Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK

BALITA PADA BALITA “A” DI RUANG NIFAS

UPTD PUSKESMAS KANDAI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Fisiologi Holistik Pada Balita

OLEH :

RESI ROSALINA

PFB22023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU KENDARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

2023
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : RESI ROSALINA

NIM : PFB22023

JUDUL : LAPORAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI

HOLISTIK BALITA PADA BALITA “A” DI UPTD

PUSKESMAS KANDAI 07 OKTIBER 2023

MENGETAHUI

PEMBIMBING INSTITUSI

Julian Jinsung,M.Kes,Amd.Keb,S.ST

NIDN : 0907029003

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu

Wata A’la yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan yang

berjudul “Laporan Paraktik Asuhan Kebidanan Fisiologi Balita Pada

Balita ’’A’’ Di UPTD Puskemas Kandai 07 Oktober 2023” yang

dilaksanakan sebagai bagian Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik

pada Program Studi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Pelita Ibu.

Tidak lupa kami ucapkan syukur setinggi – tingginya dan ucapan terimakasih

yang tiada henti kami hanturkan kepada ibu Julian Jinsung,M.Kes,Amd.Keb,S.ST

selaku pembimbing atas kesedianyaa berupa waktu, bimbingan, motivasi,

petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moral maupun materil yang sangat

berharga.

Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penulisan makalah yang lebih baik, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Kendari, September 2023

ii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Tujuan..................................................................................................3

C. Manfaat................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Balita............................................................................4

B. Tinjauan Teori Demam .......................................................................5

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengkajian .........................................................................................12

B. Pendokumentasian .............................................................................18

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................21

B. Saran...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu

tahun atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita

adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-

5 tahun). Saat usia batita, anak masih bergantung penuh pada orang tua untuk

melakukan kegiatan penting, buang air dan makan (WHO, 2020).

Penyakit yang sering dialami pada masa balita yaitu demam, cacar

air, diare, infeksi kulit, pnemonia, muntah. Menurut World Health

Organization (WHO) tahun 2020 mengemukakan bahwa jumlah kasus

demam di seluruh dunia mencapai 11-20 juta orang dan diperkirakan antara

128.000-161.000 orang meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia di

laporkan sekitar 52 – 74 % anak balita mengalami demam (Aulia, 2019).

Demam pada balita dibutuhkan perlakuan dan penanganan

tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal

ini dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi suhu tubuh tidak

tepat dan lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan dan

perkembangan anak terganggu (Wardiyah, 2016).

Apabila demam tidak segera diatasi bisa terjadi kejang pada balita

dan membahayakan keselamatan balita, kejang yang berlangsung lebih

dari 15 menit dapat mengakibatkan apneu,hipoksia,hipoksemia, asidosis,

hipotensi sehingga menyebabkan kelainan anatomis di otak dan terjadi

1
2

epilepsi dan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita

terganggu (Wardiyah, 2016).

Berdasarkan latar belakang di atas oleh sebab itu penting untuk

dilakukan Pengkajian kasus dengan judul “Laporan Praktik Asuhan

Kebidanan Fisiologi Holistik Balita Pada Balita “A” Di UPTD Puskesmas

Kandai 07 Oktober 2023”

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk menerapkan Pengkajian asuhan kebidanan fisiologi holistik

Balita pada Balita “A” di UPTD Puskesmas Kandai

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan

objektif Balita pada Balita “A” di UPTD Puskesmas Kandai

b. Menginterpretasikan data klien meliputi diagnosis, masalah, dan

kebutuhan khusus Balita pada Balita “A” di UPTD Puskesmas

Kandai

c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan

bidan Balita pada Balita “A” di UPTD Puskesmas Kandai

d. Menyusun rencana tindakan pada Balita pada Balita “A” di UPTD

Puskesmas Kandai

e. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait Balita pada Balita

“A” di UPTD Puskesmas Kandai

f. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Balita pada

Balita “A” di UPTD Puskesmas Kandai


3

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Kajian ini dapat menjadikan sumber informasi dan bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan asuhan kebidanan pada anak.

2. Bagi profesi bidan

Kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi

tenaga kesehatan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan serta

meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam melakukan

tindakan.

3. Bagi Klien dan Masyarakat

Untuk Klien diharapkan mampu mendapatkan asuhan kebidanan pada

anak.Bagi masyarakat diharapkan mengerti mengenai penyakit dan

gejala yang ditimbulkan pada anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Umum Balita

1. Defenisi Balita

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini

ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat

dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang

jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi (Setyawati, 2018).

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu

tahun atau lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun.

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih bergantung penuh pada

orang tua untuk melakukan kegiatan penting, buang air dan makan (WHO,

2020).

Menurut WHO Balita adalah individu atau kelompok individu dari

suatu penduduk yang berada dalam rentan usia tertentu. Usia balita dapat di

kelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun),

golongan batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (>3-5 tahun)

(Kemenkes,2020).

2. Karakteristik Balita

Menurut karakterisik, balita terbagi dalam dua kategori, yaitu anak

usia 1- 3 tahun (batita) dan anak usia pra sekolah 3 – 5 tahun (balita).

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima

4
5

makanan dari apa yang disediakan oleh ibunya. Laju pertumbuhan masa

batita lebih besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah

makanan yang relatif besar. Pola makan yang diberikan sebaiknya dalam

porsi kecil dengan frekuensi sering karena perut balita masih kecil

sehingga tidak mampu menerima jumlah makanan dalam sekali makan

(Proverawati & Wati,2019).

B. Tinjauan Umum Tentang Demam

1. Definisi Demam

Demam merupakan kondisi terjadinya peningkatan pengaturan

suhu di bagian hipotalamus sehingga suhu tubuh dapat berada di atas

suhu normal. Demam bukan salah satu dari penyakit, tetapi kondisi ini

merupakan gejala dari adanya suatu penyakit. Demam adalah peningkatan

suhu tubuh diatas kisaran normal akibat adanya infeksi atau peradangan

yang dapat di tandai dengan anak rewel, lemas, dan pucat (Labir et al.,

2018)

2. Penyebab Demam

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997) menyatakan,

timbulnya demam bisa disebabkan oleh infeksi ataupun non infeksi.

Penyebab demam yang disebabkan infeksi diantaranya dapat disebabkan

oleh kuman, virus, parasit atau mikroorganisme lain. Penyebab demam

non infeksi antara lain karena dehidrasi, trauma, dan alergi (Fathirrizky,

2020).
6

Menurut (Lusia, 2019) secara umum, terdapat dua kategori demam

yang sering kali diderita oleh anak balita dan manusia pada umumnya,

yaitu demam non infeksi dan demam infeksi.

a) Demam Infeks

Demam infeksi merupakan demam yang dapaat disebabkan

oleh masuknya patogen, misalnya kuman, bakteri, virus. Demam

infeksi sering terjadi dan diderita oleh manusia daalam kehidupan

sehari-hari seperti bakteri, kuman, atau virus yang dapat masuk ke

dalam tubuh manusia dengan berbagai cara, contohnya melalui

makanan, udara atau persentuhan tubuh (Lusia, 2019)

b) Demam Non Infeksi

Demam non infeksi merupakan demam yang bukan

disebabkan karena masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Jenis

demam ini jarang dialami balita dalam kehidupan sehari-hari.

Demam non-infeksi dapat disebabkan oleh kelainan pada tubuh

yang dibawa sejaak lahir, dan belum dibuang dengan benar. Misal

demam tidak menular diantaranya adalah demam yang disebabkan

oleh kelainan. Kelainan jantung degeneratif atau bawaan atau

demam karena sakit sepeerti leukemia dan kanker (Lusia, 2019)

3. Fisiologis Demam

Demam muncul ketika berbagai proses infeksi dan non infeksi

berinteraksi dengan pertahanan tubuh. Mekanisme ini terjadi karena sel

darah putih menelan bakteri atau debris jaringan dengan partikel besar,
7

makrofag, dan limfosit pembunuh. Semua sel tersebut akan mencerna

hasil penguraian bakteri dan melepaskan interleukin-1 ke hipotalamus

yang menyebabkan demam dalam waktu 8-10 menit dengan menaikkan

suhu tubuh. Interleukin-1 juga dapat menginduksi pembentukan

prostaglandin atau zat sejenis zat tersebut, yang kemudian beraksi di

hipotalamus sehingga menimbulkan respon demam (Fathirrizky, 2020)

4. Klasifikasi Demam

Menurut (Lusia, 2019) ada beberapa klasifikasi demam antara lain :

a) Demam septic

Demam ini ditandai dengan suhu tubuh yang berangsur-angsur naik

ke tingkat yang sangat tinggi pada malam hari dan kembali di atas

normal pada pagi hari. Demam ini juga dapat ditandai dengan badan

menggigil dan berkeringat.

b) Demam Remiten atau Demam Berulang

Demam ini dapat menurun setiap hari tetapi pernah mencapai suhu

tubuh normal. Kemungkinan penyebab suhu yang diukur bisa

mencapai dua derajat, tidak sebesar perbedaan suhu yang tercatat

pada demam septik.

c) Demam intermiten

Suhu tubuh turun menjadi normal selama beberapa jam sehari. Jika

demam terjadi setiap dua hari dapat disebut tersiana, dan jika demam

terjadi dua hari disebut kuatana.


8

d) Demam kontinu

Pada siang hari suhu tidak berubah lebih dari satu derajat. Demam

tinggi yang terjadi secara terus-menerus dapat disebut hiperpireksia.

e) Demam siklis terjadi kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari yang

diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang

kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

5. Komplikasi Demam

Menurut (Pangestu, 2021) komplikasi akibat demam antara lain :

a) Dehidrasi

Anak dengan demam tinggi bisa mengalami dehidrasi yang

mengakibatkan peningkatan pengeluaran cairan seperti muntah atau

asupan cairan yang kurang akibat anoreksia.

b) Hipoksia

Pada anak demam tinggi dapat terjadi peningkatan laju nadi dan

nafas, pola yang membuat asupan oksigen dan pengeluaran karbon

dioksida tidak efektif. Oleh karena itu, penderita penyakit jantung,

penyakit paru paru, dan anemia kronis harus mempertimbangkan

pemberian oksigen.

c) Hipoglikemia

Anak dengan demam tinggi dan gizi buruk dapat mengalami

penurunan kadar gula darah, yang jika tidak ditangani dapat

menyebabkan hipoglikemi berat.


9

d) Kejang Demam

Sering terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Serangan kejang

demam terjadi dalam 24 jam pertama dan berlangsung singkat dan

tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak merusak otak.

6. Penanganan Demam

Menurut (Sudibyo et al., 2020) penanganan terhadap demam bisa

dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis

ataupun kombinasi keduanya.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani demam pada

anak :

a) Tindakan farmakologis

Tindakan farmakologis untuk menangani demam pada anak bisa.

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan anntipiretik sesuai

anjuran dokter atau tenaga kesehatan . penggunaan antipiretik

berupa :

1) Paracetamol

Paracetamol merupakan obat pilihan pertama yang bisa

digunakan saat anak demam untuk menurunkan suhu subuh.

Paracetamol bisa diberikan dengan jarak 4-6 jam dari jarak

pemberian sebelumnya. Pemberian paracetamol bukan untuk

menormalkan suhu tubuh tetapi untuk menurunkan suhu tubuh.


10

2) Ibuprofen

Ibuprofen adalah obat penurun demam yang juga memiliki efek

anti peradangan. Ibuprofen adalah pilihan kedua pada saat

demam. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak 6-8 jam

dari jarak pemberian sebelumnya (Sudibyo et al., 2020).

b) Tindakan non farmakologis

Terapi non farmakologi menurut (Pangestu, 2021) dapat dilakukan

dengan bebrapa cara yaitu:

1) Berikan kompres hangat pada tubuh, tidak hanya pada dahi

tetapi diarea lipatan lipatan tubuh seperti ketiak dan leher.

Tindakan kompres hangat ini dapat mengurangi suhu tubuh

yang tinggi.

2) Lebih baik anak tidak diselimuti dengan selimut yang tebal

karena dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, tetapi jika

anak menggigil dapaat menyelimuti dengan selimut yang bisa

menyerap keringat.

3) Istirahat dirumah atau diruangan dengan ventilasi yang baik.

Dapat menggunakan kipas angin atau alat pendingin udara

sesuai dengan toleransi tubuh .

4) Minum air putih yang banyak. memberikaan minum air putih

yang banyak (memberikan cairan) dapat meningkatkan adanya

penguapan cairan yang berlebih melalui keringat.


11

5) Meningkatkan asupan cairan diantaranya pemberian sari buah,

susu, dan sup hangat yang bening.

6) Periksa keadaan suhu tubuh setiap empat jam sekali dengan

alat penguruh suhu tubuh atau termometer .

7) Usahakan makan seperti biasa meskipun nafsu makan

berkurang. Bila tiidak mau makan, maka tubuh akan terasa

lemas.

8) Memakai pakaian yang tipis agar panas bisa keluar dengan

mudah. Suhu yang sangat tinggi lebih dari 38C suhu rektal

pada anak – anak bisa menyebabkan kejang demam (Pangestu,

2021).
BAB III

PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK

BALITA PADA AN “A” DI UPTD

PUSKESMAS KANDAI

No. Register : 0167

Tanggal masuk : 07-10-2023 Jam:09.00 wita

Tanggal pengkajian : 07-10-2023 Jam: 09.15 wita

Nama pengkaji : Resi Rosalina

IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas anak

Nama Anak : An “A”

Tanggal lahir : 30 -09-2021

Umur : 33 Bulan

Jenis kelamin : Perempuan ♀

Anak ke : 2 (Dua)

12
13

2 Identitas orang tua

Nama : Ny “T” / Tn “N”

Umur : 37 tahun / 44 tahun

Suku : Jawa / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SI / SI

Pekerjaan : PNS / PNS

Alamat : Jln. Gunung Jati

Lama menikah :  6 tahun

No Hp : 0822 22952234

A. DATA SUBJEKTIF

Seorang ibu datang ke UPTD Puskesmas Kandai mengatakan ingin

memeriksakan anaknya yang sedang demam ibu mengatakan balita

demam sejak tanggal 5 Oktober 2023

1.) Riwayat Kesehatan lalu

Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami diare

2). Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit

menular(TBC), penyakit kronis seperti jantung, dan penyakit genetic

seperti diabetes.

3) Pola Hidup Sehat Pasien

a. Ibu mengatakan balita sering mengonsumsi ice cream

b. Ibu mengatakan balita mengonsumsi makanan berstektur cukup lunak


14

4). Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

a. Pola Nutrisi

1) Kebiasaan

Frekuensi Makan : 3 x sehari

Frekuensi Minum : 6-8 gelas sehari

2) Perubahan Selama Sakit : makan 1x sehari, minum 3x sehari

b. Pola Eliminasi

BAK

Kebiasaan

1) Frekuensi : 6x sehari BAK

2) Warna : Kekunigan

3) Bau : Khas Amoniak

Perubahan Selama Sakit : BAK 4 x sehari

BAB

Kebiasaan

1) Frekuensi : 1-2x sehari

2) Konsitensi : Lunak

Perubahan selama sakit : 2x BAB

c. Pola Istirahat

1. Kebiasaan

a) Istirahat / tidur siang : ±2 jam ( pukul 13.00 -15. 00 wita)

b) Istirahat / tidur malam : ± 8 jam ( pukul 21.00 - 06.00 wita)


15

2. Selama Sakit : Ibu mengatakan bayi gelisah ketika tidur

c. Personal Hygine

Kebiasaan

1) Mandi 2x sehari pagi dan sore menggunakan sabun mandi

2) Rambut dikeramas 4x seminggu dengan menggunakan shampo

3) Gigi dibersihkan 2x sehari yaitu sesudah makan dan sebelum tidur

4) Selalu mencuci tangan ketika menyentuh makanan

5) Pakaian diganti setiap kali kotor dan sesudah mandi

6) Popok diganti setiap kotor

7) Genitalia dibersihkan setelah BAK dan BAB serta setelah Mandi

2. Perubahan ketika sakit : Ibu mengatakan balita tidak mandi

D. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Tanda-Tanda Vital

Nadi : 90x/ menit

Pernafasan : 40 x/ menit

Suhu : 38, 2 °c

d. Berat Badan : 12,1 kg

e. Tinggi Badan : 89,6 cm


16

2. Pemeriksaan (Head To Toe)

a. Kepala

Rambut hitam, tipis, halus, kepala bersih, tidak ada benjolan

abnormal.

b. Wajah

Agak pucat, sembab, tidak ada oedema

c. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus

dan penglihatan normal

d. Hidung

Lubang hidung Simetris kiri dan kanan, terdapat cairan/lendir

berwarna jernih dan encer, kulit hidung bagian luar tampak

kemerahan.

e. Mulut

Bibir berwarna merah muda, lidah bersih, tidak ada stomatis, gusi

tidak bengkak, Gigi Caries 1 tenggorokan kemerahan.

f. Telinga

Simetris kiri dan kanan, daun telinga terbentuk normal, tidak ada

pengeluaran secret.
17

g. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pelebaran vena

jugularis

h. Dada

Simetris, tidak ada tarikan dinding dan saat bernapas, tidak

ada bunyi stridor dan tidak ada bunyi weezing.

i. Perut

Tidak ada benjolan, Tampak kembung

j. Ekstermitas

Simetris kanan kiri, jari-jari lengkap, gerakan aktif.


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK

BALITA PADA AN “A” TAHUN DI

UPTD PUSKESMAS KANDAI

No. Register : 0167

Tanggal masuk : 07-10-2023 Jam:09.00 wita

Tanggal pengkajian : 07-10-2023 Jam: 09.15 wita

Nama pengkaji : Resi Rosalina

IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas anak

Nama Anak : An “A”

Tanggal lahir : 30 -09-2021

Umur : 33 Bulan

Jenis kelamin : Perempuan ♀

Anak ke : 2 (Dua)

18
19

2 Identitas orang tua

Nama : Ny “T” / Tn “N”

Umur : 37 tahun / 44 tahun

Suku : Jawa / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SI / SI

Pekerjaan : PNS / PNS

Alamat : Jln. Gunung Jati

Lama menikah :  6 tahun

No Hp : 0822 22952234

SUBJEKTIF (S)

Seorang ibu datang ke UPTD Puskesmas Kandai mengatakan ingin

memeriksakan anaknya yang sedang demam sejak tanggal 05 Oktober 2023

OBJEKTIF (O)

Keadaan umum anak baik, pemeriksaan tanda-tanda vital (Suhu : 38,2 0C,

Pernapasan : 40 x/menit), BB: 12,1 Kg, TB: 89,6 cm ,tidak ada kelaianan

pemeriksaan fisik, Terapi .

ASASSMENT (A)

Balita dengan Demam


20

PLANNING (P)

Tanggal 07-10-2023 Jam : 09.30 WITA

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

2. Memberikan Helath Education (HE) tentang :

a. Makanan bergizi seimbang

b. Istirahat cukup

c. Akses air minum yang aman

d. Memberikan pakaian yang tipis dan menyerap keringat

e. Mengkompres air hangat pada dahi dan ketiak

3. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan anaknya obat sesuai dosis yang

telah diresepkan oleh dokter.

4. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika obat habis atau jika

anak belum sembuh.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Demam merupakan kondisi terjadinya peningkatan pengaturan

suhu di bagian hipotalamus sehingga suhu tubuh dapat berada di atas suhu

normal. Demam bukan salah satu dari penyakit, tetapi kondisi ini merupakan

gejala dari adanya suatu penyakit. Demam adalah peningkatan suhu tubuh

diatas kisaran normal akibat adanya infeksi atau peradangan yang dapat di

tandai dengan anak rewel, lemas, dan pucat

Asuhan yang diberikan pada An “A” berdasarkan pengkajian data dasar

dan data obyektif sehingga penanganan yang diberikan sesuai dengan

masalah pasien dan sesuai dengan kewenangan bidan.

B. Saran

1. Untuk klien

Diharapkan untuk para orang tua agar mejaga pola hidup anak untuk

menjaga tumbuh kembang anak tetap baik.

2. Untuk lahan peraktik

Asuhan yang diberikan pada klien sudah baik dan hendaknya bidan

lebih menekankan pada konseling bahaya pada anak jika tidak di

tangani lebih cepat.

21
3. Untuk institusi pendidikan

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya pembelajaran

tentang penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah

lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat

bermanfaatdalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber

daya manusia yang berpotensi dan professional.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, P, A. (2017). Ilmu Gizi. Yogyakarta. Nuha Medika.


Aulia, R. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang
Demam Dengan Penatalaksanaan Demam Pada Anak Di Puskesmas
Harapan Raya Pekanbaru. Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing
Sciences) Volume 8, Nomor 2, tahun 2019.
Fathirrizky, S. (2020). EFEKTIFITAS KOMPRES BAWANG MERAH DAN
TEPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK
YANG MENGALAMI DEMAM DI PUSKESMAS TAMALANREA
MAKASSAR.
Labir, K., Ribek, N., & Desita diah lestari. (2018). Suhu Tubuh Pada Pasien
Demam Dengan Menggunakan Metode Tepid Sponge. Gema
Keperawatan, 10, 130–137.
Lusia. (2019). Mengenal Demam dan Perawatannya Pada Anak. Airlangga
University Press.
PANGESTU, R. A. (2021). LITERATURE REVIEW PENGETAHUAN DAN
KEMAMPUAN IBU DALAM PENANGANAN DEMAM PADA
BALITA USIA 1-5 TAHUN.
Proverawato, A dan Wati, E, K. 2019. Ilmu Gizi Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika.
Puspitowati, D., Murniati., Ma`rifah, A, R. (2021). Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Demam Pada Balita Di Puskesmas Sumbang II Banyumas.
Purwokerto. 06 Oktober 2021.
Setyawati, V, A, V & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat.
Sudibyo, D. G., Anindra, R. P., Gihart, Y. El, Ni’azzah, R. A., Kharisma, N.,
Pratiwi, S. C., Chelsea, S. D., Sari, R. F., Arista, I., Damayanti, V. M.,
Azizah, E. W., Poerwantoro, E., Fatmaningrum, H., & Hermansyah, A.
(2020).
Wardiyah, A., Setiawati and Romayati, U.(2016). Perbandingan Efektifitas
Pemberian Kompres Hangat dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Anak yang Mengalami Demam di Ruang Alamanda RSUD
dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015, Jurnal Kesehatan
Holistik, 10(1),pp.36 – 44.
WHO.(2019). "Diarrhoea". Diakses Melalui Https://Www.Who.Int/Health-
Topics/ Diarrhoea.

23

Anda mungkin juga menyukai