutin. Infeksi cacing
sering diduga pada anak yang menunjukan rasa gatal disekitar anus pada
malam hari. Diagnosis pasti dapat ditegakan dengan melihat anus si anak pada
malam hari dan menemukan cacing dewasa yang sedang keluar untuk bertelur.
ditempelkan pada tengah anus. Selotip yang telah ditempelkan pada anus akan
dilekatkan pada object glass (kaca objek) dan selanjutya akan diperiksa
cacing jantan Enterobius vermicularis mati setelah kopulasi dan cacing betina
mati setelah bertelur. Pengobatan infeksi cacing ini harus dilaksanakan pada
Albendazole adalah obat cacing spektrum luas yang diberikan per oral
albendazole tidak hanya membunuh telur dan larva. Pada pemberian oral
albendazole diserap dengan cepat oleh usus. Waktu paruh 8-9 jam, metbolit
12
terutama dikeluarkan leat urin dan hanya sedikit lewat feses. Cara kerjanya
2 minggu. Namun, pirantel pamoate yang diberikan dalam dosis tunggal tidak
6. Pencegahan
Upaya untuk pecegahan maka dianjurkan segea cebok dengan sabun dan
mencuci tangan sesudah itu. Dianjurkan pula memotong kuku secara teratur.
baik dijemur.
Dengan alas tidur pun yang telah dipakai jangan dikibaskan untuk
karena telur akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung. Untuk
13
B. Enterobiasis
perineum dan vagina oleh cacing betina gravid yang berimigrasi ke daerah
menggaruk daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk di sekitar anus.
Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari hingga penderita terganggu
makan, berat badan turun, aktivitas meninggi, cepat marah, gigi menggeretak,
2. Epidemiologi
Penyebaran penyakit cacing kremi lebih luas dari pada penyakit cacing
lain. Penularan dapat terjadi pada keluarga atau kelompok yang hidup dalam
satu lingkungan yang sama (asrama, rumah piatu). Telur cacing dapat diisolasi
dari debu di ruangan sekolah atau kafetaria sekolah dan menjadi sumber
ditemukan dilantai, meja ,kursi, bak mandi, alas kasur dan pakaian (Soedarto,
1995).
3. Diagnosa Laboratorium
sebagai berikut :
1) Cacing dewasa
a) Makroskopis
mata telanjang pada anus penderita terutama dalam waktu 1-2 jam
setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih
b) Mikroskopis
2) Telur cacing
Pada metode ini bahan yang diperiksa berupa perianal swab oleh
karena itu cacing betina yang banyak mengandung telur pada waktu
dibungkuskan pada ujung batang gelas dan diikat dengan karet gelang pada
bagian sisi kertas selofan. Kemudian batang gelas pada ujung lainnya
kedalam tabung reaksi yang kemudian ditutup karet. Hal ini dimaksudkan
16
(Hadidjaja, 1994).
1996).
dalam tabung berukuran 100x13 mm dan disimpan dalam lemari es. Jika
Pada saat pemeriksaan, tabung yang berisi swab diisi dengan xylen dan
1996).
Alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya
ditemukan oleh Graham (1941). Teknik alat ini termasuk sederhana dalam
tertentu sehingga bahan apusan yang diambil layak dan diyakini akan
perianal yang diambil dari penderita saat pagi hari selepas bangun tidur
syaratnya sebelum mandi, buang air besar dan aktifitas lain yang dapat
2004).
teknik “graham Scotch Tape” adalah pagi hari sebelum penderita buang air
besar dan mencuci pantat (cebok) (Sutanto, dkk, 2008). Selain itu waktu
pengambilan juga dapat dilakukan pada malam hari yaitu sebelum tidur
terutama saat gejala rasa gatal muncul disekitar anus. Karena pada saat itu
(Soedarto,1995)
18
C. Personal Hygiene
1. Pengertian
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Duwita,
2018)
shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya, melindungi kulit kepala dari
sinar matahari langsung, menghindari air yang terlalu panas saat keramas,
19
yang tidak sesudai, pencucian rambut yang tidak bersih dan rutin.
batang rambut.
b) Ketombe
Menjaga kebersihan tangan, kuku, dan kaki adalah salah satu aspek
karena itu tangan, kuku, dan kaki harus dijaga kebersihannya. Kuman
penyakit dapat terbawa melalui tangan, kuku, dan kaki yang kotor. Hal ni
akan membawa bibit penyakit dan telur cacing yang mungkin ada dalam
tangan atau kuku yang kotor lalu ikut tertelan. Sebagian masyarakat
dengan benar. Cuci tangan adalah cara yang efektif untuk mencegah
telanjang ( tidak menggunakan alas kaki). Gunakan kaos kaki yang bersih
20
jika perlu ganti kaos kaki dua kali sehari dan Hindari menggunakan kaos
kaki yang sempit, sudah using, dan kotor karena bisa menimbulkan bau
pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki. Memotong kuku secara
3) Kebersihan kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
diperhatikan seperti :
Perawatan mulut merupakan salah satu hal yang penting. Kesehatan mulut
plak gigi, dan perubahan flora mulut. Menggosok gigi dengan teratur dan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi adalah :
makan
adalah :
bulu hidung
1) Praktik social
fisiknya.
22
1) Dampak Fisik
gangguan membran mukosa mulut, gangguan kulit, infeksi pada mata dan
2) Dampak Psikososial
gangguan membran mukosa mulut, gangguan kulit, infeksi pada mata dan
Penyakit
kecacingan
Faktor resiko
Intesitas telur:
- Per-oral
- Per-inhalasi
Enterobiasis
Diteliti
Tidak diteliti
24
25
hygiene rendah dan lingkungan tempat tinggal yang kurang baik sehingga
B. Hipotesis Penelitian
BAB 4
METODE PENELITIAN
menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada
satu waktu yang dilakukan pada variabel terikat dan variabel bebas.
CT PH H1
CS C.E.v H0
Keterangan :
P : Populasi
CT : Kasus
CS : Control
PH : Personal Hygiene
C.E.v : Cacing Enterobius vermicularis
H1 : Hasil dari Kebersihan
H0 : Hasil Cacing Enterobius vermicularis
B. Populasi Penelitian
26
27
1. Sampel
1. Lokasi
Surabaya)
b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan
Jenis
NO 2019 2020
Penelitian
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
Penelusur
an
1
Kepustaka
an
Penyusun
an naskah
2
proposal
skripsi
Presentasi
naskah
3
proposal
skripsi
Persiapan
4
penelitian
Pelaksana
5 an
penelitian
Pengolaha
6
n data
Pembuata
7
n laporan
presentasi
8 hasil
penelitian
29
Uji Kelaikan
Etik
Identitas Pasien
Pengambilan
Sampel
Pemeriksaan
Rektal swab
Pengamatan Mikroskop
Analisis hasil
dan daa statistik
Pembahasan dan
kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian
30
a. Variabel Penelitian
dan variabel terikat yang diteliti adalah personal hygiene pada siswa kelas I
1. Instrumen Penelitian
a. Alat
Objek glass, selotip, mikroskop, cover glass, tissue, pot wadah sampel.
b. Bahan
peneliti akan mengambil sampel dan ditaruh pada objek glass. Objek
glass yang sudah terdapat sampel ditaruh pada wadah yang bener-bener
aman.
b. Pengelolahan sampel
dubur.
glass
32
c. Analisis sampel
1. Pengolahan Data
kelas VI. Penelitian ini diperiksa langsung dengan mikroskop. Hasil yang
Total
Total
5-8
9-10
Total
VI
Total
Jumlah
2. Analisis Data
3. Etika Penelitian
1. Informed Consent
mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak bagi yang diteliti
selama pengumpulan data, jika menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
2. Ketelitian
yang telah dilakukan supaya didapatkan hasil yang baik dan akurat.
3. Kerahasiaan
peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan kepada yang
HASIL PENELITIAN
36
37
C. Hasil Penelitian
Data pada penelitian ini meliputi pengisian kuisioner dan pengambilan
sampel dengan metode Adhesive chollaphane tape (preparat selotip) pada
siswa kelas I dan kelas IV dengan jumlah responden sebanyak 23. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini didapat bahwa sampel Adhesive chollaphane tape
(preparat selotip) yaitu negatif (100%) yang dapat dilihat pada diagram 5.1
Hasil pemeriksaan enterobiasis.
A 6-7 NEGATIF
1 laki-laki
B 6-7 NEGATIF
2 perempuan
C 6-7 NEGATIF
3 laki-laki
D 6-7 NEGATIF
4 perempuan
E 6-7 NEGATIF
5 perempuan
F 6-7 NEGATIF
6 perempuan
G 11-12 NEGATIF
7 laki-laki
H 11-12 NEGATIF
8 laki-laki
I 6-7 NEGATIF
9 laki-laki
J 6-7 NEGATIF
10 perempuan
K 6-7 NEGATIF
11 perempuan
L 6-7 NEGATIF
12 laki-laki
M 6-7 NEGATIF
13 perempuan
N 11-12 NEGATIF
14 perempuan
O 11-12 NEGATIF
15 perempuan
P 11-12 NEGATIF
16 laki-laki
Q 6-7 NEGATIF
17 laki-laki
38
R 11-12 NEGATIF
18 laki-laki
S 11-12 NEGATIF
19 perempuan
T 6-7 NEGATIF
20 laki-laki
V 11-12 NEGATIF
21 laki-laki
W 11-12 NEGATIF
22 perempuan
X 6-7 NEGATIF
23 perempuan
Perempuan 12 52,2% 0%
Laki-laki 11 47,8% 0%
Total 23 100% 0%
Hasil positif yang didapatkan sebesar 0%, dan hasil negatif yang didapatkan
berdasarkan umur dan kelas pada responden kelas I dan kelas VI sebesar 100% ,
responden umur 7-6 tahun didapatkan hasil falid positif 0%, hasil falid negatif
sebesar 60,9%. Untuk umur 11-12 tahun didapatkan hasil falid negatif sebesar 39,1,
hasil falid positif sebesar 0%. Dapat dilihat pada gambar tabel 5.3 distribusi
frekuensi berdasarkan umur dan karakter berdasarkan kelas:
39
Total 23 100% 0%
Tabel 5.3 distribusi frekuensi berdasarkan umur dan karakter berdasarkan kelas
Variabel Frekuensi %
Personal hygine
Baik 22 95,7
Jumlah 23 100%
Baik 23 100
Kurang baik 0 0
jumlah 23 100%
40
Kebersihan Kuku
Baik 20 87
Kurang baik 3 13
Jumlah 23 100%
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
41
42
Pada tabel 5.3 data distribusi frekuensi berdasarkan umur dan kelas
I dan kelas VI didapatkan hasil positif 0% dan yang negatif sebesar 100% .
responden berumur 6-7 tahun didapatkan hasil falid positif 0% , hasil falid
negatif 60,9%. Untuk umur 11-12 tahun didapatkan hasil falid positif 0%,
hasil falid negatif sebesar 39,1%.
Upaya dalam hal ini yang masih kurang yaitu kebiasaan mencuci
tangan setelah bermain, mencuci tangan dengan sabun, mengganti seprei
sekali dalam seminggu. Hal ini disebabkan dari pengetahuan dan
kemampuan responden yang rendah dalam menjaga porsonal hygiene.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil dari tidak adanya hubungan porsonal
hygiene dengan kejadian Enterobiasis adalah pada saat ini telah terjadi
wabah covid-19 yang mengharuskan kebiasaan mencuci tangan setiap
waktu menggunakan air bersih dan sabun, mengganti pakaian dan mandi
setiap setelah keluar.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Bagi responden
Menjaga kebersihan diri seperti memotong kuku secara teratur dan
menjaga kebersihan dari lingkungan lebih ditingkatkan lagi agar
mencegah terjadinya infeksi kecacingan.
2. Bagi peneliti selanjutnya.
Pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat diteliti dengan faktor
lainnya dari kontaminasi telur cacing nematoda usus pada responden
berumur 6-12 atau pada siswa sekolah dasar seperti factor kesehatan itu
sendiri.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
46
Setya Perdana, A., Keman,S. 2013 . Hubungan Hygiene Tangan dan Kuku Dengan
Kejadian Enterobiasis Pada Siswa SDN Kenjeran No.248 Kecematan Bulak
Surabya. Jurnal Kesehatan Lingkungan . Vol. 7 No.1 : 7-13
Setya, A. K . 2014 . Parasitologi Pratikum Analis Kesehatan. Jakarta : EGC
Shinta Agustin S, Renita Rusjdi S, Desmawati . 2017 . Hubungan Personal Hygiene
dengan Kejadian Enterobiasis pada Anak Panti Asuhan di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawang. Jurnal kesehatan andalas Vol. 6 No. 3
Soebari dan Soejoto. , 1996. Parasitologi Medik Jilid I, Protozologi dan
Helmintologi. Solo: EGC
Soedarto. 1995 . Entomologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soedarto. 2008 . Parasitologi Klinik. Surabaya Airlangga University Press
Srisari, G., 2006 . Parasitologi Kedokteran edisi ke 3. Jakarta: EGC
Sutanto, I. Ismid, S. Sjarifuddin, K. Sungkar,S . 2013. Buku Ajar Parasitologi
Kedokteran Edisi Ke-empat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Widayanti, L. 2008 . Hubungan Status Ekonomi Dengan Kejadian Infeksi Cacing
Enterobius vermicularis pada Siswa SDN Panggung Kelurahan Mangunharjo,
Jawa Tengah. Naskah Publikasi KTI Universitas Diponegoro Semarang.
(http://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/1202/1/151310012_revisi%20KTI%20lengkap%20FITRIA%20RIZK
I-converted.pdf (diakses pada tanggal 23 januari 2020, pukul 12:05) )
Widyastuti R. 2006 . Parasitologi, Cetakan Keempat, Jakarta: Universitas Terbuka.
Zulkoni A. 2010 . Parasitologi Cetkan Pertama. Yogyakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data
47
48
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Saya Devi Sagita Ratna (NIM. 2240016021) merupakan mahasiswa dari Program
Studi D-IV Analis Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya mengucapkan terma kasih kepada calon responden yang telah membaca
lemabar informasi. Pada saat saya melakukan penelitian tentang “Hubungan
personl hygiene dengan kejadian enterobiasis pada siswa kelas I dan kelas VI di
SDN Wonokusumo Surabaya”. Metode yang digunakan adalah metode Adhesive
Collaphane Tape (selotip). Kriteria responden yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah laki-laki dan perempuan kelas I dan kelas VI. Jumlah responden yang
dibutuhkan sebesar 80 orang siswa. Lama waktu pengumpulan data atau intervensi
kurang lebih 2 minggu. Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui dan
mengidentifikasi keberasaan telur cacing nematoda usus yaitu Enterobius
vermicularis dalam anal responden. Manfaat dari penelitian ini adalah responden
akan mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu mengetahui ada atau tidaknya
enterobiasis (infeksi kecacingan). Berkenan dalam hal tersebut, saya bermaksud
untuk meminta kesediaan saudara/i untuk menjadi responden guna penelitian yang
dimaksud.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
A. Manfaat Terhadap Subjek Penelitian
Responden dari penelitian ini akan mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu
mengetahui ada atau tidaknya enterobiasis (infeksi kecacingan).
B. Kesukarelaan Untuk Ikut Penelitian
Pnelitian ini bersifat sukarela dan tidak memaksa calon responden sehingga
calon responden berhak tidak mengikuti ataupun mengundurkan diri dari
penelitian ini. Jika calon responden mengundurkan diri ataupun tidak ingin
mengikuti penelitian ini tidak dikenakan sanksi dan denda.
C. Unsur Paksaan
Jika dalam penelitian ini calon responden terdapat membatalkan
partisipasinya, maka tidak akan mendapatkan souvenir maupun hidangan yang
sudah disiapkan sebelumnya.
D. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Sampel
Sampel dalam penelitian ii didapat dari siswa laki-laki dan perempuan
kelas I dan kelas VI SDN Wonokusumo Surabaya yang mengisi
permintaan menjadi responden dan lembar persetujuan responden untuk
bersedia sebagai bahan sampel penelitian.
2. Cara Pengambilan Sampel
Sampel yang akan diambil pada siswa kelas I dan kelas VI adalah rectal
swab. Pada hari pertama penelitian akan memberikan pengarahan serta
55
Peneliti Responden
Saksi I Saksi II
( ) ( )
56
“Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pda siswa Kelas I dan
Kelas VI di SDN Wonokusumo Surabaya”
Saya juga dapat menolak menjawab pertanyaan yang diberikan ataupun menarik
diri dari persetujuan ini suatu saat, tanpa sanksi apapun.
Surabaya,………………………….
( ) ( )
Saksi 1 Saksi 2
( ) ( )
57
Nama peneliti :
Alamat :
Judul penelitian :
D. Jaminan kerahasiaan
Surabaya,……………………….
( ) ( )
Saksi 1 Saksi 2
( ) ( )
58
PERSETUJUAN
“Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pda siswa Kelas I dan Kelas
Surabaya, …………………
Peneliti
( )
Saksi 1 Saksi 2
( ) ( )
59
PENGUNDURAN DIRI
“Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pda siswa Kelas I dan Kelas
Demikian lembar pengunduran diri ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
paksaan.
Surabaya, …………………
Peneliti
( )
Saksi 1 Saksi 2
( ) ( )
60
Nama :
Alamat :
Dengan ini saya menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi responden di dalam
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan
judul
“Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pda siswa Kelas I dan Kelas VI
Dimana pernyataan ini saya buat dengan suka rela dan tanpa paksaan dari pihak manapun dan
Surabaya , 2020
( )
61
DAFTAR KUESIONER
Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pda siswa Kelas I dan Kelas VI di
SDN Wonokusumo Surabaya
A. Identitas Responden
Nama :
Alamat :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Nama orang tua :
B. Panduan Wawancara
Data Pelaku Personal Hygiene
Beri tanda (x) pada jawaban yang dipilih
Hygiene dan Sanitasi Anak
1. apakah setiap mau makan selalu mencuci tangan ?
d) Ya
e) Tidak
2. mandi ?
a) 1x/ hari
b) >1 atau <1x/hari
3. penggunaan sabun mandi ?
a) tidak pernah
b) selalu
4. tempat mandi ?
a) umum
b) kamar mandi sendiri
5. ganti pakaian/ pakaian dalam ?
a) 1x/ hari
b) <1 atau >1/ hari
6. jika iya, menggunakan apakah untuk mencuci tangan ?
f) Air saja
g) Sabun dan air mengalir
7. apakah setelah buang air besar selalu mencuci tangan
a) Ya
b) Tidak
8. jika iya, dengan apakah untuk mencuci tangan setelah buang air besar ?
a) Air dan sabun
b) Air saja
9. apakah sering bermain tanah ?
a) Ya
b) Tidak
10. apakah pernah makan sambil bermain ditanah
a) Ya
b) Tidak
11. apakah setelah bermain ditanah melakukan cuci tangan ?
62
a) Ya
b) Tidak
12. dengan apakah untuk mencuci tangan setelah bermain di tanah ?
a) air dan sabun
b) air saja
Pemakaian Alas Kaki
13. apakah menggunakan alas kaki (sepatu, sandal) setiap keluar rumah ?
a) Ya
b) Tidak
14. pada waktu istirahat apakah sering bermain sambil membuka sepatu ?
a) Ya
b) Tidak
Kebersihan Kuku
15. apakah selalu memotong kuku setiap seminggu sekali ?
a) Ya
b) Tidak
16. apakah sering menggigit kuku ?
a) Ya
b) Tidak
17. apakah senang memiliki kuku yang panjang ?
a) Ya
b) Tidak
18. apakah sering memiliki kuku yang hitam/kotor ?
a) Ya
b) Tidak
19. apakah jajan sembarangan ?
a) Ya
b) Tidak
20. apakah jajanan yang dibeli terbungkus/tertutup ?
a) Ya
b) Tidak
21. apakah buang air di wc ?
a) Ya
b) Tidak
22. apakah buang air dikebun ?
a) Ya
b) Tidak
23. apakah buang air besar di sungai ?
a) Ya
b) Tidak
24. apakah setelah buang air besar mencuci tangan dengan sabun dan air bersih ?
a) Air bersih dan sabun
b) Air sbersih saja