Disusun Oleh:
EKA LILI MAYASARI
NIM. P07224422185
PENDIDIKAN PROFESI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Institusi Preceptor lahan
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : P07224422185
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa laporan ini adalah hasil
plagiarism/jiplakan atau mengcopy hasil orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai aturan yang sudah ditentukan dalam buku panduan atas perbuatan
tersebut
Bulungan,
Mahasiswa
KATA PENGANTAR
iii
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Kebidanan Remaja dan Pranikah dengan Anemia di Poli Kebidanan UPTD
Puskesmas Tanjung Palas. Penyusunan laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga laporan komprehensif ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
iv
Bulungan, November 2023
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan....................................................................................... ii
Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................................... iii
Kata Pengantar............................................................................................... iv
Daftar Isi.......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................... 1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum................................................................................ 3
v
2. Tujuan Khusus............................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA 29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Hockenberry, et al., 2019). Masa remaja merupakan masa transisi dari masa
seksual, psikologis dan sosial. Saat ini sebagian besar remaja menderita
kekurangan gizi kronis dan anemia yang berdampak terhadap kesehatan dan
(kekurangan zat besi) dan gizi kurang (Srivastava, et al,. 2016). Anemia
merupakan salah satu masalah kesehatan yang saat ini banyak terjadi pada
remaja putri (Tadege, et al,. 2018). Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah
dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) didalam darah
berada dibawah nilai normal, yaitu kurang dari 12 g/dL pada remaja (WHO,
juga ekonomi. Dalam skala global, prevalensi anemia dapat ditemui pada setiap
fase kehidupan dan memengaruhi sekitar 27% (sekitar dua miliar) populasi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia antara lain adalah
status gizi, menstruasi, dan sosial ekonomi. Hasil Riset Kesehatan Dasar
Kudus, menemukan kasus anemia sebanyak 36.8% pada sebagian siswi yang
seluruh dunia (2019) adalah 29,9% dari prevalensi anemia pada wanita tidak
hamil. Proporsi penduduk usia 15-49 tahun sebesar 29,6%, termasuk kelompok
anemia pada remaja putri di Indonesia sebesar 72,3%, dibandingkan tahun 2018
sebesar 48,9%. Dan rata – rata yan mengalami anemia terletak di rentang umur
15-24 tahun yaitu 84,6% (Riskesdas, 2022). Berdasarkan Hasil Survey SDKI
tahun 2021, sekitar 23% dan 12% dari remaja perempuan dan laki-laki,
2021).
2016-2018 mengungkapkan bahwa 41% anak prasekolah (1-4 tahun), 24% anak
usia sekolah (5-9 tahun) dan 28% remaja (10-19 tahun) di India yang
kekurangan gizi mengalami anemia Etiologi anemia adalah nutrisi pada 68,9%,
50,9% dan 65,1% anak usia 1-4 tahun, 5-9 tahun dan 10-19 tahun. Defisiensi zat
besi umum terjadi pada anak balita, sedangkan defisiensi folat dan vitamin B12
lebih tinggi terjadi pada kelompok usia sekolah dan remaja. Anemia defisiensi
folat atau vitamin B12 menyumbang lebih dari sepertiga anemia pada ketiga
kelompok umur ini, dan 10-18% anak-anak dan remaja dengan anemia
mengalami defisiensi gabungan zat besi dan folat atau vitamin B12 (Jagdis
candra 2022).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan bedasarkan
pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP pada
kasus Anemia ringan pada remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Anemia Ringan
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus
Anemia Ringan berdasarkan 7 langkah Varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada kasus Anemia Ringan dengan
pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
4
1. Pengertian Anemia
Klasifikasi Anemia
Usia Non Anemia Ringan Sedang Berat (g/dl)
(g/dl) (g/dl) (g/dl)
5-11 11,5 11-11,4 8,0-10,9 <8,0
Tahun
12-14 12 11-11,9 8,0-10,9 <8,0
Tahun
≥ 15 12 11-11,9 8,0-10,9 <8,0
Tahun
tidak Hamil
Ibu hamil 11 10-10,9 7,0-9,9 <7,0
Sumber : WHO dalam jagdis candra 2022
2. Fisiologi
Menurut Kementrian Kesehatan (2018), anemia terjadi karena
berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat, vitamin B12
dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan karena
produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dari kehilangan darah baik
secara akut atau menurun. Menurut Kementrian Kesehatan (2018) ada 3
penyebab anemia, yaitu:
kekurangan zat besi sebagai akibat dari kurangnya asupan makanan sumber
zat besi khususnya sumber pangan hewani (besi heme). Sumber utama zat
besi adalah pangan hewani (besi heme), seperti: hati, daging (sapi dan
kambing), unggas (ayam, bebek, burung), dan ikan. Zat besi dalam sumber
pangan hewani (besi heme) dapat diserap tubuh antara 20-30% (Kemenkes RI
2016)
homeostasis zat besi dalam tubuh. Homeostasis zat besi dalam tubuh diatur
oleh penyerapan besi yang dipengaruhi asupan besi dan hilangnya zat
zat besi dalam tubuh sehingga menimbulkan anemia karena defisiensi besi.
Zat besi yang diserap di bagian proksimal usus halus dan dapat dialirkan
dalam bentuk ferritin dan transferin. Terdapat 3 jalur yang berperan dalam
penyerapan besi, yaitu: (1) jalur heme, (2) jalur fero (Fe2+), dan (3) jalur feri
(Fe3+). Zat besi tersedia dalam bentuk ion fero dan dan ion feri. Ion feri akan
memasuki sel melalui jalur integrin-mobili ferrin (IMP), sedangkan ion fero
transporter (DMT)-1. Zat besi yang berhasil masuk ke dalam enterosit akan
untuk reutilisasi atau disimpan dalam bentuk ferritin maupun berikatan dengan
masih belum diketahui dengan pasti. Kapisitas dan afinitias transferin terhadap
zat besi dipengaruhi oleh homeostasis dan kebutuhan zat besi dalam tubuh.
dihancurkan bersama sel darah. Perdarahan baik makro ataupun mikro adalah
penyebab utama hilangnya zat besi. Sering kali perdarahan yang bersifat mikro
atau okulta tidak disadari dan berlangsung kronis, sehingga menyebabkan zat
zat besi dalam tubuh ikut terbuang. Keadan-keadaan seperti penyakit Celiac,
pangan, air bersih, dan sanitasi, dan, pada akhirnya, penyebab paling
dan posisi sosial ekonomi yang buruk dikaitkan dengan risiko anemia yang
lebih besar pada perempuan dan anak-anak. demikian pula, tingkat pendidikan
yang rendah juga dikaitkan dengan risiko anemia yang lebih besar (Camila M.
Chaparro, 2019).
4. Komplikasi
Penderita anemia yang tidak mendapat perawatan yang baik bisa saja
mudah lelah. Masalah pada jantung, seperti aritmia dan gagal jantung.
Gangguan pada paru misalnya hipertensi pulmonal. Selain itu anemia juga
atau bayi terlahir dengan berat badan rendah serta resiko kematian akibat
dan akan terjadi gangguan tumbuh kembang apabila terjadi pada anak-anak
5. Pemeriksaan Penunjang
10
asam folat, vitamin A, vitamin C dan Zink, dan pemberian tablet tambah darah
resiko gagal jantung yakni ketika kadar Hb 5-8 g/dl. Komponen darah
Mohammed Al-Jermmy dkk tahun 2022 di Yaman, Anemia pada remaja juga
a. Mencuci Tangan,
b. Nutrisi
makanan cepat saji secara teratur dikaitkan dengan risiko anemia yang lebih
tinggi, sedangkan konsumsi sayuran secara teratur dikaitkan dengan risiko yang
lebih rendah. Demikian pula, pola makan dengan konsumsi sarapan teratur,
makan tiga kali atau lebih per hari, dan konsumsi makanan ringan dikaitkan
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu :
Tempat :
Oleh :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur :
Remaja adalah individu yang berada pada kelompok usia 11 –
20 tahun (Hockenberry, et al., 2019). Masa remaja merupakan
masa transisi dari masa anak – anak ke dewasa yang ditandai
dengan perubahan perkembangan fisik, seksual, psikologis dan
sosial. Saat ini sebagian besar remaja menderita kekurangan
gizi kronis dan anemia yang berdampak terhadap kesehatan
dan perkembangannya serta keturunannya yang berkontribusi
pada siklus malnutrisi antar generasi (WHO, 2019)
Agama :
Pendidikan : Berdasarkan Jurnal MDPI tahun 2022, Penulis
mengatakan bahwa Pendidikan mempengaruhi terhadap
pengetahuan, ketika pendidikan remaja itu tinggi pengetahuan
remaja tersebut juga akan baik dan berpengaruh terhadap
kesehatannya yang dimiliki oleh remaja jika terjadinya kelainan
atau gangguan kesehatan pada remaja, maka dapat segera di
atasi secepat mungkin. Jadi, tingkat pendidikan dan
pengetahuan berpengaruh dengan kejadian Anemia pada
13
remaja.
Pekerjaan :
Alamat :
2. Alasan datang/keluhan utama
a. Alasan datang
b. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan klien
Untuk mengetahui apakah mempunyai penyakit jantung, ginjal,
asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsy serta
penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta hipertiroid
yang berhubungan dengan gangguan menstruasi
(Verawaty,2012 dalam Sapti, 2019)
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat menstruasi
Banyak menstruasi meliputi umur menarche, frekuensi
menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah yang keluar,
gangguan sewaktu menstruasi (Essawibawa, 2011).
Menarche :
Siklus : 28 + 7 hari
Lamanya : 3-8 hari (Mochtar, 2011)
6. Pola fungsional kesehatan
Pola Keterangan
Istirahat Untuk mengetahui berapa lama tidur siang dan berapa lama
tidur malam (Essawibawa, 2011)
Aktivitas Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi
fungsi menstruasi. Atlet wanita seperti pelari, senam balet
memiliki factor risiko untuk mengalami amenorea, anovulasi,
dan defek pada fase luteal. Aktivitas fisik yang berat
merangsang inhibisi Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)
dan aktivitas gonadotropin sehingga menurunkan level dari
serum estrogen (Purwoastuti & Walyani, 2015)
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umun
a. Pemeriksaan umum
15
1) Kesadaran:
a) composmentis: kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2) Tanda-tanda vital, normal jika:
a) Tekanan Darah
Bertujuan untuk menilai adaya gangguan pada sistem
kardiiovaskuler. Normal 100/60-140/90 mmHg
b) Nadi
Pemeriksaan nadi disertai pemeriksaan jantung untuk
mengetahui pulsus defisit (denyut jantung yang tidak cukup kuat
untuk menimbulkan denyut nadi sehingga denyut jantung lebih
tinggi dari denyut nadi). Dilakukan pula pemeriksaan frekuensi
nadi. Kondisi takikardi (denyut jantung lebih cepat dari kecepatan
normal), dapat dijumpai pada keadaan hipertermia, aktivitas
tinggi, kecemasan, gagal jantung, dehidrasi, dll.Normal antara 80-
110 x/menit.
c) Suhu
Digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta
membantu menentukan diagnosis penyakit. Normal antara
36,0°C-37,0°C.
d) Respirasi
Bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan, irama, kedalaman,
dan tipe/pola pernapasan. Pernafasan normal antara 18-24 kali
per menit. Antropometri
3) Antropometri
a) Berat badan : Berat badan dan perubahan berat badan
mempengaruhi fungsi menstruasi (Meiriza & Satria, 2017)
b) Tinggi badan :
Berat Badan
c) IMT: Indeks masa tubuh (IMT) merupakan
(Tinggi Badan ( m ) )2
salah satu ukuran untuk memprediksi presentase lemak didalam
16
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : warna rambut hitam, tebal, bersih, tidak teraba
massa, tidak ada nyeri tekan
Wajah : simetris, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak ada gangguan pengelihatan
Telinga :simetris, bersih, tidak ada gangguan
pendengaran
Hidung : bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada polip dan sinus
Mulut : simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah
muda dan tremor, gigi bersih tidak ada lubang,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung
teratur, tidak ada suara napas tambahan
seperti ronki atau mengi
Payudara : payudara simetris, tidak teraba massa dan
benjolan pada payudara, puting susu menonjol,
tidak ada pengeluaran cairan.
Abdomen : tidak tampak pembesaran, tidak ada nyeri
tekan
17
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA