Anda di halaman 1dari 31

SEMINAR KASUS

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN


“Nn. M Remaja Putri Usia 15 Tahun Dengan Konseling Personal Hygine
di BPM Ifa Laelatussofia Pandeglang – Banten Tahun 2023”

Disusun Oleh :

Nama : Ifa Laelatussofia


NPM : 07210400310

i
PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

“ ASUHAN KEBIDANAN PADA NN. M REMAJA PUTRI USIA 15 TAHUN


DENGAN KONSELING PESONAL HYGINE DI BPM IFA LAELATUSSOFIA
TAHUN 2023”

Oleh:
NAMA : Ifa Laelatussofia
NPM : 07210400310

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, 14 Januari 2023


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

( Uci Ciptiasrini, SKM, M.Kes)

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi kasus dengan judul “Nn. M Remaja Putri Usia 15 tahun dengan
konseling personal hygine seputar alat Genetalia di PMB Tahun 2023”.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. H. Jacub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. Dr. dr. H. M Hafizurrahman, MPH, Sebagai Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, S.KM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia
Maju
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selak Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu S,KM MKES Selaku Wakil rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
7. Hedy Hardiana, S. Kep., M. Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
8. Retno Sugesti, S.ST., M. Kes Selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju
9. Uci Ciptiasrini, SKM, M.Kes Selaku Dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan seminar kasus.
10. Serta dosen-dosen pembimbing dalam kelompok 3 yang senantiasa
mendampingi penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan
pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini.

iv
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis
selama mengikuti proses pendidikan.
12. Seluruh teman-teman kelompok 3 dalam Praktik Kespro Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi pada Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Departemen Kebidanan UIMA yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat sehingga laporan ini terselesaikan dengan baik
Penyusunan studi kasus ini masih banyak sekali kekurangan dan
kelemahan dan juga terdapat hambatan dan rintangan dalam penyusunan, tetapi
bukan merupakan suatu halangan bagi penulis, bahkan menjadi suatu tantangan
sekaligus pelajaran dan pengalaman untuk menambah wawasan dan percaya
diri. Maka dari itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun sangat diharapkan.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang
berlimpah atas segala sesuatu yang telah penulis upayakan dalam pembuatan
studi kasus ini. Amin.

Pandeglang, 14 Januari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

SEMINAR KASUS......................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................5
A. Remaja............................................................................................................5
B. Personal Hygiene............................................................................................6
C. Hygiene Genitalia Wanita............................................................................10
D. Infeksi Genetalia...........................................................................................14
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................16
A. Data Subjektif...............................................................................................16
B. Data Objektif................................................................................................18
C. Analisis Data.................................................................................................20
D. Penatalaksanaan............................................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................22
A. Data Subyektif..............................................................................................22
B. Data Obyektif...............................................................................................23
C. Analisa..........................................................................................................23
D. Penatalaksanaan............................................................................................23
BAB V PENUTUP.....................................................................................................26
A. Kesimpulan...................................................................................................26
B. Saran.............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................28
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................Error! Bookmark not defined.

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja berawal saat usia 12 sampai dengan 24 tahun (WHO). Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014 menjelaskan remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10–18 tahun.(1) Sedangkan menurut BKKBN, 10–24 tahun
tergolong usia remaja dengan status belum melakukan pernikahan. Remaja akan
melalui banyak peristiwa dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan. Adapun
peristiwa tersebut yaitu munculnya beberapa ciri alat kelamin sekunder meliputi
tumbuh suburnya rambut pada area kewanitaan dan bulu ketiak, lingkar pinggul
melebar, mengalami menstruasi, mengencangnya ukuran payudara, kulit kian terasa
halus, dan lebih emosional.(2)
Kesehatan reproduksi di kalangan wanita merupakan masalah yang penting
untuk diperhatikan. Masalah kesehatan organ reproduksi pada remaja perlu mendapat
perhatian yang serius, karena masalah tersebut paling sering muncul pada
negaranegara berkembang termasuk Indonesia. (3)
Sering kali remaja mengabaikan pentingnya berperilaku sehat terutama dalam
menjaga organ vagina agar terhindar dari berbagai penyakit yang sering dijumpai
pada kesehatan organ vagina. Masalah remaja dengan organ reproduksinya kurang
mendapatkan perhatian karena umur relatif muda, masih dalam status pendidikan
sehingga seolaholah bebas dari kemungkinan menghadapi masalah penyulit dan
penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya.(3) Padahal banyak sekali
penyakit yang dapat terjadi jika kita tidak menjaga dan membersihkan organ vagina
dengan benar, itu sebabnya penting memahami dan mengetahui tentang kebersihan
organ vagina.(4)
Menurut WHO perempuan jarang dalam memperhatikan kebersihan pada
organ genitalia eksternanya. Infeksi pada vagina setiap tahunnya menyerang
perempuan di seluruh dunia 10-15% dari 100 juta perempuan, contohnya remaja
yang terkena infeksi bakteri kandida sekitar 15% dan mengalami keputihan. Kejadian

1
2

tersebut dikarenakan remaja tidak mengetahui permasalahan seputar organ


reproduksi.(5)
Pada penelitian Mokodongan (2015) menyatakan bahwa lebih banyak remaja
memiliki risiko tinggi akan mengalami masalah kesehatan reproduksi, ada 10%
remaja yang sering menggunakan produk pembersih wanita, ada 17,59% remaja yang
tidak mengeringkan genitalia eksterna setelah buang air kecil atau buang air besar
dengan menggunakan tisu atau handuk kering. Selanjutnya 25,76% remaja yang
membersihkan genitalia eksterna dengan arah dari belakang ke depan, 17% remaja
yang sering menggunakan celana dalam ketat dalam aktivitas sehari-hari. 8,2%
remaja yang sering memakai celana dalam dengan bahan bukan katun 2,5% remaja
yang sering memakai bersama pakaian dalam dan handuk dengan orang lain.(5)
Berdasarkan data Depkes RI (2016) di Indonesia prevalensi terjadinya infeksi
saluran reproduksi akibat kurangnya hygiene pada organ genetalia adalah 90-100
kasus per 100.000 penduduk per tahun.(6)
Perilaku seseorang biasanya dicerminkan dengan sikap, bagaimana seseorang
bersikap dan berbuat dalam perilaku membersihkan organ vagina itu dapat
menentukan kebersihan vagina itu sendiri. Oleh karena itu, memahami dan
mengetahui tentang cara membersihkan organ vagina dengan benar sangat penting
dalam menjaga kesehatan reproduksi. Perawatan diri atau kebersihan diri (personal
hygine) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.(3)
Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan salah satu alternatif, dengan
memberikan informasi kepada remaja agar mengetahui bagaimana cara menjaga
kesehatan reproduksi kewanitaan agar terhindar dari penyakit organ reproduksi
mereka yaitu memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
khususnya pada remaja putri dan bagaimana menjaga kebersihan organ reproduksi.
(4)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
3

Memberikan asuhan kebidanan Nn. M Remaja Putri Usia 15 tahun dengan


konseling personal hygine seputar alat Genetalia di PMB Ifa laelatussofia.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Nn. M Remaja Putri Usia
15 tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di PMB Ifa
Laelatussofia dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.
b. Mampu melakukan pengkajian data obyektif pada pada Nn. M Remaja Putri
Usia 15 tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di
PMB Ifa Laelatussofia dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.
c. Mampu melakukan pengkajian data obyektif pada Nn. M Remaja Putri Usia
15 tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di BPM
Pandeglang dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.
d. Mampu melakukan Penatalaksanaan asuhan pada Nn. M Remaja Putri Usia
15 tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di BPM
Pandeglang dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.

C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Dapat mengetahui bagaimana cara perawatan organ reproduksi serta mampu
mempraktekkan cara merawat organ genetalia.
2. Bagi Mahasiswa
Memperoleh pengalaman dalam memberikan asuhan kepada pasien, dan
diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam menyusun Seminar Kasus.
3. Bagi Tempat Praktik
Dapat dijadikan salah satu referensi dalam memberikan asuhan kebidanan pada
remaja dengan kasus personal hygiene seputar alat genetalia.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembuatan seminar kasus selanjutnya
terkait personal hygiene.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Remaja
1. Pengertia Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.Masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa
dewasa.(7)
2. Batasan Remaja
Remaja, adalah kelompok penduduk yang berusia 10 - 19 tahun.(8)
Pertumbuhan dan perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga
tahap, yaitu remaja awal (usia 10-14 tahun), remaja pertengahan (usia14-17
tahun) dan remaja akhir (usia 17-20 tahun).(7)
3. Karakteristik seksualitas remaja putri
Manuaba (2019) menyatakan masa remaja berhubungan dengan suatu
fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu
bagian yang penting pada saat masa remaja yang dimana lebih ditekankan
proses biologis yang mengarah pada kemampuan bereproduksi. Pada masa ini
remaja mengalami perubahan ciri seks sekunder. Ciri seks sekunder pada
remaja putri adalah tampak rambut yang mulai tumbuh di sekitar alat kelamin
dan ketiak, payudara dan pinggul mulai membesar, serta kulit menjadi lebih
halus. Selain tampaknya ciri seks sekunder, organ kelamin pada remaja juga
mengalami perubahan ke arah pematangan, yaitu kedua indung telur
(ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Pada saat ini perempuan akan
mengalami ovulasi dan menstruasi.(9)
4. Remaja dan kesehatan reproduksi

4
5

Remaja merupakan generasi penerus bangsa, remaja bertanggung


jawab untuk menjaga kualitas keturunan yang akan dihasilkannya. Keputihan
patologis merupakan salah satu indikator dari adanya infeksi dari alat kelamin
yang berupa vaginitis, kandidiasis, dan trikomonas. Pada remaja yang
melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda, keputihan
merupakan indikator dari Penyakit Menular Seksual (PMS) sehingga sangat
berpengaruh pada kualitas organ reproduksi remaja.(5)

B. Personal Hygiene
1. Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene merupakan upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatannya. Kebersihan diri atau personal hygiene
merupakan sesuatu yang sangat penting dan tentunya perlu diperhatikan
karena termasuk dalam pencegahan primer yang spesifik, serta dapat
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan fisik dan kesehatan mental
seseorang dalam kehidupan hariannya.(10)
Personal hygiene merupakan kebersihan dan kesehatan seorang
individu yang memiliki tujuan mencegah munculnya penyakit pada diri
sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya seseorang untuk
memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya yaitu personal hygiene, yang
nantinya dapat meminimalkan masuknya berbagai macam mikroorganisme
yang ada dan pada akhirnya mencegah individu terserang penyakit.(11)
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan
sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
6

adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum.(10)
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan
fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang
rutin. Tujuan dilakukannya personal hygiene adalah peningkatan derajat
kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki personal hygiene,
mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan
keindahan. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
adalah sebagai berikut:(10)
o Dampak fisik, banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta
gangguan fisik pada kuku.
o Masalah psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat tubuh
agar tubuh selalu sehat dan bersih serta mampu meningkatkan derajat
kesehatan pada tubuh sehingga masalah kesehatan serta dampak negatif dari
fisik maupun social dapat teratasi dengan baik.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene(10)
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain:
o Citra tubuh (body image), penampilan umum dapat menggambarkan
pentingnya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan
konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh
7

ini dapat seringkali berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara


mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat
pembedahan atau penyakit fisik.
o Praktik sosial, kelompok-kelompok sosial wadah seorang pelayan
berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi.
o Status sosial ekonomi, sumber daya ekonomi seseorang
mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan.
o Pengetahuan, pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu
sendiri tidaklah cukup. Seseorang juga harus termotivasi untuk
memelihara perawatan diri.
o Kebudayaan, kepercayaan kebudayaan seseorang dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan higienis. Orang dari latar kebudayaan yang
berbeda, mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.
o Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang, setiap orang memiliki
keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,
dan melakukan perawatan rambut
3. Tujuan Personal Hygiene
Ada beberapa tujuan dalam personal hygiene, adalah sebagai berikut:
(12)
o Meningkatkan derajat kesehatan
o Memelihara kebersihan diri
o Memperbaiki personal hygiene
o Pencegahan penyakit
o Meningkatkan percaya diri
o Menciptakan keindahan
Berdasarkan uraian tersebut tujuan dari personal hygiene adalah
kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene
8

adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya


guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya yang meliputi memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajad kesehatan individu
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun
terhadap orang lain.(2)

C. Hygiene Genitalia Wanita


1. Pengertian Genitalia Wanita
Hygiene Genetalia adalah perawatan diri dengan cara melakukan
beberapa fungsi seperti mandi, toileting, hygiene tubuh umum, dan berhias.
Hygiene adalah persoalan yang sangat pribadi dan ditentukan oleh berbagai
faktor, termasuk nilai-nilai dan praktik individual. Hygiene meliputi
perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, rongga mulut dan hidung, mata, telinga
dan area genitalia. Hygiene genitalia merupakan pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan individu yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
terhindar dari gangguan alat reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fisik
dan psikisserta meningkatkan derajat kesehatan.(13)
2. Tujuan dan manfaat
Tujuan hygiene pada alat reproduksi eksternal adalah untuk menjaga
kesehatan dan kebersihan vagina, membersihkan bekas keringat dan bakteri
yang ada di sekitar vulva dan luar vagina, mempertahankan pH derajat
keasaman vagina normal yaitu 3,5 sampai 4,5, mencegah rangsangan
tumbuhnya jamur, bakteri, dan protozoa, mencegah munculnya keputihan dan
penyakit reproduksi lainnya. Manfaat personal hygiene pada alat reproduksi
wanita untuk menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman,
mencegah timbulnya keputihan, bau tidak sedap, dan gatal-gatal.(13)
3. Indikator hygiene genitalia(12)
a. Menjaga kebersihan alat kelamin luar
9

o Selalu menjaga kebersihan alat kelamin luar dengan cara mencukur


dan memotong rambut vagina yang terlampau tebal, karena biasanya
disana tempat tersembunyi kuman.
o Produk kosmetik pembersih dan pengharum vagina seharusnya tidak
digunakan karena jika digunakan sembarangan dapat membahayakan
kuman lactobacillus Kuman ini berfungsi menjaga keasaman vagina
tetap pada pH 3,5 – 4,5. Dalam keadaan asam, vagina bisa
membersihkan diri secara alami dan melawan kumankuman
abnormal.
o Hindari memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu harum, atau tisu
toilet. Hal tersebut membuat vagina kerap iritasi karena jika tisu
yang digunakan untuk membersihkan vagina tertinggal maka dapat
menjadi benda asing yang mengakibatkan keputihan.
o Biasakan cebok setelah buang air. Untuk mencebok kelamin dari
depan ke arah belakang dan tidak menyentuh anus, dan mencebok
anus yang benar yaitu mencebok ke arah belakang, dan tidak
menyentuh kelamin. Ini akan menghindari masuknya kuman dari
anus ke kelamin.
b. Penggunaan celana dalam yang benar
o Gunakan celana dalam yang bahannya dari katun agar menyerap
keringat, hindari penggunaan bahan celana yang terbuat dari nilon
atau strait, dan jangan menggunakan celana dalam yang basah.
Dengan begitu daerah vital akan selalu terjaga dan tetap kering.
o Jangan memakai celana yang terlalu ketat, karena bisa
menimbulkan gesekan sehingga keadaan di sekitar menjadi panas
dan lembab.
o Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
c. Menghindari tertularnya PMS
o Bila sudah melakukan hubungan seksual, biasakan membersihkan
alat kelamin sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
10

Hindari melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti


pasangan. Lakukan pap smear setiap tahun untuk mendeteksi dini
adanya kanker pada mulut leher rahim. Namun lebih baik lagi
menunda hubungan seksual sampai menikah.
o Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul
lewat air yang tidak bersih. Jadi, bersihkan bak mandi, ember,
centong, dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari
menjamurnya kuman. Bila buang air di toilet umum, hindari
menggunakan kloset duduk dan cebok dengan air yang mengalir.
o Tidak tukar-menukar celana dalam dan handuk.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene genitalia wanita


Faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene genitalia sebagai
berikut :(14)
o Citra tubuh (body image) Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
o Status sosio ekonomi Sumber daya seseorang yang mempengaruhi
jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Status sosio
ekonomi yang rendah akan mempengaruhi rendahnya tingkat
personal hygiene karena keterbatasan dalam pemenuhan peralatan
kebersihan tubuh serta sarana kebersihan.
o Kondisi fisik Seseorang yang menderita penyakit tertentu (misalnya
kanker tahap lanjut) atau yang menjalani operasi seringkali sulit
untuk melakukan praktik personal hygiene dengan baik akibat dari
keterbatasan fisik sehingga mengakibatkan kebersihan diri yang
kurang terjaga dengan baik
o Pengetahuan adalah salah satu faktor predisposing terbentuknya
perilaku pada remaja, yaitu faktor yang memotivasi. Faktor ini
berasal dari dalam diri seorang remaja yang menjadi alasan atau
11

motivasi. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan


implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene.(1)

D. Infeksi Genetalia
Infeksi genitalia non spesifik (IGNS) adalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri selain Neisseria gonorrhoeae yang terjadi pada wanita dan menyebabkan
peradangan pada area kemaluan dan organ reproduksi. Istilah non spesifik
digunakan bila organisme penyebab tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan
mikroskop konvensional. Organisme tersebut termasuk Chlamydia trachomatis
(Grup D to K) dan Ureaplasma urealyticum.(15)
Polymerase chain reaction atau PCR adalah metode untuk membuat
salinan dari regio DNA spesifik secara in vitro. PCR membantu pada DNA
cloning, alat diagnostik pada dunia medis, dan analisis forensik DNA.
Metode modern ini memerlukan sarana khusus, tenaga terlatih, dan biaya
mahal sehingga belum digunakan secara rutin. Namun dalam hal IGNS, PCR
dapat membantu mendeteksi keberadaan Ureaplasma urealyticum sebagai
bakteri penyebab yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan mikroskop
konvensional. Kami melakukan riset untuk mengetahui angka kejadian infeksi
Ureaplasma urealyticum pada pasien IGNS dengan menggunakan metode PCR
yang menargetkan struktur gen Ureaplasma pada area 429 bp.(15)
Ureaplasma urealyticum dan IGNS
Ureaplasma urealyticum merupakan salah satu bakteri penyebab IGNS,
selain bakteri lain seperti Chlamydia trachomatis (Grup D dan K). Menentukan
diagnosis IGNS membutuhkan tanya jawab detail mengenai keluhan pasien dan
pasangan, faktor risiko dan riwayat obstetrik. Pada pemeriksaan fisik,
kemerahan, lecet pada leher rahim dan cairan kental mungkin dapat ditemukan.
Berdasar pemeriksaan mikroskop, diagnosis IGNS ditentukan berdasarkan
kriteria ditemukan 10-30 sel darah putih per lapangan pandang pada sediaan
cairan leher rahim dengan pewarnaan Gram, tanpa ditemukan bakteri lain atau
jamur yang spesifik.
12

Spesies Ureaplasma merupakan bakteri yang berpotensi menjadi patogen


yang paling sering diisolasi dari area kemaluan pria dan wanita. Evolusi
degeneratif telah membuat Ureaplasma kehilangan peptidoglikan pada dinding
selnya.
Hal ini membuat Ureaplasma menjadi tidak sensitif dengan pengobatan
dengan antibiotik beta laktam dan tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram
yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Akibatnya diagnosis
infeksi oleh Ureaplasma urealyticum menjadi sukar ditegakkan dan hanya
menjadi diagnosis eksklusi saat tak ditemukan bakteri penyebab pada
pemeriksaan mikroskopis.
Infeksi yang disebabkan oleh Ureaplasma urealyticum seringkali tidak
menyebabkan keluhan, namun banyak penelitian menyatakan infeksi
Ureaplasma urealyticum dapat berakhir pada infertilitas. Infeksi Ureaplasma
urealyticum juga dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan seperti kematian
janin, kelahiran prematur dan infeksi paru-paru pada bayi, serta ditemukan pada
pasien dengan penyakit radang panggul. Menilik permasalahan deteksi,
pengobatan dan akibat serius dari infeksi Ureaplasma urealyticum, PCR
menawarkan solusi untuk membantu menemukan angka kejadian infeksi
Ureaplasma urealyticum pada pasien NSGI.(15)
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2023
Waktu Pengkajian : 01.00 WIB
Tempat Pengkajian : BLUD PKM PULOSARI
Pengkaji : Ifa Laelatussofia
A. Data Subjektif
Identitas Remaja
Nama : Nn. M
Umur : 15 tahun
Anak ke :1
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kp. Karoroy Ds Banjarwangi- Pulosari-Pandeglang
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “A” Nama Suami : Tn. “E”
Umur : 33thn Umur : 38th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Kp. Karoroy Ds. Banjarwangi-Pulosari-Pandeglang
1. Alasan datang
Pasien mengatakan ingin memeriksa keadaannya.

13
14

2. Keluhan utama
Pasien mengatakan bahwa saat ini merasa gatal-gatal dan iritasi diselangkangan
dan mengganggu aktifitasnya.
3. Riwayat obstetri
Menarche usia 12 tahun
Lama menstruasi 5-7 hari, ganti pembalut 3x sehari
Siklus menstruasi 28 hari
4. Riwayat ginekologi
Tidak memiliki riwayat ginekologi seperti kista, mioma, dan endrometritis
3 hari yang lalu selesai menstruasi
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan remaja
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu maupun
sekarang dan pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dirinya dan keluarganya tidak mempunyai riwayat
penyakit menurun (Hipertensi, asma, DM), penyakit menular (HIV, AIDS,
TBC, Hepatitis) dan penyakit menahun (Jantung, ginjal)
6. Riwayat psikososial
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, tinggal dan diasuh oleh
orang tua nya yang selalu memberikan kasih sayang. Tidak pernah
mendapatkan perlakuan kekerasan apapun.
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola istirahat
Malam : 8 jam
Tidak pernah tidur siang
b) Pola aktivitas
Belajar, membantu ibu dirumah, olahraga tapi tidak rutin.
c) Pola eliminasi
BAK 4-5 kali/hari
BAB 1 kali/hari
15

d) Pola nutrisi
Makan 3 kali/hari bervariasi (nasi, lauk, sayur) juga jajan makanan seperti
bakso dan mie instan dan fastfood)
Minum kurang lebih 6-8 gelas/hari
e) Pola personal hygiene
Mandi dan gosok gigi 2 kali/hari
Keramas 3 kali/minggu
Ganti celana dalam 1 kali/hari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 110/80mmHg
Denyut nadi : 80kali/menit
Frekuensi nafas : 18kali/menit
Suhu tubuh : 36 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 155 cm
LILA : 24,5 cm
IMT : 20,81 kg/m2
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Bersih, tidak pucat.
Mata : Simetris, Conjungtiva tidak anemis sclera tidak
ikterik
Mulut : Bersih, gigi tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembengkakan pada Kelenjar Tyroid
Dada : Simetris, tidak ada benjolan.
Abdomen : Hepar tidak ada pembesaran gaster tidak nyeri tekan.
16

Ekstremitas Atas : Simetris, jumlah jari lengkap


Ekstremitas Bawah : Simetris, jumlah jari lengkap
Anogenitalia : Tidak ada verices, ada tanda peradangan
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.

C. Analisis Data
Nn. M Usia 15 Tahun, Remaja Putri Kebutuhan Personal Hygiene.

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent.
Evaluasi : pasien menyetujui.
2. Melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan menerapkan protokol
Kesehatan yaitu menggunakan masker.
Evaluasi : petugas dan pasien memakai masker.
3. Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan yaitu pemeriksaan head to
toe.
Evaluasi : pasien mengerti
4. Melakukan pemeriksaan secara melalui inspeksi di area genetalia, tak lupa
memakai hand scoon.
Evaluasi : pasien bertindak kooperatif
5. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ada infeksi atau peradangan pada
genetalia pasien dan peradangan harus diobati.
Evaluasi : pasien mengerti.
Memberi tahu hasil pemerikasaan bahwa ada infeksi atau peradangan pada
genetalia di tandai dengan adanya kemerahan dan iritasi, lalu pasien diberikan
salep kulit untuk di oleskan pada area peradangan 3kali sehari.
6. Menganjurkan konsultasi ke dokter kulit bila keadaan tidak membaik.
Evaluasi : pasien mengeti dan bersedia berkonsultasi dengan dokter kulit
7. Melakukan konseling dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan
tentang cara membersihkan (personal hygiene) dengan benar untuk mencegah
17

infeksi disekitar genetalia khususnya organ vagina diantaranya cebok dari


arah depan ke belakang, dan sesudah cebok dikeringkan dengan handuk
kering atau tissue untuk menjaga kesehatan reproduksi yang optimal.
Evaluasi : pasien mengerti.
8. Menjelaskan menggunakan celana dalam dari bahan katun dan mengganti
celana dalam sehari minimal dua kali.
Evaluasi : pasien mengerti.
9. Dalam keadaan menstruasi ganti pembalut dan pakaian dalam 3-4 kali sehari.
Evaluasi : pasien mengerti.
10. Menjelaskan bahwa infeksi disekitar genetalia bisa berdampak buruk pada
Kesehatan reproduksi bila tidak ditangani.
Evaluasi : pasien mengerti dan akan menjaga kebersihan dirinya.
11. Memberitahu pasien untuk melakukan kunjungan ulang setelah obat habis.
Evaluasi : pasien bersedia melakukan kunjungan ulang.
12. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi : dokumentasi telah dilakukan

Pandeglang, 14 Januari 2023


Pengkaji

(Ifa laelatussofia)
BAB IV
PEMBAHASAN

Bab ini penulis menguraikan pembahasan manajemen asuhan kebidanan pada


Remaja Nn. M yang dilakukan di BPM Ifa laelatussofia. Penulis akan menguraikan
berdasarkan SOAP. Bab ini penulis akan membandingkan antara tinjauan kasus pada
Nn.M usia 15 tahun dengan dengan konseling personal hygine seputar alat genetalia.
Pada langkah pertama ini berisi semua infomasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien yang terdiri dari data subjektif
dan data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian
hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Adapun yang termasuk data
subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat penyakit
yang di derita, Pola kebiasaan sehari-hari yang meliputi istirahat, aktivitas, eliminasi,
nutrisi dan personal hygiene.
A. Data Subyektif
Pengkajian pada kasus dilakukan pada tanggal 14 Januari 2023
didapatkan Data Subyektif adalah data yang mencakup identitas pasien. Data
identitas pasien Nama Nn. M, umur 15 tahun. Keluhan utama adalah mengetahui
alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pada kasus personal hygine
alat genetalia ini keluhan utamanya Nn. M merasa tidak nyaman, gatal, dan
menggangu aktifitas terkadang terasa perih. Pada kasus keluhan utama yaitu Nn.
M mengatakan mengalami gatal pada selangkangan sejak 1 minggu yang lalu
gatal pada genetalianya.
Sebelum memakai pakaian dalam daerah genitalia dikeringkan dengan
menggunakan tissue atau handuk, sebab jika tidak dikeringkan akan
menyebabkan pakaian dalam yang dipakai menjadi basah dan lembab. Selain
tidak nyaman dipakai, pakaian dalam yang basah dan lembab berpotensi
tumbuhnya bakteri dan jamur. Pada Nn. M mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari,
ganti baju 2x sehari dan keramas 3x seminggu untuk sebelum mengalami gatal
pada selangkangan ganti celana dalam 2x sehari serta membersihkan genetalianya

18
19

setiap habis BAB dan BAK ceboknya hanya dengan air tanpa sabun pencuci
vagina, tetapi cara ceboknya masih belum benar dari arah depan kebelakang dan
saat ini setelah BAK cebok hanya dengan air saja tidak dikeringkan dengan
handuk kecil atau tissu.
B. Data Obyektif
Pada kasus Nn. M data Obyektif adalah data yang didapatkan untuk
melengkapi data dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan tanda – tanda vital,
TD 110 / 80 mmHg, Nadi 80 x /menit, Pernafasan 18 x /menit, Suhu 36 0 C. Pada
pemeriksaan wajah bersih, tidak pucat; Mata Simetris, Conjungtiva tidak anemis
sclera tidak ikterik; Mulut : Bersih, gigi tidak ada caries Leher : Tidak ada
pembengkakan pada Kelenjar Tyroid Dada : Simetris, tidak ada benjolan.
Abdomen : Hepar tidak ada pembesaran gaster tidak nyeri tekan; Ekstremitas
Atas : Simetris, jumlah jari lengkap ; Ekstremitas Bawah : Simetris, jumlah jari
lengkap Anogenitalia : Tidak ada verices, ada tanda peradangan.
C. Analisa
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang ditemukan
maka dapat ditegakkan dignosa Nn. M usia 15 tahun, remaja putri dengan
personal hygiene kurang baik.
D. Penatalaksanaan
Beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene antara lain Body
Image, pengetahuan dan kondisi fisik. Karena itu yang diperlukan
yaitupenjelasan tentang keadaan yang sedang dialami klien saat ini agar diperoleh
gambaran individu terhadap dirinya termasuk adanya perubahn fisik sehingga
individu bisa perduli terhadap kebersihannya karena itu akan sangat
mempengaruhi pemenuhan kebersihan diri oleh klien, memberikan
informasi tentang pola perawatan diri pada ibu hamil karena pengetahuan yang
baikdapat meningkatkan pola Personal hygiene. Juga diperlukan dukungan dan
bantuandari keluarga karena pada keadaan sakit tertentu, kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
20

Masalah yang muncul pada Nn. M adalah gangguan rasa tidak nyaman
karena klien sangat mudah berkeringat dan kulitnya gatal-gatal, klien mengaku
belum pernah mendapatkan penyuluhan atau informasi tentang personal hygien,
klien juga belum bisa menerima perubahan yang terjadi pada dirinya karena
banyak keluhan yang diaalami. Dari masalah yang timbul maka kebutuhan yang
diberikan yaitu informasi tentang keadaannya saat ini, informasi tentang pola
perawatan diri, anjurkan remaja untuk menjaga kebersihan diri serta berikan
dukungan moril pada klien. Dari langkah tersebut penulis tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dengan hasil studi kasus yang dilakukan.
Keramas harus selalu dilakukan ketika rambut terasa kotor, menghindari
pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa,
menjaga kebersihan genetalia dan mengganti celana dalam secara rutin minimal
dua kali sehari atau sewaktu-waktu bila celana dalam sudah kotor, menjaga kuku
agar selalu dalam keadaan pendek dan bersih. Mengganti pakaian minimal 2X
sehari serta menggunakan pakaianyang longgar dan terbuat dari katun
Perencanaan yang dilakukan pada Nn. M yaitu memberikan KIE tentang
personal hygiene yaitu kebersihan rambut dan kepala, kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit, kebersihan payudara, kebersihan pakaian, kebersihan genetalia,
dan kebersihan kuku, anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan moril,
makan-makanan yang bergizi dan teratur serta mengurangi kebiasaan minum-
minuman dalam kemasan, anjurkan untuk minum obat atau vitamin yang
diberikan bidan, serta beritahu akan dilakukannya kunjungan ulang. Dalam
langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
Pada evaluasi kasus kebutuhan personal hygiene ini di harapkan dalam
waktu 3 minggu klien mengerti akan pentingnya menjaga kebersihan diri, selain
itu juga diharapkan segala masalah klien bisa teratasi dan kebutuhan personal
hygiene klien bisa terpenuhi. Sehingga Nn. M bisa merasa nyaman dan rasa
percaya diri meningkat. Perencanaan dan asuhan yang diberikan benar-benar
telah sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa. Sehingga dalam
langkah ini antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
21

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Telah dilakukan pengkajian data subyektif pada Nn. M Remaja Putri Usia
15 tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di PMB
Ifa Laelatussofia dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.
2. Telah dilakukan pengkajian data obyektif pada pada Nn. M Remaja Putri
Usia 15 tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di
PMB Ifa Laelatussofia dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.
3. Telah dilakukan pengkajian data obyektif pada Nn. M Remaja Putri Usia 15
tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di BPM-
Pandeglang dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.
4. Telah dilakukan Penatalaksanaan asuhan pada Nn. M Remaja Putri Usia 15
tahun dengan konseling personal hygine seputar alat Genetalia di BPM
Pandeglang dan menganalisa kesesuaian kasus dengan teori.

B. Saran
1. Bagi Remaja
Diharapkan remaja bisa lebih mengerti tentang personal hygiene,
menjaga kebersihan diri dan lebih peka terhadap masalah personal hygiene
seputar alat genetalia juga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi profesi
bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan remaja yang memiliki
banyak kebutuhan salah satunya yaitu personal hygiene.
2. Bagi Bidan
Bidan sebagai profesi agar dapat lebih memperhatikan kembali
kewenangannya dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien agar
dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan standar dan mencegah
komplikasi yang dapat terjadi pada remaja
22

3. Bagi Peraktik Bidan Mandiri (PMB)


Lebih meningkatkan mutu pelayanan bidan mandiri dalam memenuhi
asuhan kebidanan seperti penyediaan SOP yang memadai mengenai
personal hygiene. Serta lebih memperhatikan kewenangan yang dapat
dilakukan oleh Bidan berkaitan dengan masalah yang terjadi pada klien
sehingga dapat dilakukan penanganan dini secara maksimal apabila terjadi
komplikasi
4. Bagi Institusi Pendidikan
Pendidik dapat melakukan pendidikan kesehatan, atau memasukan
materi tentang personal hygiene untuk meningkatkan kesadaran pelajar
tentang personal hygiene.
23

DAFTAR PUSTAKA

1. Firdayani YF. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Pada


Organ Genetalia Eksterna Di Sma Negeri 2 Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari; 2016.
2. Hariawan H. Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene terhadap
Konsep Diri Pasien Imobilisasi Fisik. J Keperawatan Terpadu. 2022;
3. Silalahi, Verarica & Putri R. Personal Hygiene Pada Anak Sd Negeri
Merjosari 3. J Akses Pengabdi Indones. 2017;2 No. 2.
4. Wakhidah U& W. Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang infeksi
genitalia eksterna dan perilaku vulva hygiene kelas XI di Man 1 Surakarta. J
Kebidanan. 2014;6 (1):33–42.
5. M. Abrori and Qurbaniah. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Pontianak: UM
Pontianak Pers; 2017.
6. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2017.
7. Cindrya E. Pendidikan Islam Anak Usia Dini. J Pendidik Islam Anak Usia
Dini. 2019;1.
8. WHO. Masalah Kesehatan. Jakarta: Anonimous; 2014.
9. Manuaba IA. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC;
2013.
10. E Bujawati, Indriyanti SR. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Personal
Hygiene Selama Menstruasi. Pers Hyg. 2017;
11. Zakiudin A. Perilaku Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Santri Di Pondok
Pesantren. J Keperawatan. 2016;XI, No. 1:7–14.
12. Yuni NE. Buku Saku Personal Hygiene. Yogyakarta: Nuha Medika; 2016.
13. Tapparan, F., Lampus B.S. PAJ. Gambaran Perilaku Kebersihan Organ
Genitalia Eksterna Siswi Kelas X Sekolah Menengah Atas Negri 1
24

Kawangkoan. J Kedokt Komunitas dan Trop. 2013;Vol. 1 No.


14. Holida, Siti Solihat & Sri I. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Personal
Hygienepada Saat Menstruasi Dengan Perilaku Pencegahan Pruritus
Vulvaepada Remaja Putri. Heal J. 2020;VIII No. 2.
15. Rahmadewi DP. Detection of ureaplasmaurealyticum by polymerase chain
reaction examination in nonspecific genital infection patients. Dermatology
Reports. 2019;11:59–61.

Anda mungkin juga menyukai