Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase XII Praktik Kolaborasi
Interprofesional
Oleh:
Oleh:
NAMA : FERAWATI KLIAN
NIM : A1A122010
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan,
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, S.H, MH., M. Kn., selaku Pembina Yayasan Pendidikan
Islam Mega Rezky Makassar.
2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega Rezky
Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mapahya selaku Rektor Universitas Megarezky
4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Megarezky.
5. Ibu Sutrani Syarif, S.ST., M. Keb selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Universitas Megarezky.
6. Ibu Rosdiana S.ST,SKM.,M.Keb selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswi
7. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua yang selama ini memberikan
bantuan moril maupun materil dalam penyelesaian laporan ini.
8. Ibu Berlin Padaunan S.Ter.Keb selaku pemilik TPMB yang telah memberi izin dalam
Pembuatan SOP
Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada Kami,
senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.4Ruang Lingkup............................................................................................5
1.4.1 Sasaran................................................................................................5
1.4.2 Tempat................................................................................................6
1.4.3 Waktu..................................................................................................6
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan yang terdiri dari :
a. Ovum Meiosis pada wanita menghasilkan sebuah telur atau ovum. Proses ini
terjadi di dalam ovarium, khususnya pada folikel ovarium. Ovum dianggap
subur selama 24 jam setelah ovulasi
b. Sperma Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal
mengakibatkan pengeluaran satu sendok teh semen, yang mengandung 200-
500 juta sperma, ke dalam vagina. Saat sperma berjalan tuba uterina, enzim-
enzim yang dihasilkan disana akan membantu kapasitas sperma. Enzim-
enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum
sebelum fertilisasi.
c. Fertilisasi Fertilisasi berlangsung di ampula (seperti bagian luar) tuba
uterina. Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang
mengelilingi ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam
membran dan membran tidak lagi dapat ditembus oleh sprema lain. Dengan
demikian, konsepsi berlangsung dan terbentuklah zigot. 8
d. Implantasi Zona peluzida berdegenerasi dan trofoblas melekatkan dirinya
pada endometrium rehim, biasanya pada daerah fundus anterior atau
posterior. Antara 7 sampai 10 hari setelah konsepsi, trofoblas mensekresi
enzim yang membantunya membenamkan diri ke dalam endometrium
sampai seluruh bagian blastosis tertutup (Armini et al., 2016).
2. Macam-macam Persalinan
Persalinan Spontan Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut.
Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin. (Ari
Kurniarum, S.SiT., 2016)
b. Tanda-Tanda Persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah:
1) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sifat sebagai berikut:
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin
besar.
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan serviks.
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat
menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
2) Penipisan dan pembukaan serviks
Penipisan dan pembukaan serviks ditandai dengan adanya pengeluaran lender
dan darah sebagai tanda pemula.
3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai
dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair
darah terputus.
4) Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak secara mendadak dari jalan lahir. Hal ini
terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah
kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya
cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban
pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai
dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016)
C. Tahapan Persalinan
Menurut Indrayani & Maudy tahun 2016 dalam proses persalinan ada beberapa tahapan
yang harus dilalui oleh ibu, tahapan tersebut dikenal dengan 4 kala :
1. Kala I (satu)
Kala satu disebut juga kala pembukaan servik yang beralansung antara pembukaan
nol (0) sampai pembukaan lengkap (10). Pada permulaan his, kala satu berlansung
tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Kala satu persalinan
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Fase laten pada kala satu persalinan
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
2) Dimulai dari adanya pembukaan sampai pembukaan serviks mencapai 3 cm
atau serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya, fase laten berlansung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif pada kala satu persalinan
1) Frekuensi dan lama kontraki uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlansung selama 40 detik atau lebih).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara)
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
4) Pada umumnya, Fase aktif berlansung hampir 6 jam
5) Fase aktif dibagi lagi menjadi tiga fase, yaitu:
a) Fase akselerasi, pembukaan 3 ke 4 dalam waktu 2 jam.
b) Fase kemajuan maksimal/dilatasi maksimal, pembukaan berlansung
sangat cepat, yaitu dari pembukaan 4 ke 9 dalam waktu 2 jam
c) Fase deselerasi, pembukaan 9 ke 10 dalam waktu 2 jam Fase tersebut
biasanya terjadi pada primigravida. Pada multigravida juga terjadi
demikian, namun fase laten, aktif dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek.
2. Kala II (pengeluaran bayi)
Kala dua persalinan disebut juga dengan kala pengeluaran bayi yang dimulai
ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.
Tanda dan gejala kala dua sebagai
berikut :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva dan spinterani membuka.
Pada kala dua his dan keingan ibu untuk meneran semakin meningkat sehingga
akan mendorong bayi keluar. Kala dua berlansung hingga 2 jam pada primipara
dan 1 jam pada multipara.
Menurut Aderhold dan Roberts, persalianan Kala II dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1) Fase keredaan
Fase ini dimulai dari pembukaan lengkap hingga saat timbulnya keinginan
untuk meneran secara berirama dan sering.
2) Fase meneran aktif
Fase ini dimulai pada saat usaha meneran sehingga bagian terendah janin
tidak masuk lagi antara peneranan yang dilakukan (crowing).
3) Fase perineal
Fase ini dimulai dari crowing sampai lahirnya seluruh tubuh.
e. Psychology
Psychology adalah respon psikologi ibu terhadap proses persalinan. Faktor
psikologi terdiri dari persiapan fisik maupun mental melahirkan.
F. Penatalaksanaan Persalinan
Asuhan kala I diperlukan sebagai tindakan pencegahan komplikasi yang
dilakukan selama asuhan persalinan dengan memantau kemajuan persalinan melalui
partograf, memberikan asuhan sayang ibu disetiap tahapan persalinan termasuk
memberikan nutrisi yang mencukupi selama persalinan, mempersiapkan kebutuhan ibu
dan bayi dan menganjurkan suami atau anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam
proses persalinan (Kemenkes, 2018). Berikut uraian penatalaksanaan yang dilakukan
pada Kala I sampai IV:
A. Asuhan Persalinan Kala I
Penatalaksaan Kala I
Parameter Kala I Fase Laten Kala I Fase Aktif
60 Langkah APN
Langkah APN
Mengamati tanda dan gejala kala dua yaitu ibu mempunyai keinginan untuk
meneran, ibu merasa tekanan pada rektum dan/atau vaginanya, perenium
menonjol, vulva dan sfingter anal membuka.
Memastikan perlengkapan, alat seperti Tensimeter, stetoskop, thermometer,
handscoon, pita centimeter, bengkok, partus set(klem arteri 2 buah, gunting
tali pusat, gunting episiotomy, klem tali pusat, ½ kocher), hecting set (gunting
benang, jarum dan cutgut, pinset anatomis, nald furder). Dan bahan seperti 1
ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di
dalam partus set, ergometrin, misoprostol, magnesium sulfat, tetrasiklin
1%salep mata, kassa steril, meja dan alat resusitasi, bed partus serta pakaian
ibu dan bayi.
Mengenakan APD.
Melepaskan semua perhiasan, mencuci kedua tangan dan mengeringkan tangan
dengan handuk bersih.
Memakai sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung
tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakan kembali dipartus
set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung
suntik.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air
desinfeksi tingkat tinggi.
Dengan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah,
sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
51
Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan ke arah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya
inversion uteri.
Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke
arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-
10 cm dari vulva.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama
15 menit :
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit, Menilai kandung kemih dan
dilakukan kateterisasi kandung kemih jika perlu, Meminta keluarga untuk
menyiapkan rujukan, Mengulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya, Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak
kelahiran bayi.
Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melahirkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan
dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan
lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika selaput ketuban
robek, pakai sarung tangan DTT atau steril dan memeriksa vagina dan serviks
ibu dengan seksama.
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus.
Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel kebagian ibu maupun janin dan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung
plastik atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan
masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
Memastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan kateterisasi.
Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5 % membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan
air DTT dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
Memeriksa nadi, dan keadaan umum ibu baik.
Evaluasi kehilangan darah.
Memantau keadaan umum bayi, pastikan bayi bernafas dengan baik (40-60
x/menit) dan warna kulit.
54
Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera
merujuk ke rumah sakit.
Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke rumah
sakit.
Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali
kontak kulit bayi-ibu dalam satu selimut.
Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi.
Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
Mendekontaminasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.
Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % membalikan
bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit.
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik,
bernafas normal (40-60 x/menit) dan temperatur suhu tubuh normal (36,5-
37,5 ) setiap 15 menit.
Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan hepatitis B di paha kanan
bawah lateral. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-wakti
dapat disusukan.
Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan menggunakan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
Sumber : Nurjasmi E. dkk.2016