Oleh :
NIM : 22100316
Laporan Kasus ini telah diperiksa dan dievaluasi oleh Dosen Pembimbing Clinical
Instructor dan Koordinator Stase Profesi pada Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan pada tanggal :
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini.
Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing selama ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan
pembaca. Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam
Padangsidimpuan, 2023
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan............................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
C. Ruang Lingkup........................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................25
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................26
B. Saran .....................................................................................................27
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau biasa kita sebut ISPA akan
berdampak luas karena disebabkan oleh agen infeksius yang ditular manusia ke
manusia yang lain (Syahidi dkk., 2019). ISPA pada balita dipengaruhi oleh
kepadatan tempat tinggal,polusi akibat asap dapur dan asap rokok dalam rumah
dari tujuan Melenium Devolepment Goal’s (MDGS’s) yang berakhir ada tahun
2015. Salah satu upaya mewujudkan program SDG’s pada tujuan yang ketiga,
yaitu dengan diadakannya upaya pengendalian penyakit batuk pilek pada ISPA
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat melalui manajemen terpadu balita sakit
nonpneumonia, makan makanan yang banyak mengandung gula dan orang tua
yang merokok menyebabkan anak rentan terhadap batuk pilek pada ISPA non
Marisa, 2012).
kekebalan tubuh yang lemah dan membuat anak terhalang untuk melakukan
dkk., 2016)
B. Tujuan
SOAP.
C. RUANG LINGKUP
2. Subjek Laporan
Subjek yang diambil untuk Laporan ini adalah anak H
atau pun jurnal yang dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Secara teori laporan tugas akhir ini dapat memberikan informasi asuhan
2. Manfaat praktis
Secara praktis laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi
TINJAUAN TEORI
A. Balita
Balita adalah anak berusia dibawah umur lima tahun yang sedang
perkembangan balita dipengaruhi kesehatan yang baik, status gizi yang baik,
lingkungan yang sehat, serta keluarga (termasuk pengasuh) yang baik merawat
Anak usia di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok usia yang
rentan terhadap gizi dan kesehatan. Pada masa ini daya tahan tubuh anak masih
belum kuat, sehingga risiko anak menderita penyakit infeksi lebih tinggi.
Penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak balita diantaranya adalah penyakit
infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA (Harsono, 1999 dalam RSPI, 2007).
Selain itu, anak juga sering mempunyai kebiasaan makan yang buruk yaitu
anak sering tidak mau makan atau nafsu makan menurun, sehingga menyebabkan
status gizinya menurun dan pada akhirnya anak rentan terhadap suatu penyakit
infeksi (Soedjiningsih, 1998 dalam Pudjiadi, 2005) Pada tahun 1998 di Jawa
Tengah proporsi kematian anak balita yang disebabkan oleh ISPA sebesar 20%-
30% dari seluruh kematian balita (Depkes RI, 2000 dalam Ery, 2009).
antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan status gizi balita, yaitu
kurangnya status gizi akan memperbesar risiko terjadinya penyakit ISPA
1. Pengertian ISPA
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni, infeksi, saluran pernapasan dan akut,
b) Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
c) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari Batas
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari (Depkes RI, 1994 dalam Mairusnita, 2009). Dengan
secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di
komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA
terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteridan rickettsia serta jamur. Virus penyebab
Salah satu penularan ISPA adalah melalui udara yang tercemardan masuk
bentuk aerosol dari penyebab penyakit tersebut ada 2, yakni: droplet nuclei (sisa
dari sekresi saluran pernapasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan
melayang di udara) dan dust (campuran antara bibit penyakit yang melayang di
kelompok untuk umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok umur < 2 bulan. Untuk
a) Pneumonia berat
b) Pneumonia
penyakit ISPA lain diluar Pneumonia seperti batuk pilek bukan pneumonia
sinusitis, dan otitis sesuai standar operasional program yang berlaku disarana
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian
besar dari gejala saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan
bernapas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik. Namun sebagian anak yang menderita radang paru
(pneumonia), bila infeksi paru ini tidak diobati dengan anti biotik akan
6. Patofisiologi ISPA
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
virus yang disertai infeksi bakteri sekunder terutama bila ada epidemi atau
- Umur
tertinggi ada pada kelompok umur 12-23 bulan (Profil Kesehatan DIY,
pada balita yang sedang menderita pneumonia. Semakin tua usia balita
Mairusnita, 2006)
- Jenis Kelamin
Berdasarkan pada Pedoman Rencana Kerja Jangka Menengah
laki-laki memiliki resiko lebih tinggi dari pada anak perempuan untuk
- Status Gizi
lebih tinggi pada anak dengan status gizi kurang (Kartasasmita, 1993
badan lahir rendah memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena ISPA daripada bayi
dengan berat badan lahir normal (Depkes RI, 2005 dalam Mairusnita, 2006).
balita proporsi balita penderita ISPA dengan berat badan lahir rendah sebanyak
didapatkan insiden rate ISPA sebesar 28% pada balita dengan berat badan lahir
rendah (Taisir, 2005 dalam Mairusnita, 2006). Menurut WHO (2002), bayi yang
berat lahirnya 2500 gram atau kurang (tanpa melihat masa kehamilan)
digolongkan sebagai bayi dengan BBLR dan perlu perawatan ekstra. Bayi yang
berat lahirnya kurang dari 2000 gram merupakan bayi yang berisiko tinggi.
Mereka sangat rentan dan tidak matang secara anatomis maupun fungsional.
Angka kematian untuk bayi dengan BBLR termasuk kategori tinggi karena bayi
ketahanan tubuhnya terhadap infeksi juga rendah sehingga mudah untuk terjangkit
5) Imunisasi
imunisasi terhadap 6 jenis penyakit utama yaitu TBC, Difteri, Tetanus, Polio dan
Campak. Selain untuk pencegahan penyakit menular, imunisasi pada anak juga
1. Data Subjectif
a. Biodata
Umur : 36 Bulan
Anak ke : 2
Umur : 38 Thn
Agama : Islam
b. Keluhan utama
c. Riwayat persalinan
f. Riwayat Pertumbuhan
g. Riwayat Psikososial
2) Keadaan lingkungan
3) Kebiasaan keluarga
5) Ibu dan keluarga mengira bahwa An.H batuk tidak sembuh sembuh
i. Riwayat Imunisasi
usia 2 tahun.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan Antropometri
- BB sekarang : 13 kg
- TB sekarang : 91 cm
- Lingkar Kepala : 49 cm
- Nadi : 92x/menit
- Suhu : 38.70C
d. Pemeriksaan fisik
- Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat suara bising usus
4. Penatalaksanakan
bungkus/hari.
3. Mengedukasi ibu tidak mimum obat dengan susu, dan boleh minum susu
seimbang
PEMBAHASAN
ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain gizi
kurang,status imunisasi yang kurang lengkap,tidak mendapatkan ASI yang
memadai, kekurangan vitamin A, kepadatan tempat tinggal,polusi akibat asap
dapur dan asap rokok dalam rumah (Ramadhani dkk., 2014).
A. Kesimpulan
berjalan efektif
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
2. Bagi Ibu Balita Peranan ibu sangat penting dalam penanganan ISPA,
petugas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. 2013. Informasi Tentang ISPA Pada Balita dan Pusat Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat : Jakarta